Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dwiky Febyanti

NPM : 2006586244

Mata Kuliah : Digital Journalism – KMMI

Dosen Pengampu : Ida Ri'aeni S.Sos, M.I.Kom

Resume Sesi 12: Aspek Organisasi Industri Media,


Regulasi Pendirian Institusi Media

Industri media kreatif Indonesia mempunyai prospek yang sangat menjanjikan, bahkan
digadang-gadang mampu menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia di masa mendatang.
Hal ini didukung oleh fakta bahwa industri media kreatif mengandalkan sumber daya manusia
sebagai aset utama, sedangkan sektor lain masih tergantung pada pemanfaatan sumber daya
lainnya.

Masalah utama yang dihadapi sektor industri kreatif meliputi rendahnya apresiasi
terhadap hasil karya dalam negeri dan kecenderungan masyarakat yang "bule minded",
sehingga produk dan jasa yang mengandung unsur luar negeri menjadi hal mewah dan
membanggakan. Padahal, untuk merealisasikan cita-cita menjadi negara dengan ekonomi
terbesar di dunia adalah dengan memajukan ekonomi kreatif. Apresiasi yang baik dan
kemampuan untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap produk dalam negeri akan
berkontribusi dalam menciptakan efek "bola salju" pada ekonomi kreatif Indonesia. Upaya
tersebut tentunya harus diimbangi dengan kreasi, inovasi, dan kreativitas dari pelaku industri
ini. Maka dari itu, dibutuhkan pengorganisasian dan pengelolaan yang baik agar Industri media
kreatif Indonesia tetap bertahan.

Media dan pengorganisasian merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan, karena media
pastinya tidak terlepas dari bisnis, dan manajemen industri media. Terdapat empat aspek
bagaimana hubungan antara media dan organisasi yaitu (1) pekerja media (wartawan); (2)
pemilik media (pengusaha); (3) audiens (masyarakat); dan (4) regulator (pemerintah).
Organisasi media bukan hanya sekedar sebagai subjek aktif yang mempengaruhi individu-
individu dan kegiatan produksi di dalamnya. Akan tetapi, organisasi media berada sebagai
subjek pasif yang dipengaruhi oleh pemilik media. Secara struktur organisasi media secara
umum mungkin sama dan tak jauh berbeda satu sama lain, yang membedakan adalah ideologi
yang diaplikasikan oleh tiap-tiap organisasi media.
Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit
pasalnya mengelola penyiaran sama saja mengelola manusia. Keberhasilan sejati media
penyiaran ditopang oleh seberapa bagus kreatifitas manusia yang bekerja pada tiga pilar utama
yang merupakan fungsi vital yaitu teknik, program dan pemasaran. Kesuksesan media
penyiaran tergantung dari kualitas sumber daya manusia di ketiga bidang pokok tersebut.
Karena itulah manajemen yang baik mutlak diperlukan dan merupakan harga mati bagi media
penyiaran. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam mengembangkan
manajemen media professional yaitu investasi atau modal, sumber daya manusia (SDM),
perkembangan teknologi teknologi, media sebagai entitas ekonomi dan regulasi media.

Selain aspek-aspek yang sudah dijelaskan diatas, terdapat juga beberapa kebijakan yang
harus dipenuhi saat membentuk industri media profesional yakni Regulasi Media. Regulasi
Media berupa undang-undang yang mengakomodir kepentingan dan keselarasan antara
masyarakat, institusi media, dunia usaha dan juga pemerintah. Dikutip dari laman Hukum
Online, terdapat beberapa peraturan mengenai industri media kreatif khususnya pers. Pasal 1
angka 1 dan 2 UU Pers yang menjelaskan pengertian pers dan perusahaan pers, serta Ketentuan
bahwa perusahaan pers harus berbentuk badan hukum yang ditegaskan dalam Pasal 9 ayat (2)
UU Pers bahwa setiap Perusahaan Pers harus berbentuk badan hukum Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai