Royfanza Reynaldi - Lap - Biomedik 1 - Suhu Tubuh Manusia
Royfanza Reynaldi - Lap - Biomedik 1 - Suhu Tubuh Manusia
Disusun oleh :
Nama : Royfanza Reynaldi
NIM : 200029145
TUJUAN
DASAR TEORI
Bila Hypotalamus bagian belakang menerima informasi suhu luar lebih rendah dari
suhu tubuh, maka pembentukan panas ditambah dengan meningkatkan metabolisme dan
aktivitas otot dengan cara menggigil dan pengeluaran panas dengan pembuluh darah kulit
mengecil dan pengurangan produksi keringat. Hal ini menyebabkan suhu tubuh tetap
dipertahankan normal. Namun sebaliknya, Hypotalamus bagian depan merupakan pusat
pengatur suhu tubuh yang bertugas mengeluarkan panas. Bila Hypotalamus bagian depan
menerima informasi suhu lebih tinggi dari suhu tubuh, maka pengeluaran panas ditingkatkan
dengan pelebaran pembuluh darah kulit dan menambah produksi keringat.
Bila benda dingin ditempelkan langsung pada kulit, pembuluh darah makin
berkontraksi sampai suhu 15oC. Saat titik mencapai derajat konstriksi maksimum pembuluh
darah mulai berdilatasi. Dilatisi ini disebabkan oleh efek langsung pendinginan setempat
terhadap pembuluh itu sendiri. Mekanisme kontraksi dingin membuat hambatan impuls saraf
datang ke pembuluh tersebut pada suhu mendekati suhu 0° C sehingga pembuluh darah
mencapai vasodilatasi maksimum. Hal ini dapat mencegah pembekuan bagian tubuh yang
terkena terutama tangan dan telinga adanya mekanisme pengaturan panas badan yang
berpusat pada hipotalamus melalui saraf-saraf terutama saraf otonom. Di samping tentu
adanya pengaruh kelenjar endokrin walau masih belum jelas peranannya. Mekanisme
pengaturan panas adalah dengan menjaga adanya keseimbangan antara thermogenesis
(produksi panas). Produksi panas tergantung dari metabolisme, jadi tergantung pada proses
kimia eksotermal, misalnya kerja otot, menggigil dll. Pembuangan panas adalah dengan cara
konduksi, radiasi, konveksi, penguapan dan sebagian melalui feses dan urin. Energi panas
yang hilang atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit ada tiga cara, yaitu Konduksi adalah
pemaparan panas dari suatu obyek yang suhunya lebih tinggi ke obyek lain dengan jalan
kontak langsung. Agar terjadi konduksi kedua obyek harus berbeda suhu dan harus saling
berkontak misalnya pada keperawatan mengukur suhu dengan menggunakan termometer air
raksa di bagian tubuh manusia atau permukaan tubuh kehilangan atau memperoleh panas
melalui konduksi kontak langsung dengan substasi lebih dingin atau lebih panas termasuk
udara atau air. Yang kedua Konveksi, adalah pemindahan panas melalui gas atau cairan yang
bergerak. Aliran konveksi dapat terjadi karena massa jenis udara panas sangat ringan
dibandingkan udara dingin misalnya orang telanjang yang duduk dalam ruangan yang
kehilangan sekitar 12% panasnya dengan cara konduksi ke udara menjauhi tubuh. yang
ketiga Radiasi, adalah suatu energi panas dari suatu permukaan obyek ke obyek lain tanpa
mengalami kontak dari kedua obyek tersebut, misalnya seseorang yang telanjang dalam
ruangan dengan suhu kamar normal kehilangan sekitar 60% panas total secara radiasi. Jika
suhu tubuh naik, pusat kendali suhu di otak akan melebar dan meningkatkan aliran darah ke
permukaan kulit sambil membawa panas tubuh, Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah
hipothalamus. Hipothalamus yang berada dibawah otak. Ini dikenal sebagai thermostat yang
berada dibawah otak. Terdapat dua hipothalamus, yitu hipothalamus anterior yang berfungsi
mengatur pembuangan panas dan hipotalamus posterior yang berfungsi mengatur upaya
penyimpanan panas Temperatur kulit badan tidak sama di semua tempat, makin banyak
berhubungan dengan udara luar, temperature semakin dipengaruhi oleh temperature sekitar.
Temperature tubuh yang normal sekitar 36. Temperatur yang paling mendekati temperature
tubuh sebenarnya adalah temperature rektar (melalui dubur), tetapi kurang praktis dan tidak
estetis. Oleh karena itu, yang sering dikerjakan pengukuran temperature aksilar (melalui
ketiak) atau oral (mulut) .
Reseptor suhu yang paling penting untuk mengatur suhu tubuh adalah banyak neuron peka
panas khususnya yang terletak pada area preoptika hipotalamus. Neuron ini meningkatkan
pengeluaran inpuls bila suhu meningkat dan mengurangi inpuls yang keluar bila suhu turun.
Selain neuron ini reseptor lain yang peka terhadap suhu adalah reseptor suhu kulit termasuk
reseptor dalam lainnya yang juga menghantarkan isyarat terutama isyarat dingin ke susunan
syaraf pusat panas untuk membantu mengontrol suhu tubuh.
Suhu diregulasi oleh sistem saraf dan oleh sistem endokrin. Regulasi sistem saraf dibagi
menjadi dua, yaitu yang pertama pendinginan dan pemanasan kulit merangsang ujung saraf
yang sensitive terhadap suhu dengan menghasilkan respons yang sesuai-menggigil pada
dingin, berkeringat pada panas. Yang kedua adalah Hipotalamus dalam otak berrespons
terhadap suhu darah yang lewat di dalam kapiler. Hipotalamus terdiri dari dua pusat untuk
pengaturan panas. Yang satu berespons terhadap peningkatan suhu dengan menyebabkan
vasodilatasi dan kehilangan panas. Yang lain berespons terhadap penurunan suhu dengan
menyebabkan vasokonstriksi dan aktivasi produksi panas lebih lanjut. Sedangkan regulasi
sistem endokrin dibagi menjadi dua, yaitu medulla adrenal dimana dingin meningkatkan
sekresi adrenalin, yang merangsang metabolisme dan dengan demikian meningkatkan
produksi panas. Yang kedua adalah kelenjar tiroid dimana dingin meningkatkan sekresi
tiroksin, dengan meningkatkan metabolisme dan produksi panas.
CARA KERJA
Pengukuran suhu tubuh manusia dapat dilakukan di tiga tempat, yaitu: di axilla
(ketiak), di cavitas oris (rongga mulut), dan di rektum. Cara pengukuran yang paling balk
adalah di rektum (Mengapa?) Pada praktikum kali ini pengukuran suhu tubuh hanya
dilakukan di axilla dan di cavitas oris. Cara pengukurannya adalah sebagai berikut
1. Probandus tidur telentang badan bagian atas terbuka atau agak bnggar, fossa
axillaris
dikeringkan terhadap keringat yang dapat mengganggu pembacaan termometer.
2. Sebelum digunakan, bersihkan ujung termometer ( selubung metal) dengan kapas
alkohol kemudian diletakkan di dalam fossa axillaris, dan lengan diadduksi ke
thorax sehingga fossa axillaris tertutup sampai termomter mengeluarkan bunyi
yang mendandakan waktu pengukuran telah selesai.
3. Catat hasil pengukuran suhu tubuh.
B. Pengukuran suhu di cavitas oris
C. Pengaruh pendinginan
( C)
o
Pada tabel hasil pengukuran suhu tubuh, kita ketahui bahwa propandus pria 1 dengan berat
badan 78 kg, tinggi badan 172 cm, dan umur 20 tahun melakukan pengukuran suhu tubuh di
axilla dengan hasil 36,40C, pengukuran cavitas oris tertutup dengan hasil 36,80C,
pengukuran cavitas oris terbuka dengan hasil 36,60C, pengukuran setelah kumur air es
dengan hasil 35,80C, dan pengukuran 10 menit setelah kumur air es dengan hasil 36,60C.
Pada hasil pengukuran suhu tubuh, kita ketahui bahwa propandus pria 2 dengan berat badan
58 kg, tinggi badan 168, dan umur 18 tahun melakukan pengukuran suhu tubuh di axilla
dengan hasil 36,70C, pengukuran cavitas oris tertutup dengan hasil 370C, pengukuran cavitas
oris terbuka dengan hasil 36,70C, Pengukuran setelah kumur air es dengan hasil 35,70C, dan
pengukuran 10 menit setelah kumur air es dengan hasil 36,80C.
Pada hasil pengukuran suhu tubuh kita ketahui bahwa propandus pria 3 dengan berat badan
50 kg, tinggi badan 161 cm, dan umur 21 tahun melakukan pengukuran suhu tubuh di axilla
dengan hasil 36,20C, pengukuran cavitas oris tertutup dengan hasil 36,70C, pengukuran
cavitas oris terbuka dengan hasil 36,70C, pengukuran setelah kumur air es dengan hasil
360C, dan pengukuran 10 menit setelah kumur air es dengan hasil 36,60C.
Pada hasil pengukuran suhu tubuh kita ketahui bahwa propandus pria 4 dengan berat badan
69 kg, tinggi badan 174 cm, dan umur 18 tahun melakukan pengukuran suhu tubuh di axilla
dengan hasil 36,60C, pengukuran cavitas oris tertutup dengan hasil 37,10C, pengukuran
cavitas oris terbuka dengan hasil 36,80C, pengukuran setelah kumur air es dengan
hasil 36,10C, dan pengukuran 10 menit setelah kumur air es dengan hasil 36,90C.
Pada hasil pengukuran suhu tubuh kita ketahui bahwa propandus pria 5 dengan berat badan
75 kg, tinggi badan 175 cm, dan umur 18 tahun melakukan pengukuran suhu tubuh di axilla
dengan hasil 36,80C, pengukuran cavitas oris tertutup dengan hasil 36,90C, pengukuran
cavitas oris terbuka dengan hasil 36,50C, pengukuran setelah kumur air es dengan hasil
35,80C, dan pengukuran 10 menit setelah kumur air es dengan hasil 36,80C.
Pada hasil pengukuran suhu tubuh kita ketahui bahwa propandus wanita 1 dengan berat
badan 42 kg, tinggi badan 155 cm, dan umur 19 tahun melakukan pengukuran suhu tubuh di
axilla dengan hasil 36,70C, pengukuran cavitas oris tertutup dengan hasil 37,10C,
pengukuran cavitas oris terbuka dengan hasil 36,50C, pengukuran setelah kumur air es
dengan hasil 35,60C, dan pengukuran 10 menit setelah kumur air es dengan hasil 36,80C.
Pada hasil pengukuran suhu tubuh kita ketahui bahwa propandus wanita 2 dengan berat
badan 58 kg, tinggi badan 157 cm, dan umur 20 tahun melakukan pengukuran suhu tubuh di
axilla dengan hasil 36,20C, pengukuran cavitas oris tertutup dengan hasil 36,70C,
pengukuran cavitas oris terbuka dengan hasil 36,50C, pengukuran setelah kumur air es
dengan hasil 35,80C,dan pengukuran 10 menit setelah kumur air es dengan hasil 36,60C.
Pada hasil pengukuran suhu tubuh kita ketahui bahwa propandus wanita 3 dengan berat
badan 55 kg, tinggi badan 156 cm, dan umur 18 tahun melakukan pengukuran suhu tubuh di
axilla dengan hasil 36,20C,
pengukuran cavitas oris tertutup dengan hasil 36,70C, pengukuran cavitas oris terbuka
dengan hasil 36,50C, pengukuran setelah kumur air es dengan hasil 35,50C, dan pengukuran
10 menit setelah kumur air es dengan hasil 36,40C.
Pada hasil pengukuran suhu tubuh kita ketahui bahwa propandus wanita 4 dengan berat
badan 37 kg, tinggi badan 150 cm, dan umur 18 tahun melakukan pengukuran suhu tubuh di
axilla dengan hasil 36,20C, pengukuran cavitas oris tertutup dengan hasil 370C, pengukuran
cavitas oris terbuka dengan hasil 36,70C, pengukuran setelah kumur air es dengan hasil
35,80C, dan pengukuran 10 menit setelah kumur air es dengan hasil 36,90C.
Pada hasil pengukuran suhu tubuh kita ketahui bahwa propandus wanita 5 dengan berat
badan 49 kg, tinggi badan 160 cm, dan umur 19 tahun melakukan pengukuran suhu tubuh di
axilla dengan hasil 36,20C, pengukuran cavitas oris tertutup dengan hasil 36,70C,
pengukuran cavitas oris terbuka dengan hasil 36,40C, pengukuran setelah kumur air es
dengan hasil 35,60C, dan pengukuran 10 menit setelah kumur air es dengan hasil 35,60C.
Bisa kita ketahui bahwa suhu setiap propandus pria 1 – 5 dan wanita 1 – 5 sangat berbeda,
karena pengaruh umur, berat badan, dan tinggi badan.
Ketika suhu tubuh berada jauh di bawah normal (370C), fungsi sistem saraf dan organ tubuh
lainnya akan mengalami gangguan. Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat
menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, dan bahkan kematian.
Penyebab umum hipotermia adalah paparan suhu dingin atau air dingin dalam waktu yang
lama tanpa perlindungan yang cukup, misalnya akibat: Berada terlalu lama di tempat dingin.
Jatuh ke kolam air dingin dalam waktu lama. Mengenakan pakaian yang basah untuk waktu
cukup lama. Solusi untuk menanggulangi masalah hipotermia adalah dengan cara : •
Pindahkan orang tersebut dari tempat dingin ke tempat yang lebih hangat dan kering. Bila
memungkinkan, buat tenda untuk melindungi orang tersebut dari cuaca dingin atau angin
kencang. Anda juga dapat menempatkannya pada sleeping bag agar lebih hangat. • Buka
pakaian yang basah, robek bila perlu. Bila memungkinkan ganti baju dengan pakaian yang
hangat. • Bungkus badannya dengan selimut hingga kepala dengan hanya menyisakan bagian
wajah yang terbuka. • Kontak kulit ke kulit (skin to skin) dimungkinkan. Caranya, buka baju
Anda kemudian bungkus diri Anda bersama pasien hipotermia dengan menggunakan selimut.
Ini dilakukan untuk mentransfer panas tubuh Anda ke pasien hipotermia. • Bila masih sadar,
berikan minum hangat pada pasien hipotermia untuk menghangatkan tubuh. Namun, jangan
minuman yang mengandung alkohol atau kafein. • Bila penderita hipotermia tidak sadarkan
diri, lakukan prosedur CPR (cardiopulmonary resuscitation) sampai nadi kembali teraba atau
hingga tenaga medis datang. Jika korban sudah sadar, berilah minuman hangat sesegera
mungkin.
F. KESIMPULAN
1. Kita dapat mengetahui alat dan bahan untuk mengukur suhu tubuh manusia
2. Kita dapat mengetahui cara kerja dalam mengukur suhu tubuh dengan cara 5 pengukuran
yaitu pengukuran suhu di axilla, pengukuran cavitas oris tertutup dan terbuka pengukuran
suhu tubuh setelah kumur air es dan pengukuran suhu 10 menit setelah kumur air es
3. Kita dapat mengetahui apa akibat suhu tubuh manusia tidak normal
G. DAFTAR PUSTAKA
Anfis. 2011. Suhu Tubuh. http://anfis-mariaproppy.com/2011/01suhu-tubuh.html (diakses
tanggal: 4 Desember 2020)