D
I
SUSUN
OLEH
KELOMPOK 2
DOSEN PEMBIMBING :
PADRIYANTI
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah Ulumul Hadits, mengenai Hadist
Mutawatir
Dalam membuat makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kesalahan dalam penyusunan kata maupun penyusunan kalimatnya. Untuk itu penulis meminta
saran dan masukannya terhadap makalah yang penulis buat ini kepada dosen pengampu dan
juga teman-teman sekalian. Sehingga dimakalah selanjutnya penulis dapat membuat makalah
yang lebih baik lagi dari makalah sebelumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………………………………..
Rumusan Masalah………………………………………………………………….
Tujuan Masalah…………………………………………………………………….
Manfaat…………………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan………………………………………………………
Saran…………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadis secara etimologi adalah segala sesuatu yang diperbincangkan yang disampaikan baik dengan
suara maupun dengan lisan. Sedangkan secara istilah atau terminologi bahwasanya hadis adalah
sinonim dari sunnah yang berarti segala sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik berupa perkataan,
perbuatan atau pernyataan di dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan syariat. Karena begitu
pentingnya informasi yang datang dari Nabi maka segala sesuatu yang disandarkan kepadanya menjadi
sebuah sandaran hukum setelah al-Qur‟an. Sehingga menjadikan hadis sebagai sumber hukum kedua
setelah al-Qur’an
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah dalam makalah ini, yaitu
tentang:
1. Pengertian Hadis mutawatir.
2. Syarat dan jenis hadis mutawatir.
3. Hukum dan sumber hadis mutawatir.
C. Tujuan
Tujuan penulis makalah ini adalah untuk dapat mengetahui dan memahami Hadis Mutawatir
D. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai bahan masukan dan pembelajaran bagi
pembaca khususnya teman mahasiswa, yaitu tentang Hadis Mutawatir
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut istilah, hadis mutawatir adalah hadist yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi pada
semua thabaqat (generasi) yang menurut akal dan adat kebiasaan tidak mungkin mereka
bersepakat untuk berdusta Dalam ilmu Hadist maksudnya ialah hadist yang diriwayatkan dengan
banyak sanad yang berlainan rawi-rawinya serta mustahil mereka itu dapat berkumpul jadi satu
untuk berdusta mengadakan hadist itu.
Hadis Mutawatir Disebut Hadis Mutawatir apabila jumlah perawi setiap thobaqoh tak terbatasi. J
ika rawi pada setiap tingkatan sanadnya tak terbatas maka menurut akal tidak mungkin perawi ter
sebut sepakat memalsukan hadis. Syarat sebuah hadis menjadi mutawatir menurut Al-Hafidz Ibn
Hajar Al-Asqolani dan para ulama, yakni apabila jumlah perawi minimal lima sampai sepuluh or
ang. Dari seluruh perawi itu, menurut kebiasaan mereka tidak mungkin bersekongkol dan dusta.
Sandaran hadis mereka dengan menggunakan panca indera, bukan dengan sesuatu yang dipikirka
n. Misalnya kata: ( سمعناkami telah mendengar), ( رأيناkami telah melihat) dan semacamnya denga
n menggunkan panca indera.
Mutawatir artinya beruntun atau berturut-turut. Maksudnya hadis mutawatir adalah hadis yang di
riwayatkan oleh sejumlah perawi hadis dari sejumlah lainnya yang menurut adat kebiasaan musta
hil untuk secara ramai-ramai sejumlah perawi tersebut berkerja sama untuk berbohong.
Hadis dianggap mutawatir jika memenuhi empat syarat. Pertama, hadis mutawatir harus diriway
atkan oleh banyak perawi. Minimal 10 perawi. Kedua, banyaknya periwayat harus ada dalam seti
ap lapisan sanad. Seperti ada 10 atau lebih sahabat yang meriwayatkannya, begitu juga dari golo
ngan tabi’in, tabi’u tabi’in dan seterusnya. Ketiga, secara adat kebiasaan sejumlah perawi tersebu
t tidak mungkin ramai-ramai sepakat untuk berbohong. Keempat, panca indera merupakan sandar
an utama periwayatan seperti pendengaran dan penglihatan.
Hadis mutawatir memiliki kualitas yang terjamin seperti halnya Al-Quran. Karena itu dalam Isla
m, hadis mutawatir dijadikan sumber hukum terkait permasalahan yang pokok, seperti tentang ru
kun iman dan islam, shalat, puasa dan lain-lain.
Berdasarkan definisi tersebut,sebuah hadis Dapat disebut mutawatir jika telah memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
Perawi yakni adanya konsistensi jumlah perawi pada setiap thabagat. Artinya, jika salah satu dari
tingkatan sana tersebut ada yang tidak mencapai jumlah minimal yang telah disepakati, sanad
tersebut tidak Dikategorikan sebagai sanad mutawatir, tetapi disebut sebagai sanad yang ahad.
Mereka mustahil melakukan konspirasi kebohongan, atau mengadakan suatu perkumpulan untuk
berdusta, atau dipaksa oleh penguasa untuk berdusta karena rawi-rawi itu orang banyak yang
berbeda-beda dari berbagai kalangan dan profesi.
3.Rawi
banyak yang meriwayatkan dari rawi yang banyak pula, mulai dari permulaan sampai pada akhir
sanadnya.
Dari rawi rawi itu harus berdasarkan sesuatu yang indrawi (diterima mulai dari indra
pengelihatan, pendengaran,penciuman, peraba, dan perasa).
Hadits yang lafad-lafad para perawi itu sama baik hukum mau pun ma'nanya.
Hadis yang berlainan bunyi lafaz dan maknanya tetapi dapat diambil dari kesimpulannya atau
satu makna yang umum.
Sesuatu yang mudah dapat diketahui bahwa hal itu berasal dari agama dan telah mutawatir
diantara kaum muslimin bahwa Nabi melakukannya atau memerintahkan untuk melakukannya
atau serupa dengan itu
Ada dua macam hadis mutawatir dalam literatur islam. Yaitu (1) mutawatir secara lafadz dan (2)
mutawatir secara makna.
Mutawatir secara lafadz berarti hadis tersebut diriwayatkan secara mutawatir baik lafadz dan ma
knanya. Seperti sabda Rasul dalam hadis ‘Barang siapa yang sengaja berbohong atas namaku m
aka ia telah mendapatkan tempatnya di neraka’, setidaknya terdapat 70 sahabat yang telah meri
wayatkan hadis ini kemudian diteruskan ke para tabiin dan seterusnya.
Sedangkan mutawatir secara makna berarti hadis tersebut diriwayatkan maknanya saja yang mut
awatir tidak dengan lafadznya. Seperti hadis-hadis tentang mengangkat tangan saat berdoa, ada 1
00 hadis lebih yang membahasnya. Setiap hadis menerangkan bahwa Nabi mengangkat tangan sa
at berdoa akan tetapi dalam kasus atau masalah berbeda dan setiap kasus tersebut belum tentu m
utawatir secara lafadz.
Terdapat banyak hadis mutawatir seperti hadis tentang mengusap penutup kaki saat bersuci, hadi
s mengangkat tangan saat doa, dan lain sebagainya. Tetapi jika dibandingkan dengan hadis ahad
sebenarnya kuantitasnya cukup sedikit. Karena itu untuk memudahkan, beberapa ulama ada yang
telah membukukan hadis-hadis mutawatir dalam satu kitab. Kitab kumpulan hadis mutawatir yan
g cukup terkenal di kalangan ahli hadis, di antaranya:
2. Qathfu al-Azhar karangan Imam Suyuthi, kitab ini merupakan ringkasan dari kitab sebelumny
a.
Wallahu’alam.
a. Pengertian Secara definitif hadis Mutawatirialah:Suatu hadis hasil tanggap
an panca indera, yang diriwayatkanoleh sejumlah besar rawi, yangmenurut ad
at kebiasaan mustahilmereka berkumpul dan berse-pakat untuk dusta (Hady
MufaatAhmad, 1994: 144).Hasbi Ash-Shiddieqy mendefinisikan Hadis-hadis
yang diriwayatkan oleh segolongan besar yang tidak terhitung jumlahnya dan
tidak pula dapat difahamkan, bahwa mereka telah sepakat berdusta.Keadaan i
tu terus-menerus hing-ga sampai kepada akhirnya.Sedangkan Shubhi Shalih
men-difinisikanMutawatir ialah hadis shahih yang sejumlah besar orang men
urut SUHUF, Vol. 20, No. 1, Mei 2008: 53 - 6556akal dan adat mustahil merekaberse
pakat untuk berdusta, sejakawal sanad, tengah dan akhirnya.(Shubhi Shalih, 1
959 : 146).Hadis Mutawatir adalah hadisyang diriwayatkan oleh sejumlah ora
ngpada setiap tingkat sanadnya, yangmenurut tradisi mustahil mereka berse-p
akat untuk berdusta dan karena itudiyakini kebenarannya.Beberapa rumusan
di atas seka-lipun dengan kalimat dan redaksi yangberbeda-beda namun maks
udnya sama.Pada pokoknya adalah hadis yangdiriwayatkan oleh banyak oran
g di setiapgenerasi, sejak generasi sahabat hinggagenerasi akhir (penulis kita
b), yang manaorang banyak tersebut layaknya mustahilsepakat untuk bohong.
Dengan demikian tidak dapatdikategorikan dalam hadis Mutawatirsegala beri
ta yang diriwayatkan dengantidak bersandar pada pan-caindera, jugasegala be
rita yang diriwayatkan olehorang banyak tetapi mungkin merekabersepakat m
engadakan berita-berita itusecara dusta.Hadis Mutawatir betul-betulbersumbe
r dari Nabi s.a.w. HadisMutawatir sama dengan Al-Quran dalamhal keutentik
annya karena keduanyaqat’iul wurud (sesuatu yang pastidatangnya). Dan par
a ulama sepakatbahwa hadis Mutawatir wajib diamalkandalam seluruh aspek,
termasuk dalambidang akidah.Apabila perawi itu berjumlahbanyak dan secar
a mudah dapat dike-tahui bahwa sekian banyak perawi itutidak mungkin bers
epakat untuk ber-dusta, maka penyampaian itu secaramutawatir.b. Syarat-sya
rat hadis MutawatirPara ahli hadis dalam men-syaratkan hadis Mutawatir tida
k jauhberbeda antara satu dengan yang lain,yaitu :
d). Sebagian ulama ada yang mene-tapkan minimal 40 orang, adayang menet
apkan minimal 10orang, 12 orang, 70 orang danlain-lain.3. Ada kesinambung
an jumlah perawiantara thabaqah masing-masing.Dengan demikian, bila juml
ah perawipada thabaqah pertama sekitar 10orang, maka pada thabaqah-thaba
qahlainnya juga harus sekitar 10 orang
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Hadis Mutawatir Disebut Hadis Mutawatir apabila jumlah perawi setiap thobaqoh tak
terbatasi. Jika rawi pada setiap tingkatan sanadnya tak terbatas maka menurut akal tidak
mungkin perawi tersebut sepakat memalsukan hadis. Syarat sebuah hadis menjadi
mutawatir menurut Al-Hafidz Ibn Hajar Al-Asqolani dan para ulama, yakni apabila jumlah
perawi minimal lima sampai sepuluh orang. Dari seluruh perawi itu, menurut kebiasaan
mereka tidak mungkin bersekongkol dan dusta. Sandaran hadis mereka dengan
menggunakan panca indera, bukan dengan sesuatu yang dipikirkan. Misalnya kata: Kسمعنا
(kami telah mendengar), ( رأيناkami telah melihat) dan semacamnya dengan menggunkan
panca indera. Ada dua macam hadis mutawatir dalam literatur islam. Yaitu (1) mutawatir
secara lafadz dan (2) mutawatir secara makna.
B. SARAN
Demikianlah makalah yang dapat penulis buat, penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan sekali
kritik serta saran yg membangun dari para pembaca,agar lebih baik lagi untuk
pembuatan makalah selanjutnya, penulis ucapkan terima kasih banyak.
DAFTAR PSUTAKA
1. ", https://tirto.id/f8oR”
2. https://bincangsyariah.com/khazanah/mengenal-hadis-mutawatir/
3. Predikat Hadis dari Segi Jumlah Riwayat ...