Anda di halaman 1dari 4

NAMA : UMMI BAROKAH

NIM : 20.10.15.2011.005

PRODI : S1 KEBIDANAN REGULER

MK : PSIKOLOGI dalam PRAKTEK KEBIDANAN

Dosen Pengampu : Siti Lestari,S.ST,M.Keb

1. Penjelasan Mental dan perinatal beserta 1 contoh

Perinatal mental health disorder mencakup antara lain baby blues, gangguan kecemasan, depresi
pascapersalinan, dan psikotik pascapersalinan. "Baby blues, ketika tidak ditangani dengan baik akan
berkembang menjadi postpartum depression. Biasanya, fasenya adalah dua minggu setelah
melahirkan.
Contoh :
Setelah sekian lama bergelut dengan depresi, Violet (bukan nama sebenarnya) memutuskan
mengakhiri hidup.
Depresi yang diidapnya semakin dalam sejak anak keduanya lahir. Perempuan asal Bandung ini
merasa gagal menjadi ibu yang baik. Sudah sekian kali dia mencoba bunuh diri, dan di awal tahun ini,
usahanya berhasil.
Pada 2019, seorang perempuan di Kota Bandung membunuh bayinya yang baru berumur beberapa
bulan. Kepada polisi, dia mengaku mendapat bisikan gaib agar "mengirim anaknya ke surga".
"[Ini contoh] kasus gangguan mental emosional saat perinatal," kata Elvine Gunawan, dokter spesialis
kejiwaan yang berpraktik di Bandung, Jawa Barat, kepada wartawan Yulia Saputra yang melaporkan
untuk BBC News Indonesia, Maret lalu.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), perinatal adalah periode yang dimulai dari pembuahan
hingga setahun pascapersalinan.
Penyebab munculnya depresi di masa perinatal memang belum diketahui secara pasti, namun
perubahan hormon secara drastis di tubuh perempuan saat hamil dan melahirkan dapat menyebabkan
perasaan yang lebih sensitif dan kondisi emosional tidak stabil.
Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-56714093
2. Penjelasan Depresi dan kecemasan perinatal ?
Depresi (penyakit depresi atau depresi klinis) merupakan gangguan mood yang cukup umum
terjadi tetapi merupakan gangguan serius. Hal ini menyebabkan gejala yang parah yang
memengaruhi bagaimana Anda merasa, berpikir, dan menangani kegiatan sehari-hari, seperti
tidur, makan, atau bekerja. Untuk dapat didiagnosis depresi, gejala harus ada setidaknya dua
minggu.
Beberapa bentuk dari jenis depresi sedikit berbeda, atau dapat berkembang menjadi keadaan yang
unik, seperti: - Gangguan depresi persisten (juga disebut dysthymia) adalah perasaan depresi yang
berlangsung selama setidaknya dua tahun. Seseorang yang didiagnosis dengan gangguan depresi
persisten mungkin memiliki episode depresi utama bersama dengan periode gejala yang lebih
ringan, tetapi gejala harus bertahan selama dua tahun untuk dipertimbangkan gangguan depresi
persisten.
 Depresi perinatal adalah kondisi "baby blues" (depresi yang relatif ringan dan gejala kecemasan
yang biasanya jelas dalam waktu dua minggu setelah melahirkan) yang jauh lebih serius yang
banyak wanita alami setelah melahirkan. Wanita dengan pengalaman depresi perinatal berat
mengalami depresi berat selama kehamilan atau setelah melahirkan (postpartum depression).
Perasaan sedih yang ekstrim, kecemasan, dan kelelahan yang menyertai depresi perinatal dapat
membuat sulit untuk para ibu baru untuk menyelesaikan kegiatan perawatan harian untuk diri
mereka sendiri dan/atau untuk bayi mereka.
Sumber:
https://www.guesehat.com/depresi-depression#:~:text=Depresi%20perinatal%20adalah%20kondisi
%20%22baby,banyak%20wanita%20alami%20setelah%20melahirkan.
3. Clinical resources for profesional?

Pembahasan mengenai sumber daya manuasia yang dilihat adalah dari aspek ketersediaan,
kualifikasi dan kompetensi. Kekurangan jumlah SDMK akan meningkatan beban kerja dan
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan terhadap pasien, termasuk didalamnya terkait dengan
profesional waktu tunggu dan pengendalian terhadap infeksi akan menjadi lebih sulit.
Profesi yang dimaksud dalam SDMK dalam pelayanan obstetri emergensi menurut referensi dari
PBB adalah dokter, dokter spesialis kandungan, dokter sepesialis anastesi. Bidan dan perawat.
Kualifikasi dari profesional SDMK ini menentukan kemampuan mereka untuk mendiagnosa dan
menangani pasien secara memadai. Dengan demikian morbiditas ibu secara signifikan lebih baik
didiagnosis dan diobati oleh dokter dan bidan daripada oleh perawat dan bidan tradisional.
Kualifikasi SDMK juga mempengaruhi pengguna terhadap persepsi pelayanan yang berkualitas.
Hal ini dilaporkan di Tanzania pada tahun 2003, dimana tingkat pemanfaatan puskesmas rendah
dalam menangani kasus obstetrik darurat hal ini terjadi akibat sebagian persepsi pengguna
terhadap buruknya kualitas pelayanan yang diakibatkan oleh dari kekurangnya tenaga profesional
yang trampil.
Kualifikasi SDMK saja tidak menjamin kompetensi. Seperti yang ditunjukkan dalam
keterampilan dan evaluasi tingkat pengetahuan di Benin, Ekuador, Jamaika dan Rwanda,
profesional obstetrik emergensi hanya mencetak 50% pada keterampilan yang dibutuhkan.
Pengetahuan dievaluasi dengan menggunakan pertanyaan pilihan ganda dan keterampilan dengan
tes pada model anatomi. Beberapa alasan terjadinya kesenjangan antara tingkat pemahaman
teoritis terhadap ketrampilan klinis diakibatkan oleh metode pelatihan yang kurang memadai,
muatan praktek klinis yang kurang didukung oleh peralatan, ketidakmampuan untuk
mendelegasikan tugas-tugas dan terlalu bervariasinya standar oprasional prosedur klinis sehingga
tidak mudah dipahami oleh setiap SDMK yang bertugas. Para penulis menyarankan agar dapat
menerapkan pelatihan keterampilan klinis yang berbasis pada clinical instructor, seperti yang
pernah dicoba oleh beberapa tim. Pendekatan ini tidak hanya akan menjadi lebih efektif tetapi
juga akan mengurangi waktu pelatihan.
Sumber : : ttps://mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/19-
headline/347

4. Masalah kesehatan pada perinatal pencegahan dan penanganannya?


Kecemasan antenatal merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya penyulit pada kehamilan,
persalinan dan bayi baru lahir. Diperkirakan sekitar lebih 20% ibu hamil mengalami kecemasan
antenatal, namun
sebagian besar kasus kecemasan antenatal tidak terlaporkan karena pengkajian antenatal saat ini lebih
terfokus
kepada pemeriksaan fisik. Tujuan penelitian mengidentifikasi kecemasan antenatal dan analisis
faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian kecemasan antenatal. Metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan cross
sectional.
A. Pencegahan
Harus di hindari hal berikut :
mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil diantaranya
adalah kurangnya informasi mengenai penyakit, dukungan keluarga, kecukupan
keuangan (Lexshimi, dkk; 2007), stres dari lingkungan (Cury & Menezes, 2007),
frekuensi mual dan muntah yang tinggi (faktor kesehatan fisik ibu hamil)
(Swallow, dkk., 2004), sikap terhadap kehamilan dan kemampuan penguasaan
kehamilan (Gurung, dkk., 2005), proses penyesuaian diri terhadap kehamilan
(Bibring, dalam Stotland & Stewart, 2001) baik secara fisik (Andriana, 2007)
maupun psikososial (Gross dan Helen, 2007), serta informasi tentang
pengalaman persalinan yang menakutkan (Andriana, 2007)
B. Pengobatan
Pengobatan dengan obat psikofarmaka untuk cemas pada masa kehamilan
harus dipertimbangkan dengan sangat hati-hati, kerena diperkirakan bersifat
teratogenik terutama pada trimester pertama, karena sedang terjadi proses
pembentukan organ tubuh, juga pada trimester kedua dan ketiga yang
diperkirakan akan menyebabkan komplikasi persalinan dan efek samping setelah
kelahiran (Misri & Kendrick, 2007).
Hasil beberapa penelitian menemukan bahwa teknik intervensi dengan
pendekatan kognitif behavioral merupakan salah satu perlakuan yang efektif
untuk mengurangi kecemasan. Salah satunya adalah metode Self Instruction
yang merupakan salah satu metode cognitive-behavior yang memiliki keunggulan
dapat mengganti pandangan negatif individu menjadi positif, serta dapat
mengarahkan individu untuk mengubah kondisi dirinya agar memperoleh
konsekuensi yang efektif dari lingkungan.
Sumber: https://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM/article/download/523/327

Anda mungkin juga menyukai