Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

R
DENGAN DIAGNOSA ENCEPHALITIS, POST STATUS EPILEPTICUS,
COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA (CAP)
DI RUANG PEDIATRIC INTENSIVE CARE UNIT (PICU)
RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

REGITA A. MOHAMAD
R014191018

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

(..................................................) (Abdul Majid, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.KMB)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
PENGKAJIAN PEDIATRIC INTENSIVE CARE UNIT (PICU)

Agama :Hindu, Islam, Protestan Ruangan/ NAMA : An. R


Katolik, Budha, Lain-lain Kelas Tgl. Lahir : 19-01-2009 (11 tahun) Lk / Pr
Pendidikan :Tidakada, SD,SLTP, SLTA,S1,
No.RM Tgl. & Jam Pengkajian
PICU
S2,S3 Lainnya:belum sekolah 17 / 02 / 2020
BED 5
Suku/ Bangsa : Tolaki / Indonesia 911352 17.00 WITA
Sumber data :Pasien Keluarga terdekat (Ibu dan Ayah)

Tanggal masuk ruang rawat :17/02/2020 Jam:16.21 wita Unit Kerja: PICU
(Formulir ini digunakan untuk usia 1 bulan – 18 tahun dan harus dilengkapi dalam waktu 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat inap)

ALASAN MASUK:
Pasien dirujuk dari RS Bahteranas Kendari masuk dengan keluhan pasien mengalami penurunan kesadaran GCS 8 (E2M4V2) sejak 1
bulan sebelum masuk RS wahidin. Sebelumnya pasien mengalami sakit kepala dan kejang, 1 jam setelah kejang pasien tidak sadarkan
diri. Pada saat pengkajian, ada lendir pada jalan napas, bunyi napas gargling dan disertai sesak napas. Pasien terpasang oksigen via
binasala kanul 2 liter/menit, infus pump dan syringe pump, batuk sesekali, sesak ada , dan sputum ada. Belum BAB selama 2 minggu,
BAK lancar dan berwarna kuning.

RIWAYATKESEHATAN/PENGOBATAN PERAWATANSEBELUMNYA
Pernah dirawat tidak Ya,Kapan; Januari 2020 (RS Bahteranas), Diagnosa : Ensefalitis+ Status epileptikus+ CAP
Apakah ada riwayat dalam keluarga (Ayah/Ibu dan Kakek/Nenek) memiliki penyakit Mayor:Asma/DM/Cardiovaskuler/Kanker/
Talasemia?
Lain-lain sebutkan (lingkari penyakit yang sesuai)
Ibu pasienpmengatakan tidak ada keluarga dengan penyakit keturunan.

RIWAYAT TUMBUH KEMBANG DAN PERINATAL CARE


Riwayat tumbuh kembang (khusus untuk pasien usia < 3 tahun)
a. Tengkurap,usia: 3 bulan
b. Duduk,usia: ibu pasien lupa (ibu pasien mengatakan perkembangan anaknya normal)
c. Berdiri,usia: ibu pasien lupa (ibu pasien mengatakan perkembangan anaknya normal)

Riwayat Kehamilan
Pasien merupakan anak pertama, selama hamil ibu pasien rutin melakukan pemeriksaan kehamilan dengan rutin.

Riwayat Persalinan
Pasien lahir normal di salah satu rumah sakit di Kendari.

Riwayat imunisasi dasar (untuk usia <3 tahun)


Lengkap:BCG,DPT,Hepatitis B, Polio, Campak, HIB, IPD/pneumokokus, varicella, typhoid Tidak pernah
Tidak lengkap,sebutkan yang belum ………………………………………………………

RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Tenang cemas takut depresi lain-lain, sebutkan: Tidak Ada
Kecenderungan bunuh diri, di laporkan (-)

Status Mental
 Sadar dan orientasi baik : saat ini pasien mengalami penurunan kesadaran
 Ada masalah perilaku : tidak ada, keluarga pasien mengatakan anak berperilaku dengan baik
 Perilaku kekerasan yang dialami pasien sebelumnya : tidak ada

Status Sosial
Hubungan pasien dengan anggota keluarga: baik tidak baik
Tempat tinggal:Rumah/ Kontrakan/ Panti/ Lainnya:………………………………………
Kerabat terdekat yang dapat dihubungi: Nama:ibu Telp:-

1
Kebutuhan Privasi Khusus
Tidak ada Hanya menerima kunjungan keluarga
Tidak bersedia dipublikasikan media massa Lain-lain:………………………………………………………………………………

Kepercayaan atau budaya/nilai-nilai khusus yang perlu diperhatikan


Ada Tidakada

PEMERIKSAAN FISIK
TD : 110/60 mmHg Nadi:115 x/mnt Pernapasan:30 x/mnt Suhu:36.9oC
BB :22 kg TP/PB:135 cm LILA : cm (sesuai dengan kondisi pasien)

Pernapasan
a.Irama :Reguler Irreguler
b.Retraksi Dada : Tidak ada Ada NCH :Tidak ada Ada
c.Sputum : Kental Virulen Encer Tidak ada
d.Pernapasan napas :Spontan Kanul 2 liter/menit Ventilator
Catatan :tidak ada napas tambahan di kedua lapang paru, retraksi dada minimal, cuping hidung, SPO2 :
100 %.

Sirkulasi
a.Sianosis :Tidak ada Ada c.CRT :<3detik >3detik
b.Pucat :Tidak ada Ada d.Akral :Dingin Hangat

Neurologi
a.Kesadaran :Komposmentis/ Apatis/ Somnolen/ Sopor/ Coma (lingkari salah satu yang sesuai)
b. GCS :8 (E2M4V2)
c.Gangguan Neurologis :Tidak ada Ada,sebutkan Ensefalitis dan Status epileptikus
catatan : pupil bulat, isokor , 2,5 mm/ 2,5 mm, refleks cahaya positif, kaku kuduk negative, tonusotot sulit dinilai, kekuatan otot sulit
dinilai, babinsky negative, sensibilitas dan sistem saraf otonom sulit dikaji.

Gastrointestinal
a.Mulut :Mukosa lembab/ kering (lingkari salah satu) Stomatis Labio/Palatoschizis
b.Mual :Ya Tidak Muntah :Ya Tidak
c.Asites :Ada Tidak Lingkar Perut:....cm

Eliminasi
a.Defekasi :Via colostomy bag,frekuensi1x/hari, Konsistensi:cair
b. Karakteristik feses :kuning Terdapat darah Cair DempulLain-lain (Berwarna hitam)
c.Urin :Spontan Kateter Urin Cystostomy
Kelainan :Tidak ada Ada,sebutkan
………………………………………
Integument
a.Warna Kulit :Normal Pucat
b.Turgor :Elastis Tidak elastis
c. Luka :Tidakada Ada
d. Lokasi luka/ lesi lain (berikan tanda X/ arsir lokasi luka/ lesi/ udema ditubuh pasien pada gambar)
e.Gambar anatomis, lokasi lesi diarsir

2
Nama : An. R No.RM : 911352
Tgl. Lahir: 19/01/2009 Ruangan : PICU

Muskuloskeletal

Kelainan tulang
Tidak ada Ada,sebutkan………………………………

Gerakan anak
Tidakada Ada,sebutkan………………………………

Genetalia
Normal
Kelainan, sebutkan……………………………………………

RESIKO CIDERA/ JATUH: (untuk anak usia ≥ 12–18 tahun)


Lampirkan dan isi formulir pemantauan resiko jatuh pasien Anak (berdasarkan skala Humpty Dumpty) jika nilainya resiko
tinggi, gelang resiko jatuh (di pasien) dan segitiga (di tempat tidur/ brangkar/ kursi roda)
Warna kuning terpasang diberitahukan ke dokter ya, pukul……………… tidak
Skala humpty dumpty pasien : 15 (risiko tinggi)

SKRINING NYERI :
Nyeri
tidak ya, bila ada lampirkan dan isi formulir pemantauan nyeri sesuai usia (bayi/ anak)
Pencetus…-----… Lokasi …--------… Gambaran Nyeri…---------------…
Durasi…---------… Frekuensi…----------… Skala…----------------……
Diberitahukan ke dokter ya, pukul……………… tidak
Keterangan : Nyeri tidak dapat dikaji (pasien terpasang fentanyle 1 mcg/kgbb/jam)

STATUS FUNGSIONAL
(untuk pasien anak ≥12 – 18 tahun, lampiran formulir pengkajian status fungsional Barthel Index)
Mandiri Perlu Bantuan,sebutkan……………………………………………………………………………………………………………
Ketergantungan total, diberitahukan ke dokter (ya, pukul…………… tidak)

SKRINING RESIKO MALNUTRISI :(Berdasarkan adaptasi STRONG-Kids)


Parameter Skor :
1. Apakah pasien tampak kurus?
Tidak 0
Ya 1
2. Apakah terdapat penurunan BB selama satu bulan terakhir?
(Berdasarkan penilaian obyektif data BB bila ada/ penilaian subyektif dari orang tua
pasien atau untuk bayi < 1 tahun: BB tidak naik selama 3 bulan terakhir)
Tidak 0
Ya 1
3. Apakah terdapat salah satu dari kondisi berikut?
Diare ≥ 5 kali/hari dan muntah > 3 kali/hari dalam seminggu terakhir
Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir
Tidak 0
Ya 1
4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan pasien berisiko mengalami
malnutrisi? (lihat tabel)
Tidak 0
Ya 1
Total Skor :2
Sudah dibaca dan diketahui oleh Dietisien (diisi oleh dietisien) diberitahukan ke dokter (coret salah satu)
Ya, pukul 09.00 WitaTidak

3
Tabel1:daftar penyakit/ keadaan yang berisiko mengakibatkan malnutrisi

 Diare kronik (lebih dari 2 minggu)  Kelainan anatomi daerah mulut yang menyebabkan
(Tersangka) Penyakit Jantung Bawaan kesulitan makan (misal: bibir sumbing)

 (Tersangka) Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)  Trauma
 (Tersangka) Kanker  Kelainan metabolic bawaan (enborn error metabolism)
 Penyakit hati kronik  Reterdasi mental
 Penyakit ginjal kronik  Keterlambatan perkembangan
 TB Paru  Rencana/pasca operasi mayor (misalnya: laparatomi,
 Luka bakar luas torakotomi)
Lain-lain (berdasarkan pertimbangan dokter)  Terpasang stoma

………………………………………………………………………

Interpretasi Skor :
0 Resiko Rendah 1 – 3 Resiko Sedang 4–5 Resiko Besar

KEBUTUHAN EDUKASI :(dikaji pada pasien dan atau keluarga)


a. Kesiapan pasien/ keluarga menerima informasi:Tidak Ya, Paraf:……………………
b. Terdapat hambatan dalam Edukasi :Tidak Ya
c. Jika ya,sebutkan hambatannya (bisa dilingkari lebih dari satu) :
Pendengaran/ Penglihatan/ Kognitif/ Fisik/ Budaya/ Emosi/ Bahasa/ Lainnya……………………………
d. Tingkat pendidikan pasien: Ibu dan ayah pasien memiliki pendidikan minimal SLTA…
e. Agama dan nilai kepercayaan pasien: ISLAM……………………………………………
f. Dibutuhkan penerjemah : Tidak Ya,sebutkan ………………………………………………………
g. Kebutuhan Edukasi (Pilih topic Edukasi pada kotak yang tersedia):
Diagnosa Penyakit Obat-obatan Dietdan Nutrisi
Rehabilitasi Medik Manajemen Nyeri Penggunaan alat-alat medis
TERAPI MEDIKASI

Terapi saat ini :


 Infus KAEN 3B 64 ml/jam/ IV
 Meropenem 660 mg/8 jam/ IV
 Dexamethasone 5 mg/8 jam/ IV
 Paracetamol 220 mg/8 jam/ IV
 Fenobarbital 55 mg/12 jam/ IV
 Piracetam 350 mg/ 8 jam / IV
 Phenitoin 55 mg/ 12 jam/ IV
 Nebulisasi NaCl 0,9% 3 cc/ 8 jam
 Amikasin, hari I : 20 mg/kg BB/ hari (440 mg/ 24 jam/ IV)
hari II : 15 mg/kg BB/ hari (330 mg/ 24 jam/ IV)

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan Hasil Rujukan

Pemeriksaan Lab (/18/02/2020)


WBC 11.84 4.00-10.00
RBC 4.33 4.00-6.00
HGB 12.2 12.0-16.0
HCT 36.4 37.0-48.0
MCH 28.2 26.5-33.5
MCHC 33.5 31.5-35.0
PLT 316 150-400

Pemeriksaan Radiologi
Foto Thoraks AP (17-02-2020)

Kesan :
- Pneumonia dextra

CT Scan kepala ( 17-02-2020)

Kesan :
- Tidak tampak lesi hipodens/ hiperdens patologik intracranial
- Multisinusitis
- Mastoiditis dextra
ANALISA DATA

Nama Pasien / RM : An. R


Ruang Rawat : PICU Bed 5
Tanggal :17/02/2020
No. Data Masalah
1. DS: Ketidakefektifan
Ibu pasien mengatakan anaknya batuk dan bersihan jalan nafas
mempunyai sputum kental
DO:
- Pasien tampak sering batuk dan sesak
- RR:30 x/menit
- Ada sputum
2 DS: Ketidakefektifan pola napas
Ibu pasien mengatakan anaknya masih sesak
DO:
- Ada sesak
- RR: 30 x/menit
- Pola napas takipnea
- Tampak retraksi dada
- Pernapasan cuping hidung
3 Factor risiko : Risiko ketidakefektifan perfusi
- GCS 8 (E2M4V2) jaringan otak
- Kesadaran sopor
- Kejang sesekali dengan durasi ± 5 menit
4 Factor risiko : Resiko jatuh
- Resiko jatuh skala humpty dumpty = 15
(resiko tinggi untuk jatuh)
- Berjenis kelamin laki-laki
- Tidak sadar terhadap keterbatasan
- Pasien berada ditempat tidur

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

Nama Pasien / RM : An. R


Ruang Rawat : PICU
Tanggal : 17/02/2020

Prioritas Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Tanggal Teratasi


I Ketidakefektifan bersihan 17/02/2020
jalan nafas
II Ketidakefektifan pola nafas 17/02/2020
III Risiko ketidakefektifan perfusi 17/02/2020
jaringan otak
IV Resiko jatuh 17/02/2020
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien / RM : An. R
Ruang Rawat : PICU
Tanggal : 17/02/2020

Rencana Keperawatan
No
Diagnosa Keperawatan Tujuan/Sasaran Intervensi
.
NOC NIC
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen jalan nafas
3×8 jam, Ketidakefektifan bersihan jalan Observasi
nafas teratasi dengan kriteria hasil:  Mengobservasi status pernafasan
Status pernafasan
 Tidak ada sputum Terapeutik
 Frekuensi pernafasan dalam batas  Melakukan auskultasi paru secara periodik
normal  Membersihkan jalan nafas
 Saturasi oksigen dalam batas normal (90-  Melakukan pengisapan sputum/suction
100%)  Memberikan posisi miring
 Retraksi dada berkurang
Kolaborasi
 Berkolaborasi dalam pemberian nebulizer
2. Ketidakefektifan pola nafas  Respiratory Status : Airway Patency Manajemen Pernapasan
 Vital Sign Status  Posisikan pasien utuk memaksimalkan
Setelah dilakukan perawatan 3 x 8 jam ventilasi
diharapkan keektifan pola napas dengan  Lakukan fisioterapi dada bila perlu
kriteria hasil :  Auskultasi suara napas, catat adanya suara
 Tidak ada sianosis dan dypsneu napas tambahan
 Menunjukkan jalan napas yang paten  Atur intake cairan untuk mengoptimalkan
(Pasien tidak mersa tercekik, irama keseimbangan
napas, frekuensi pernapasan dalam  Monitor respirasi dan status oksigen
rentan normal, tidak ada suara napas  Pertahankan jaan napas yang paten
abnormal)  Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
 Tanda-tanda vital dalam rentan normal  Monitor vital sign
(Pernapasan)  Monitor pola napas
3 Risiko ketidakefektifan perfusi Setelah tindakan keperawatan 3 x 8 jam  Mengukur tanda-tanda vital
jaringan otak dilakukan, kejadian yang tidak diharapkan  Mengobservasi perubahan tingkat kesadaran
yaitu :  Meninggikan kepala
1. Tidak mengalami penurunan kesadaran  Memasang infus
2. Nilai tekanan darah dalam batas normal
4 Resiko jatuh Setelah tindakan keperawatan 3 x 8 jam Manajemen Lingkungan
dilakukan, kejadian yang tidak diharapkan  Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang
yaitu jatuh akibat kelalaian tenaga medis mempengaruhi resiko jatuh
maupun keluarga dapat tidak terjadi selama  Monitor gaya berjalan pasien (terutama
berada di ruang perawatan rumah sakit kecepatan), keseimbangan dan tingkat
dengan kriteria hasil sebagai berikut: kelelahan dengan ambulasi
Kejadian jatuh  Kunci kursi roda, tempat tidur atau brankar
 Indikator jatuh dari tempat tidur selama melakukan pemindahan pasien
dipertahankan pada tidak ada  Letakkan benda-benda dalam jangkauan yang
 Indikatorjatuh saat dipindahkan mudah bagi pasien
dipertahankan pada tidak ada  Anjurkan pasien menggunakan alat bantu saat
berjalan
 Anjurkan keluarga pasien menemani dan
membantu pasien saat berjalan
 Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
 Singkirkan bahaya lingkungan
 Singkirkan benda-benda berbahaya dari
lingkunganpasien
 Berikan pasien posisi yang nyaman
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien / RM : An. R
Ruang Rawat : PICU
Tanggal : 17/02/2020

Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas


Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Senin, Pukul 15.00 Pukul 21.00
17/02/2020 Melakukan salam terapeutik dan pengkajian kepada pasien
S : S:
14.00-21.00 sesuai dengan format yang telah disediakan Ibu pasien mengatakan anaknya masih batuk dan berlendir
(Hari Ke-I) Hasil : ibu pasien mengatakan anaknya batuk dan O:
mempunyai lendir kental - Pasien tampak gelisah
Pukul 16.30 - Suara paru ronchi
Melakukan auskultasi pada paru secara periodic - Pasien tampak sering batuk dan ada sputum
Hasil: terdapat suara tambahan ronchi A:
Pukul 20.00 Ketidakefektifan bersihan jalan napas belum teratasi
Memberikan posisi miring pada pasien P: Lanjutkan intervensi
Hasil: pasien miring ke kanan dan miring ke kiri agar  Mengobservasi status pernafasan
nyaman.  Melakukan auskultasi paru secara periodic
Memonitor respirasi dan status O2 (Setiap jam)  Membersihkan jalan nafas
Hasil:  Melakukan pengisapan sputum/suction
o Pukul 14.00 P : 34x/menit, Saturasi : 100%  Memberikan posisi miring
o Pukul 15.00 P : 31x/menit, Saturasi : 99%  Berkolaborasi dalam pemberian nebulizer
o Pukul 16.00 P : 30x/menit, Saturasi : 100%
o Pukul 17.00 P : 32 x/menit, Saturasi : 100%
o Pukul 18.00 P : 33x/menit, Saturasi : 99%
o Pukul 19.00 P : 34 x/menit, Saturasi : 100%
o Pukul 20.00 P : 34 x/menit, Saturasi : 100%
o Pukul 19.00 P : 34 x/menit, Saturasi : 100%
o Pukul 21.00 P : 34 x/menit, Saturasi : 100%
Selasa Pukul 14.30 Pukul 21.00
18/02/2020 Mengobservasi status pernafasan S : S:
Pukul 14.00 Hasil : Ibu pasien mengatakan anaknya masih batuk dan berlendir
21.00 Ibu pasien mengatakan anaknya masih batuk O:
(Hari Ke-2) Pukul 15.00 - Pasien tampak gelisah
Melakukan auskultasi paru secara periodic - Suara paru ronchi
Hasil: terdengar bunyi ronchi pada paru - Ada sputum berwarna kuning kental
Pukul 16.20 A:
Melakukan pengisapan sputum/suction Ketidakefektifan bersihan jalan napas belum teratasi
Hasil: sputum dihisap dengan menggunakan suction P: Lanjutkan intervensi
Pukul 17.00  Mengobservasi status pernafasan
Memberikan posisi miring setiap 2 jam  Melakukan auskultasi paru secara periodic
Hasil: pasien dimiringan pada posisi yang nyaman  Membersihkan jalan nafas
Pukul 20.00  Melakukan pengisapan sputum/suction
Berkolaborasi dalam pemberian nebulizer  Memberikan posisi miring
Hasil : Nacl 0,9 % 3 cc/ 8 jam
 Berkolaborasi dalam pemberian nebulizer
Memonitor respirasi dan status O2 (Setiap jam)
o Pukul 14.00 P : 32x/menit, Saturasi : 100%
o Pukul 15.00 P : 32x/menit, Saturasi : 99%
o Pukul 16.00 P : 30x/menit, Saturasi : 98%
o Pukul 17.00 P : 32 x/menit, Saturasi : 100%
o Pukul 18.00 P : 33x/menit, Saturasi : 99%
o Pukul 19.00 P : 36 x/menit, Saturasi : 100%
o Pukul 20.00 P : 34 x/menit, Saturasi : 97%
o Pukul 19.00 P : 38 x/menit, Saturasi : 100%
o Pukul 21.00 P : 32 x/menit, Saturasi : 100%
Rabu 19/02/2020 Pukul 08.00 Pukul 14.00
Pukul 07.00- Mengobservasi status pernafasan S : S:
14.00 Hasil : ibu pasien mengataan anknya masih batuk Ibu pasien mengatakan anaknya masih batuk dan berlendir
Hari ketiga O:
Pukul 09.00 - Klien tampak gelisah
Membersihkan jalan nafas - Ada sputum mulai berkurang
Melakukan pengisapan sputum/suction A:
Hasil : dilakukan suction dan sputum berkurang Ketidakefektifan bersihan jalan napas teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Pukul 11.00  Mengobservasi status pernafasan
Berkolaborasi dalam pemberian nebulizer  Melakukan auskultasi paru secara periodic
Hasil: Nacl 0,9 % 3 cc/ 8 jam  Membersihkan jalan nafas
 Melakukan pengisapan sputum/suction
Memonitor respirasi dan status O2 (setiap jam)  Memberikan posisi miring
Hasil:
 Berkolaborasi dalam pemberian nebulizer
o Pukul 08.00 P : 30x/menit, Saturasi : 100%
o Pukul 09.00 P : 30x/menit, Saturasi : 99%
o Pukul 10.00 P : 33x/menit, Saturasi : 100%
o Pukul 11.00 P : 34 x/menit, Saturasi : 100%
o Pukul 12.00 P : 33x/menit, Saturasi : 99%
o Pukul 13.00 P : 35 x/menit, Saturasi : 100%
o Pukul 14.00 P : 32 x/menit, Saturasi : 100%

Diagnosa Keperawatan : ketidafefektifan pola napas


Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Senin, Pukul 15.00 Pukul 21.00
17/02/2020 Posisikan pasien utuk memaksimalkan ventilasi S: S: Ibu pasien mengatakan anaknya sering sesak napas
14.00-21.00 Hasil: klien di posisikan semifowler O:
(Hari Ke-I) Pukul 16.30 - pasien tampak sesak napas
Melakukan observasi pernapasan - terdapat retraksi dada, dan pernapasan cuping hidung
Hasil: Takipnea, ada retraksi dada, ada pernapasan cuping - terpasang O2 nasal kanul 2 lpm
hidung , terpasang O2 via nasal kanul 2 lpm A: Ketidakefektifan pola napas belum teratasi
Memonitor respirasi dan status O2 (Setiap jam) P: Lanjutkan intervensi
Hasil:  Posisikan pasien utuk memaksimalkan ventilasi
o Pukul 14.00 P : 34x/menit, Saturasi : 100%  Lakukan fisioterapi dada bila perlu
o Pukul 15.00 P : 31x/menit, Saturasi : 99%  Auskultasi suara napas, catat adanya suara napas tambahan
o Pukul 16.00 P : 30x/menit, Saturasi : 100%  Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan
o Pukul 17.00 P : 32 x/menit, Saturasi : 100%  Monitor respirasi dan status oksigen
o Pukul 18.00 P : 33x/menit, Saturasi : 99%  Pertahankan jaan napas yang paten
o Pukul 19.00 P : 34 x/menit, Saturasi : 100%  Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
o Pukul 20.00 P : 34 x/menit, Saturasi : 100%  Monitor vital sign
o Pukul 19.00 P : 34 x/menit, Saturasi : 100%
o Pukul 21.00 P : 34 x/menit, Saturasi : 100%
Selasa Pukul 15.00 Pukul 21.00
18/02/2020 Posisikan pasien utuk memaksimalkan ventilasi S: S: Ibu pasien mengatakan anaknya masih sesak napas
Pukul 14.00 Hasil: pasien di posisikan stengah duduk ( semifowler) O:
21.00 Pukul 17.00 - pasien tampak sesak napas
(Hari Ke-2) Melakukan observasi pernapasan - terdapat retraksi dada, dan pernapasan cuping hidung
Hasil: Takipnea, ada retraksi dada, ada pernapasan cuping - terpasang O2 nasal kanul 2 lpm
hidung , terpasang O2 nasal kanul 2 lpm A: Ketidakefektifan pola napas belum teratasi
Memonitor respirasi dan status O2 (Setiap jam) P: Lanjutkan intervensi
Hasil:  Posisikan pasien utuk memaksimalkan ventilasi
o Pukul 14.00 P : 32x/menit, Saturasi : 100%  Lakukan fisioterapi dada bila perlu
o Pukul 15.00 P : 32x/menit, Saturasi : 99%  Auskultasi suara napas, catat adanya suara napas tambahan
o Pukul 16.00 P : 30x/menit, Saturasi : 98%  Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan
o Pukul 17.00 P : 32 x/menit, Saturasi : 100%  Monitor respirasi dan status oksigen
o Pukul 18.00 P : 33x/menit, Saturasi : 99%  Pertahankan jaan napas yang paten
o Pukul 19.00 P : 36 x/menit, Saturasi : 100%  Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
o Pukul 20.00 P : 34 x/menit, Saturasi : 97%  Monitor vital sign
o Pukul 19.00 P : 38 x/menit, Saturasi : 100%
o Pukul 21.00 P : 32 x/menit, Saturasi : 100%
Rabu 19/02/2020 Pukul 08.00 Pukul 14.00
Pukul 07.00- Posisikan pasien utuk memaksimalkan ventilasi S: S: Ibu pasien mengatakan anaknya masih sesak napas
14.00 Hasil: pasien di posisikan stengah duduk ( semifowler) O:
Hari ketiga Pukul 09.00 - pasien tampak sesak napas
Melakukan observasi pernapasan - terdapat retraksi dada, dan pernapasan cuping hidung
Hasil: Takipnea, ada retraksi dada, ada pernapasan cuping - terpasang O2 nasal kanul 2 lpm
hidung , terpasang O2 nasal kanul 2 lpm A: Ketidakefektifan pola napas teratasi
Monitor respirasi dan status oksigen (setiap jam) P: Lanjutkan intervensi
Hasil:  Posisikan pasien utuk memaksimalkan ventilasi
o Pukul 08.00 P : 30x/menit, Saturasi : 100%  Lakukan fisioterapi dada bila perlu
o Pukul 09.00 P : 30x/menit, Saturasi : 99%  Auskultasi suara napas, catat adanya suara napas tambahan
o Pukul 10.00 P : 33x/menit, Saturasi : 100%  Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan
o Pukul 11.00 P : 34 x/menit, Saturasi : 100%  Monitor respirasi dan status oksigen
o Pukul 12.00 P : 33x/menit, Saturasi : 99%  Pertahankan jaan napas yang paten
o Pukul 13.00 P : 35 x/menit, Saturasi : 100%  Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
o Pukul 14.00 P : 32 x/menit, Saturasi : 100%  Monitor vital sign

Diagnosa Keperawatan : Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak


Hari/ Tanggal Implementasi Evaluasi
Senin, Pukul 15.00 WITA Pukul 20.00 WITA
17/02/2020 - Monitor tingkat kesadaran pasien S:
14.00-21.00 Hasil : Pasien dengan GCS 8 (E2 M4 V2) dan - Ibu pasien mengatakan ada kejang hari ini satu kali dengan durasi
(Hari Ke-I) kesadaran sopor ± 5 menit
- Monitor pola pernapasan pasien - Ibu pasien mengatakan pasien tidak sadar sejak 1 bulan lebih
Hasil : Frekuensi pernapasan pasien 30 x/menit dengan setelah kejang dan selama dirawat di rumah sakit
pernapasan cepat dan irama reguler dan pemberian O:
nasal kanul 2 lpm - GCS : 8 (E2 M4 V2)
- Monitor adanya kejang pada pasien - Kesadaran sopor
Hasil : Orang tua pasien mengatakan pasien kejang - TTV : P : 30 x/menit, N : 115 x/menit, S : 36,9 C
satu kali hari ini dan selama ± 5 menit - Pemberian oksigen melalui nasal kanul 2 lpm
A : Perfusi serebral tidak efektif tidak terjadi
Pukul 17.30 WITA P : Lanjutkan intervensi
- Monitor refleks batuk pada pasien - Monitor tingkat kesadaran
Hasil : Pasien ada batuk namun tidak mampu - Monitor nilai GCS
mengeluarkan lendir secara mandiri - Monitor tanda-tanda vital : suhu, nadi, pernapasan
- Monitor status pernapasan : kebutuhan SpO2, pola, laju
Pukul 15.00 WITA pernapasan
Monitor TTV : P : 40 x/menit, N : 105x/menit, S : 36,7 C - Monitor refleks batuk dan muntah
Pukul 16.00 WITA - Monitor adanya tremor atau kejang
Monitor TTV : P : 36 x/menit, N : 110 x/menit, S : 36,9 C
Pukul 17.00 WITA
Monitor TTV : P : 30 x/menit, N : 96 x/menit, S : 37,3 C
Pukul 18.00 WITA
Monitor TTV : P : 34 x/menit, N : 105x/menit, S : 37,1 C
Pukul 20.00 WITA
Monitor TTV : P : 34 x/menit, N : 98x/menit, S : 36,7 C

Selasa Pukul 15.00 WITA Pukul 20.00 WITA


18/02/2020 - Monitor tingkat kesadaran pasien S:
Pukul 14.00 Hasil : Pasien dengan GCS 8 (E2 M4 V2) dan - Ibu pasien mengatakan ada kejang hari ini satu kali dengan durasi
21.00 kesadaran sopor ± 5 menit
(Hari Ke-2) - Monitor pola pernapasan pasien - Ibu pasien mengatakan pasien tidak sadar sejak 1 bulan lebih
Hasil : Frekuensi pernapasan pasien 30 x/menit dengan setelah kejang dan selama dirawat di rumah sakit
pernapasan cepat dan irama reguler dan pemberian O:
nasal kanul 2 lpm - GCS : 8 (E2 M4 V2)
- Monitor adanya kejang pada pasien - Kesadaran sopor
Hasil : Orang tua pasien mengatakan pasien kejang - TTV : P : 34 x/menit, N : 98 x/menit, S : 36,7 C
satu kali hari ini dan selama ± 5 menit - Pemberian oksigen melalui nasal kanul 2 lpm
A : Perfusi serebral tidak efektif tidak terjadi
Pukul 17.30 WITA P : Lanjutkan intervensi
- Monitor refleks batuk pada pasien - Monitor tingkat kesadaran
Hasil : Pasien ada batuk namun tidak mampu - Monitor nilai GCS
mengeluarkan lendir secara mandiri - Monitor tanda-tanda vital : suhu, nadi, pernapasan
- Monitor status pernapasan : kebutuhan SpO2, pola, laju
Pukul 15.00 WITA pernapasan
Monitor TTV : P : 30 x/menit, N : 100x/menit, S : 36,7 C - Monitor refleks batuk dan muntah
Pukul 16.00 WITA - Monitor adanya tremor atau kejang
Monitor TTV : P : 36 x/menit, N : 110 x/menit, S : 36,9 C
Pukul 17.00 WITA
Monitor TTV : P : 34 x/menit, N : 104 x/menit, S : 37,3 C
Pukul 18.00 WITA
Monitor TTV : P : 34 x/menit, N : 105x/menit, S : 37,1 C
Pukul 20.00 WITA
Monitor TTV : P : 38 x/menit, N : 98x/menit, S : 36,5 C

Rabu 19/02/2020 Pukul 08.00 WITA Pukul 13.00 WITA


Pukul 07.00- - Monitor tingkat kesadaran pasien S:
14.00 Hasil : Pasien dengan GCS 8 (E2 M4 V2) dan - Ibu pasien mengatakan ada kejang hari ini satu kali dengan durasi
(Hari Ke-3) kesadaran sopor ± 5 menit
- Monitor pola pernapasan pasien - Ibu pasien mengatakan pasien tidak sadar sejak 1 bulan lebih
setelah kejang dan selama dirawat di rumah sakit
Hasil : Frekuensi pernapasan pasien 30 x/menit dengan
O:
pernapasan cepat dan irama reguler dan pemberian
nasal kanul 2 lpm - GCS : 8 (E2 M4 V2)
- Monitor adanya kejang pada pasien - Kesadaran sopor
Hasil : Orang tua pasien mengatakan pasien kejang
- TTV : P : 34 x/menit, N : 98 x/menit, S : 36,7 C
satu kali hari ini dan selama ± 5 menit - Pemberian oksigen melalui nasal kanul 2 lpm
A : Perfusi serebral tidak efektif tidak terjadi
Pukul 09.30 WITA P : Lanjutkan intervensi
- Monitor refleks batuk pada pasien - Monitor tingkat kesadaran
Hasil : Pasien ada batuk namun tidak mampu - Monitor nilai GCS
mengeluarkan lendir secara mandiri - Monitor tanda-tanda vital : suhu, nadi, pernapasan
Pukul 10.00 WITA - Monitor status pernapasan : kebutuhan SpO2, pola, laju
Monitor TTV : P : 30 x/menit, N : 100x/menit, S : 36,7 C pernapasan
Pukul 11.00 WITA - Monitor refleks batuk dan muntah
Monitor TTV : P : 36 x/menit, N : 110 x/menit, S : 36,9 C - Monitor adanya tremor atau kejang
Pukul 12.00 WITA
Monitor TTV : P : 34 x/menit, N : 104 x/menit, S : 37,3 C
Pukul 13.00 WITA
Monitor TTV : P : 34 x/menit, N : 105x/menit, S : 37,1 C
Pukul 14.00 WITA
Monitor TTV : P : 38 x/menit, N : 98x/menit, S : 36,5 C

Diagnosa Keperawatan : Risiko jatuh


Hari/ Implementasi Evaluasi
Tanggal
Senin, Pukul 15.00 Pukul 21.00
17/02/2020  Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang S:
14.00-21.00 mempengaruhi risiko jatuh  Ibu pasien mengatakan anaknya lebih banyak berbaring diam
(Hari Ke-I) Hasil: hasil pengkajian resiko jatuh 15 SHD ( risiko di tempat tidur
tinggi jatuh) O:
Pukul 16.00  Pasien tidak jatuh
 Mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat  Resiko tinggi jatuh
meningkatkan resiko jatuh  ADL pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
Hasil: lantai yang memudahkan roda tempat tidur  Lingkungan aman dari resiko yang dapat menyebabkan klien
bergerak jika roda tidak terkunci jatuh
 megunci roda dari tempat tidur A : Risiko jatuh tidak terjadi
Hasil: roda tempat tidur terkunci P : Intervensi dilanjutkan
 Menyediakan tempat tidur yang aman  Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang mempengaruhi
Hasil: memasang pelindung tempat tidur baik samping resiko jatuh
kanan dan kiri  Kunci roda dari tempat tidur
Pukul 20.00
 Mendidik anggota keluarga tentang faktor resiko yang  Menyediakan tempat tidur dengan tepi yang erat
berkontribusi terhadap jatuh dan bagaimana mereka  Mengevaluasi pegetahuan anggota keluarga tentang faktor
dapat menurunkan resiko tersebut resiko yang berkontribusi terhadap jatuh dan bagaimana
Hasil: kelurga klien mengerti akan faktor-faktor yang mereka dapat menurunkan resiko tersebut
dapat menyebabkan klien terjatuh

Selasa Pukul 14.30 Pukul 21.00


18/02/2020  Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang S:
Pukul 14.00 mempengaruhi resiko jatuh  Ibu pasien mengatakan anaknya lebih banyak berbaring diam
21.00 ditempat tidur
(Hari Ke-2) Hasil: hasil pengkajian resiko jatuh 15 SHD ( resiko O:
tinggi jatuh)  Pasien tidak jatuh
Pukul 15.30
 Resiko tinggi jatuh
 Mengidentifikasi karakteristik lingkungan yanng dapat
 ADL klien dibantu oleh keluarga dan perawat
meningkatkan resiko jatuh
 Lingkungan aman dari resiko yang dapat menyebabkan klien
Hasil: lantai yang memudahkan roda temoat tidur
jatuh
bergerak jika roda tidak terkunci
A: Risiko jatuh tidak terjadi
 Megunci roda dari tempat tidur
P: Intervensi dilanjutkan
Hasil: roda tempat tidur terkunci
 Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang mempengaruhi
Pukul 20.00 resiko jatuh
 Menyediakan tempat tidur yang aman  Kunci roda dari tempat tidur
Hasil:tempat tidur terpasang pelindung samping kanan  Menyediakan tempat tidur dengan tepi yang erat
dan kiri  Mengevaluasi pegetahuan anggota keluarga tentang faktor
resiko yang berkontribusi terhadap jatuh dan bagaimana
mereka dapat menurunkan resiko tersebut.

Rabu 19/1/2020 Pukul 08.00 Pukul 14.00


Pukul 07.00-  Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang S:
14.00 mempengaruhi resiko jatuh  Ibu pasien mengatakan anaknya lebih banyak berbaring diam
(Hari Ke-3) Hasil: hasil pengkajian resiko jatuh 15 SHD (risiko ditempat tidur
tinggi jatuh) O:
 Pasien tidak jatuh
Pukul 09.00
 Risiko tinggi jatuh
 Mengidentifikasi karakteristik lingkungan yanng dapat
 ADL klien dibantu oleh keluarga dan perawat
meningkatkan resiko jatuh
 Lingkungan aman dari resiko yang dapat menyebabkan klien
Hasil: lantai yang memudahkan roda temoat tidur
jatuh
bergerak jika roda tidak terkunci
A: Risiko jatuh tidak terjadi
 Megunci roda dari tempat tidur
P: Intervensi dilanjutkan
Hasil: roda tempat tidur terkunci
 Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang mempengaruhi
Pukul 10.00 resiko jatuh
 Menyediakan tempat tidur yang aman  Kunci roda dari tempat tidur
Hasil: tempat tidur terpasang pelindung samping kanan  Menyediakan tempat tidur dengan tepi yang erat
dan kiri  Mengevaluasi pegetahuan anggota keluarga tentang faktor
resiko yang berkontribusi terhadap jatuh dan bagaimana
mereka dapat menurunkan resiko tersebut.

Anda mungkin juga menyukai