Anda di halaman 1dari 28

Konsep kesehatan

spiritual lansia

Ns. Herlina, M.Kep.Sp.Kep.Kom


KJFD JIWAKOMUNITAS FKp UNRI
Pendahuluan
• Perawat sebagai tenaga kesehatan yang
professional mempunyai kesempatan paling besar
untuk memberikan pelayanan kesehatan
khususnya pelayanan/asuhan keperawatan yang
komprehensif dengan membantu klien memenuhi
kebutuhan dasar yang holistik.
• Perawat memandang klien sebagai makhluk bio-
psiko-sosiokultural dan spiritual yang berespon
secara holistik dan unik terhadap perubahan
kesehatan atau pada keadaan krisis. Asuhan
keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak
bisa terlepas dari interaksi perawat dengan klien.
• Perawat berupaya untuk membantu
memenuhi kebutuhan spiritual klien sebagai
bagian dari kebutuhan menyeluruh klien,
antara lain dengan memfasilitasi pemenuhan
kebutuhan spiritual klien tersebut, walau pun
perawat dan klien mempunyai keyakinan
spiritual atau keagamaan yang tidak sama
• Spiritualitas memberi dimensi luas pada
pandangan holistik kemanusiaan.
• Spiritualitas, keyakinan dan agama
merupakan hal yang terpisah, walau pun
seringkali diartikan sama. Pemahaman
tentang perbedaan antara tiga istilah tersebut
sangat penting bagi perawat untuk
menghindarkan salah pengertian yang akan
mempengaruhi pendekatan yang digunakan
perawat.
Pengertian

• Menurut Mickley et al (1992 ) Spiritualitas


sebagai suatu yang multidimensi, yaitu
dimensi ekstensial dan dimensia agama.
• Dimensi ekstensial berfokus pada tujuan
dan arti kehidupan, sedangkan dimensi
agama lebih berfokus pada hubungan
seseorang dengan Tuhan Yang Maha
Penguasa
Menurut Burkhardt (1993)

spiritualitas meliputi aspek sebagai berikut:


 Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui
atau ketidakpastian dalam kehidupan.
 Menemukan arti dan tujuan hidup.
 Menyadari kemempuan untuk menggunakan
sumber dan kekuatan dalam diri sendiri.
 Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri
sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi.
Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995;
Murray & Zetner, (1993).

• Dimensi spiritual berupaya untuk


mempertahankan keharmonisan atau
keselarasan dengan dunia luar, berjuang
untuk menjawab atau mendapatkan kekuatan
ketika sedang menghadapi stress emosional,
penyakit fisik, atau kematian. Kekuatan yang
timbul diluar kekuatan Manusia
• Spiritual berasal dari bahasa latin spiritus, yang
berarti bernafas atau angin. Ini berarti segala
sesuatu yang menjadi pusat semua aspek dari
kehidupan seseorang (McEwan, 2005).
• Spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya
dengan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta
(Hamid, 1999).
• Spiritual merupakan kompleks yang unik pada tiap
individu dan tergantung pada budaya,
perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan
dan ide-ide tentang kehidupan seseorang (Potter &
Perry, 1999)
Stoll (1989)
Spiritualitas sbg konsep dua dimensi:
1. Dimensi VERTIKAL adalah hubungan dgn Tuhan
atau Yang Maha Tinggi yg menuntun kehidupan
seseorang
2. Dimensi HORIZONTAL adalah hubungan
seseorang dgn diri sendiri, orang lain dan dgn
lingkungan
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk
mempertahankan atau mengembalikan keyakinan
dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan
untuk mendapatkan maaf atau pengampunan,
mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya
dgn Tuhan (Carson, 1989).
Intinya

Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan


untuk mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan
untuk mencintai dan dicintai serta rasa
keterikatan, dan kebutuhan untuk memberikan
dan mendapatkan maaf.
Kepercayaan (faith)

• Mempunyai kepercayaan atau keyakinan


berarti mempercayai atau mempunyai
komitmen terhadap sesuatu atau seseorang.
Secara umum agama atau keyakinan
spiritual merupakan upaya seseorang untuk
memahami tempat seseorang di dalam
kehidupan, yaitu bagaimana seseorang
melihat dirinya dalam hubungannya dengan
lingkungan secara menyeluruh
Agama

• merupakan suatu sistem ibadah yang


terorganisir atau teratur. Agama
mempunyai keyakinan sentral, ritual, dan
praktik yang biasanya berhubungan
dengan kematian, perkawinan dan
keselamatan/penyelamatan (salvation).
Agama mempunyai aturan-aturan
tertentu yang diprakktikan dalam
kehidupan sehari-hari yang memberikan
kepuasan bagi yang menjalankannya.
Perkembangan keagamaan individu
merujuk pada penerimaan keyakinan,
nilai, aturan dan ritual tertentu
Karakteristik spiritualitas
1. Hubungan dengan diri sendiri (self relience)
• Pengetahuan diri (siapa dirinya dan apa yang dapat
dilakukannya)
• Sikap (percaya diri sendiri, percaya pada kehidupan/
masa depan, ketenangan pikiran, harmoni/ keselarasan
dengan diri sendiri)
2. Hubungan dengan alam, iklim, margasatwa
3. Hubungan dengan orang lain yang harmonis:
• Berbagi waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal
balik
• Mengasuh anak, orang tua dan orang sakit
• Meyakini kehidupan dan kematian (mengunjungi,
melayat)
Karakteristik spiritualitas
Hubungan dengan orang lain yang tidak harmonis:
• Konflik dengan orang lain
• Resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan
dan friksi
4. Hubungan dengan Ketuhanan, agamais atau tdk
agamais
• Sembahyang/ berdoa/ meditasi
• Perlengkapan keagamaan
• Bersatu dengan alam
Terpenuhi keb Spiritual apabila

1. Merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan


keberadaannya di dunia/kehidupan.
2. Mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah
dari suatu kejadian atau penderitaan.
3. Menjalin hubungan positif dan dinamis melalui keyakinan,
rasa percaya dan cinta.
4. Membina integritas personal dan merasa diri berharga.
5. Merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui
harapan.
6. Mengembangkan hubungan antar manusia yang positif.
Dimensi Spiritual ( Kozier, Erb, Blais &
Wilkinson, 1995)

1) Mempertahankan keharmonisan /
keselarasan dengan dunia luar
2) Berjuang untuk menjawab / mendapatkan
kekuatan
3) Untuk menghadapi : Stres emosional,
penyakit fisik dan menghadapi kematian
Manifestasi perubahan fungsi spiritual

a.Verbalisasi distress
Individu yang mengalami gangguan fungsi
spiritual, biasanya akan meverbalisasikan yang
dialaminya untuk mendapatkan bantuan.
b.Perubahan perilaku
Perubahan perilaku juga dapat merupakan
manifestasi gangguan fungsi spiritual. Klien yang
merasa cemas dengan hasil pemeriksaan atau
menunjukkan kemarahan setelah mendengar hasil
pemeriksaan mungkin saja sedang menderita
distress spiritual. Untuk jelasnya berikut terdapat
tabel ekspresi kebutuhan spiritual.
Setiap individu mempunyai 3 kebutuhan yang
harus dipenuhi untuk mencapai sehat
spiritual yaitu:
• Kebutuhan akan arti dan tujuan hidup.
• Kebutuhan untuk mencintai dan
berhubungan.
• Kebutuhan untuk mendapatkan
pengampunan.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI SPIRITUALITAS

• Perkembangan
• Keluarga
• Latar belakang etnik dan budaya
• Pengalaman hidup sebelumnya
• Krisis dan perubahan
• Terpisah dalam ikatan spiritual
• Isu moral terkait dengan terapi
• Asuhan keperawatan y sesuai
Masalah kebutuhan spiritual : Distress
spiritual → keraguan yang berlebihan dalam
mengartikan hidup, mengungkapkan
perhatian yang lebih pada kematian dan
sesudah hidup
Karakteristik pasien yang mengalami distres
spiritual menurut Dover (2001) :
• pasien putus asa
• tidak memiliki tujuan dalam hidupnya
• menganggap dirinya dijauhi Tuhan
• tidak melakukan kegiatan ibadah.
Distres spiritual terdiri atas :

1. Spiritual yang sakit, yaitu kesulitan


menerima kehilangan dari orang yang yang
dicintai atau dari penderitaan yang berat.
2. Spitual yang khawatir, yaitu terjadi
pertentangan kepercayaan dan system nilai
seperti adanya aborsi.
3. Spiritual yang hilang, yaitu adanya kesulitan
menemukan ketenangan dalam kegiatan
keagamaan.
Pengkajian

• Keyakinan dan makna agama dengan


kesehatan
• Autoritas dan Pembimbing (pedoman
dalam hidupnya )
• Pengalaman dan Emosi
• Persahabatan dan Komunikasi
• Ritual dan Ibadat
• Dorongan dan Pertumbuhan
• Panggilan dan Konsekuensi
instrumen yang dapat digunakan adalah
Puchalski’s FICA Spiritual History Tool
(Pulschalski,1999):
F : Faith atau keyakinan (apa keyakinan saudara?).
• Apakah saudara mennjadi seseorang yang spiritual
atau religius?.
• Apa yang saudara pikirkan tentang keyakinan
saudara dalam pemberian makna hidup?.
I : Important dan influence. (apakah hal ini penting
dalam kehidupan saudara?)
• Apa pengaruhnya terhadap bagaimana saudara
melakukan perawatan terhadap diri sendiri?
• Dapatkah keyakinan mempengaruhi perilaku
selama sakit?
instrumen yang dapat digunakan adalah
Puchalski’s FICA Spiritual History Tool
(Pulschalski,1999):
C : Community (apakah saudara bagian dari sebuah
komunitas spiritual atau religius?
• Apakah komunitas tersebut mendukung saudara atau
bagaimana?
• Apakah ada seseorang di dalam kelompok tersebut yang
benar-benar saudara cintai atau begitu penting bagi
saudara?
A : Adress bagaimana saudara akan mencintai saya sebagai
seorang perawat, untuk membantu dalam asuhan
keperawatan saudara?
Contoh Diagnosa Keperawatan
NANDA untuk Spiritualitas
Kesejahteraan spiritual, • Penyembuhan dari penyakit akut
potensial untuk ditingkatkan • Pengalaman mendekati kematian (NDE)
yang berhubungan dengan: • Menghadapi penyakit kronis
• Konflik nilai
Distres spiritual yang • Isolasi oleh orang lain
berhubungan dengan: • Takut yang diakibatkan oleh diagnosa AIDS
• Perpisahan dari denominasi keagamaan
Koping, individu tidak • Kurang sistem pendukung
efektif yang • Individuasi
berhubungan dengan: • Gejala penyakit kronis

Ansietas yang • Ancaman kematian


berhubungan dengan: • Perubahan dalam status kesehatan

Keputusasaan yang • Kehilangan keyakinan kepada Tuhan


berhubungan dengan: • Diabaikan oleh keluarga

Gangguan harga diri yang • Kecanduan obat


berhubungan dengan • Kehilangan kemandirian
Diagnosa keperawatan terkait
kebutuhan spiritual menurut NANDA
(2012) :
• distress spiritual yang berhubungan dengan
konflik nilai, isolasi oleh orang lain, rasa
takut, terpisah dari komunitas keagamaan
• cemas yang berhubungan dengan ancaman
kematian, perubahan status kesehatan,
• keputusasaan yang berhubungan dengan
kehilangan keyakinan kepada Tuhan,
diabaikan oleh keluarga.
Intervensi keperawatan
berdasarkan NANDA (2012
• Mengkaji adanya indikasi ketaatan pasien dalam
beragama, mengkaji sumber-sumber harapan dan
kekuatan pasien, mendengarkan pendapat pasien
tentang hubungan spiritual dan kesehatan,
memberikan privasi, waktu dan tempat bagi pasien
untuk melakukan praktek spiritual, menjelaskan
pentingnya hubungan dengan Tuhan, empati
terhadap perasaan pasien, kolaborasi dengan
pemuka agama, meyakinkan pasien bahwa
perawat selalu mendukung pasien.
Intervensi keperawatan
berdasarkan NANDA (2012
• Menggunakan pendekatan yang menenangkan pasien,
menjelaskan semua prosedur dan apa yang akan dirasakan
pasien selama prosedur, mendampingi pasien untuk
memberikan rasa aman dan mengurangi rasa takut,
memberikan informasi tentang penyakit pasien, melibatkan
keluarga untuk mendampingi pasien, mengajarkan dan
menganjurkan pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi,
mendengarkan pasien dengan aktif, membantu pasien
mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan,
mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan, dan persepsi.
• Membantu pasien untuk beradaptasi terhadap perubahan
atau ancaman dalam kehidupan, meningkatkan hubungan
interpersonal pasien, memberikan rasa aman.

Anda mungkin juga menyukai