Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap siswa berhak memperoleh hasil belajar dengan baik. Namun ada
kendala dalam pembelajarannya. Dimana setiap siswa tidak mempunyai
kesamaan dalam proses pembelajaran. Di setiap sekolah-sekolah yang pada
umumnya hanya ditujukan pada siswa yang mempunyai kemampuan rata-rata.
Sedangkan siswa yang berkemampuan lebih dan berkemampuan kurang
terabaikan. Hal inilah yang mengakibatkan adanya kesulitan belajar pada
siswa-siswa yang berkemampuan lebih dan berkemampuan kurang.
Untuk dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mengakibatkan
kesulitan belajar pada siswa yang berkemampuan kurang dan berkemampuan
lebih, maka terlebih dahulu guru harus mendiagnosik siswa-siswa yang lain
dari rata-rata itu. Tentunya dalam mendiagnosis hal tersebut, tidak mudah
dalam melaksanakannya. Ada beberapa langkah dalam mendiagnosis siswa
yang kesulitan belajar.
Langkah selanjutnya ini ada beberapa cara untuk mengatasinya. Selain
itu, adanya remedial yaitu suatu bentuk dari tindaklanjut langkah diagnostik
atau bisa disebut penyelesaiannya. Dalam remedial ini adanya suatu kefungsian
bagi guru dalam remedial serta prinsip dari perbaikan yang harus ada dalam
langkah-langkah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, kami merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan diagnostik dan remidial kesulitan belajar?
2. Bagaimana langkah-langkah diagnostik kesulitan belajar beserta ilustrasi
kasusnya?
3. Bagaimana tindak lanjut kesulitan belajar beserta ilustrasi kasusnya?
4. Bagaiaman fungsi remedial bagi guru dan prinsip melakukan program
perbaikan?

1|Diagnosis Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


C. Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan
tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Memahami konsep dasar diagnostik dan remidial kesulitan belajar.
2. Memahami langkah-langkah diagnostik kesulitan belajar beserta ilustrasi
kasusnya.
3. Memahami tindak lanjut kesulitan belajar beserta ilustrasi kasusnya.
4. Memahami fungsi remedial bagi guru dan prinsip melakukan program
perbaikan.

D. Manfaat Penulisan Makalah


Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara
teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai
pengembangan konsep penelitian tindakan kelas. Secara praktis makalah ini
1. penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan
khususnya tentang langkah-langkah operasional diagnostik dan remidial
kesulitan belajar;
2. pembaca, sebagai media informasi tentang langkah-langkah operasional
diagnostik dan remidial kesulitan belajar baik secara teoretis maupun secara
praktis.

2|Diagnosis Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


BAB II
PEMBAHASAN

A. Diagnosis Kesulitan Belajar


1. Pengertian Diagnosis
Dilihat dari akar katanya, “diagnosa atau diagnosis berasal dari kata
Yunani atau Greek “dia (“apart”) dan gigno skein yang berarti mengetahui.
“Gnosis” berarti pengetahuan/ pengenalan/ ilmu” (Busono, 1988: 1).
Tes diagnostik itu sendiri menurut Angelina dan Ch. Enny
(Marsetyorini dan Murwaningtyas, 2012 : 60) “berguna untuk mengetahui
kesulitan belajar yang dihadapi siswa, termasuk kesalahan pemahaman
konsep”. Dan menurut Mardapi, ”hasil tes ini memberikan informasi tentang
konsep-konsep yang belum dipahami dan yang telah dipahami”
(Marsetyorini dan Murwaningtyas, 2012 : 60).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Diagnosis berarti:
1) penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti (memeriksa) gejala-
gejalanya;
2) Sos pemeriksaan terhadap suatu hal;
3) medis penentuan jenis penyakit berdasarkan tanda dan gejala dengan
menggunakan cara dan alat seperti laboratorium, foto, dan klinik;
4) pembanding diagnosis yang dilakukan dengan membanding-bandingkan
tanda klinis suatu penyakit dengan tanda klinis penyakit lain;
Sehingga mendiagnosis berarti menentukan jenis penyakit dengan
cara meneliti atau memeriksa gejalanya
Menurut Thorndike dan Hagen (1955:530-532), diagnosis dapat
diartikan sebagai berikut :
1) Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang
dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama
mengenai gejala- gejalanya ;
2) Studi yang seksama terhadap fakta tentang sesuatu hal untuk menemukan
karakteristik atau kesalahan – kesalahan dan sebagainya yang essensial.

3|Diagnosis Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


3) Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang seksaama atas
gejala – gejala atau fakta tentang suatu hal.
Dari ketiga pengertian tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa di
dalam konsep diagnosis, scera implicit telah mencakup pula konsep
prognosisnya. Dengan demikian, didalam pekerjaan diagnosis bukan hanya
sekedar mengidentifikasi jenis, karakteristik maupun latar belakang dari
suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan
suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan
pemecahannya.
2. Pengertian Kesulitan Belajar
Burton (1952:622-624) mengidentifikasikan bahwa seorang siswa
dapat dianggapa mengalami kesulitan belajar jika yang bersangkutan
mengalami kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan – tujuan
belajarnya. Kegagalan belajar didefinisikan oleh Burton sebagai berikut :
1) Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang
bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat
penguasaan (level of mastery) minimal dalam pelajaran tertentu seperti
yang telah ditetapkan oleh orang dewasa atau guru.
2) Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mencapai
prestasi yang semestinya, sedangkan dalam prediksi hal tersebut dapat ia
raih dengan hasil yang memuaskan.
3) Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak berhasil
mencapai tingkat pengusaaan (level of mastery) yang diperlukan sebagai
prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya.
3. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar
Dengan mengaitkan kedua pengertian di atas maka kita dapat
mendefinisikan diagnosis kesulitan belajar sebagai suatu proses upaya untuk
memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan – kesulitan
belajar dengan menghimpun berbagai informasi selengkap mungkin
sehingga mempermudah dalam pengambilan kesimpulan guna mencari
alternatif kemungkinan pemecahannya.

4|Diagnosis Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


4. Masalah-Masalah Belajar
Kesulitan belajar merupakan suatu gejala yang nampak dalam
berbagai jenis pernyataan ( manifestasi ). Karena guru bertanggung jawab
terhadap proses belajar-mengajar, maka ia seharusnya memahami
manifestasi gejala-gejala kesulitan belajar. Pemahaman ini merupakan dasar
dalam usaha memberikan bantuan kepada murid yang mengalami kesulitan
belajar.
Menurut Lindgren, (1967 : 55) bahwa lingkungan sekolah, terutama
guru. Guru yang akrab dengan murid, menghargai usaha-usaha murid dalam
belajar dan suka memberi petunjuk kalau murid menghadapi kesulitan, akan
dapat menimbulkan perasaan sukses dalam diri muridnya dan hal ini akan
menyuburkan keyakinan diri dalam diri murid. Melalui contoh sikap sehari-
hari, guru yang memiliki penilaian diri yang positif akan ditiru oleh
muridnya, sehingga murid-muridnya juga akan memiliki penilaian diri yang
positif.
Guru yang kurang akrab dengan murid, kurang menghargai usaha-
usaha murid maka murid akan merasa kurang diperhatikan dan akan
mengakibatkan murid itu malas belajar atau kurangnya minat belajar
sehingga anak itu akan mengalami kesulitan belajar. Keberhasilan seorang
murid dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari sekolah seperti guru
yang harus benar-benar memperhatikan peserta didiknya.
Menurut Belmon dan Morolla (1971 : 107) menyimpulkan dari hasil
penelitiannya, bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga yang banyak
jumlah anak, mempunyai keterampilan intelektual lebih rendah daripada
anak-anak yang berasal dari keluarga yang jumlah anaknya sedikit.
Faktor-faktor penyebab masalah belajar dapat digolongkan ke dalam
dua faktor, yaitu :
 Faktor Internal
 Faktor Eksternal
Dari faktor-faktor internal dan eksternal dapat mempengaruhi siswa
sehingga menampakkan gejala-gejala yang bisa diamati oleh orang lain

5|Diagnosis Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


(guru, pembimbing). Beberapa gejala sebagai pertanda adanya kesulitan
belajar misalnya:
 Menunjukkan prestasi yang rendah atau di bawah rata-rata.
 Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia
berusaha dengan keras tetapi nilainya selalu rendah.
 Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal
dengan kawan-kawannya dalam segala hal, misalnya: dalam
mengerjakan soal-soal, dalam menyelesaikan tugas-tugas.
 Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi murid yang
kegiatannya atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan
seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu,
membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui,
acuh tak acuh, berpura-pura, dusta dan lain-lain.
 Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti: mudah tersinggung,
murung, pemarah, bingung, cemberut, selalu sedih.
 Sering tidak sekolah, yaitu murid-murid yang sering tidak hadir atau
menderita sakit dalam waktu yang cukup lama sehingga kehilangan
sebagian besar kegiatan belajarnya. Dan lain sebagainya.
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah Faktor yang timbul dari dalam diri manusia
itu sendiri. Antara lain faktor fisiologi (bersifat fisik) dan faktor psikologi
(keadaan jiwa dan rohani) :
1) Fisiologis

Faktor Fisiologis adalah sesuatu kondisi yang berhubungan dengan


jasmani seseorang, antara lain:

a) Karena sakit. Seorang anak yang sedang sakit, tentunya akan


mengalami kelemahan secara fisik, dengan saraf sensoris dan
motorisnya yang lemah sehingga proses menerima pelajaran,
memahami pelajaran menjadi tidak baik dan akan tertinggal dalam
pelajaran.

6|Diagnosis Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


b) Karena kurang sehat. Anak yang kurang sehat dapat mengalami
kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya
konsentrasinya hilang kurang semangat, pikiran terganggu. Karena
hal-hal ini penerimaan dan respon pelajaran berkurang, saraf otak
tak mampu bekerja secara optimal memproses, mengelola,
menginterpretasi dan mengorganisir bahan pelajaran melalui
inderanya.
c) Karena cacat tubuh. yang dapat kita bagi lagi menjadi cacat tubuh
yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, serta
gangguan gerak, serta cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta,
tuli, bisu, dan lain sebagainya.
2) Psikologis

Faktor Psikologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan


keadaan kejiwaan siswa. Faktor ini dapat dibedakan menjadi:

a) Intelligensi yang dimiliki oleh anak. Anak yang memiliki IQ cerdas


(110 – 140), atu genius (lebih dari 140) memiliki potensi untuk
memahami pelajaran dengan cepat. Sedangkan anak-anak yang
tergolong sedang (90 – 110) tentunya tidak terlalu mengalami
masalah walaupun juga pencapaiannya tidak terlalu tinggi.
Sedangkan anak yang memiliki IQ dibawah 90 ataubahkan
dibawah 60 tentunya memiliki potensi mengalami kesulitan dalam
masalah belajar. Untuk itu, maka orang tua, serta guru perlu
mengetahui tingkat IQ yang dimiliki anak atau anak didiknya.
b) Bakat. Bakat adalah potensi/kecakapan dasar yang dibawa sejak
lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda.
Seseorang yang berbakat musik mungkin di bidang lain
ketinggalan.
c) Minat. Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran
akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya
mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan

7|Diagnosis Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapannya sehingga
menimbulkan problema pada dirinya.
d) Motivasi. Adalah keadaan internal manusia yang mendorong untuk
berbuat sesuatu. Fungsi motivasi adalah mendorong sesorang untuk
interes pada kegiatan yang akan dikerjakan, menentukan arah
perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dan
mendorong seseorang untuk mencapai prestasi, yakni dengan
adanya motivasi yang baik dalam belajar, akan menunjukkan hasil
belajar yang baik.
e) Faktor Kesehatan Mental. Hubungan kesehatan mental dengan
belajar adalah timbal balik. Karena kesehatan mental dan
ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik.
f) Tipe-Tipe Khusus seorang pelajar. Kita mengenal tipe-tipe belajar
seorang anak. Ada tipe audio, visual, motorik dan campuran.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya masalah belajar yang berasal dari luar diri siswa. Yang
termasuk faktor Eksternal dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1) Faktor Sosial

Faktor sosial dibagi menjadi beberapa lingkungan, yaitu:

a) Lingkungan Keluarga
1. Orang Tua. Cara orang tua mendidik, hubungan orang tua dan
anak serta bimbingan dari orang tua dapat membuat anak
kesulitan belajar. Misalnya cara didik orang tua yang bersifat
kejam, otoriter, akan menimbulkan mental yang tidak sehat bagi
anak. Hal ini akan berakibat anak tidak tentram, tidak senang
dirumah dan lebih mencari teman sebayanya hingga lupa
belajar. Sebaliknya orang tua yang lemah, suka memanjakan
anak, ia tidak rela anaknya bersusah payah belajar, menderita,
berusaha keras, akibatnya anak tidak mempunyai kemampuan

8|Diagnosis Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


dan kemauan, bahkan tergantung pada orang tua hingga malas
berusaha, malas menyelesaikan tugas, hingga prestasinya
menurun. Selain itu juga bagimana hubungan orang tua dengan
anak, apakah harmonis, atau jarang bertemu, atau bahkan
terpisah. Hal ini tentunya juga memberikan pengaruh pada
kebiasaan belajar anak.
2. Suasana Rumah/Keluarga. Suasana yang sangat gaduh/ramai
atau pun suasana yang slalu tegang, anak akan slalu terganggu
konsentrasinya, sehingga sulit untuk belajar. Sedangkan
suasana rumah yang akrab, menyenangkan dan penuh kasih
sayang, akan memberikan dorongan belajar yang kuat bagi
anak.
3. Keadaan Ekonomi Keluarga. Keluarga yang ekonominya
rendah sudah pasti akan menjadi masalah dalam belajar karena
untuk membeli alat-alat tulis, uang sekolah dan biaya lainnya.
Sebaliknya Keluarga yang ekonominya berlebihan anaknya
cenderung enggan belajar karena terlalu banyak bersenang-
senang.
4. Latar Belakang Kebudayaan. Tingkat pendidikan dan kebiasaan
dalam keluarga, akan mempengaruhi sikap anak dalam belajar.
Jadi, anak-anak hendaknya ditanamkan kebiasaan yang baik,
agar mendorong anak untuk belajar.
b) Lingkungan Guru
1. Guru. Guru dapat juga menjadi faktor masalah dalam belajar
siswanya.Guru yang tidak kualifield, hubungan guru dengan
murid kurang baik, serta metode pengajaran guru. Semua itu
dapat membuat murid kesulitan belajar.
2. Hubungan Antar Murid. Guru yang kurang bisa mendekati siswa
dan kurang bijaksana, maka tidak akan mengetahui bahwa di
dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat.
Maka guru harus mampu membina jiwa kelas supaya dapat

9|Diagnosis Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


hidup bergotong royong dalam belajar bersama, agar kondisi
belajar individual siswa berlangsung dengan baik.
3. Metode Pengajaran. Guru yang hanya bisa mengajar dengan
metode ceramah saja, membuat siswa menjadi bosan,
mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Sedangkan guru
yang progresif, adalah guru yang berani mencoba metode-
metode baru, yang dapar membantu dalam meningkatkan
kondisi belajar siswa.
c) Lingkungan Masyarakat
1. Teman Bergaul. Pergaulan dan teman sepermainan sangat
dibutuhkan dalam membuat dan membentuk kepribadian dan
sosialisasi anak. Orang tua harus memperhatikan agar anak-
anaknya jangan sampai memdapat teman bergaul yang memiliki
tingkah laku yang tidak diharapkan. Karena perilaku yang tidak
baik, akan mudah menular kepada anak lain.
2. Pola Hidup Lingkungan. Pola hidup tetangga yang berada di
sekitar rumah anak itu berada, punya pengaruh besar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Kegiatan Dalam Masyarakat. Kegiatan dalam masyarakat dapat
berupa karang taruna, menari, olahraga dan lain sebagainya. Jika
kegiatan tersebut dilakukan secara berlebihan, tentu akan
menghambat kegiatan belajar.
4. Media masa. Meliputi: bioskop, TV, video-kaset, Surat Kabar,
Majalah, novel, buku komik yang ada disekeliling kita. Hal-hal
itu akan menghambat belajar apabila anak terlalu banyak waktu
yang dipergunakan untuk itu, hingga lupa akan tugas belajar.
2) Faktor Non-Sosial

Faktor non-sosial dibedakan menjadi:

a) Sarana dan Prasarana Sekolah.

10 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


1. Kurikulum. Sistem intruksional sekarang menghendaki, bahwa
dalam proses belajar mengajar yang dipentingkan adalah
kebutuhan anak. Maka guru perlu mendalami dengan baik dan
harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat
melayani anak belajar secara individual.
2. Media Pendidikan. Seperti buku-buku di perpustakaan,
laboratorium, LCD, Komputer, layanan internet, dan lain
sebagainya.
3. Keadaan Gedung. Keadaan gedung yang sudah tua dan tidak
direnovasi, serta kenyamanan dan kebersihan di dalam kelas
yang masih kurang, sehingga akan menghambat lancarnya
kondisi belajar siswa.
4. Sarana Belajar. Sarana Belajar yang kurang lengkap tentu akan
mempengaruhi kualitas belajar, dan pada akhirnya juga
mempengaruhi hasil belajar siswa.
b) Waktu Belajar.

Karena keterbatasan gedung sekolah, sedangkan jumlah siswa


banyak, maka ada siswa yang harus terpaksa sekolah di siang
hingga sore hari. Waktu di mana anak-anak istirahat, tetapi harus
masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil
mengantuk. Berbeda dengan anak yang belajar di pagi hari, sebab
mereka masih segar, dan jasmani dalam kondisi baik.

c) Rumah

Kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan


yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum untuk kegiatan
anak akan berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.

d) Alam

11 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


Dengan berupa keadaan cuaca yang tidak mendukung anak untuk
melangsungkan proses belajar mengajar. Kalaupun berlangsung,
tentu kondisi belajar siswa pun akan kurang optimal.

5. Prosedur Mendiagnosa Masalah Belajar


Yang dimaksud dengan proses mendiagnosis adalah proses
pemeriksaan terhadap suatu gejala yang tidak beres. Diagnosis masalah
belajar dilakukan jika guru menandai atau mengidentifikasi adanya kesulitan
belajar pada muridnya.
Diagnosis masalah belajar dilakukan secara sistematis dan terarah
dengan langkah-langkah:
 Mengidentifikasi adanya masalah belajar.
 Menelaah/menetapkan status siswa.
 Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar.
 Menentukan Pemecahan dan saran tindak lanjut masalah belajar.
a. Mengidentifikasi Adanya Masalah Belajar.
Mengidentifikasi adanya masalah belajar adalah memperkirakan
murid yang mengalami kesulitan belajar. Semakin luas pengetahuan guru
tentang gejala-gejala kesulitan belajar dan makin banyak pengalaman
guru dalam mengidentifikasi kesulitan belajar, akan makin terampil guru
melakukan diagnosis masalah belajar. Gejala-gejala munculnya masalah
belajar dapat diamati dalam berbagai bentuk, biasanya muncul dalam
berbagai bentuk seperti:suka mengganggu teman, merusak alat-alat
pembelajaran, sukar memusatkan perhatian, sering termenung, menangis,
hiperaktif, sering bolos dan sebagainya.
b. Menelaah/Menetapkan Status Siswa.
Tahap ini merupakan identifikasi hakekat dan luasnya dari pada
kesulitan belajar yang dihadapi oleh murid. Tahap ini yang paling efisien
dalam mendiagnosa kesulitan-kesulitan belajar yakni menemukan sampai
sejauh mana siswa dapat mencapai berbagai tujuan yang diharapkan oleh
guru/sekolah. Dengan kata lain kita menentukan pola kekuatan dan

12 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


kelemahannya siswa dalam belajar. Penelaahan dan penetapan status
murid dilakukan dengan cara:
1) Menetapkan tujuan khusus yang diharapkan dari murid.
2) Menetapkan tingkat ketercapaian tujuan khusus oleh murid dengan
menggunakan teknik dan alat penilaian yang tepat.
Teknik yang dapat ditempuh bermacam-macam antara lain dengan:
o Meneliti nilai ujian
o Menganalisis hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan yang
dibuatnya.
o Observasi pada saat siswa dalam proses belajar mengajar
o Memeriksa buku catatan pribadi yang ada pada petugas bimbingan.
o Melaksanakan sosiometris untuk melihat hubungan sosial
psikologis yang terdapat pada para siswa.
3) Menetapkan pola pencapaian murid, yaitu seberapa jauh ia berbeda
dari tujuan yang ditetapkan itu.
c. Memperkirakan Sebab Terjadinya Masalah Belajar.
Tahap diagnosa ini ialah menduga apa yang menyebabkan pola
kekuatan dan kelemahan siswa itu. Tahap ini berdasarkan asumsi bahwa
kita tidak dapat mengambil keputusan secara bijaksana bagaimana
membantu siswa mengatasi kesulitannya, bila kita tidak mempunyai
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi sebab kesulitannya.
Membuat perkiraan yang tepat adalah suatu perbuatan yang kompleks
yang keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa
prinsip yang harus diingat dalam memperkirakan sebab terjadinya
masalah belajar:
1) Gajala yang sama dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda.
2) Sebab yang sama dapat menimbulkan gejala yang berbeda.
3) Berbagai penyebab dapat berinteraksi yang dapat menimbulkan gejala
masalah yang makin kompleks.

13 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


Untuk menentukan sebab-sebab kesulitan belajar, salah satu cara
bisa diadakan wawancara atau interview. Salah satu caranya dengan
menggunakan daftar angket yang telah disusun sebelumnya.
Daftar angket tersebut dapat berisi tentang:
o Pelajaran-pelajaran yang disenangi
o Pelajaran-pelajaran yang tak disenangi.
o Kesulitan-kesulitan yang dialami dalam pelajaran
o Cara belajar, lama belajar di rumah, kesungguhan belajar, kawan
dalan belajar.
o Perhatian orang tua
o Sakit yang pernah dialami, kelemahan fisiknya dan lain-lain.
Dari interview dengan daftar angket yang sudah diberikan, dapat
diperoleh data tentang latar belakang anak tersebut. Seperti misalnya:
pelajaran apa yang dia sukai dan yang tidak dia sukai; bagaimana
perhatian orang tuanya dirumah? atau apakah Murid jarang bertemu
dengan orang tua karena kesibukan orang tuanya? ; Bagaimana Iklim
kondisi belajar dipengaruhi secara dominan oleh lingkungan, baik dari
teman-teman maupun sistem atau metode belajar? ; Apakah mempunyai
kegiatan di luar sekolah atau tidak? ; Berapa jam lama tidar dalam satu
hari? ; Bagaimana menegemen waktu belajarnya?; Atau pun masalah
kesehatannya.
Dari hasil angket yang diberikan kita dapat memperkirakan sebab
terjadinya masalah belajar yang dialami murid. Seperti contohnya karena:
o Kurang suka dengan matematika dan fisika;
o Kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar;
o Tidak bisa konsentrasi sepenuhnya pada pelajaran;
o Tidak mempunyai minat belajar;
o Dan permasalahan belajar lainnya.
d. Menentukan Pemecahan Masalah Belajar.
Tahap ini merupakan tahap untuk berusaha menghilangkan sebab
dari pada kesulitan yang dihadapi murid. Atau apabila sebab itu tidak

14 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


dapat disembuhkan, hal ini menjadi tahap untuk memberikan bantuan
kepada murid tersebut dalam belajar yang sesuai dengan sebabnya.
Pertanyaan pokok dalam hal ini ialah: “Bagaimana kita dapat menolong
murid sebaik-baiknya dalam mengatasi atau mengkompensasikan
kesulitan-kesulitannya dalam belajar?”. Yaitu dengan mengambil
langkah atau teknik-teknik/metode-metode mana yang harus digunakan
untuk membantu memecahkan kesulitan murid atau untuk merubah
lingkungannya.
e. Analisa Kelebihan dan Kekurangan Topik
Masalah belajar dipandang sebagai ketidaksesuaian suatu kondisi
tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu
berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya.
Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid
yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-
murid yang pandai atau cerdas.
Merujuk kepada pengertian masalah belajar, maka jenis-jenis
masalah belajar dapat dikelompokkan kepada murid-murid yang
mengalami:
1) Keterlambatan akademik , yaitu keadaan murid yang diperkirakan
memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat
memanfaatkannya secara optimal.
2) Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat
akademik yang cukup tinggi atau memiliki I Q 130 atau lebih, tetapi
masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan
dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
3) Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki
bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan
untuk mendapat pendidikan atau pengajaran khusus .

15 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


4) Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan murid yang kurang
bersemangat dalam belajar, yaitu keadaan murid yang kurang
bersemangat dalam belajar, maka seolah-olah tampak jera dan malas.
5) Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi murid yang
kegiatannya atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan
seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu,
membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak
diketahui, dan sebagainya.
6) Sering tidak sekolah, yaitu murid-murid yang sering tidak hadir atau
menderita sakit dalam waktu yang cukup lama sehingga kehilangan
sebagian besar kegiatan belajarnya.
Semua hal yang tersebut diatas akan dapat menimbulkan
menurunnya prestasi belajar mereka.
Murid yang mengalami masalah belajar, dapat diidentifikasi
dengan memperhatikan prosedur mendiagnosa masalah belajar. Dalam
hal ini penulis mengambil contoh seorang murid yang memiliki masalah
belajar pada pelajaran matematika dan fisika.
f. Diagnosis Kesulitan Belajar terhadap Bidang Studi Matematika dan
Fisika
1) Keadaan Siswa
Sesuai dengan angket di atas, maka dapat ditarik diagnosis
permasalahan yang dihadapi siswa dengan gambaran keadaan siswa
sebagai berikut :
a) Secara umum
1. Siswa jarang bertemu dengan orang tua karena kesibukan orang
tuanya;
2. Iklim kondisi belajar dipengaruhi secara dominan oleh
lingkungan, baik dari teman-teman maupun sistem atau metode
belajar;
3. Mempunyai kegiatan di luar sekolah yang padat, baik kegiatan
ekstra kurikuler atau kegiatan yang lain;

16 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


4. Lama tidur dalam satu hari rata-rata selama 5 jam, ini berarti
lebih sedikit dari rata-rata tidur pada umumnya yaitu 8 jam;
5. Rata-rata lama belajar dalam satu hari hanya 1 (satu) jam.
b) Secara khusus
1. Kurang suka dengan matematika dan fisika;
2. Kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar.
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab masalah
Dari masalah-masalah yang dapat diambil praktikan sebagaimana
tersebut di atas maka untuk selanjutnya praktikan menemukan akar-
akar permasalahan sebagai berikut :
a) Masalah kesulitan belajar
1. Masalah sulit memahami materi matematika;
2. Tidak bisa konsentrasi sepenuhnya pada pelajaran;
3. Padatnya pelajaran-pelajaran lain di luar sekolah;
b) Masalah gangguan psikologi
1. Tidak mempunyai minat belajar;
2. Belum bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru;
3. Jarang bertemu dengan orang tua, sehingga harus memikirkan
dan memenuhi segala sesuatu secara mandiri;
4. Hobi bermalas-malasan sehingga berpengaruh pada minat
belajar.
B. Remidial Teaching
1. Pengertian Remidial Teaching
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mendefinisikan bahwa
“Remidial” dan “Teaching”. Dan bila dipisahkan kata Remidial yang
berarti bahwa:
Pertama, berhubungan dengan perbaikan, pengajaran ulang murid
yang hasil belajarnya jelek. Kedua, Remidial berarti bersifat
menyembuhkan. Sedangkan Teaching yang berarti “pengajaran” dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang berarti:
a. Proses perbuatan, cara sesuatu mengenai mengajarkan

17 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


b. Prihal mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar.
Menurut arti katanya, Remidial berarti bersifat menyembuhkan atau
membetulkan atau membuat jadi baik. Dengan demikian, Remidial
Teaching adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau
membetulakn, atau pengajaran yang membuat jadi baik.
Menuruut Ischak S.W dan Warji R. dalam bukunya Program Remidial
DAlam Proses Belajar-Mengajar. memberikan pengertian Remidial
Teaching sebagai berikut:
“kegiatan perbaikan dalam proses belajar mengajar adalh salah satu
bentuk pemberian bantuan. Yaitu pemberian bantuan dalam proses
belajar mengajar yang berupa kegiatan perbaikan terprogram dan
disusun secara sistematis”.
Pengertian Remidial Teaching menurut M. Entang adalah:
“Segala sesuatu yang dilakukan untuk memahmi dan menetapkan
jenis sifat kesulitan belajar. Factor-faktor penyebabnya serta cara
menetapkan kemungkinan mengatasinya. Baik secara kuratif
(penyembuhan) maupun secara peventif (pencegahan) berdasarkan
data dan informasi yang seobyektif mungkin”.
Dari uraian di atas jelas kiranya bahwa pengertian Remidial Teaching
sebagai suatu bentuk khusus pengajaran, yang diajukan untuk peserta didik
yang memperoleh hasil belajar yang tidak baik dalam proses belajar
mengajar dengan tujuan memperbaiki hasil belajar tersebut supaya menjadi
baik melalui kegiatan perbaikan terprogram dan disusun secara sistematis.
2. Perbandingan Pengajaran Biasa dengan Remidial Teaching
a. Kegiatan pengajaran biasa sebagai program belajar mengajar di kelas dan
semua siswa ikut berpartisipasi. Pengajaran perbaikan diadakan setelah
diketahui kesulitan belajar, kemudian diadakan pelayanan khusus.
b. Tujuan pengajaran biasa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang
ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sama untuk semua
siswa. Pengajaran perbaikan tujuannnya disesuaikan dengan kesulitan
belajar siswa walaupun tujuan akhirnya sama.

18 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


c. Metode dalam pengajaran biasa sama buat semua siswa, sedangkan
metode dalam pengajaran perbaikan berdiferensial (sesuai dengan sifat,
jenis, dan latar belakang kesulitan).
d. Pengajaran biasa dilakukan oleh guru, sedangkan pengajaran perbaikan
oleh team (kerjasama).
e. Alat pengajaran perbaikan lebih bervariasi, yaitu dengan penggunaan tes
diagnostik, sosiometri, dsb.
f. Pengajaran perbaikan lebih diferensial dengan pendekatan individual.
g. Pengajaran perbaikan evaluasinya disesuaikan dengan kesulitan belajar
yang dialami oleh siswa.
3. Konsep Remidial Teaching
Untuk memberikan landasan yang mantap mengenai konsep Remidial
Teaching dapat dilihat dari tujuan dan fungsi Remidial Teaching dalam
melakukan perbaikan dan pengajaran serta strategi pendidikan yang
digunkan dalam Remidial Teaching sebagai upaya dalam menumbuhkan
pemahaman siswa.
Karena dalam proses pembelajaran di sekolah maupun di madrasah
terdapat strategi dan cara mengajar yang berbeda-beda dari tiap guru
sehingga siswa juga dituntut untuk bias mengikuti pelajaran yang diberikan.
Bila kemampuan siswa yang lemah dan konsentrasi dapat menyebabkan
siswa tersebut ketinggalan pelajaran dibandingkan dengan temanya. Karena
tiap siswa mempunyai kekurangan dan kelebihan dari tiap pelajaran yang
diberikan oleh guru.
Dan dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, yang mana
prose belajar mengajar merupakan kegiatan inti dan melalui proses belajar
akan dicapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah
laku dalam diri siswa yang menjadi harapan semua pihak agar setiap siswa
dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Dalam kenyataan, tiadak semua murid dapat
mencapai hasil belajar yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa
factor, baik factor yang ada dalam dirinya maupun factor dari luar dirinya.

19 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


Namun demikian, pada dasarnya setiap siswa dapat dibantu baik secara
individual maupun kelompok untuk memperbaiki hasil belajar yang dicapai
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Bantuan yang diberikan dapat
menggunakan berbagai pendekatan, metode, materi dan alat yang
disesuaikan dengan jenis dan sifat hambatan belajar yang dialami oleh siwa.
Dalam kegiatan perbaikan (remedial) dalam proses belajar mengajar
adalah salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan yang berupa kegiatan
perbaikan yang terprogram dan tersusun secara sistematis. Bukan sekedar
kegiatan yang timbul karena inisiatif guru pada saat-saat tertentu dan secara
kebetulan menemukan kesulitan belajar siswa. Yang mana kesulitan belajar
siswa harus dapat diketahui dan diatasi sedini mungkin, sehingga tujuan
instruksional atau kompetensi dasar dapat tercapai dengan baik. Dan dalam
Remidial Teaching mempunyai tujuan untuk menumbuhkan pemahaman
siswa pada suatu mata pelajaran.
4. Hubungan Remidial Teaching dalam Proses Belajar-Mengajar
Dalam kurikulum sekolah-sekolah dewasa ini metode dan sistem
penyampaiannya dipergunakan pendekatan dengan Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI). Pendekatan ini dianggap merupakan salah satu
sistem yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang optimal dengan
melalui satuan pelajaran. Satuan pelajaran adalah kegiatan belajar
mengajar suatu bahan atau satuan bahasan, dalamrangka pencapaian
tujuan yang lebih khusus(TIK). Tujuan Instruksional Khusus ini hendaknya
dirumuskan dengan jelas, dapat diukur, serta dalam bentuk tingkah laku
murid.
Dengan rumusan dan tujuan yang jelas akan memudahkan guru dalam
menyusun dan mengembangkan bahan pengajaran, alat pengajaran serta
rencana dan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan pendekatan PPSI
yang langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan TIK.
b. Menyusun alat evaluasi.

20 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


c. Menentukan materi pelajaran dan kegiatan belajar mengajar (metode,
alat, sumber)
d. Melaksanakan pengajaran.
e. Evaluasi yang merupakan umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar,
berupa :
Bagi guru, bila TIK bisa tercapai dipergunakan untuk merevisi
program. Bagi siswa, bila TIK tidak tercapai diadakan remedial/ pengajaran
perbaikan. Dengan melihat kerangka dasar kegiatan-kegiatan program
belajar mengajar dengan pendekatan PPSI tersebut, maka Remidial
Teaching / pengajaran perbaikan memegang peranan penting, khususnya
dalam rangka mencapai hasil belajar yang optimal (belajar tuntas).
5. Perlunya Remidial Teaching
Seperti pada uraian sebelumnya, dalam hubungannya dengan
kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar maka pengajaran perbaikan ini
merupakan pelengkap dari proses pengajaran secara keseluruhan. Dengan
demikian pengajaran perbaikan ini perlu dapat dilihat dari segi :
a. Siswa
Kenyataan menunjukkan bahwa setiap siswa mempunyai hasil
yang berbeda-beda dalam proses belajar mengajar. Atas dasar perbedaan
individual siswa inilah, guru harus menggunakan berbagai pendekatan
dengan anggapan bahwa bila siswa mendapat kesempatan belajar sesuai
kemampuan pribadinya diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang
optimal sesuai dengan kemampuannya. Dan untuk membantu setiap
pribadi siswa dalam mencapai hasil prestasi yang optimal, maka
sebaiknya digunakan pendekatan pengajaran perbaikan.
b. Guru
Guru yang mempunyai fungsi ganda sebagai instruktur, konselor,
petugas psikologi, dan sebagainya bertanggung jawab atas tercapainya
tujuan pengajaran khususnya peningkatan prestasi belajar siswa. Maka
dalam rangka ini, pengajaran perbaikan merupakan peluang yang besar

21 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


bagi setiap siswa untuk dapat mencapai hasil prestasi belajar secara
optimal.
c. Proses Pendidikan
Dalam proses pendidikan, bimbingan dan penyuluhan merupakan
pelengkap dari keseluruhan proses pelaksanaan program belajar. Melalui
bimbingan dan penyuluhan ini diharapkan siswa dapat mencapai
perkembangan pribadi yang integral. Untuk melaksanakan pelayanan
bimbingan yang sebaik-baiknya dalam proses belajar-mengajar
diperlukan pelayanan khusus yaitu pengajaran perbaikan.
6. Tujuan Remidial Teaching
Secara umum tujuan pengajaran perbaikan tidak berbeda dengan
pengajaran biasa yaitu dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Secara khusus pengajaran perbaikan bertujuan agar
siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar
yang diharapkan oleh phak sekolah melalui proses perbaikan.

Secara terperinci tujuan pengajaran perbaikan, yaitu :


a. Agar siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya.
b. Dapat memperbaiki / mengubah cara belajar siswa ke arah yang lebih
baik.
c. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
d. Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong
tercapainya hasil belajar yang jauh lebih baik.
e. Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepada siswa.
7. Fungsi Remidial Teaching
Dalam keseluruhan proses belajar-mengajar, pengajaran perbiakan
mempunyai fungsi, antara lain:
a. Korektif , artinya dalam fungsi ini pengajaran remedial dapat diadakan
pembetulan atau perbaikan.
b. Pemahaman, artinya dari pihak guru, siswa atau pihak lain dapat
memahami siswa.

22 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


c. Penyesuaian, penyesuain pengajaran perbaikan terjadi antara siswa
dengan tuntutan dalam proses belajarnya. Artinya siswa dapat belajar
sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil
terbaik lebih besar. Tuntutan disesuaikan dengan sifat, jenis, dan latar
belakan kesulitan sehingga mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
d. Pengayaan, maksudnya pengajaran perbaikan itu dapat memperkaya
proses belajar mengajar melalui metode pengajaran yang bervariasi.
e. Akselerasi, maksudnya pengajaran perbaikan dapat mempercepat proses
belajar, baik dari segi waktu maupun materi.
f. Terapsutik, maksudnya secara lagsung atau tidak langsung pengajaran
perbaikan dapat memperbaiki atau menyembuhkan kondisi pribadi yang
menyimpang.
8. Sifat Khusus Remidial Teaching dengan Masalahnya
Kekuasaan pengajaran perbaikan disesuaikan dengan karakteristik
kesulitan belajar yang diderita siswa. Tekanannya pada usaha perbaikan
keseluruhan proses belajar mengajar menyangkut masalah cara belajar,
metode belajar, materi, alat, dan lingkungan yang turut serta mempengaruhi
proses belajar mengajar. Sehubungan dengan masalah ini maka perlu
sekiranya guru memahami prinsip-prinsip permasalahan yang menyangkut :
a. Cara belajar siswa
Pada dasarnya siswa belajar dengan cara-cara sebagai berikut :
1) Eksplorasi
Siswa mencari dan mendapatkan ilmu pengetahuan tentang sesuatu
melalui seluruh indranya, kemudian dikembangkan melalui berbagai
usaha, melakukan sendiri dengan bermacam-macam alternatif.
2) Coba-coba
Melalui trial and error, siswa belajar memecahkan suatu
permasalahan.
3) Rasa tidak senang
Dengan merasa tidak senang, siswa akan belajar menghindari
kesalahan.

23 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


4) Rasa gembira
Sesuatu yang menyenangkan cenderung untuk mengulang, dan
sebaliknya sesuatu yang tidak enak cenderung untuk dihindari.
5) Imitasi
Belajar melalui peniruan / pengamatan yang paling sering dilakukan.
6) Partisipasi
Belajar melalui peniruan, berati siswa berpartisipasi secara aktif (learn
be doing), itulah prinsip pedagogik dewasa ini.
7) Komunikasi
Semakin mudah komunikatif, makin menarik sesuatu hal untuk
dipelajari.
b. Kondisi belajar
1) Kondisi Umum
a) Stimulasi belajar
Pesan yang diterima oleh siswa berupa stimulus yang
berbentuk visual, auditif, verbal, taktil, dsb. Dalam kegiatan belajar
mengajar, bahan yang disajikan harus benar-benar diinformasikan
dan dapat diterima oleh siswa dengan baik dengan cara prinsip
pengulangan, dimana pinsip ini akan membantu siswa lebih dari
sekali kesempatan untuk menerima dan menstruktur pesan yang
disampaikan oleh guru.
b) Perhatian dan Motivasi
Siswa harus memperhatikan stimulus belajar yang
mengandung pesan dan harus mereka terima untuk berlangsungnya
kegiatan belajar. Oleh karena itu, sesuatu yang paling penting
dalam kegiatan belajar dan untuk mempertahankan perhatian
diperlukan adanya motivasi sehingga kegiatan belajar berlangsung
dan berhasil baik.
c) Respons yang dipelajari
Oleh karena belajar itu proses aktif, maka siswa harus
dilibatkan ke dalam bahan yang dipelajari. Pelibatan ini meliputi

24 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


perhatian, proses internal, dan tindakan yang nyata. Karena itu,
agar hasil belajar dapat dinilai, maka tujuan harus dirumuskan ke
dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati.
d) Penguatan dan umpan balik
Secara teori, bila suatu kegiatan dapat memuaskan suatu
kebutuhan, maka ada kecenderungan untuk mengulanginya. Siswa
harus menerima umpan balik secara langsung derajat sukses
pelaksanaan tugas.
e) Pemakaian dan pemindahan
Salah satu prinsip pemakaian kembali informasi yang telah
dipelajari adalah mind (jiwa) harus membuat suatu alamat terhadap
stimulus yang tersedia pada saat dibutuhkan.
f) Kemampuan belajar
2) Kondisi Khusus
a) Kondisi belajar informasi
Yang termasuk belajar informasi adalah belajar lambing,
kata-kata, istilah, definisi, persamaan, pernyataan sifat, dll.
Informasi yang dipelajari sering disebut fakta pengetahuan atau isi
yang biasa dipelajari dengan cara menghafalkan karena akan
menghemat waktu bila sering digunakan. Siswa perlu diberikan
penjelasan tentang apa yang harus dipelajari, hasil yang
diharapkan, manfaat materi pelajaran baginya.
b) Kondisi belajar konsep
Konsep atau pengertian yaitu serangkaian perangsang dengan
sifat-sifat yang sama. Mempelajari konsep mempunyai tiga
dimensi, yaitu :Pengembangan secara internal pola mental yang
memberikannya perasaan dan kemampuan untuk
menggunakannya.Verbalisasi, deskripsi, atau definisi.Pemberian
nama untuk konsep tersebut.
c) Kondisi belajar prinsip

25 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


Prinsip yaitu pola antar-hubungan fungsional antara konsep-
konsep. Belajar prinsip sama dengan belajar konsep. Prinsip
merupakan sarana penting untuk merumuskan pemecahan masalah.
d) Kondisi belajar keterampilan
Keterampilan dibedakan menjadi dua, yaitu intelektual dan
psikomotor. Belajar keterampilan memerlukan latihan dalam
mengkoordinasikan gerak motorik dengan kegiatan mental yang
kompleks. Kondisi khusus belajar keterampilan , yaitu :
1. Tujuan dan nilai dijelaskan.
2. Ditujukan demonstrasi dari yang mampu.
3. Keterampilan dasar diberikan.
4. Untuk meningkatkan perbaikan perlu evaluasi kegiatan secara
cepat.
e) Kondisi belajar sikap
Berbagai bentuk penguasaan sikap yaitu pengenalan
perhatian, ganjaran. Oleh karena itu, jika siswa menjauhi sekolah
mempunyai pengalaman negatif terhadap pelajaran dan sebaliknya.
c. Strategi Pengajaran
Strategi pengajaran berhubungan dengan pemilihan kegiatan
belajar mengajar yang paling efektif dalam memberikan pengalaman
belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin
dicapai. Dengan kata lain, strategi pengajaran adalah kegiatan yang
dipilih guru dalam proses belajar mengajar yang dapat memberi
kemudahan kepada siswa untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Secara
umum pemilihan strategi pengajaran dipengaruhi oleh :
1) Penerimaan pengetahuan
2) Aplikasi pengetahuan
3) Tujuan yang bersifat perubahan sikap (perasaan)
d. Hubungan Guru-Siswa
Hubungan guru-siswa dalam proses belajar mengajar yang
diharapkan adalah hubungan yang manusiawi. Maka yang penting bagi

26 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


guru adalah bagaimana membawa siswa memperoleh pengertian sesuai
dengan pribadinya. Mengenai tujuan pendidikan yang penting menurut
aliran humanistic adalah menyadarkan kemampuan anak sendiri,
membantu mereka bagaimana memahami orang lain, menyiapkan masa
depan mereka, melatih cara mereka berpikir, dan mengambil keputusan
sendiri. Atas dasar inilah, guru tidak lagi berperan sebagai pusat
kegiatan/perhatian, melainkan sebagai fasilitator yang membantu siswa
mengembangkan kemampuannya. Umtuk itu, guru perlu mengusahakan
iklim yang menunjang efektifitas belajar, seperti :
1) Memberi kebebasan kepada siswa dalam menyelesaikan tugasnya.
2) Mengusahakan suasana belajar yang hangat.
3) Menghargai siswa.
4) Memberikan tugas-tugas yang menantang.
5) Mengontrol disiplin siswa.
6) Menilai keberhasilan, dan sebagainya.
e. Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas menunjukkan kepada berbagai jenis kegiatan
yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk
mempertahankan/menciptakan kondisi yang optimal bagi tercapainya
proses belajar mengajar. Pengelolaan kelas meliputi pengaturan tingkah
laku antara ruang sehingga tercipta kemudahan-kemudahan dalam
belajar. Masalah pengelolaan kelas ini berkenaan dengan masalah kondisi
dan situasi, administrasi teknik, dimensi pengelolaan, dan kedisiplinan
siswa.
f. Bidang studi
Pengetahuan tentang psikologi bidang studi perlu diketahui bagi
guru maupun konselor, yaitu :
1) Bahasa
Efektivitas dalam bidang studi banyak tergantung dari penguasaan
bahasa. Faktor-faktor psikis yang mempengaruhi perkembangan dan
kemampuan bahasa yaitu lingkungan anak, intelegensi, emosi, dan

27 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


alat bicara. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat melihat hambatan
bahasa baik jasmani maupun psikis.Hambatan itu misalnya salah ucap,
salah ejaan, selain tata bahasa kesalahan membaca. Dalam remedial
teaching, bahasa dapat diartikan sebagai bantuan pengajaran untuk
membetulkan kesalahan yang sudah terjadi dan harus didahului
dengan menghilangkan hambatannya.
2) Berhitung/matematika
Beberapa ahli seperti Brownwell, Kuechner, dan Rein berdasarkan
pengalamannya, menyatakan bahwa remedial teaching berhitung
dapat diartikan penyusunan kembali pengalaman yang telah diperoleh
terlebih dahulu. Oleh karena itu, usaha guru harus direncanakan secara
matangdan dilakukan dengan kematangan.
3) Pengetahuan alam/pengetahuan social
Pengamatan dan pengalaman adalah dasar dari mendapatkan
pengertian dalam bidang pengetahuan alam dan sosial. Pengetahuan
alam yang terutama adalah memberikan pengetahuan tentang isi alam
semesta, bagaimana aktivitas kerjanya, dan mengapa demikian.
Sedangkan pengetahuan sosial menggunakan penemuan-penemuan
dalam pengetahuan alam tentang apa yang berguna dan baik bagi
kesejahteraan manusia.
9. Pendekatan dan Metode dalam Pengajaran Remedial
a. Pendekatan yang bersifat kuratif
Pendekatan ini diadakan mengingat kenyataannya ada
seseorang/sejumlah siswa yang tidak mampu menyelesaikan program
belajar secara sempurna sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam proses
belajar mengajar. Untuk mencapai sasaran pencapaian dapat
menggunakan berbagai pendekatan sbb:
1) Pengulangan
Pelaksanaannya dapat secara :
a) Individual, kalau ternyata yang mengalami kesulitan terbatas.

28 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


b) Kelompok, kalau ternyata sejumlah siswa dalam bidang studi
tertentu mempunyai kesulitan yang sama.
2) Pengayaan/pengukuhan
Layanan ini dikenakan pada siswa yang kelemahannya ringan
dan secara akademik mungkin termasuk berbakat dengan cara
pemberian tugas yang dapat dikerjakan di rumah ataupun di kelas.
Percepatan (akselerasi)
Layanan ini ditujukan kepada siswa yang berbakat tetapi
menunjukkan kesulitan psikososial (ego emosional) dengan jalan
mengadakan akselerasi atau promosi yang lebih tinggi kepada
program PBM utama berikutnya. Ada dua kemungkinan
pelaksanaannya, yaitu :
a) Promosi penuh status akademinya ke tingkat yang lebih tinggi
sebatas kemungkinannya,kalau memang siswa tersebut
menunjukkan keunggulan yang menyeluruh dari semua bidang
studi yang ditempuhnya dengan luar biasa.
b) Maju berkelanjutan bila siswa tersebut hanya unggul di beberapa
bidang studi.
b. Pendekatan yang bersifat preventif
Pendekatan ini ditujukan kepada siswa tertentu yang berdasarkan
informasi diprediksikan akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
suatu program studi tertentu yang akan ditempuhnya. Oleh karena itu,
sasaran pokok dari pendekatan preventif ini adalah berusaha semaksimal
mungkin agar hambatan-hambatan yang diprediksi itu dapat direduksi
seminimal mungkin sehingga siswa yang bersangkutan diharapkan dapat
mencapai prestasi dan kemampuan penyesuaian sesuai dengan kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan. Pendekatan preventif bertolak dari
hasil pre-test atau evaluasi reflektif. Atas dasar inilah, maka ada tiga
kemungkinan teknik layanan pengajaran yang bersifat remedial, yaitu
layanan pengajaran kelompok yang diorganisasikan secara homogen,

29 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


layanan pengajaran secara individual, dan layanan pengajaran
dilengkapi kelas khusus.
c. Pendekatan yang bersifat pengembangan
Pendekatan ini merupakan upaya yang dilakukan guru selama
proses belajar mengajar berlangsung. Sasaran pokok dari pendekatan ini
adalah agar siswa dapat mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin
dialami selama proses belajar mengajar berlangsung. Oleh karena itu,
diperlukan peranan bimbingan dan penyuluhan agar tujuan pengajaran
yang telah dirumuskan berhasil.
d. Metode dalam remedial teaching
Metode yang digunakan dalam pengajaran perbaikan yaitu metode
yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan belajar mulai
dari tingkat identifikasi kasus sampai dengan tindak lanjut. Metode yang
dapat digunakan , yaitu :
1) Tanya jawab
Metode ini digunakan dalam rangka pengenalan kasus untuk
mengetahui jenis dan sifat kesulitan siswa. Kebaikan metode ini dalam
rangka pengajaran perbaikan yaitu memungkinkan terbinanya
hubungan baik antara guru dan siswa, meningkatkan motivasi belajar
siswa, menumbuhkan rasa percaya diri siswa, dan sebagainya.
2) Diskusi
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan interaksi antar-
individu dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar yang
dialami oleh sekelompok siswa.
3) Tugas
Metode ini dapat digunakan dalam rangka mengenal kasus dan
pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Dengan metode ini, siswa diharapkan dapat lebih memahami dirinya,
dapat memperdalam materi yang telah dipelajari, dan dapat
memperbaiki cara-cara belajar yang pernah dialami.
4) Kerja kelompok

30 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


Metode ini hampir bersamaan dengan pemberian tugas dan
diskusi. Yang terpenting adalah interaksi di antara anggota kelompok
dengan harapan terjadi perbaikan pada diri siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
5) Tutor
Tutor adalah siswa sebaya yang ditugaskan untuk membantu
temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antara
teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru-siswa.
Pemilihan tutor ini berdasarkan prestasi, hubungan sosial yang baik,
dan cukup disenangi oleh teman-temannya. Tutor berperan sebagai
pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru.
6) Pengajaran individual
adalah interaksi antara guru-siswa secara individual dalam
proses belajar mengajar. Pendekatan dengan metode ini bersifat
teraputik, artinya mempunyai sifat penyembuhan dengan cara
memperbaiki cara-cara belajar siswa. Hasil yang diharapkan dalam
metode ini di samping adanya perubahan prestasi belajar juga
perubahan dalam pemahaman diri siswa.
10. Prosedur Pelaksanaan Remedial Teaching

Remedial teaching yang merupakan salah satu bentuk bimbingan


belajar dapat dilaksanakan melalui prosedur sebagaimana berikut :
a. Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-
kegiatan berikutnya. Tujuan penelitian kembali kasus ini adalah agar
memperoleh gambaran yang jelas mengenai kasus tersebut, serta cara dan
kemungkinan pemecahannya. Berdasarkan penelitian kasus, akan dapat
ditentukan siswa-siswa yang perlu mendapatkan remedial teaching.
b. Menentukan tindakan yang harus dilakukan.
Dalam langkah ini, dilakukan usaha-usaha untuk menentukan
karakteristik kasus yang ditangani tersebut. Setelah karakteristik

31 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


ditentukan, maka tindakan pemecahannya harus dipikirkan, yaitu sebagai
berikut :
1) Kalau kasusnya ringan, tindakan yang ditentukan adalah memberikan
remedial teaching kepada siswa tersebut.
2) Kalau kasusnya tergolong cukup dan berat, maka sebelum diberikan
remedial teaching, harus diberikan layanan konseling terlebih dahulu
untuk mengatasi hambatan-hambatan emosional yang mempengaruhi
cara belajarnya.
Berdasarkan karakteristik kasus tersebut, maka pada tahap kedua
ini adalah membuat keputusan tentang cara mana yang harus dipilih.
Untuk itu, beberapa pertimbangan yang dapat dipakai dalam mengambil
keputusan, yaitu :
1) Faktor efektivitas, yaitu ketepatan tercapainya tujuan remedial
teaching.
2) Faktor efisiensi, yaitu sedikitnya tenaga, biaya, dan waktu yang
dipergunakan, namun hasilnya dapat seoptimal mungkin.
3) Faktor kesusilaan dengan jenis masalah, sifat individu, fasilitas, dan
kesempatan yang tersedia.
c. Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling.
Tujuan dari layanan khusus bimbingan konseling ini adalah
mengusahakan agar siswa yang terbatas dari hambatan mental emosional
(ketegangan batin), sehingga kemudian siap menghadapi kegiatan belajar
secara wajar. Bentuk konseling di sini bisa berupa pdikoterapi yang
dilakukan oleh psikolog. Tetapi ada kalanya kasus ini dapat dilakukan
oleh guru sendiri.
d. Langkah pelaksanaan remedial teaching.
Sasaran pokok pada langkah ini adalah peningkatan prestasi
maupun kemampuan menyesuaikan diri sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
e. Melakukan pengukuran kembali terhadap prestasi belajar siswa.

32 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


Dengan diselesaikannya pelaksanaan remedial teaching, maka
selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dalam
diri siswa yang bersangkutan dengan alat tes sumatif.
f. Melakukan re-evaluasi dan re-diagnostik.
Hasil pengukuran yang dilakukan pada langkah ke lima kemudian
ditafsirkan dengan membandingkan dengan kriteria proses belajar
mengajar yang sesungguhnya. Adapun hasil penafsiran itu dapat terjadi
tiga kemungkinan, yaitu sebagai berikut :
1) Kasus menunjukkan kenaikan prestasi yang dihasilkan sesuai dengan
kriteria yang diharapkan.
2) Kasus menunjukkan kenaikan prestasi, namun belum memenuhi
kriteria yang diharapkan.
3) Kasus belum menunjukkan perubahan yang berarti dalam hal prestasi.
Sebagai tindak lanjut dari langkah remedial teaching ada tiga
kemungkinan :
1) Bagi kasus yang berhasil, maka selanjutnya diteruskan ke program
berikutnya.
2) Bagi kasus yang belum berhasil sepenuhnya, diserahkan kepada
pembimbing untuk diadakan pengayaan.
3) Bagi kasus yang belum berhasil, perlu didiagnosis lagi untuk
mengetahui letak kelemahan remedial teaching untuk selanjutnya
diadakan ulangan dengan alternatif yang sama.
11. Memahami Kegiatan Remedial dan Perbaikan untuk Perbaikan
Pembelajaran

Kegiatan remedial adalah kegiatan yang ditujukan untuk membantu


siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. Sesuai
dengan pengertiannya, tujuan kegiatan remedial ialah membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum yang
berlaku.

33 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, fungsi kegiatan
remedial adalah:
a. memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru (fungsi korektif);
b. meningkatkan pemahaman guru dan siswa terhadap kelebihan dan
kekurangan dirinya (fungsi pemahaman);
c. menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa (fungsi
penyesuaian);
d. mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran (fungsi
akselerasi); dan
e. membantu mengatasi kesulitan siswa dalam aspek sosial-pribadi (fungsi
terapeutik).
Perbedaan kegiatan remedial dari pembelajaran biasa terletak pada
pendekatan yang digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran. Kegiatan remedial direncanakan dan dilaksanakan
berdasarkan kebutuhan individu atau kelompok siswa. Sedangkan
pembelajaran biasa menerapkan pendekatan klasikal, baik dalam
perencanaan maupun dalam pelaksanaannya.
Kegiatan remedial dapat dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran
biasa untuk membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan
(preventif); setelah kegiatan pembelajaran biasa untuk membantu siswa
yang mengalami kesulitan belajar (kuratif); atau selama berlangsungnya
kegiatan pembelajaran biasa (pengembangan).
Dalam melaksanakan kegiatan remedial guru dapat menerapkan
berbagai metode dan media sesuai dengan kesulitan yang dihadapi dan
tingkat kemampuan siswa serta menekankan pada segi kekuatan yang
dimiliki siswa.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam kegiatan remedial
adalah:
a. analisis hasil diagnosis kesulitan belajar,
b. menemukan penyebab kesulitan,
c. menyusun rencana kegiatan remedial,

34 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


d. melaksanakan kegiatan remedial, dan
e. menilai kegiatan remedial.
12. Contoh Remidial Teaching

Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran


tuntas, dimulai dari penilaian kemampuan awal peserta didik terhadap
kompetensi atau materi yang akan dipelajari. Kemudian dilaksanakan
pembelajaran menggunakan berbagai metode seperti ceramah, demonstrasi,
pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb.
Melengkapi metode pembelajaran digunakan juga berbagai media
seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai
dari kaset audio, slide, video, komputer, multimedia, dsb.
Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan
pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses menggunakan
berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan
belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi
yang telah atau sedang dipelajari.
Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih
formal berupa ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk
menentukan tingkat pencapaian belajar peserta didik, apakah seorang
peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan tertentu yang
telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.
Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan
kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai
apa yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang
diperlukan adalah pemberian program pembelajaran remedial atau
perbaikan.
Dengan kata lain, remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum
mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran. Pemberian program pembelajaran remedial didasarkan atas
latar belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual

35 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


peserta didik. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media
yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara
penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan
tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau
semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami
kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan
menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.

Contoh lain dengan memberikan bimbingan secara khusus, misalnya


bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik
mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian
bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan
implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan
bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil
mencapai ketuntasan.

Contoh lagi dengan Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.


Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu
diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill)
untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
Tambahan contoh yang lain yakni dengan Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor
sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka
perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang
mengalami kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

36 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid
dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.
Faktor-faktor penyebab masalah belajar dapat digolongkan ke dalam dua
faktor, yaitu : (1) Faktor Internal dan (2) Faktor Eksternal.
Faktor Internal adalah Faktor yang timbul dari dalam diri manusia itu
sendiri. Faktor ini dibedakan menjadi 2 , yaitu: faktor fisiologi (bersifat fisik)
seperti: karena sakit, kurang sehat, dan cacat tubuh. Dan faktor psikologi
(keadaan jiwa dan rohani) seperti: intelegensi, bakat, minat, motivasi faktor
kesehatan mental, dan tipe-tipe khusus.
Faktor Eksternal adalah faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya
masalah belajar yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini dibedakan menjadi
2 yaitu: Faktor Sosial seperti:lingkungan keluarga, guru dan masyarakat. Dan
faktor Non-Sosial seperti:sarana dan prasarana belajar, waktu belajar, rumah,
dan alam.
Yang dimaksud dengan proses mendiagnosis adalah proses pemeriksaan
terhadap suatu gejala yang tidak beres. Diagnosis masalah belajar dilakukan
jika guru menandai atau mengidentifikasi adanya kesulitan belajar pada
muridnya.
Diagnosis masalah belajar dilakukan secara sistematis dan terarah dengan
langkah-langkah:
a. Mengidentifikasi adanya masalah belajar.
b. Menelaah/menetapkan status siswa.
c. Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar.
d. Menentukan Pemecahan dan saran tindak lanjut masalah belajar.

37 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


Diagnosis dalam kesulitan belajar adalah suatu tindakan untuk
mengetahui kesulitan belajar siswa. Kesulitan belajar adalah suatu kejadian
yang dialami siswa saat proses pembelajaran itu berlangsung.
Remidial Teaching sebagai suatu bentuk khusus pengajaran, yang
diajukan untuk peserta didik yang memperoleh hasil belajar yang tidak baik
dalam proses belajar mengajar dengan tujuan memperbaiki hasil belajar
tersebut supaya menjadi baik melalui kegiatan perbaikan terprogram dan
disusun secara sistematis.
Bagi guru itu sendiri, pengajaran remedial memiliki beberapa fungsi,
diantaranya fungsi korektif, fungsi pemahaman, fungsi penyesuaian, fungsi
pengayaan, fungsi akseleratif, dan fungsi terapeutik. Selain itu, dalam usaha
perbaikan harus memperhatikan hal yang penting.
Secara terperinci tujuan pengajaran perbaikan, yaitu :

a. Agar siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya.


b. Dapat memperbaiki / mengubah cara belajar siswa ke arah yang lebih baik.
c. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
d. Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong
tercapainya hasil belajar yang jauh lebih baik.
e. Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepada siswa
Dalam keseluruhan proses belajar-mengajar, pengajaran perbiakan
mempunyai fungsi, antara lain:

a. Korektif.
b. Pemahaman
c. Penyesuaian
d. Pengayaan
e. Akselerasi
f. Terapsutik

38 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


B. Saran

Sejalan dengan simpulan di atas, kami merumuskan saran sebagai


berikut.

 Guru seharusnya peka terhadap apa yang menjadi kesulitan siswa.


 Guru tidak menjadikan hal ini adalah hal yang sepele, namun harus
dijadikan hal yang penting.
 Harus adanya keprofesionalnya seorang guru dalam bidang bimbingan dan
konseling ini.

39 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching


DAFTAR PUSTAKA

- http://kbbi.web.id/diagnosis
- https://putririnriani.wordpress.com/2014/01/15/pengertian-diagnosis-
prognosis-mendengar-dan-mendengarkan/
- http://kamuskesehatan.com/arti/diagnosis/
- http://www.temukanpengertian.com/2014/03/pengertian-diagnosis.html
- https://irdasyamsi.files.wordpress.com/2012/05/kesulitan-belajar.pdf
- http://belajarbkyuk.blogspot.co.id/2010/10/pengertian-diagnosis-kesulitan-
belajar.html
- http://olha-chubye.blogspot.co.id/2011/11/proses-diagnosis-
organisasi.html
- https://ferakomalasari.wordpress.com/2013/03/11/makalah-masalah-
belajar-dan-penanggulangannya/
- http://ekacrudhgeograf.blogspot.co.id/2011/07/masalah-belajar-dan-
prosedur-diagnosa.html
- http://arfiyadi.blogspot.co.id/2012/08/prosedur-dan-teknik-diagnosis-
kesulitan.html
- https://istyas.wordpress.com/2009/12/03/remedial-teaching/,
- http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=314&fname=
materi4.
- http://one.indoskripsi.com/node/10454
- http://makalah-fifacom.blogspot.com/2009/03/diagnosa-belajar-siswa.html
- http://bloomlaboratory.com/definisi-masalah-dan-sasaran-dalam-
pemecahan-masalah-problem-solving.html
- http://makalah-fifacom.blogspot.com/2009/03/diagnosa-belajar-siswa.html

40 | D i a g n o s i s Kesulitan Belajar dan Remidial Teaching

Anda mungkin juga menyukai