Anda di halaman 1dari 21

APRESIASI SENI RUPA ANAK

Disusun Oleh :
1.      LANA WULAN SATYA      (856972892)
2.      FERY FERNANDO (856994898)
3.      ASLAMET ADE RIADI       (856995732)
4.      MELISA YULIANTI            (856972839)
5.      TAUFIK AMRI                     (856998208)
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan ilmu serta
limpahan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
para sahabat dan penegak risalah-Nya, semoga kita tetap menjadi umatnya hingga hari akhir
nanti.
Makalah yang berjudul “Apresiasi Karya Seni Rupa” ini disusun sebagai salah satu
tugas dalam mata kuliah Seni Rupa yang diampu oleh bapak Moh. Fathurrahman, S.Pd,
M.Sn.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada karya makalah ini. Oleh
sebab itu Penulis menantikan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
yang budiman demi perbaikan untuk penulisan yang akan datang.
DAFTAR ISI

Halaman Sampul................................................................................................... i
Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C.     Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II Pembahasan
A.    Apresiasi Seni Rupa.................................................................................. 2
B.     Seniman dan Karya Seni........................................................................... 3
C.     Unsur dan Prisip Seni Rupa...................................................................... 15
D.    Membina Apresiasi Seni pada Anak......................................................... 19
BAB III Penutup
A.    Kesimpulan................................................................................................ 21
B.     Saran.......................................................................................................... 21
Daftar Pustaka....................................................................................................... 22
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan
untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif.
Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan
membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat
digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki
keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya.
Apresiasi seni merupakan salah satu pembelajaran penting dalam pendidikan seni
rupa. Maka dari itu, sangat penting bagi seorang guru untuk memberi pelajaran bagi siswa
siswinya tentang apresiasi seni terutama seni rupa.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu apresiasi seni rupa?
2.      Siapa itu seniman dan bagaimana karya seni itu?
3.      Apa saja unsur dan prinsip dalam seni rupa?
4.      Bagaimana cara membina apresiasi seni pada anak?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan ini yaitu :
1.      Mengetahui apa dan bagaimana apresiasi seni itu.
2.      Mengetahui tentang seniman dan karya seninya.
3.      Mengetahui unsur dan prinsip dalam seni rupa.
4.      Mengetahui cara membina apresiasi seni pada anak usia sekolah dasar.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Apresiasi Seni Rupa Anak


Apresiasi
. Kata apresiasi secara etimologi berasal dari bahasa Latin, yaitu appretiatus yang
artinya “memberi putusan dengan rasa hormat sebagai cara untuk menghargai suatu
keindahan karya seni.  “appreciatie”  (Belanda), “appreciation” (Ing), menurut kamus Inggris,
“to appreciate”, yaitu bentuk kata kerja yang berarti: to judge the value of; understand or
enjoy fully in the right way (Oxford), to estimate the quality of;  to estimate rightly;  to be
sensitively aware of (Webster).      
Apresiasi Seni
Secara umum apresiasi seni atau mengapresiasi karya seni berarti, mengerti
sepenuhnya seluk-beluk sesuatu hasil seni serta menjadi sensitif terhadap segi-segi estetika.
Apresiasi dapat juga diartikan berbagi pengalaman antara penikmat dan seniman, bahkan ada
yang menambahkan, menikmati sama artinya dengan menciptakan kembali. Tujuan pokok
penyelenggaran apresiasi seni adalah menjadikan masyarakat "melek seni" sehingga dapat
mencrima seni sebagaimana mestinya. Dengan kata-kata yang lebih lengkap, apresiasi adalah
kegiatan mencerap (menangkap dengan pancaindera), menanggapi, menghayati sampai
kepada menilai sesuatu (dalam hal ini karya seni).
Kegiatan apresiasi seni atau mengapresiasi karya seni dapat diartikan sebagai upaya
untuk memahami berbagai hasil seni dengan segala permasalahannya serta terjadi lebih peka
akan nilai-nilai estetika yang terkandung di dalamnya. Hal ini ditegaskan oleh Soedarso
(1990:77) bahwa apresiasi adalah: “Mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk-beluk sesuatu
hasil seni serta menjadi sensitif  terhadap segi-segi estetiknya sehingga mampu menikmati
dan menilai karya tersebut dengan semestinya.” Sementara itu Rollo May (Alisyahbana,
1983:81) menambahkan bahwa berapresiasi terhadap suatu kreasi baru atau hasil seni juga
merupakan suatu tindakan kreatif.
Mengapresiasi karya seni itu penting sekali karena akan membuat hidup lebih nikmat,
gembira, sehat. Bayangkan, bagaimana jika ada orang yang tidak mampu sekali menikmati
karya seni (dalam arti luas, termasuk seni di luar seni rupa). Dalam kehidupan sehari-hari,
secara disadari atau tidak, orang melakukan apresiasi pada tingkat tertentu: menonton
pameran, mendengarkan musik, menonton film di TV, memilih motif kain dan sebagainya.
Apresiasi Seni Rupa
Apresiasi seni rupa digunakan untuk meningkatkan pemahaman anak terhadap
wawasan seni, meningkatkan kualitas ekspresi diri, dan meningkatkan pengenalan anak-anak
terhadap seni dan budaya bangsa sendiri serta meningkatkan kepekaan estetik anak-anak.
Materi apresiasi seni rupa meliputi: karya seni, seniman dan penghayatan, riwayat
beberapa seniman besar, beberapa aliran dalam seni rupa, unsur-unsur dan prinsip-prinsipseni
rupa, sert membina kegiatan.

B.     Seniman dan Karya Seni


Berbicara tentang apresiasi seni rupa tidak bisa lepas dari pembicaraan mengenai tiga
komponen seni yaitu karya seni, aktivitas penciptaan karya seni dan aktivitas penghayatan
karya seni. Ketiga komponen ini biasa disebut “ Tri Tunggal Komponen Seni “. Arti ketiga
komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama
lainnya. Pembicaraan ketiga komponen ini memberikan kemungkinan arti dan atau
kedudukan karya seni sebagai bentuk dan wadah ungkapan penciptaan dan pada gilirannya
menjadi bahan renungan timbal balik dari penghayatannya.
1.      Batasan pengertian karya seni
Dilihat dari segi aktivitasnya, karya seni adalah hasil aktivitas ciptaan manusia. Kata-kata
ciptaan menandai adanya suatu pengubahan ke dalam  bentuk baru. Karya seni bukan sekedar
apa yang ditemukan manusia baik itu benda atau hasil penanganan  apa adanya kemudian
dipajang, melainkan merupakan suatu ciptaan manusia yang telah  mendapat pengolahan fisik
(mengenai teknik dan bahan) maupun mental/segi  isi (mengenai tata susunan unsur-unsur
seni, visi atau ide pencipta).
Dilihat dari segi latar belakang proses pelahiran  karya seni, seni merupakan visi
(pandangan) pribadi atau merupakan pandangan/wadah kehidupan batiniah pencipta.  Oleh
karena itu, karya seni bukanlah sekedar wujud lahiriah  melulu, dan juga bukan sekedar
perwujudan  kesan-kesan atau memori yang diangankan atau dipikirkan. lebih dari itu karya
seni  membabarkan suatu  nilai tertentu.
Hal lain yang juga membedakan karya seni dan karya non seni adalah karya seni memiliki
visi yang bernilai artistik, karena karya seni mengandung tatanan bentuk atau tatanan medium
yang secara harmonis menyatupadukan unsur-unsur seni.
Berdasarkan uraian di atas karya seni menyangkut  hal-hal :
  karya seni merupakan hasil aktivitas ciptaan manuasi yang mengindifikasikan adanya
perubahan bentuk baru.
  karya seni diciptakan dengan bahan dan teknik tertentu.
  karya seni merupakan visi pribadi dan menjadi wadah perasaan batiniah pencipta. karena
mengandun g visi, maka karya seni memiliki  makna atau bernilai ungkap.
  karya seni adalah pembabaran pengalaman estetis pencipta, maka wujud seni bernilai artistik
dan estetis.
  karya seni merupakan media komunikasi antara pencipta dan penghayat.
2.      Batasan pengertian seniman
Secara sederhana yang dikatakan seniman adalah orang yang ahli menciptakan karya seni.
Hal ini  memberikan pengertian, bahwa tidak semua orang bisa disebut seniman.
Pertama, yang dikatan seniman adalah orang yang memiliki kelebihan dalam hal
kepekaan atau sensibilitas, baik kepekaan yang berhubungan dengan apa yang ada di luar
dirinya maupun kepekaan rasa indah yang  ada di dalam dirinya. Seorang seniman biasanya
mudah  bereaksi terhadap lingkunngannya yang kemudian menjadi sarana  ide ciptaannya.
Kedua, yang dikatakan seniman adalah orang yang memiliki kemampuan
mencipta. Menurut  De Bruyne pada dasarnya karya seni  merupakan perpaduan antara isi
dan bentuk yang tidak dapat dipisahkan. isi merupakan pengalaman batiniah yang
menggambarkan  proses ditemukannya ide hingga menuju lahirnyaa karya seni dalam wujud
konkrit  sensual, bentuk merupakan tata susunan sensual dari hasil proses pengolahan  media
yang terikat pada ruang dan waktu. Hal ini memberikan gambaran, bahwa seniman dalam
menciptakan karya seni didasari adanya dua kemampuan yang berhubungan dengan aktivitas
spiritual dan kemampuan yang berhubungan dengan aktivitas fisik.
Seorang seniman untuk dapat mewujudkan karya seni tidak sekadar tahu mamfaat bahan
dan peralatan yang akan dipakai, melainkan lebih dari itu. Kemampuan teknik  manual di
dalam usaha memberi wujud kepada visi inilah yang disebut kemampuan fisik. Oleh karena
itu , teknik yang digunakan seniman sulit dilaksanakan orang lain.
3.      Batasan pengertian penghayatan
Pada dasarnya semua orang yamg berhadapan dan melakukan komunikasi dengan karya
seni disebut “ penghayat/apresiator”, baik orang awam, para ahli atau kritikus seni maupun
seniman itu sendiri. Pengertian ini memberikan gambaran, bahwa penghayatan seni itu
heterogen yaitu terdiri dari berbagai kelompok yang memiliki kualitas pandangan dan sikap
yang berbeda-beda.
Dilihat dari segi cara menanggapi karya seni, penghayatan dapat dibagi dalam dua
kategori yaitu :
a.       Pertama, penghayatan yang menanggapi  karya seni dengan mata fisik. penghayatan ini
hanya dilakukan dengan melihat dan mengamati apa yang tampak menurit hukum
fisiologi  artinya hanya terbatas pada pengertian mengamati.
b.      Kedua, penghayatan yang menanggapi  karya seni dengan  mata psikis. Penghayatan ini tidak
hannya melalui jangkauan indera mata, lebih dari itu sudah sampai pada pengamatan secara
batin. Jadi walaupun penghayatan itu dilakukan dengan melihat melalui mata tetapi respons
kita bisa berkembang ke berbagai cara dengan juga melibatkan respons fisis lainnya yaitu
bisa sampai pada respons yang ada di seluruh tubuk kita.
Dilihat dari segi  sikap yang sebaiknya dimiliki penghayat dalam mengapresiasikan karya
seni  ada tiga cakupan sikap.
a.       Pertama, sikap menghargai berarti  sikap tulus untuk menerima kehadiran karya-karya orang
lain walaupun tidak cocok dengan aliran, pandangan atau selera pribadi. Seorang penghayat
seni (apresiator) sebaiknya tidak bertindak  “a priori”, melainkan bersedia bertindak terbuka
secara objektif.
b.      Kedua, sikap memahami berarti sikap bersedia mencari jawab  atas pertanyaan “mengapa
demikian” bukan “apa”.
c.       Ketiga, sikap menikmati berarti sikap menentukan pilihan secara sensitif, suatu sikap
mencari dan menemukan nilai-nilai estetis  yang terkandung dalam karya seni. Untuk itu
sebaiknnya penghayat  memiliki  kepekaan estetis yang memungkinkan orang mampu
tidaknya menikmati karya seni.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai rasa indah. Rasa indah ini bisa berkembang
menjadi lebih sensitive  atau sebaliknya tidak berkembang atau menumpul. Perkembangan
rasa indah ini sangat dipengaruhi  kondisi pribadi dan lingkungan. Untuk membina
sensitifitas bisa dilakukan  dengan belajar, misalnya dengan berpartisipasi melihat pameran,
berkarya, banyak membaca buku tentang seni dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa yang dimaksud apresiasi adalah
respons spesifikasi terhadap  karya seni yang disusun dalam pengalaman baru yang estetis.
4.      Hubungan seniman dan karya seni
Berbicara tentang seni tidak bisa lepas dari pembicaraan mengenai berbagai perilaku yang
bertalian dengan keindahan, yang pada dasarnya mencakup kegiatan berkreasi dan kegiatan
berapresiasi. Yang pertama, seni menjadi pedoman bagi pencipta, untuk mengekspresikan
kreasi artistiknya  dan berdasarkan pengalaman mereka mampu memanipulasi kreasi
arrtistiknya, mampu memanipulasi media guna menyajikan suatu karya seni. Kedua, seni
member  pedoman pada penikmat untuk  menyerap karya seni, dan berdasarkan
pengalamannya mereka dapat melakukan apresiasi dengan cara menyerap karya seni untuk
menumbuhkan kesan-kesan estetik tertentu, demikian Mils (dalam Rohidi. 1993:9 ). Hal ini
memberi gambaran bahwa karya seni merupakan sarana komunikasi antara pencipta dan
penikmat.
Seniman sebagai kreator seni memiliki dorongan atau latar belakang yang bervariasi.
Pada sisi lain yaitu proses pelahiran kreasi seni sangat memberi peluang bagi pengembangan
pribadi pencipta. Inilah yang menyebabkan terwujudnya berbagai bentuk karya seni dalam
gaya individu masing-masing pencipta.
Namun pada lingkungannya kelompok tertentu yang sudah  membentuk kebudayaan
tertentu akan mewujudkan  karya seni yang mencerminkan kelompok tersebut yaitu ciri-
ciri  umum yang mendasari  ciri-ciri pribadi pencipta. Dapatlah dikatakan perwujudan karya
seni sebagai suatu kesatuan karya, dapat merupakan ekspresi yang bermatra individual, sosial
maupun budaya. karya seni sebagai media ekspresi seniman  bisa berisi/bermuatan  sekedar
pesan dalam ideom komunikasi sampai pada pesan perasaan yang lebih dalam dan kompleks.
Karya seni juga bisa hanya sekedar hasil dulikasi hingga yang abstrak.
Sebagaimana uraian sebelumnya bagaimanapun wujud karya seni, ia merupakan wadah
untuk  mengekspresikan pengalaman batiniah pencipta. Inilah hakikat hubungan seniman dan
karya seni. Semakin dekatnya hubungan seniman dan karyanya yang tercermin dalam
makna/nilai wujud  karya maupun perilaku dan pandangan-pandangannya akan
mencerminkan pula kualitas nilai karyanya.
  Beberapa Aliran Dalam Seni Rupa
N
o Nama Aliran Pengertian Singkat Tokoh-Tokoh
.
1 Romantik Suatu aliran dalam seni rupa Eugene Delacroix Delaroche, Vernet, Raffet
yang lebih mengutamakan Raden Saleh, Theodore Gericault
perasaan daripada ratio, lebih
mengutamakan gerak dramatis
dengan teknik pewarnaan yang
sangat indah, kurang
memperhatikan anatomi-
anatomi, anatomi tidak jelas
2 Realisme Suatu aliran yang temanya Gustave Caurbet, Jean Francois Mullet, Honore
lebih menitik beratkan pada Daumier, George Hendrik Breitner
faktor kenyataan, yaitu apa
yang ada dalam dunia luar,
dengan menitik beratkan pada
karakteristik yang ada pada
realita itu sendiri, pewarnaan
tidak sesuai dengan alam yamg
tampak.
3 Naturalisme Suatu aliran yang Manet
menitikberatkan pada usaha
melukiskan segala sesuatu
sesuai natur atau alam. wujud
karyannya dibuat setepat
mungkin  sesuai dengan mata
kita melihat gejala alam yang
baik susunan, perbandingan
keseimbangan, perspektif,
watak permukaan, warna dsb.
4 Impressionisme Aliran yang meninikberatkan Monet. Renoir, Degas, Paul Cezanne, Pau
adanya kesan mengenai Gauguin
pewarnaan, cahaya, bayang-
bayang dan kesan yang
terkandung di dalamnya.
Sedangkan bentuk realita objek
tidak dihiraukan sama sekali.
Kesan sesaat inilah yabg
dijadikan pedoman.
5 Post Aliran sesudah impressionisme Paul Gezanne, Vincent Van Gogh, George Seurat
Impressionisme dimana mereka melengkapi
diri dengan perenungan  yang
mendalam mengenai  problem
sinar dan pewarnaan, tidak
meninikberatkan pada kesan
sesaat.
6 Neo Suatu aliran yang lebih Willem Maris, Paul Cezanne
Impressionisme mengutamakan cahaya,
dengan pewarnaan langsung
pada kanvasnya.
7 Simbolisme Suatu aliran yang lebih William Blake
mengutamakan simbol atau
lambang tertentu daripada
objek yang dilukis, biasanya
berpijak pada agama Hindu.
8 Monumentalism Aliran mempunyai titik Piere Pauvis De Chanennes
e tolak  dari kepercayaan Mesir
Kuno.
9 Expressionisme Dalam melukis aliran ini lebih Cezanne, Gauguin Mdan Vincent Yan Gogh
menitikberatkan spontanitas Sebagai Pelopornya
dan greget yang disertai
perasaan yang penuh daya
konsentrasi tinggi dan
penginderaan-penginderaan
batin pada kanvas, dan
komposisi serta garis yang
mantap.
1 Fauisme Aliran modern yang  timbul Henri Rousseau, Henri Matisse, Paul Dufi, Khees
0 setelah aliran expresionisme, Van Dongen, Yan Shuyter, Leo Gester
lebih bebas dari pewarnaan,
garis maupun komposisi,
dalam mengutarakan gagasan,
spontanitas ke dalam lukisan.
Melukis apa saja yang
dikehendaki, tidak perlu
mengartikan  apa yang
dilukiskan.
1 Kubisme Bercirikan bentuk-bentuk Pablo Picasso, Braque, Faurie, Henri Matisse
1 kubus dan kotak-kotak yang
dibangun atas dasar ilmu ukur
dan berusaha untuk
membebaskan  diri kaidah-
kaidah akademis, baik  tentang
pewarnaan maupun
komposisinya.
1 Surreaslisme Suatu aliran yang berusaha Salvadore Dali, Paul Klee, Mare Chagall
2 untuk menggambarkan
aktivitas jiwa manusia
dalam  keadaan yang bebas,
dinamis belum terikat oleh
aturan-aturan logika, etika,
maupun estetika, penuh
misteri, kerapkali membawa
suasana yang menakutkan,
dengan objek yang meleleh,
meliuk laksana tak bertulang.
1 Dadaisme Mengemukakan lukisan Paul Klee, Kurt Switters
3 yang bersifat kanak-kanak.
Bahwa ukuran keindahan  itu
terletak sepenuhnya  pada
pembawaan seseorang dengan
ciri karya yang liar dan
kadang-kadang tidak pantas.
Aliran ini mencapai puncak di
tahun 1920, pada suatu festival
dasar mengenai puisi, lukisan,
dan musik di Paris.
1 Futurisme Aliran yang menyukai segala F.T Marinetti, Umberto Bacioni, Marcel Duchamp
4 sesuatu yang berbau Carlo Carra, Buido Severini
teknik  atau kebisingan dan
keributan, mereka memuja
kecepatan dan tenaga perang,
mereka banyak melukis pabrik,
mesin-mesin  penggerak, kerja
keras, perang perjuangan dan
sebagainya. Pada dasarnya
wujud karya lebih menekankan
paga gambaran gerak.
1 Essensialisme Bercirikan Piet Mondrian. Van Der Luk
5 keseimbangan  kosmos-kosmos
adalah merupakan suatu
kesatuan daya angkat untuk
berada ditempatnya masing-
masing, tunduk pada hukum
evolusi dan tidak dipaksakan.
1 Absolutisme Suatu aliran yang menitik Wassily Kandisky
6 beratkan paduan dan kesatuan
aneka ragam warna, garis-garis
maupun bidang dan tidak
menurut aturan alam.
1 Decoratip Suatu aliran dalam seni lukis
7 yang lebih menitikberatkan
pada keindahan warna, bidang
maupun objek yang dilukiskan.
1 Primitivisme Suatu aliran dalam seni rupa
8 yang menghasilkan buah karya
yang sangat sederhana, atau
bisa, mempunyai kesan mistik,
angker dan menakutkan.
1 Abstrak Suatu aliran dalam seni lukis Piet Mondrian, Wassily Kandisky, J. Pollock
9 yang lebih menitikberatkan Broadway Boogie Woogie
sesuatu yang tidak nyata.
Aliran ini merupakan sebagian
merupakan perkembangan
lanjutan dari kubisme.
2 Naïf Suatu aliran yang Henri Rousseau, Moris Utrillo
0 Primitivisme menunjukkan sifat-sifat
kekanakan dan primitif.
2 Optik Dan Suatu aliran yang Victor Vasarely, Wolliam De Kooning, And
1 Kinetik mengutamakan sifat-sifat Warhol
(Cinetism)/Op susunan geometris dengan
Art selalu diulang-ulamg dan
biasanya diatur rapi sehingga
bisa mengecoh mata kita.
  Beberapa Riwayat Seniman Dan Karya- Karyanya
1.       Raden Saleh ( Alm )
Raden Saleh Syarif Bustaman ( 1807 – 1880 ) adalah perintis seni rupa baru
Indonesia. Lukisan Raden Saleh dikenal dengan gaya yang bergerak, adegan petualang atau
adegan berdrama, seperti pada lukisan “Antara Hidup dan Mati” ( 1848 ) yang melukiskan
perkelahian Bison dengan Singa, “. Berburu Banteng di Jawa” ( 1870 ), yang melukiskan
pengendara-pengendara kuda menyerang seekor banteng, “Hutan Terbakar”, yang
menggambarkan sejumlah binatang kebingungan oleh amukan api, “Banjir”, yang
melukiskan orang ketakutan di tengah bencana alam dan lain-lain.
2.      S. Soedjojono ( Alm )
S. Soedjojono dilahirkan di Kisaran , Tebing Tinggi, Sumetera Utara. Sebagian besar
orang mengatakan kira-kira beliau lahir sekitar tahun 1913. Beliau diberi tanda kehormatan
sebagai bapak seni lukis Indonesia modern karena beliau sebagai orang yang dengan teguh
dan keras mencoba merumuskan dasar-dasar dan cita-cita seni lukis Indonesia khususnya dan
kesenian umumnya, telah tercatat dalam sejarah. Lukisan beliau yang sangat mengesankan
adalah potret wanita “ di Muka Kelambu Terbuka ”. Lukisan ini bercerita tentang raut muka
wanita yang penuh kerelaan, walupun menyimpan endapan derita yung terbaca pada air
mukanya.
3.      Affandi
Affandi dilahirkan di Cirebon kurang lebih tahun 1910, anak dari R. Koesoema.
Beliau dikatakan sebagai seniman yang menyandang predikat “Sang Maestro ”  dalam bidang
seni lukis. Tema-tema lukisan beliau banyak menggambarkan realitas kehidupan sehari-hari
atau segala sesuatu yang dirasa dekat dengan beliau. Lukisan-lukisan beliau antara lain
berjudul : Tiga Pengemis, Kandang Kerbau, Penyabung Ayam, Ibu, Saya dan Helfi, Jembatan
Bamboo, Bunga Matahari dan sebagainnya.
4.      Otto Djaja
Ia dilahirkan di Rangkasbitung, Banten,  Jawa Barat pada tahun 1916. Sebuah lukisan
yang berjudul “Pertemuan” merupakan karya masterpiece Otto Djaja. Lukisan ini
menggambarkan pertemuan yang terjadi dalam sebuah kamar tidur, melukiskan dialog tanpa
kata. Lukisan dia cenderung karikatur, hemat warna tetapi memiliki kedalaman tema
5.      Sapto Hudoyo
Lahir tahun 1925  di Solo. Pada awalnya ia lebih banyak membuat lukisan realistis.
Pada perkembangan berikutnya ia cenderung menghasilkan lukisan kolase yaitu lukisan
teknik temple dengan menggunakan bahan diantaranya seng dan aluminium. Jenis lukisan ini
di Eropa biasa disebut “asemblij” (assemblage).  Ia juga banyak membuat karya batik, antara
lain berjudul wanita dengan Klenting,,Wanita Pembawa Keranjang, Pahlawan, Dwi Sri dan
sebagainya.
6.      Bagong Kussudiardjo
Lahir di Yogyakarta tahun 1928. Beberapa karyanya antara lain : Tulamg-Lulang
Berserakan, Krawang Bekasi, Arisan, Waisak 78, Turun dari Salib, Pemandangan, Kerja di
Pantai, Menanti Tamu, Bertemu Ibu Terhormat, Allah, Kawula Gusti dan sebagainya.

7.      Iwan Tirta
Ia seorang sarjana hukum lulusan UI pada tahun 1958. Dia pernah menulis naskah
buku tentang ‘Batik, Pola dan Corak’.
8.      Akhmad Sadali
Ia lahir di Garut tahun 1924. Karya-karya sadali antara lain berjudul : “Sisa Emas
pada Latar Gelap”, ”Coretan dan Goresan pada Bidang Tua”, “Bibtik-Bintik Emas pada
Gumpalan yang Di Rumah” dan sebagainya.
9.       Fajar Sidik
Lahir di Surabaya tahun 1930. Wujud karyannya sepenuhnya menjadi objektif. Judul
karyanya bernomor, semuanya bernama “Dinamika Keruangan”, “Dinamika Keruangan 2”
dan seterusnya.
10.   Popo Iskandar
Popo Iskandar kelahiran Bandung 17 Desember 1929.  Pada periode awal karyanya
cenderung ekspressionisme, namun pada tahun 1972 karya-karyanya menunjukkan gejala
baru yaitu dengan makin ekonomisnya tarikan garis dan sederhananya penampilan
perwujudan. Sebuah lukisannya berjudul “Bambu” berwujud goresan putih yang
melengkung-lengkung di atas kanvas putih tampak sangat sederhana.
11.   A.D. Pirous
Lahir di Aceh tahun 1933. Karyanya berjudul “Ayam-ayam” dilukis dengan warna
meriah, sangat menarik perhatian pengunjung. Sejak itulah ia memilih tema-tema “Gadis
dengan Burung”, “Gadis dengan Kucing”, “Ayam”, dan saat itulah ia merasakan menemukan
panggilan sebagai pelukis.
12.   Henry Moore
Dia dilahirkan di Castle Inggris, pada tahun 1898, berasal dari keluarga yang hidup
dari hasil pertanian dan upah tambang.  Patung-patung karyanya adalah bertolak dari  dalam
dirinya yang ditokohkan dengan semangat keagamaan yang dia hayati, disamping itu juga
pengaruk dunia mistik dan alam yang tidak rasional banyak mempengaruhinya.
13.   Renoir
Nama lengkapnya adalah Pierre Aguste Renoir, dilahirkan pada tahun 1841 di
Limouges, Perancis Tengah. dianntara lukisannya “Pendayung Perahu sedang Makan Siang”,
“Wanita sedang Memetik Piano” dan “Dua Orang Gadis Sirkus”, adalah judul-judul yang
terkenal.
14.   Vincent Van Gogh
Ia dilahirkan dari keluarga padri Belanda pada tahun 1853 dan meninggal dunia tahun
1890. Karya-karya Van Gogh antara lain ialah “Potret Seorang Perwira”, “Perahu-Perahu
Mayang di Pantai Saint Marin”, “Lading Kubis”, dan sebagainya.
15.   Picasso
Nama lengkapnya adalah Pablo Picasso, ia dilahirkan di tahun 1881 di kota Malaga,
Sanyol. Karya-karyanya antara lain “Guernica”, “Perkelahian Lembu Jantan”, “Penari
Kerdil”, “Kamar Biru”, “Potret”, “Keluarga Akrobat dengan Kera”, “Anak Laki-Laki dengan
Sebuah Pipa” dan sebagainya.
16.   Leonardo Da Vinci
Di dekat kota Florence, Italia dia dilahirkan yang tepatnya di tahun 1452 dan
meninggal dunia tahun 1519. Ia banyak meninggalkan hasil karya sketsa yang bagitu indah
dan beberapa lukisan yang membuat namanya melejet ke atas, seperti lukisan “Monalisa”.
17.   Michael Angelo
Dia dilahirkan di Capresse, Italia tahun 1475, dekat kota Florence dan usianya
berakhir pada tahun 1564 di kota Roma. karyanga antara lain membuat patung “Pieta”,
patung Daud dengan ukuran raksasa yang dibuat dari batu pualam, lukisan dinding kapel
Sistene, dan lukisan “Pengadilan Terakhir”.

C.    Unsur dan Prinsip Seni Rupa


Unsur-unsur Seni Rupa meliputi:
1.      Titik /Bintik
Titik/bintik merupakan unsur dasar seni rupa yang terkecil. Semua wujud dihasilkan mulai
dari titik. Titik dapat pula menjadi pusat perhatian, bila berkumpul atau berwarna beda.Titik
yang membesar biasa disebut bintik.
2.      Garis
Garis dalam seni rupa mempunyai beberapa wujud dan bermacam-macam pula sifatnya.
Hampir semua wujud karya seni rupa mengandung unsur garis. Garis yang kita amati pada
karya seni rupa ada dua jenis yaitu daris nyata dan garis kesan.
a.       Garis nyata
Garis nyata adalah garis yang mudah dikenal seperti garis lurus, garis lengkung,
bengkok, patah, bergelombang, dan sebagainya. Garis-garis yang bervariasi ini mempunyai
karakter sendiri serta menyarankan suasana sendiri pula. Misalnya garis lengkung yang
monoton dapat memberikan kesan tenang, garis lurus tebal memberi kesan keras, dan
sebagainya. Oleh karena itu, jika seseorang mahir memainkan garis, ia akan dapat
menciptakan suasana yang bisa mempengaruhi orang.
b.      Garis kesan (garis pengikat)
Garis kesan pada kenyataannya tidak ada, tidak jelas, dan secara tergambarkan tidak
terlihat. Garis ini lebih merupakan suatu ilusi/sugesti. Seperti terdapat pada batas-batas luar
suatu bentuk atau ruang, atau batas bidang dengan bidang, atau antara batas warna.
3.      Bentuk
Perpotongan garis dengan garis akan menghasilkan bidang. Sedangkan bidang dengan
bidang dapat menimbulkan bentuk. Bentuk juga ada yang mempunyai sifat nyata dan ada
pula yang bersifat kesan. Bersifat nyata apabila bentuk tersebut terdapat pada karya seni rupa
tiga dimensi. Jika pada karya seni rupa dua dimensi bentuk itu bersifat kesan. Misalnya,
gambar bola/bulat pada bidang dua dimensi jika diraba ternyata tidak bulat. Sedangkan pada
bentuk tiga ddimensi, bentuk bola/bulat bila diraba akan nyata bulat.
Bentuk atau bangun terdiri dari bentuk dua dimensi (pola) dan bentuk tiga dimensi.
Bentuk dua dimensi dibuat dalam bidang datar dengan batas garis yang disebut kontur.
Bentuk-bentuk itu antara lain segitiga, segi empat, trapezium dan lingkaran. Sedang bentuk
tiga dimensi dibatasi oleh ruang yang mengelilinginya dan bentuk-bentuk itu antara lain
limas, prisma, kerucut, dan silinder.
Sifat atau karakteristik dari tiap bentuk dapat memberikan kesankesan tersendiri seperti :
  Bentuk teratur kubus dan persegi, baik dalam dua atau tiga dimensi memberi kesan statis,
stabil, dan formal. Bila menjulang tinggi sifatnya agung dan stabil.
  Bentuk lengkung bulat atau bola memberi kesan dinamis, labil dan bergerak.
  Bentuk segitiga runcing memberi kesan aktif, energik, tajam, dan mengarah.
Bentuk dalam seni rupa tiga dimensi, bentuk dikelompokkan menjadi tiga jenis sebagai
berikut :
  Bentuk Figuratif, adalah bentuk yang meniru wujud yang berasal dari alam seperi manusia,
hewan, tumbuhan dan benda.
  Bentuk Abstraktif, adalah bentuk figuratif yang digayakan atau diubah bentuknya (stilasi).
Contohnya wayang kulit/golek, topeng, dekorasi batik, dsb.
4.      Warna
Warna adalah salah satu unsur seni rupa yang paling mudah ditangkap oleh indera mata,
jika terdapat cahaya. Warna juga merupakan salah satu unsur pokok dalam karya seni rupa
karena segala sesuatu pengungkapan itu selalu menggunakan warna. Macam warna banyak
sekali, tapi pada dasarnya warna itu ditimbulkan oleh tiga warna pokok yaitu merah, biru, dan
kuning. Dari tiga warna itu timbul warna baru yang disebut warna sekunder. Merah dan biru
menghasilkan warna ungu, merah dan ungu menghasilkan warna jingga, biru dan kuning
menghasilkan warna hijau. Jika warna sekunder ini dicampurkan, akan menghasilkan warna
tersier.
Warna-warna yang bervariasi tersebut mempunyai karakter dan menyarankan suasana
yang berbeda. Misalnya, warna biru dan hijau dapat menimbulkan kesan dingin, tenang,
segar, penuh kedamaian dan keadilan. Kesan warna bisa juga ditimbulkan dari kesan
ketebalan dan ketipisan warna serta gradasi yang baik.
5.      Tekstur
Tekstur adalah sifat permukaan pada suatu benda. Sifat bahan ada yang nyata ada pula
yang kesan. Tekstur yang bersifat kesan dapat kita amati pada gambar atau lukisan. Pada
lukisan tekstur bersifat kesan karena jika diraba ternyata halus. Sedangkan tekstur yang
bersifat nyata dapat kita lihat pada karya tiga dimensional, misalnya seni patung atau relief.
Tekstur juga dapat memberi kesan ilusi pada mata. Tekstur kasar bisa memberi kesan kecil
atau menciut, sedangkan tekstur halus bisa memberi kesan meluas atau melebar.
6.      Ruang
Pembentukan suatu ruang ditentukan oleh adanya massa, bentuk yang digubah/disusun.
Ruang bagi pelukis lebih merupakan suatu ilusi/khayal, karena ia bekerja dengan bentuk dua
dimensi. Sedangkan bagi pemahat dan arsitek, ruuang lebih banyak meruupakan suatu
kenyataan karena ia bekerja dengan bentuk tiga dimensi. Ruang dapat disusun mencuat,
melengkung, lengang, sepi, ribut, kacau, menerawang, membuka, dan sebagainya. Semuanya
tergantung dari cara penyusunan bidang-bidang, garis, bentuk/massa.
7.      Cahaya
Cahaya juga memiliki sifat nyata dan kesan. Sifat nyata jika sumber cahaya itu benar-
benar berasal dari benda alam seperti lampu, matahari, api, dan sebagainya. Sifat kesan
terjadi jika cahaya itu hanya tampak sebagai gambaran, misalnya cahaya pada lukisan,
gambar atau foto. Unsur cahaya diguunakan untuk menciptakan kesan gelap terang. Hal ini
bisa dicapai dengan permainan nuansa warna ilmu bayang-bayang dalam perspektif.
Prinsip-prinsip Seni Rupa, meliputi :
1.      Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya
kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-
balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya
adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan
(warna, raut, arah, dll), maka kesatuan telah tercapai.
2.      Keseimbangan (Balance)
Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak
membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita
measa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh
suatu benda jika semua dayan yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni
keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua
bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani.
3.      Proporsi (Proportion)
Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian. Untuk
memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbandingan –perbandingan yang
tepat. Pada dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi
Agung (The Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini
dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret bilangan
Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618, sering juga dipakai 8 : 13. Konon proporsi
ini adalah perbandingan yang ditemukan di benda-benda alam termasuk struktur ukuran
tubuh manusia sehingga dianggap proporsi yang diturunkan oleh Tuhan sendiri. Dalam
bidang desain proporsi ini dapat kita lihat dalam perbandingan ukuran kertas dan layout
halaman.
4.      Irama (Rhythm)
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk –bentuk
alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak
dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari
bentuk –bentuk unsur rupa.
5.      Dominasi (Domination)
Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam karya seni
dan deisan. Dominasi berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan . Sifat unggul
dan istimewa ini akan menjadikan suatu unsure sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam
dunia desain, dominasi sering juga disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye Catcher.
Dominasi mempunyai bebrapa tujuan yaitu utnuk menarik perhatian, menghilangkan
kebosanan dan untuk memecah keberaturan.
6.      Emphasis
Upaya penampilan pada bagian tertentu dari karya Seni Rupa yang menarik perhatian
dengan cara pengaturan posisi, perbedaan ukuran, perbedaan warna, atau unsur lain, dan
pengaturan arah unsur-unsur.
7.      Harmoni/keselarasan
Adalah susunan unsur-unsur seni yang senada atau kombinasi dari bagian-bagian yang
serasi.

D.    Membina Apresiasi Seni pada Anak


Peningkatan apresiasi dapat dilakukan dari tingkat dasar yang sederhana, dari karya-
karya siswa sendiri dan teman-temannya, dilakukan guru di dalam kelas. Peningkatan
kepekaan apresiasi merupakan gabungan antara aspek : mata (pengamatan) dan rasa
(penghayatan), melalui teknik bertanya dan menunjukkan unsur-unsur menarik dari suatu
karya.
Secara lebih luas, apresiasi dilakukan bukan hanya terhadap karya seni tetapi juga
terhadap keindahan di alam. Siswa diajak “melihat” keindahan yang ada di mana-mana.
Keindahan atau kemenarikan hasil karya ditunjukkan guru (lebih tepat: disarankan), dengan
catatan bukan mutlak harus diterima siswa. Dengan banyaknya melihat unsur-unsur yang
indah/artistik, maka terciptalah pola gambaran mental pada dirinya tentang apa-apa yang
dianggap kebanyakan orang sebagai hal yang indah/seni. Selanjutnya ia akan memilih, hal-
hal apa yang secara individual menarik bagi dirinya. Di sinilah letak kebebasan siswa untuk
menerima atau menolak, menyenangi atau kurang menyenangi sesuatu yang memungkinkan
dirinya memiliki kepekaan individual (sebagai apresiator) maupun gaya individual (jika ia
berkarya).  
Menurut Lowenfeld (1982), diskusi tentang aspek-aspek desain (harmoni,
keseimbangan, ritme, kesatuan, pusat perhatian, dsb) akan membentuk kesadaran anak
terhadap kualitas baik-buruk karya seni dan dengan demikian apresiasi seni akan terbentuk. 
Hal-hal yang dibicarakan dalam diskusi tersebut meliputi antara lain :
1.      Judul-judul atau objek yang digambarkan: apa yang tampak, apa yang aneh, apa yang
menarik. Pada tahap usia SD, yang disukai anak umumnya penggambaran secara visual yang
“hidup”, bukan karya-karya abstrak atau yang memerlukan renungan mendalam. 
2.      Warna. Dipertanyakan mana yang disukai, mana warna yang kurang kuat (kabur), mana yang
menurut mereka aneh atau ganjil.
3.      Penempatan. Dipertanyakan, bagaimana kesesuaian ukuran gambar dengan bidang gambar,
distimulasi perlunya keseimbangan, untuk meningkatkan kepekaan komposisi.
4.      Pemanfaatan media. Dipertanyakan kemungkinan-kemungkinan teknik penggunaan media,
sifat khas media serta cara-cara orang lain yang berhasil menggunakannya.
Perlu dikemukakan di sini bahwa pengembangan apresiasi seni untuk SD hendaknya
lebih diutamakan secara terpadu dengan kegiatan praktek, jadi bukan tersendiri misalnya dua
jam pelajaran memberi ceramah tentang macam-macam apresiasi seni. Anak dapat dibimbing
untuk mendiskusikan karyanya sendiri atau mengapresiasi karya teman.

 
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Apresiasi tidak bisa dilepaskan dari pembelajaran seni rupa. Dalam pembelajaran
apresiasi seni rupa, guru maupun siswa diwajibkan mengetahui unsur-unsur dalam apresiasi
seni yaitu :
1.      Seniman dan karya seni,
2.      Unsur-unsur seni rupa,
3.      Membina apresiasi seni rupa pada anak.

B.     Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan guru itu mengetahui terlebih dahulu tentang
seni rupa. Bahkan diharapkan mampu memahami dan menguasai tentang seni.

   DAFTAR PUSTAKA

http://ayoe29.blogspot.com/2013_04_01_archive.html
http://melihat-keindahan.blogspot.com/2013/11/apresiasi-seni-rupa.html
http://fauzulmubarok.wordpress.com/2011/10/31/prinsip-dan-unsur-seni-rupa/
http://klikbelajar.com/kesenian-dan-olahraga/unsur-dan-prinsip-seni-rupa/
http://soalbelajar.com/info-79-pengertian-apresiasi-seni-rupa.html#sthash.Ri703KQy.dpuf
http://landepzippy.blogspot.com/
http://walpaperhd99.blogspot.com/2013/11/pengertian-apresiasi-seni-rupa.html

Anda mungkin juga menyukai