Anda di halaman 1dari 20

Makalah Psikologi Kepribadian

TEORI KEPRIBADIAN JOHN DOLLARD

OLEH:

KELOMPOK 3

ASTRILIANI (1571040059)

RIKA HAMKA (1671040002)

SYANA NURUL UTARI (1671040024)

SAPUTRA TRY SUTRISNO (1671042002)

SRI LAKSMI DEWI (1671041031)

RESKY MAULIDYA THAMRIN (1671042030)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah psikologi kepribadian mengenai, “Teori Kepribadian John Dollard”

Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik dan saran dari pembaca, demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya.

Makassar, 20 April 2017

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

Sampul.................................................................................................................1

Kata Pengantar.....................................................................................................2

Daftar Isi..............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................4

A. Latar Belakang.........................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................4
C. Tujuan Penulisan......................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................6

A. Pandangan Filsafat...................................................................................6
B. Struktur Kepribadian................................................................................7
C. Dinamika Kepribadian.............................................................................7
D. Proses Mental yang Lebih Tinggi............................................................10
E. Model Konflik..........................................................................................12
F. Perkembangan Kepribadian.....................................................................12
G. Kelebihan Teori.......................................................................................15
H. Kritik dalam Teori....................................................................................16

BAB III PENUTUP.............................................................................................17

A. Kesimpulan..............................................................................................17
B. Saran........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dollard & Miller mengemukakan sebuah teori yang sudah tak asing lagi,

sama halnya seperti Pavlov, Dollard & Miller juga memakai konsep respon dan

stimulus (R-S) dalam pembahasannya mengenai kepribadian manusia. Teori

Dollard & Miller menekankan pada kebiasaan-kebiasaan yang timbul dari hasil

hubungan antara respon dan stimulus yang terus terjadi, menurut mereka perilaku

seseorang tidaklah muncul dari hasil spontan respon yang seseorang berikan

karena adanya sebuah stimulus saja, melainkan juga harus ada dorongan-dorongan

dari dalam diri (drive) yang ia tidak sadari ataupun dorongan yang ia sadari yang

akhirnya membuat individu itu bergerak.

Selain hanya mengandalkan stimulus dan respon Dollard & Miller juga

memasukan unsur-unsur kognitif atau proses berpikir (train of tough) dalam

teorinya. Menurutnya sebuah stimulus yang diterima oleh seseorang bisa

bergeneralisasi menjadi model stimulus yang lain, begitu juga dengan responnya.

Individu bisa memberikan sebuah pemaknaan yang lain dan berbeda-beda dalam

sebuah stimulus dan respon contohnya dalam penggunaan bahasa. Setiap individu

bisa memberikan reasoning atas apa yang ingin atau yang harus ia perbuat untuk

memunculkan respon tertentu.

B. Rumusan Masalah

4
1. Bagaimana pandangan filsafat tentang teori kepribadian Dollard dan

Miller?

2. Bagaimana struktur kepribadian dari Dollard dan Miller?

3. Bagaimana dinamika kepribadian dari Dollard dan Miller?

4. Bagaimana proses mental yang lebih tinggi dari Dollard dan Miller?

5. Bagaimana model konflik teori Dollard dan Miller?

6. Bagaimana perkembangan Kepribadian Dollard dan Miller?

7. Apa kelebihan teori kepribadian Dollard & Miller?

8. Kritik terhadap teori kepribadian Dollard dan Miller?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pandangan filsafat teori kepribadian Dollard dan Miller.

2. Mengetahui struktur kepribadian dari Dollard dan Miller.

3. Mengetahui dinamika kepribadian dari Dollard dan Miller.

4. Mengetahui proses mental yang lebih tinggi dari Dollard dan Miller.

5. Mengetahui model konflik teori Dollard dan Miller.

6. Mengetahui perkembangan Kepribadian Dollard dan Miller.

7. Mengetahui kelebihan teori kepribadian Dollard dan Miller.

8. Mengkritik teori kepribadian Dollard dan Miller.

5
6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pandangan Filsafat

Behavior dikembangkan oleh tokoh Watson yang berpemahaman

positivisme terhadap manusia. Positivism adalah metode yang mempelajari/

mengamati sesuatu yang dapat diamati dengan nyata, bukan metafisik.

Disimbolkan dari ilmu muncullah prediksi, dari prediksi maka muncullah aksi.

Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia

tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus

yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan

menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia

baik. Manusia hanya merespon stimulus dari lingkungan. Ciri khas pada behavior

adalah tidak ada nya respon apabila tidak ada stimulus yang disebut mekanistik.

B. Struktur Kepribadian

Kebiasaan merupakan satu-satunya elemen dalam teori Dollard & Miller

yang merupakan ikatan atau asosiasi antara stimulus dengan respon, yang  relatif 

stabil dan bertahan lama dalam kepribadian. Struktur-struktur kebiasaan itu

tergantung pada peristiwa unik yang pernah dialami oleh individu yang

bersangkutan. Namun, struktur kepribadian ini hanya bersifat sementara karena

dapat berubah bila individu tersebut mendapatkan pengalaman baru keesokan

harinya. Dollard & Miller berusaha menekankan bahwa segolongan dari

kebiasaan itu sendiri penting bagi manusia untuk menghasilkan stimulus verbal

7
entah dihasilkan dari individu itu sendiri ataupun orang lain dan biasanya

responnya pun bersifat verbal.

Dollard & Miller juga mencatat bahwa kebiasaan dapat membuat individu

melihat respon internal yang membangkitkan stimulus internal yang didalamnya

terdapat dorongan (drive). Dorongan (drive) sendiri terbagi atas dua dorongan

primer yaitu dorongan yang berkaitan dengan fisiologis contohnya yaitu lapar,

haus, seks. Kedua yaitu dorongan sekunder yaitu asosiasi pemuasan dari dorongan

primer contohnya yaitu  kecemasan, rasa takut, gelisah.

Rasa takut di dapat dari kejadian atau pengalaman unik dialami individu

tersebut seperti seorang perempuan yang berjalan seorang diri di jalan yang sepi

tiba-tiba dirampok oleh sekawanan penjahat. Setelah kejadian tersebut, ia pun

merasa cemas jika akan bepergian seorang diri di jalan yang sepi. Karena itu,

setiap bepergian di jalan yang sepi ia selalu mengajak teman untuk mengurangi

rasa cemasnya.

C. Dinamika Kepribadian

1. Motivasi – Dorongan (Motivation – Drives)

Dollard & Miller sangat memperhatikan motivasi atau dorongan.

Memusatkan perhatiannya pada motif yang penting seperti kecemasan. Dalam

menganalisa perkembangan dan elaborasi kecemasan inilah mereka berusaha

menggambarkan proses umum yang mungkin berlaku untuk semua motif.

2. Proses Belajar

8
Bermula dari eksperimen Dollard dan Miller pada tikus yang merupakan

awal dari penjelasan dinamika kepribadian. Pada penelitiannya Dollar dan Miller

mempersiapkan kotak yang dasarnya diberi aliran listrik yang menimbulkan rasa

sakit, kemudian kotak itu diberi sekat yang kedua sisinya diberi warna yang

berbeda (putih dan hitam). Mereka meneliti perilaku tikus jika tikus dimasukkan

kedalam kotak tersebut dan dibunyikan bel bersamaan dengan pemberian kejutan

listrik. Kemudian tikus merespon dengan ia meloncat dari kotak berwarna putih

ke kotak berwarna hitam. Setelah itu terjadi proses belajar pada tikus, dengan

adanya kotak putih dan bel tanpa adanya kejutan listrik telah membuat tikus

langsung lompat ke kotak hitam. Kemudian ekperimen ditingkatkan dengan

menambah tombol untuk membuka sekat menuju kotak hitam. Melalui proses

belajar tikus tidak lagi menabrak – nabrakkan sekat tetapi menekan tombol untuk

dapat membuka pintu sekat dan terhindar dari kejutan listrik. Hasil dari

eksperimen ini menggambarkan ada beberapa prinsip belajar yaitu Classical

conditioning, Instrumental learning, dan Extinction. Adanya Classical

conditioning karena tikus terkondisi jika ada bel maka akan ada kejutan listrik.

Kemudian adanya prinsip Instrumental learning yaitu tikus belajar merespon

dengan melompat sebagai instrumental untuk menghindari dari rasa sakit.

Selanjutnya, extinction yaitu tingkah laku meloncat atau menabrak sekat tidak

dilakukan lagi karena telah diganti dengan cara menekan tombol untuk membuka

sekat.

Setelah selesai melakukan eksperimen tersebut maka Dollard dan Miller

menyimpulkan dan menggambarkan dinamika kepribadian manusia berawal dari

9
adanya kondisioning. Kondisioning merupakan bentuk dari primary drive dan

secondary drive yang sebagian besar dari dorongan sekunder manusia yang

dipelajari melalui belajar rasa takut dan kecemasan. Dollard dan Miller

mempelajari primary drive yaitu bentuk dorongan internal seperti rasa lapar, haus,

seks, rasa sakit, atau tertekan. Sedangkan secondary drive muncul dari primary

drive yang fungsinya menyembunyikan dorongan internal tersebut. Setelah

adanya kondisioning seperti itu maka munculah sebuah motivasi dimana ada

proses belajar di dalamnya. Agar dapat memenuhi atau menghindari dorongan

yang muncul maka individu mencari cara untuk menemukan solusi melalui proses

belajar. Pada proses belajar, individu harus menginginkan sesuatu (want

something), mengenali sesuatu (notice something), mengerjakan sesuatu (do

something), dan mendapatkan sesuatu (get something). Hal iniah yang dikenal

dengan drive, cue, respone, dan reinforcement. 

 Drive: adalah stimulus internal yang mendorong individu untuk

melakukan sesuatu tetapi belum mengetaahui bagaimana cara

melakukannya.

 Cue: adalah stimulus yang memberi petunjuk kapan dan bagaimana

seharusnya cara merespon sesuatu. Kemudian, respone merupakan

aktivitas yang dilakukan seseorang sebagai implikasi dari cue.

 Respinse: Jika ada stimulus yang menimbulkan respon respon berurutan

maka disebut dengan initial hierarchy of respone.

 Reinsforement: Kemudian ada drive pereda dorongan yang merupakan

definisi dari reinforcement seperti yang dicontohkan pada kasus

10
eksperimen Dollard dan Miller bentuk reinforecement seperti tikus

mencoba menghindar dari kejutan listrik agar tidak mengalami rasa sakit. 

D. Proses Mental yang Tinggi

 Perluasan stimulus-respon

Pada suatu keadaan atau peristiwa tertentu, stimulus dan respon bisa

berubah sesuai dengan kondisi individu. Objek stimulus yang dialami individu

berubah, sehingga responnya juga akan berubah. Pada kasus berubahnya stimulus

dan respon ini konsep drive-cue-respon-reinforcement menjadi kurang tepat untuk

digunakan. Hal ini membuat Dollard & Miller memperluas stimulus dan respon

sehingga menjadikan teori belajar tidak hanya membahas tingkahlaku individu

yang sederhana, tetapi juga segala hal yang makna dan penerapannya berkaitan

dengan kepribadian yang kompleks.

 Generalisasi stimulus

Dollard & Miller juga menggolangkan tipe interaksi individu dengan

lingkungannya menjadi dua. Yang pertama, interaksi yang mempunyai respon

segera (immediate effect) terhadap lingkungannya yang dipengaruhi oleh cue atau

situasi tunggal. Yang kedua, interaksi yang mempunyai respon isyarat (cue-

producing response) yang memicu terjadinya generalisasi dan diskriminasi.

Generalisasi dibagi menjadi dua jenis oleh pakar pikologi terdahulu sebelum

Dollard & Miller. Generalisasi stimulus (stimulus generalization) merupakan

respon yang dipelajari dari suatu stimulus, dapat juga dipakai untuk merespon

stimulus lain yang serupa. Ada juga generalisasi mediasi (mediated stimulus

11
generaliation), dimana generalisasi terjadi karena stimulus lain dengan stimulus

asli diklasifikasikan sama berdasarkan alasan tertentu.

 Reasoning

Dollard & Miller dalam proses mental yang lebih tinggi ini juga

membahas mengenai reasoning. Reasoning merupakan proses pemecahan masalah

yang lebih efektif dengan cara mengganti perbuatan nyata menjasi cue-producing

response internal yang lebih efektif. Ada proses berfikir yang biasanya disebut

alur berfikir (train of thought) sebelum individu tersebut melakukan kegiatan.

 Bahasa

Setelah reasoning, respon isyarat yang penting merupakan penggunaan

bahasa. Bahasa dapat mencakup ucapan, fikiran, tulisan, maupun sikap tubuh.

Bahasa sering digunakan untuk memberi label pada peristiwa yang hampir sama

agar dapat merespon berbeda peristiwa tersebut. Dollar & Miller juga

menggunakan peran bahasa pada motivasi, hadiah dan pandangan kedepan.

Bahasa sangat berperan penting dalam membangkitkan drives dan menguatkan

tingkah laku pada saat ini secara verbal dengan memberi gambaran konsekuensi

tingkah laku di masa depan. Konsep drive-cue-respon-reinforcement membuat

tingkah laku individu menjadi semakin kompleks, sehingga membutuhkan peran

bahasa dalam bentuk kata dan fikiran untuk mendukung motivasi jangka panjang

dan membuat tingkah laku individu menjadi konsisten dan fleksibel.

 Secondary Drive

Seiring berkembangnya zaman, tingkah laku tak hanya semata-mata diatur

oleh primary drive tapi secondary drive juga mempunyai peran yang penting.

12
Bahkan tak jarang dorongan sekunder ini mengganti dan menutupi dorongan

primer karena dorongan sekunder yang lebih kuat dari pada dorongan primer.

Tetapi dorongan sekunder juga dapat menjadi lemah jika dorongan tersebut

berulang-ulang gagal mendapatkan reinforcement.

E. Model Konflik

Dollard & Miller membagi konflik dalam 3 bentuk. Pertama, konflik

approach-avoidance yaitu individu yang dihadapkan dengan pilihan nilai positif

dan negatif sesuai dengan suatu peristiwa tertentu. Kedua, konflik avoidance-

avoidance yaitu ketika individu dihadapkan pada dua pilihan yang keduanya

sama-sama negatif. Ketiga, konflik approach-approuch yaitu dimana individu

tersebut dihadapkan dengan pilihan-pilihan positif. Dollard & Miller tak hanya

membagi konflik menjadi tiga bentuk, tapi ketiga konflik tersebut berdasarkan

lima asumsi dasar mengenai tingkah laku konflik. Asumsi  dasar tersebut terdiri

dari kecenderungan mendekat, kecenderungan menghindar, peningkatan gradient

of avoidance yang lebih besar dari gradient of approach, meningkatnya dorongan

yang berkaitan dengan mendekat atau menghindar akan meningkatkan tingkat

gradient dan jika ada dua respon yang saling bersaing yang lebih kuat akan terjadi.

F. Perkembangan Kepribadian

1. Perangkat Innate: Respon Sederhana dan Primary Process

13
Dollard dan Miller menganggap perubahan dari bayi yang sederhana

menjadi dewasa yang kompleks sebagai proses yang menarik.  Pada waktu lahir,

bayi hanya dilengkapi dengan sejumlah terbatas kapasitas tingkah laku, yaitu :

1) Refleks khusus (specific reflexes):  Seabagian besar respon khusus berupa

respon –respon lepas terhadap satu atau segolongan respon tertentu.. Misalnya,

rooting reflex: sentuhan pada pipi direspon dengan memutar kepala kearah pipi

yang disentuh

2) Respon bawaan yang hirarkis (innate hierarchies of response):

Kecenderungan melakukan respon tertentu terharap situasi stimulus tertentu

sebelum melakukan respon lainnya. Misalnya, bayi berusaha menghindari

stimulus yang tidak menyenangkan sebelum menangis.

3) Dorongan primer (primary drive): Stimulus internal yang kuat dan bertahan

lama, yang biasanya berkaitan dengan proses fisiologik seperti lapar, haus dan

rasa sakit. Drives ini memotivasi bayi untuk melakukan sesuatu tetapi tidak

menentukan aktivitas spesifik apa yang harus dilakukan. Bayi itu terus menerus

berusaha mengurangi tegangan dorongan, memunculkan respon-respon menjawab

stimuli baru, memberi reinforcement respon baru, memunculkan motif sekunder

dari drive primer, dan mengembangkan proses mental yang lebih tinggi melalui

mediasi generalisasi stimulus.

2. Konteks Sosial

Dollard dan Miller secara konsisten menekankan fakta bahwa tingkah laku

manusia hanya dapat dipahami jika kita mau memperhitungkan konteks kultural

14
tempat tingkah laku itu terjadi.  Mereka memberikan semacam generalitas

transcultural pada prinsip belajar  dan sekaligus menjamin bahwa bentuk persis

tingkah laku yang ditunjukn seorang individu akan sangat dipengaruhi oleh

masyarakat dimana ia merupakan salah satu anggotanya.

3. Situasi Pembelajaran (Training situation)

Dollard dan Miller menganggap 12 tahun kehidupan awal sangat penting

dalam menentukan tingkah laku dewasa. Bayi tidak memiliki cukup kemampuan

untuk memanipulasi lingkungan suhingga sangat mudah untuk menuruti dorongan

stimuli yang tidak tertahankan dan frustasi yang berlebihan. Bayi belum belajar

mengharapkan dan mengamankan  diri dari tekanan dan membangun masa depan.

Dollard dan Miller mengungkapkan empat hal yang menimbulkan konflik dan

gangguan emosi, yakni :

1) Situasi makan (Feeding situation): adalah situasi pertama yang banyak

mengajarkan sesuatu. Misalnya, jika anak yang menangis kelaparan tidak segera

diberi makan, akan belajar bersikap apatis dan gelisah (apprehensive). Sebaliknya

situasi pemberian makanan yang memuaskan mejadi dasar belajar sikap sosial dan

cinta. Bayi yang diberi makan sebelum lapar mungkin tidak pernah belajar

menghargai nilai makanan serta kurang menghargai kehadiran ibunya; ini

berakibat kurang berkembangnya rasa sosial. Hal penting yang perlu diingat

adalah bayi belajar banyak hal dari rasa lapar dan pengaturan makannya, yang

oleh Dollard dan Miller disebut: rahasia belajar pada usia awal (secret learning of

the early years). 112

15
2) Pendidikan kebersihan (Cleanliness training): Belajar mengontrol proses

urinasi dan defakasi merupakan tugas yang kompleks dan sulit bagi bayi. Toilet

training dianggap sangat penting bagi banyak orang tua. Anak yang gagal/lambat

menguasai ketrampilan ini cepat dihukum, sehingga mengembangkan asosiasi

orang tua dengan hukuman, menghindar atau menolak orang tua dapat

mengurangi respon kecemasan. Pada kasus lain, anak mungkin merasa harus

mengikuti kemauan orang tuanya yang superior, sehingga anak menjadi sangat

penurut. Contoh-contoh itu menunjukkan bagaimana Dollard dan Miller

menyempurnakan observasi Freud dengan kerangka belajar.

3) Pendidikan seks awal (Early sex training): Tabu mengenai masturbasi yang

membuat anak merasa sangat berdosa sesudah melakukan masturbasi, bersumber

dari orang tua yang menanamkan dalam diri anak kecemasan yang sangat dalam

seks.

4) Pengendalian marah dan agresi (Anger-anxiety): Apabila anaknya marah,

orang tua sering mengamuk, menghukum, sehingga anak belajar menekan rasa

marahnya. Tanpa rasa marah ini akan membuat kepribadian anak tidak dapat

berkembang.

G. Kelebihan Teori

 Konsep-konsep utamanya jelas dan memiliki rincian yang didukung oleh

data empiric.

 Jarang ada formulasi yang kabur semacam intuisi, karena memakai

pendekatan positif secara keras.

16
 Teori Dollard & Miller secara khas adalah teori proses belajar, sesuatu

yang sangat penting dari semua teori kepribadian, tetapi tidak banyak

mendapat perhatian.

 Teorinya banyak dipakai oleh pakar antropologi kultural setara dengan

pemakaian psikoanalisis.

H. Kritik Dalam Teori

Teori ini dikritik dalam karena mementingkan tingkah laku sederhana,

utamanya dalam tingkah laku binatang, dan mengabaikan fungsi kognitif yang

kompleks. Dollard dan Miller lebih memperdulikan proses belajar daripada

memerinci stimulus-responnya. Teoritis Holistik berpendapat bahwa teori S-R

terpisah-pisah, sehingga pendekatan atomistic tidak dapat memahami tingkat laku

manusia seutuhnya.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Behaviorisme memandang bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya

manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan

stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk

akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan

manusia baik. Manusia hanya merespon stimulus dari lingkungan.

Kebiasaan merupakan satu-satunya elemen dalam teori Dollard & Miller

yang merupakan ikatan atau asosiasi antara stimulus dengan respon, yang  relatif 

stabil dan bertahan lama dalam kepribadian. Struktur-struktur kebiasaan itu

tergantung pada peristiwa unik yang pernah dialami oleh individu yang

bersangkutan. Namun, struktur kepribadian ini hanya bersifat sementara karena

dapat berubah bila individu tersebut mendapatkan pengalaman baru keesokan

harinya.

Dinamika kepribadian menurut Dollard & Miller ada motivasi – dorongan

(motivation – drives), proses belajar.

Proses mental yang tinggi menurut Dollard & Miller ada perluasan

stimulus-respon, generalisasi stimulus, reasoning, bahasa, dan secondary drive.

Dollard & Miller membagi konflik dalam 3 bentuk yaitu konflik approach-

avoidance, konflik avoidance-avoidance, dan konflik approach-approuch.

18
Perkembangan kepribadian menurut Dollar & Miller yaitu perangkat

innate: respon sederhana dan primary process, konteks sosial, dam situasi

pembelajaran (training situation).

B. Saran

19
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press.
Christopher, Robert. 2003. Beneath the Mask seventh Edition. U.S.A: Matrix
Publishing.

20

Anda mungkin juga menyukai