Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH DIVERSITY DALAM

MASYARAKAT

DI SUSUN

O
L
E
H

NAMA: NUR HIKMAH


KELAS: B1
NIM: 14220210015
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Diversity
Dalam Masyarakat. Makalah ini telah susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah Diversity Dalam
Masyarakat ini bermamfaat dapat menambah ilmu pengetahuan.
makassar, 10 November 2021
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan ....................................................................................................4
A.Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B.Rumusan Masalah ..................................................................................................4
C.Tujuan ................................................................................................................... 4
BAB II Pembahasan...................................................................................................5
A.Pengertian diversity................................................................................................ 5
B. keyakinan tradisional tentang kesehatan dan penyakit......................................... 5
C. unsur-unsur keberagaman dalam masyarakat........................................................... 6
D. cara perawat mengelola keberagaman masyarakat/klien.......................................... 7
BAB III Penutup Kesimpulan....................................................................................9
Saran ........................................................................................................................ .9
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A latar belakang
Budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam
konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah
tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar
dipulaupulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis
yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan,
hingga perkotaan. Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya.Teori keperawatan atau konsep
model dalam keperawatan merupakan teori yang mendasari bagaimana seorang perawat
dalam mengaplikasikan praktik keperawatan, beberapa teori diantaranya Teori
leininger.Leininger mengembangkan teorinya dari perbadaan kultur dan universal
berdasarkan kepercayaan bahwa masyarakat dengan perbedaan kultur dapat menjadi sumber
informasi dan menentuan jenis perawatan yang diinginkan dari pemberian peleyanan yang
professional, karena kultur adalah pola kehidupan masyarakat yang berpengaruh terhadap
keputusan dan tindakan.
Keragaman atau diversity budaya, tradisi dan agama adalah suatu keniscayaan hidup, sebab
setiap orang atau komunitas pasti mempunyai perbedaan sekaligus persamaan. Di sisi lain
pluralitas budaya, tradisi dan agama merupakan kekayaan tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Namun jika kondisi seperti itu tidak dipahami dengan sikap toleran dan saling menghormati,
maka pluralitas budaya, agama atau tradisi cenderung akan memunculkan konflik bahkan
kekerasan (violence).

B RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu diversity
2. Apakah keyakinan tradisional tentang kesehatan dan penyakit?
3. Apa unsur-unsur keberagaman dalam masyarakat
4. . Bagaimana cara perawat mengelola keberagaman masyarakat/klien

C TUJUAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Apa itu diversity ?
2. Mengetahui keyakinan tradisional tentang kesehatan dan penyakit ?
3. . Mengetahui unsur-unsur keberagaman dalam masyarakat ?
4. Menjelaskan cara perawat mengelola keberagaman klien
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DIVERSITY
Keragaman atau diversity adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman
budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam
konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah
tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau-
pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang
bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga
perkotaan. Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa indonesia
artinya tingkah laku, macam jenis, lagu musik langgan, warna corak ragi, laras. Sehingga
kergaman berarti perihal beraga-ragam berjenis-jenis;perihal ragam hal jeniskergaman yang
di maksud di sini suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaaa-perbedaan
dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan,ideologi,adat
kesoponan serta situasi ekonomi.

B. KEYAKINAN TRADISIONAL TENTANG KESEHATAN DAN PENYAKIT


Keyakinan Tradisional Tentang Kesehatan Dan Penyakit Masing-masing kebudayaan
memiliki berbagai pengobatan untuk penyembuhan anggota masyarakatnya yang sakit.
Berbeda dengan ilmu kedokteran yang menganggap bahwa penyebab penyakit adalah kuman,
kemudian diberi obat antibiotika dan obat tersebut dapat mematikan kuman penyebab
penyakit. Pada masyarakat tradisional, tidak semua penyakit itu disebabkan oleh penyebab
biologis. Kadangkala mereka menghubung-hubungkan dengan sesuatu yang gaib, sihir, roh
jahat atau iblis yang mengganggu manusia dan menyebabkan sakit.
Banyak suku di Indonesia menganggap bahwa penyakit itu timbul akibat guna-guna. Orang
yang terkena guna-guna akan mendatangi dukun untuk meminta pertolongan. Masing-masing
suku di Indonesia memiliki dukun atau tetua adat sebagai penyembuh orang yang terkena
guna-guna tersebut. Cara yang digunakan juga berbeda-beda masing-masing suku. Begitu
pula suku-suku di dunia, mereka menggunakan pengobatan tradisional masing-masing untuk
menyembuhkan anggota sukunya yang sakit. Suku Azande di Afrika Tengah mempunyai
kepercayaan bahwa jika anggota sukunya jari kakinya tertusuk sewaktu sedang berjalan
melalui jalan biasa dan dia terkena penyakit tuberkulosis maka dia dianggap terkena serangan
sihir. Penyakit itu disebabkan oleh serangan tukang sihirdan korban tidak akan sembuh
sampai serangan itu berhenti. Orang Kwait di bagian barat Kanada percaya bahwa penyakit
dapat disebabkan oleh dimasukkannya benda asing ke dalam tubuh dan yang terkena dapat
mencari pertolongan ke dukun. Dukun itu biasa disebut Shaman. Dengan suatu upacara
penyembuhan maka Shaman akan mengeluarkan benda asing itu dari tubuh pasien.
C. UNSUR-UNSUR KEBERAGAMAN DALAM MASYARAKAT
1. . Agama dan Keyakinan.
Agama dan Keyakinan Agama mengandung arti ikatan yang harus di pegang dan di patuhi
manusia. Ikatan yang di maksud berasal dari kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai
kekuatan gaibyang tak dapat di tangkap dengan panca indra. Namun mempunyai pengaruh
besar yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari ( Haru nasution, 2010).
Agama sebagai keyakinan memang sulit di ukur secara tepat dan rinci.Hal ini pula yang
barang kali menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang tepat tentang agama.
Namun apapun bentuknya kepercayaan yang di anggap sebagai agama, tampaknya memang
memilki ciri umum yang hampir sama, baik dalam agama pitif maupun agama monoteisma.
Menurut Robert H. Thouless, fakta menunjukkan bahwa agama berpusat pada tuhan atau
dewa-dewa sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh di abaikan ( psikologi agama,
2014).
Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah :
a. Berfungsi edukatif: ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang.
b. Berfungsi penyelamat.
c. Berfungsi sebagai perdamaian d. Berfungsi sebagai sosial kontrol.
e. Berfungsi sebagai pemupuk ras dan solidaritas.
f. Berfungsi tranformatif.
g. Berfungsi kreatif.
h. Berfungsi sublimatif.
Pada dasarnya agama dan keyakinan merupkan unsur penting dalam keragaman bangsa
indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang di akui di indonesia.

2. . Suku Bangsa dan Ras.


Suku Bangsa Dan Ras Suku bangsa yang menempati wilayah indonesia dari sabang sampai
merauke sangat beragam.sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokkan
besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriyah yamg sama seperti rambut, warna
kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala dan lain sebagainya. Di indonesia, terutama bagian
barat mulai dari sulawesi adalah termasuk ras mongoloid melayu muda. Kecuali batak dan
toraja yang termasuk mongoloid melayu tua sebelah timur indonesia termasuk ras austroloid,
termasuk bagian NTT. Sedangkan kelompokterbesar yang tidak termasuk kelompok pribumi
adalah golongan chinayang termasuk atratic mongooid. Masalah agama tak akan mungkin
dapat di pisahkan dari kehidupan masyarakat.
3. Kesenjangan Ekonomi
Kesenjangan Ekonomi Bagi sebagian negara, perkonomian akan menjadi salah satu perhatian
yang harus di tingkatkan namun umumnya, masyarakat kita berada di golongan tingkat
ekonomi menengah kebawah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan
yang tak dapat di hindari lagi.
4. Tata Krama
Tata Krama Tata krama yang di anggap sebagai dari bahasa jawa yang berarti “adat sopan
santun, basa basi” pada dasarnya ialah segala tindakan, prilaku, adat istiadat, tegur sapa,ucap
dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Tata krama di bentuk dan di kembangkan oleh
masyarakat yang terdiri dari aturan-aturan yang kalo di patuhi di harapkan akan tercipta
interaksi sosial yang tertib dan efektif di dalam masyarakat yang bersangkutan. Indonesia
memiliki keragaman suku bangsa dimanadi setiap suku bangsa memiliki adat tersendiri
meskipun kerena adanya sosialisasi nila-nilai dan norma secara turun-menurun dan
berkisenambungan dari generasi ke generasi menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam
suatuisuku bangsa yang sama akan memiliki adat dan kesopanan yang relatif sama.
5. Kesenjangan Sosial
Kesenjangan Sosial Masyarakat indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan
bermacam tingkat pangkat, dan seterata sosial yang hierarkis. Hal ini, dapat terlihat dan di
rasakan dengan jelas dengan adanya penggologan orang berdasarkan kasta.Hal ini yang dapat
menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja dapat menyakitkan, namun juga
membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya itu bahkan menjadi sebuah pemicu
perang antara etnis atau suku.
D.CARA PERAWAT MENGELOLA KEBERAGAMAN
1. Pedoman dalam hubungan Perawat dengan klien yang memiliki keberagaman :
1) Menkaji nilai-nilai kepercayaan pribadi anda terhadap keragaman.
a) Review kembali pengalaman pribadi.
b) Singkirkan nilai-nilai biasa, ide-ide dan tingkah laku yang berpengaruh negatif
terhadap perawatan.
2) Menkaji variabel-variabel komunikasi dari perspektif perbedaan. Tentukan identitas etnis
pasien Gunakan pasien sebagai sumbernya (apabila memungkinkan). Kaji faktor-faktor
kulturalyang dapat mempengaruhi hubungan perawat dan klien kemudian beresponlah
dengan tepat.
3) Rencanakan perawatan sesuai dengan kebutuhan komunikasi dan latar belakang
keragaman.
a) Pelajari sebanyak mungkin tentang budaya dan kepercayaan klien.
b) Dorong pasien untuk menyatakan persepsinya terhadap kesehatan, sakit, dan
pelayanan kesehatan.
c) Rasa sensitif terhadap keunikan pasien.
d) Komunikasi pada tingkatan fungsi pasien.
e) Evaluasi efektifitas tindakan keperawatan dan modifikasi apabila diperlukan.
4) Modifikasi pendekatan komunikasi untuk memenuhi kebutuhan perbedaan/keragaman.
a) Perhatikan tanda-tanda rasa takut, kecemasan dan kebingungan klien.
b) Beri respon yang menenangkan hati dengan mempertahankan budaya klien.
5) Pahami bahwa penghargaan terhadap klien merupakan hubungan yang terapeutik.
a) Berkomunikasi denagan hormat menggunakan pendekatan - pendekatan yang baik
dan menenangkan hati.
b) Gunakan teknik mendengar yang sesuai.
6) Berkomunikasi tanpa cara-cara yang kelihatan mengancam.
a) Lakukan wawancara tanpa terburu-buru
b) Ramah tamah Tanyakan pertanyaan yang umum selama mengumpulkan informasi
c) Bersikap sabar apabila respon klien tidak sesuai dengan persoalan kesehatan klien.
d) Ciptakan hubungan saling percaya denagan mendengar secara teliti, dan berikan
waktu serta perhatian penuh pada klien.
7) Gunakan teknik validasi dalam komunikasi
a) Sadar akan feedback/respon klien tidak mengerti.
b) Jangan membuat asumsi pengertian tanpa distorsi.
8) Pahami adanya keengganan untuk membicarakan masalah yang berhubungan dengan
seksualitas.
a) Sadari bahwa dalam beberapa budaya permasalahan seksual tidak dapat dibicarakan
secara leluasa dengan perawat/orang dengan jenis kelamin yang berbeda.
9) Adopsi pendekatan khusus, apabila pasien berbicara denagan bahasa yang berbeda.
a) Gunakan intonasi suara dan ekspresi wajah yang perhatian untuk membantu
mengurangi ketakutan klien.
b) Bicara dengan perlahan dan jelas, namun tidak keras.
c) Gunakan bahasa isyarat, gambar, dan bermain peran untuk membantu pemahan klien.
d) Ulangi pesan dengan cara yang berbeda jika diperlukan.
e) Perhatikan kata-kata yang dipahami klien dan guankan itu sesering mungkin.
f) Pertahankan pesan yang sederhan dan ulangi terus menerus.
g) Hindari penggunaan istialh medis dan singkatan yang tidak dipahami klien.
h) Gunakan kamus bahasa yang tepat.
10) Gunakan interpreter (penerjemah) untuk meningkatkan komunikasi.
a) Minta interpreter untuk menerjemahkan pesan, tidak hanya katakata pribadi.
b) Dapatkan feedback untuk mengkonfirmasi pemahaman.
c) Gunakan interpreter yang sensitif terhadap budaya.
Keberagaman bukanlah konsep abstrak, dapat terlihat setiap hari, di setiap organisasi, di
mana dua orang atau lebih terikat dalam aktivitas bersama. 1. Pemahaman perawat tentang
pengertian keberagaman Keberagaman adalah percampuran dari perbedaan, persamaan, dan
tegangan yang dapat terjadi di antara elemen colletive mixture atau bauran kolektif. Untuk
mengetahui suatu bauran merupakan keberagaman perawat dapat memperhatikan elemen,
seperti ras klien, gender, etnis, umur, asal daerah, afiliasi politik, kelas sosial ekonomi,
orientasi seksual, masa jabatan dalam organisasi, latar belakang pendidikan, atau kombinasi
lainnya.

2. Manajemen keberagaman strategi adalah keahlian yang dapat dipelajari perawat


Manajemen keberagaman strategi adalah keahlian untuk meningkatkan cara perawat
membuat quality decision dalam situasi dimana terdapat perbedaan, persamaan dan tegangan
kritis. Creft adalah konsep dan keterampilan fundamental yang di himpun untuk sukses
dibidang prestasi tertentu, yang terdiri dari elemen seni dan keterampilan. Quality decision
adalah keputusan yang membantu perawat menyelesaikan tiga tujuan penting, yaitu misi, visi,
dan strategi.

3. Tegangan keberagaman adalah wajar Tegangan keberagaman adalah stres,ketegangan,dan


ketertarikan cenderung mengalir dari interaksi perbedaan dan persamaan. Hal ini tidak
otomatis terjadi konflik atau permusuhan. Kenyataannya adalah merupakan teman alami
keberagaman. Sering kali, tegangan keberagaman dilihat sebagai tanda kekurangan
kemajuan, namun sebenarnya tidak perlu demikian. 4. Menjadi “diversity challanged” tidak
berarti menjadi orang buruk Menjadi diversity challanged atau memiliki kelemahan dan
keberagaman adalah mempunyai kesulitan membuat quality decision ketika nperbedaan,
kesamaan, dan tegangan terjadi. Tidak terjadi bahwa perlu mempunyai kecenderungan
menangani kecenderungan dengan buruk. Sekedar berarti tidak dapat membuat keputusan
baik ditengah keberagaman. 5. Menjadi “ deversity capable” adalah tujuan Tujuan akhir
adalah perawat belajar menjadi deversity capable atau memiliki kemampuan keberagaman,
yang berarti menguasai keahlian untuk membuat quality decision dalam kondisi perbedaan,
kesamaan, dan tegangan dengan Klien. Berarti bahwa kita harus belajar keluar dari cara kita
sendiri dan membuat keputusan yang memungkinkan membantun tujuan sendiri dan
organisasi. Hal tersebut berarti bahwa kita belajar membuat quality decision meskipun tidak
nyaman dengan komponen campuran keberagaman tertentu yang terdapat dalam lingkungan
kita.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keragaman atau diversity adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Adapun
keberagaman budaya adalah merupakan variasi kombinasi budaya sumber daya manusia di
dalam organisasi, komunitas, atau masyarakat.Penerapan keberagaman tidak berarti bebas
dari masalah.pemahaman tentang makna keberagaman dan kemampuan mengelola
keberagaman perlu ditingkatkan secara berkelanjutan.. Namun demikian, dalam suatu
organisasi terdapat kelompok-kelompok yang dapat terpengaruh oleh diskriminasi dan sikap
stereotipe dan dari kelompok tertentu.

B. SARAN Sebagai mahasiswa seharusnya mengetahui bagaimana cara bersikap ketika


berada dalam masyarakat yang berbagai macam kultur, dalam menangangi masalah harus
sesuai norma yang dianut oleh masingmasing suku. Agar tidak terjadi perselisihan atau
permasalahan.
kita bisa mengetahui dan memahami bagaimana keberagaman yang ada dalam masyarakat
khususnya di Indonesia, agar dalam memberikan Asuhan Keperawatan yang Holistik ( Bio-
Psiko-Sosial-Spritual dan Budaya) kita bisa meminimalisir segala kendala yang berhubungan
dengan keragaman dalam masyarakat ini, sehingga Asuhan Keperawatan yang diberikan
dapat berhasil dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

M. Si, Dr. Elly M. Setiadi, et al. 2006. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar edisi kedua catatan ke-
5. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori
Antropologi 1. Jakarta : UI Press Koentjaraningrat. 2010. Manusia dan Kebudayaan di
Indonesia. Jakarta : Djambatan.

Anda mungkin juga menyukai