Ujian :
1. Jelaskan apa itu Kriss?
2. Jelaskan Unsur-unsur Konseling Krisis dan Faktot keseimbangan, serta masa transisi.
3. Sebutkan dan jelaskan cici-ciri orang yang mampu dan orang yang tidak mampu
menyelesaikan masalah
4. Sebutkan dan jelaskan konseling krisis yang di tinjau dari perspektif Alkitab (PL)
Jawaban :
1. Jelaskan apa itu Kriss?
Konseling krisis merupakan upaya pemberian bantuan dari Konselor kepada Konseli yang sedang
berpikir,merencanakan dan mengatasi masala h secara efektif. Untuk terlibat dalam pelayanan krisis,
kita harus mengerti betul tentang arti krisis itu. Webster mendefinisikan kata krisis sebagai suatu "masa
yang gawat/kritis sekali" dan "suatu titik balik dalam sesuatu". Istilah ini sering digunakan untuk suatu
reaksi dari dalam diri seseorang terhadap suatu bahaya dari luar. Suatu krisis biasanya meliputi
hilangnya kemampuan untuk mengatasi masalah selama sementara waktu, dengan perkiraan bahwa
gangguan fungsi emosi dapat kembali seperti semula. Jika seorang mengatasi ancaman itu secara
efektif, maka ia dapat kembali berfungsi seperti keadaan sebelum krisis. Krisis adalah berbicara tentang
krisis dalam kaitannya dengan subjek tindakan atau sebentuk kehidupan moral kemerosotan dalam
bidang moral.
2. jelaskan unsur-unsur konseling krisis adalah :
Unsur yang pertama adalah kejadian yang penuh risiko. Ini adalah kejadian yang mengawali
suatu reaksi berantai dari kejadian- kejadian yang mencapai puncaknya dalam suatu krisis.
Seorang istri yang masih muda yang bersiap-siap menghadapi kariernya selama tujuh tahun
sekarang menemukan dirinya hamil. Seorang mahasiswa tahun terakhir yang menyerahkan
dirinya untuk bermain sepak bola selama waktu kuliahnya agar dipilih sebagai pemain
profesional, mengalami kecelakaan sehingga pergelangan kakinya hancur. Seorang duda yang
memelihara lima orang anak pra remaja kehilangan pekerjaannya dalam suatu profesi yang
sangat khusus. Semua orang yang disebut di atas mempunyai banyak persamaan. Adalah
penting bagi orang-orang yang berada dalam krisis dan bagi para penolong untuk mengenal
peristiwa-peristiwa yang menimbulkan krisis itu.
Unsur yang kedua adalah keadaan rentan. Tidak semua peristiwa ini membawa seseorang
kepada suatu krisis. Kalau orang tidak rentan, pasti krisis itu tidak mungkin terjadi. Tidak tidur
dua malam saja bisa membuat seorang menjadi rentan terhadap suatu situasi yang biasanya
dapat ia tanggulangi tanpa kesulitan. Keadaan sakit dan tertekan menyebabkan mekanisme
untuk mengatasi masalah makin menurun. Baru-baru ini saya berbicara dengan seorang wanita
yang ingin melepaskan anak angkatnya, membatalkan suatu peristiwa pengumpulan dana yang
penting dan meninggalkan usahanya. Ia sedih karena ada ancaman suatu kehilangan lain dalam
hidupnya. Saya mengatakan kepadanya untuk tidak membuat keputusan selama ia mengalami
depresi, karena keputusan-keputusan itu sering disesalkan kemudian.
Unsur ketiga adalah faktor yang menimbulkan krisis tersebut. Cara lain untuk mengatakan hal
ini ialah bahwa ini adalah factor terakhir yang ditambahkan pada faktor-faktor lain. Sebagian
orang kelihatannya dapat menguasai diri pada saat dilanda kehilangan yang cukup berat atau
kehancuran hati, tetapi kemudian mereka ambruk karena suatu persoalan kecil saja. Ini
merupakan persoalan yang terakhir, tetapi reaksi dan air mata saat itu merupakan tanggapan
terhadap kehilangan yang cukup berat sebelum itu.
3. ciri-ciri orang yang mampu meyelesaikan masalah Antara lain:
3. Tenangkan pikiran terlebih dahulu agar bisa mencari jalan keluar dengan baik.
Jika hati tenang dan pikiran pun tenang maka jalan keluar dari masalah yang sedang terjadi akan
menjadi lebih mudah untuk ditemukan, kita bisa berpikir dengan jernih untuk menentukan mana jalan
yang baik dan benar untuk ditempuh. Maka temukan solusi terbaik dengan cara menenangkan hati dan
pikiran terlebih dahulu.
4. Tidak membuat masalah semakin rumit.
Kalau ada masalah sebaiknya diselesaikan dengan cara yang benar dan dengan solusi yang tepat.
Hadapi dengan kepala yang dingin dan jangan membuat masalah yang ada menjadi semakin runyam.
Karena tanpa kita sadari kita dapat membuatnya menjadi semakin rumit dengan sikap kita yang tidak
terkendali.
13. Diskusikan dengan orang yang lebih paham tentang masalah yang sedang dihadapi.
Jika kita kurang paham tentang masalah yang ada, tanyakan di diskusikan dengan orang yang ahli
dibidangnya agar kita bisa mendapatkan pemahaman yang benar dan bisa segera menyelesaikannya.
4. Sebutkan dan jelaskan konseling krisis yang di tinjau dari perspektif Alkitab (PL) adalah :
Di dalam Perjanjian Lama beberapa kali menjelaskan Tuhan Allah Israel sebagai gembala atau
penuntun bangsa Israel sebagaimana didalam Maz. 23, dimana Daud mengungkapkan bahwa: ”Tuhan
adalah gembala-Nya yang baik, yang menuntunnya ke padang yang berumput hijau dan ke air yang
tenang. Motivasi Tuhan Allah sebagai gembala Israel adalah untuk menjaga dan memelihara bangsa
Israel dengan penuh kasih. Penjagaan dan pemeliharaan bersama Tuhan tegaskan kepada tiap-tiap
orang percaya dan kepada sesama manusia3 Packer menyatakan bahwa hal itu berkaitan dengan
bimbingan merupakan satu sisi dari keseluruhan perjanjian, yang melaluinya Sang Raja Kasih menarik
saya ke dalam kelepasan dan sukacita yang Ia rencanakan bagi saya sebelum dunia dijadikan.4
Didalam Yeh. 34, Tuhan murka kepada gembala (pemimpin-pemimpin) Israel yang tidak
menggambalakan umat-Nya dengan baik, tetapi hanya menggembalakan diri mereka sendiri (ayat 2
dan 8). Dalam ayat 4, kelalaian mereka dilukiskan seperti berikut : ”yang lemah tidak mereka tolong,
yang sakit tidak mereka obati, yang luka tidak mereka balut, yang hilang tidak mereka cari, dan yang
sesat tidak mereka bawa kembali”. Karena itu dalam ayat 11 dijelaskan bahwa Tuhan sendiri akan
mengambil alih tugas ini. Ia sendiri akan memperhatikan mereka, mencari mereka, dan membawa
mereka keluar dari tengah-tengah bangsa dan memimpin domba-domba-Nya ketempat yang subur
rumputnya dan ketempat yang banyak airnya.5 Dalam perjanjian Lama, Allah sendiri telah
memberikan teladan melalui tokoh-tokoh atau para nabi mengenai seorang gembala. Salah satu contoh
tokoh, tokoh Alkitab yaitu Musa. Pengalaman Musa menjadi pemimpin atas umat israel (gembala bagi
umat Israel). Kitab keluaran 14, memaparkan hidup Musa dalam mengembalakan bangsa israel
memimpin bangsa Israel di padang menuju tanah Kanaan. Berdasarkan dari penjelasan di atas, Alkitab
mencatat bahwa keadaan domba-domba yang tidak mendapat perhatian amat menyedihkan hati Allah.
Oleh karena itu, tugas pastoral konseling adalah tugas yang di percayakan Allah kepada hamba-
hambaNya untuk memperhatikan mereka yang terlantar secara rohani supaya mereka tidak menjadi
mangsa si iblis.
Dalam perjanjian baru dapat ditinjau melalui pelayanan Yesus dalam menanggapi orang
banyak: Suatu penyelidikan penting yang dapat kita lakukan mengenai pendekatan Yesus dalam
konseling adalah bahwa apa yang ia kerjakan terhadap orang-orang merupakan suatu proses. Ia tidak
hanya melihat mereka beberapa menit saja. Ia melewatkan waktu sambil menolong mereka mengatasi
masalah-masalah hidup dengan perhatian yang dalam. Ia tidak hanya melihat dengan perhatian yang
dalam. Ia tidak hanya melihat kesulitan-kesulitan mereka, tetapi Ia juga melihat kemampuan mereka
dan pengharapan-pengharapan yang mereka miliki. Ciri pokok pendekatan Yesus adalah belas kasihan-
Nya terhadap orang lain. (Markus 8:2: “Hatiku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini.
Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan.” Bagian lain yang
menunjukkan belas kasihan-Nya adalah dalam Markus 6:34. “Ketiga Yesus mendarat, Ia melihat
sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena
mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal
kepada mereka. “Perhatian-Nya adalah mengurangi penderitaan dan memenuhi kebutuhan orang-orang
itu. Pada waktu Yesus pertama kali bertemu dengan orang-orang, Ia menerima mereka sebagaimana
keadaan mereka. Dengan kata lain, Ia percaya kepada mereka dan apa yang akan jadi atas mereka. Ciri
penerimaan-Nya ini nampak dalam Yohanes 4, Yohanes 8, dan Lukas 19. Ketika Yesus bertemu
dengan perempuan samaria, Ia menerima perempuan itu sebagaimana keadaanya, tanpa menghakimi
dia. Ia menerima perempuan yang kedapatan berzinah, Ia juga menerima Zakheus, seorang pemungut
cukai yang tidak jujur itu. Pribadi-pribadi merupakan priorotas yang tertinggi bagi Yesus. Ia
memperlihatkan prioritas ini dan menghargai mereka dengan lebih mengutamakan kebutuhan-
kebutuhan mereka daripada hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh para
pemimpin agama. Ia melibatkan diri-Nya sendiri dalam kehidupan orang-orang yang paling berdosa,
dan Ia menjumpai mereka ketika mereka memerlukan pertolongan. Dengan melakukan hal ini, Ia
menolong mereka mengangkat rasa harga diri mereka.
Salah satu cara Yesus menghargai pribadi-pribadi itu adalah dengan menunjukkan nilai
mereka di mata Allah, dengan memperbandingkan pemeliharaan Allah terhadap ciptaan lain dengan
pemeliharaan Allah terhadap mereka. “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor
pun daripadanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu” (Mat. 10:29). Inti dari banyak
masalah yang dihadapi orang-orang adalah konsepsi diri yang dangkal atau perasaaan tidak berarti.
Karena itu, menolong seseorang untuk menemukan harga dirinya dengan memperkenalkan siapakah
Allah dan apa yang telah Ia kerjakan untuk kita akan menolong menstabilkan orang itu.