Anda di halaman 1dari 7

NAMA : MENIA GEA

TINGKAT : III (TIGA)


M.K : Konseling Krisis

Ujian :
1. Jelaskan apa itu Kriss?

2. Jelaskan Unsur-unsur Konseling Krisis dan Faktot keseimbangan, serta masa transisi.

3. Sebutkan dan jelaskan cici-ciri orang yang mampu dan orang yang tidak mampu

menyelesaikan masalah

4. Sebutkan dan jelaskan konseling krisis yang di tinjau dari perspektif Alkitab (PL)

5. Sebutkan kasus KRISIS yang ada di PL dan PB

Jawaban :
1. Jelaskan apa itu Kriss?

Konseling krisis merupakan upaya pemberian bantuan dari Konselor kepada Konseli yang sedang

mengalami tekanan yang berpengaruh negatif terhadap kemampuan Konseli untuk

berpikir,merencanakan dan mengatasi masala h secara efektif. Untuk terlibat dalam pelayanan krisis,

kita harus mengerti betul tentang arti krisis itu. Webster mendefinisikan kata krisis sebagai suatu "masa

yang gawat/kritis sekali" dan "suatu titik balik dalam sesuatu". Istilah ini sering digunakan untuk suatu

reaksi dari dalam diri seseorang terhadap suatu bahaya dari luar. Suatu krisis biasanya meliputi

hilangnya kemampuan untuk mengatasi masalah selama sementara waktu, dengan perkiraan bahwa

gangguan fungsi emosi dapat kembali seperti semula. Jika seorang mengatasi ancaman itu secara

efektif, maka ia dapat kembali berfungsi seperti keadaan sebelum krisis. Krisis adalah berbicara tentang

krisis dalam kaitannya dengan subjek tindakan atau sebentuk kehidupan moral kemerosotan dalam

bidang moral.
2. jelaskan unsur-unsur konseling krisis adalah :
 Unsur yang pertama adalah kejadian yang penuh risiko. Ini adalah kejadian yang mengawali
suatu reaksi berantai dari kejadian- kejadian yang mencapai puncaknya dalam suatu krisis.
Seorang istri yang masih muda yang bersiap-siap menghadapi kariernya selama tujuh tahun
sekarang menemukan dirinya hamil. Seorang mahasiswa tahun terakhir yang menyerahkan
dirinya untuk bermain sepak bola selama waktu kuliahnya agar dipilih sebagai pemain
profesional, mengalami kecelakaan sehingga pergelangan kakinya hancur. Seorang duda yang
memelihara lima orang anak pra remaja kehilangan pekerjaannya dalam suatu profesi yang
sangat khusus. Semua orang yang disebut di atas mempunyai banyak persamaan. Adalah
penting bagi orang-orang yang berada dalam krisis dan bagi para penolong untuk mengenal
peristiwa-peristiwa yang menimbulkan krisis itu.

 Unsur yang kedua adalah keadaan rentan. Tidak semua peristiwa ini membawa seseorang
kepada suatu krisis. Kalau orang tidak rentan, pasti krisis itu tidak mungkin terjadi. Tidak tidur
dua malam saja bisa membuat seorang menjadi rentan terhadap suatu situasi yang biasanya
dapat ia tanggulangi tanpa kesulitan. Keadaan sakit dan tertekan menyebabkan mekanisme
untuk mengatasi masalah makin menurun. Baru-baru ini saya berbicara dengan seorang wanita
yang ingin melepaskan anak angkatnya, membatalkan suatu peristiwa pengumpulan dana yang
penting dan meninggalkan usahanya. Ia sedih karena ada ancaman suatu kehilangan lain dalam
hidupnya. Saya mengatakan kepadanya untuk tidak membuat keputusan selama ia mengalami
depresi, karena keputusan-keputusan itu sering disesalkan kemudian.

 Unsur ketiga adalah faktor yang menimbulkan krisis tersebut. Cara lain untuk mengatakan hal
ini ialah bahwa ini adalah factor terakhir yang ditambahkan pada faktor-faktor lain. Sebagian
orang kelihatannya dapat menguasai diri pada saat dilanda kehilangan yang cukup berat atau
kehancuran hati, tetapi kemudian mereka ambruk karena suatu persoalan kecil saja. Ini
merupakan persoalan yang terakhir, tetapi reaksi dan air mata saat itu merupakan tanggapan
terhadap kehilangan yang cukup berat sebelum itu.
3. ciri-ciri orang yang mampu meyelesaikan masalah Antara lain:

1. Cari penyebab timbulnya masalah.


Tak mungkin ada asap jika tidak ada api. Hadirnya sebuah masalah tentu ada faktor penyebabnya,
untuk bisa menyelesaikan segala permasalahan dalam kehidupan tentu harus diketahui dulu akar dari
permasalahan itu. Sehingga kita lebih mudah untuk menemukan jalan keluar sesuai faktor
penyebabnya. Dan dengan mengetahui penyebabnya kita bisa menuntaskan masalah itu hingga ke
akarnya sehingga tidak lagi timbul permasalahan baru atau masalah yang sama dikemudian hari.

2. Jangan mencari solusi dengan hati yang sedang kacau.


Hati siapa yang akan tenang jika ada masalah dalam hidupnya? Tentu tidak ada. Semua orang akan
menjadi gusar karenanya. Tapi untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapi harus dengan hati
yang tenang, jika hati kita sedang kacau akan sangat sulit untuk menemukan jalannya bahkan pikiran
kita juga akan buntu jika hati sedang kacau.

3. Tenangkan pikiran terlebih dahulu agar bisa mencari jalan keluar dengan baik.
Jika hati tenang dan pikiran pun tenang maka jalan keluar dari masalah yang sedang terjadi akan
menjadi lebih mudah untuk ditemukan, kita bisa berpikir dengan jernih untuk menentukan mana jalan
yang baik dan benar untuk ditempuh. Maka temukan solusi terbaik dengan cara menenangkan hati dan
pikiran terlebih dahulu.
4. Tidak membuat masalah semakin rumit.
Kalau ada masalah sebaiknya diselesaikan dengan cara yang benar dan dengan solusi yang tepat.
Hadapi dengan kepala yang dingin dan jangan membuat masalah yang ada menjadi semakin runyam.
Karena tanpa kita sadari kita dapat membuatnya menjadi semakin rumit dengan sikap kita yang tidak
terkendali.

5. Temukan jalan keluar dari banyak sudut pandang.


Jika jalan yang satu buntu untuk menemukan solusi, cari jalan keluar dari arah lain. Semakin banyak
kita cari jalan keluar dari berbagai sudut pandang maka akan semakin mudah pula bagi kita untuk
menemukan solusi terbaik dalam menyelesaikan perkara.

6. Pertimbangkan jalan keluar yang paling baik.


Setelah menemukan beberapa jalan keluar untuk masalah yang sedang kita hadapi, pertimbangkanlah
jalan mana yang paling baik dan jalan mana yang akan memberikan dampak positif hingga
kedepannya. Sehingga tidak ada lagi masalah yang kemungkinan kembali datang di masa depan.

7. Minta pendapat dan bantuan dari orang lain.


Ada kalanya kita tidak mampu untuk menyelesaikan masalah kita sendirian, untuk itu kita perlu
bantuan orang lain untuk meringankan beban kita dan membantu kita untuk menemukan solusinya.
Karena setiap orang memiliki cara berpikir yang unik dan berbeda, maka siapa tahu orang yang kita
tuju bisa memberikan solusinya untuk masalah kita.
8. Tetap berpikiran positif.
Dengan tetap berpikiran positif akan membantu kita dalam menyelesaikan masalah dengan baik, karena
dengan terus berpikiran positif terhadap segala sesuatu akan membuat kita lebih tenang dan tidak
terganggu akan hal-hal dan pikiran buruk.

9. Jangan mudah berputus asa.


Tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya, setiap masalah pasti ada solusinya. Hanya saja kita
jangan cepat berputus asa dan segera menyerah disaat menemukan jalan buntu. Tetap semangat untuk
menyelesaikan masalah agar hidup kita bisa tenang dikemudian hari.

10. Jangan gunakan emosi dalam menyelesaikan masalah


Kalau emosi ikut berbicara maka yang ada masalah akan semakin rumit dan tidak akan terselesaikan
dengan baik. Untuk itu jaga emosi dan belajar cara meredam emosi agar masalah bisa diselesaikan
dengan cara yang baik. 
11. Perbanyak sabar dalam menghadapinya.
Yang namanya masalah akan selalu ada di dalam hidup tanpa memandang siapa yang akan
mendapatkannya. Untuk itu kita harus menanamkan sifat sabar di dalam diri agar kita bisa untuk kuat
dan tegar dalam menhadapinya. Dan kitapun harus banyak belajar cara menghadapi masalah dengan
sabar.
12. Tetap tenang dan jangan panik.
Jangan mudah panik jika mendapatkan masalah, tetap tenangkan diri agar kita bisa berpikir dengan
baik dan bisa segera menyelesaikan masalah.

13. Diskusikan dengan orang yang lebih paham tentang masalah yang sedang dihadapi.
Jika kita kurang paham tentang masalah yang ada, tanyakan di diskusikan dengan orang yang ahli
dibidangnya agar kita bisa mendapatkan pemahaman yang benar dan bisa segera menyelesaikannya.

 Ciri-ciri orang yang tidak mampu meyelesaikan masalah Antara lain :


a. Tidak menyedari akan kehadiran masalah dalm sesuatu situasi dan tidak menyedari isu sebenar
yang perlu diselesaikan.
b. Tidak mempunyai maklumat yang menunjukkan ada masalah sedang berlaku dan perlu
diselesaikan.
c. Sesuatu masalah yang terjadi  itu terlalu besar sehingga tidak mampu ditangani dan difahami.
d. Ramai orang yang tiada pengalaman dan pengetahuan menjadi punca pada sesuatu masalah dan
tidak menyedari mereka sebenarnya yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut.
e. Kita sering memberi  perhatian pada bahagian yang nyata sahaja dan bukannya pada bahagian
yang penting.
f. Tidak cukup waktu untuk mengumpul data atau menganalisis data, menyebabkan kita gagal
memahami masalah dengan tepat.

4. Sebutkan dan jelaskan konseling krisis yang di tinjau dari perspektif Alkitab (PL) adalah :

Di dalam Perjanjian Lama beberapa kali menjelaskan Tuhan Allah Israel sebagai gembala atau
penuntun bangsa Israel sebagaimana didalam Maz. 23, dimana Daud mengungkapkan bahwa: ”Tuhan
adalah gembala-Nya yang baik, yang menuntunnya ke padang yang berumput hijau dan ke air yang
tenang. Motivasi Tuhan Allah sebagai gembala Israel adalah untuk menjaga dan memelihara bangsa
Israel dengan penuh kasih. Penjagaan dan pemeliharaan bersama Tuhan tegaskan kepada tiap-tiap
orang percaya dan kepada sesama manusia3 Packer menyatakan bahwa hal itu berkaitan dengan
bimbingan merupakan satu sisi dari keseluruhan perjanjian, yang melaluinya Sang Raja Kasih menarik
saya ke dalam kelepasan dan sukacita yang Ia rencanakan bagi saya sebelum dunia dijadikan.4
Didalam Yeh. 34, Tuhan murka kepada gembala (pemimpin-pemimpin) Israel yang tidak
menggambalakan umat-Nya dengan baik, tetapi hanya menggembalakan diri mereka sendiri (ayat 2
dan 8). Dalam ayat 4, kelalaian mereka dilukiskan seperti berikut : ”yang lemah tidak mereka tolong,
yang sakit tidak mereka obati, yang luka tidak mereka balut, yang hilang tidak mereka cari, dan yang
sesat tidak mereka bawa kembali”. Karena itu dalam ayat 11 dijelaskan bahwa Tuhan sendiri akan
mengambil alih tugas ini. Ia sendiri akan memperhatikan mereka, mencari mereka, dan membawa
mereka keluar dari tengah-tengah bangsa dan memimpin domba-domba-Nya ketempat yang subur
rumputnya dan ketempat yang banyak airnya.5 Dalam perjanjian Lama, Allah sendiri telah
memberikan teladan melalui tokoh-tokoh atau para nabi mengenai seorang gembala. Salah satu contoh
tokoh, tokoh Alkitab yaitu Musa. Pengalaman Musa menjadi pemimpin atas umat israel (gembala bagi
umat Israel). Kitab keluaran 14, memaparkan hidup Musa dalam mengembalakan bangsa israel
memimpin bangsa Israel di padang menuju tanah Kanaan. Berdasarkan dari penjelasan di atas, Alkitab
mencatat bahwa keadaan domba-domba yang tidak mendapat perhatian amat menyedihkan hati Allah.
Oleh karena itu, tugas pastoral konseling adalah tugas yang di percayakan Allah kepada hamba-
hambaNya untuk memperhatikan mereka yang terlantar secara rohani supaya mereka tidak menjadi
mangsa si iblis.

5. Sebutkan kasus krisis yang ada di PL dan PB


 Kasus krisis dalam PL :
Kebanyakan cerita dalam Alkitab menyajikan masalah-masalah yang berhubungan dengan
krisis. Adam, Hawa, Kain, Nuh, Abraham, Ishak, Yusuf, Musa, Simson, Yefta, Saul, Daud, Elia,
Daniel, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh lainnya yang menghadapi krisis diulas secara rinci dalam
Perjanjian Lama. Yesus juga tidak luput dari krisis (terutama pada saat-saat Ia hendak disalibkan),
demikian pula dengan murid-murid-Nya, Paulus, dan orang-orang Kristen gereja mula-mula. Beberapa
kisah dalam Kisah Para Rasul ditulis untuk membantu para individu atau gereja-gereja dalam
menghadapi krisis. Sedangkan dalam Ibrani 11 diulas secara ringkas berbagai macam krisis yang
berakhir bahagia maupun yang berakhir dengan penganiayaan, penderitaan yang amat sangat, bahkan
kematian. Sebuah penelitian yang pernah dilakukan menyebutkan bahwa jika krisis berasal dari luar
keluarga -- penganiayaan, bencana alam, kebakaran besar, atau prasangka rasial, misalnya -- seringkali
dapat lebih memantapkan keluarga sehingga anggota-anggotanya saling bekerjasama memecahkan
krisis. Namun, jika stres berasal dari dalam keluarga itu sendiri -- seperti usaha-usaha bunuh diri,
ketidaksetiaan, penganiayaan anak, atau kecanduan alkohol misalnya -- krisis akan terasa lebih
mengganggu dan cenderung membuat keluarga yang mengalaminya menjadi terpecah belah. Akan
lebih mengganggu lagi jika krisis datang silih berganti secara kontinyu. Bagi beberapa orang, krisis
yang membawa mereka datang kepada seorang konselor adalah krisis yang paling terakhir dari krisis-
krisis yang telah mereka alami. Krisis tersebut adalah krisis yang paling membawa perubahan yang
menekan dan kehilangan yang paling banyak. Krisis seperti ini sama dengan apa yang pernah dialami
oleh Ayub. Dalam waktu yang sangat cepat, Ayub, orang yang sangat religius ini, kehilangan
keluarganya, kekayaannya, kesehatannya, dan statusnya.
Hubungan dalam pernikahannya menjadi tegang dan konselornya akhirnya tahu tentang
kemarahan Ayub dan konflik yang terjadi dalam dirinya. Dia tidak dapat mengerti mengapa Tuhan
membiarkan hal-hal buruk terjadi pada orang yang baik. Saat orang-orang mulai bertanya-tanya tentang
penyebab dari krisis yang sedang mereka alami, adalah hal yang sulit dan seringkali juga tidak
mungkin untuk dapat memberikan jawaban yang pasti. Alkitab mengulas ketiga macam krisis seperti
yang disebutkan di atas tetapi Alkitab tidak memberikan jawaban yang jelas dan lengkap untuk
menjelaskan mengapa, kapan dan bilamana kita harus menderita. Mungkin kita semua setuju dengan
pendapat bahwa dibalik setiap peristiwa pasti ada rencana-rencana Allah dan di bawah kuasa Allah.
Kita juga tahu bahwa krisis dapat merupakan sarana bagi kita belajar dari pengalaman-pengalaman
untuk membentuk karakter kita, memberikan pengetahuan bagi kita tentang Tuhan dan kuasa-Nya, dan
menstimulasi pertumbuhan iman. Namun, alasan utama dari suatu krisis hidup tak pernah kita ketahui
selama kita masih ada di dunia ini.

 Kasus krisis dalam PB Antara lain:

Dalam perjanjian baru dapat ditinjau melalui pelayanan Yesus dalam menanggapi orang
banyak: Suatu penyelidikan penting yang dapat kita lakukan mengenai pendekatan Yesus dalam
konseling adalah bahwa apa yang ia kerjakan terhadap orang-orang merupakan suatu proses. Ia tidak
hanya melihat mereka beberapa menit saja. Ia melewatkan waktu sambil menolong mereka mengatasi
masalah-masalah hidup dengan perhatian yang dalam. Ia tidak hanya melihat dengan perhatian yang
dalam. Ia tidak hanya melihat kesulitan-kesulitan mereka, tetapi Ia juga melihat kemampuan mereka
dan pengharapan-pengharapan yang mereka miliki. Ciri pokok pendekatan Yesus adalah belas kasihan-
Nya terhadap orang lain. (Markus 8:2: “Hatiku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini.
Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan.” Bagian lain yang
menunjukkan belas kasihan-Nya adalah dalam Markus 6:34. “Ketiga Yesus mendarat, Ia melihat
sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena
mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal
kepada mereka. “Perhatian-Nya adalah mengurangi penderitaan dan memenuhi kebutuhan orang-orang
itu. Pada waktu Yesus pertama kali bertemu dengan orang-orang, Ia menerima mereka sebagaimana
keadaan mereka. Dengan kata lain, Ia percaya kepada mereka dan apa yang akan jadi atas mereka. Ciri
penerimaan-Nya ini nampak dalam Yohanes 4, Yohanes 8, dan Lukas 19. Ketika Yesus bertemu
dengan perempuan samaria, Ia menerima perempuan itu sebagaimana keadaanya, tanpa menghakimi
dia. Ia menerima perempuan yang kedapatan berzinah, Ia juga menerima Zakheus, seorang pemungut
cukai yang tidak jujur itu. Pribadi-pribadi merupakan priorotas yang tertinggi bagi Yesus. Ia
memperlihatkan prioritas ini dan menghargai mereka dengan lebih mengutamakan kebutuhan-
kebutuhan mereka daripada hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh para
pemimpin agama. Ia melibatkan diri-Nya sendiri dalam kehidupan orang-orang yang paling berdosa,
dan Ia menjumpai mereka ketika mereka memerlukan pertolongan. Dengan melakukan hal ini, Ia
menolong mereka mengangkat rasa harga diri mereka.

Salah satu cara Yesus menghargai pribadi-pribadi itu adalah dengan menunjukkan nilai
mereka di mata Allah, dengan memperbandingkan pemeliharaan Allah terhadap ciptaan lain dengan
pemeliharaan Allah terhadap mereka. “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor
pun daripadanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu” (Mat. 10:29). Inti dari banyak
masalah yang dihadapi orang-orang adalah konsepsi diri yang dangkal atau perasaaan tidak berarti.
Karena itu, menolong seseorang untuk menemukan harga dirinya dengan memperkenalkan siapakah
Allah dan apa yang telah Ia kerjakan untuk kita akan menolong menstabilkan orang itu.

Anda mungkin juga menyukai