Anda di halaman 1dari 5

SOROS TOGI HUTAHAEAN

2173310013

BAB 2
FILSAFAT, AGAMA, ETIKA, DAN HUKUM

HAKIKAT FILSAFAT

Filsafat bersal dari dua kata yunani phlio dan sophia, yang mana phlio berarti berarti cinta dan
sophia berarti bijaksana. Dengan demikian philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan.(puad farid
ismail dan abdul hamid mutawalli 2003).

Karaktereristik utama berpikir filsafat adalah sifatnya yang menyeluruh, sangat mendasar, dan
spekulatif.sifatnya yang menyeluruh artinya mempertanyakan hakikat keberadaan dan kebenaran tentang
keberadaan itu sendiri sebagai satu kesatuan secara keseluruhan, bukan dariperspektif bidang perbidang,
atau sepotong-sepotong. Sifatnya yang mendasar bearti bahwa filsafat tidak begitu saja percaya bahwa
ilmu adalah benar .Sifat yang spekulatif karna filsafat selalu ingin mencari jawab bukan sja pada suatu hal
yang sudah di ketahui tetapi juga pada suatu hal yang belum di ketahui.

Objek filsafat bersifat universal dan mencakup segala sesuatu yang dialami manusia. Selanjutnya
abdulkadir muhamad menjelaskan filsafat dengan melihat unsur-unsur sebagai berikut :

a. Kegiatan intelektual (pemikiran)


b. Mencari makna yang hakiki (interpretasi)
c. Segala fakta dengan gejala.(obek)
d. Dengan cara refleksi, metodis dan sistematis.
e. Untuk kebahagian manusia (tujuan)

Perbedaan filsafat dengan ilmu

No Aspek Filsafat Ilmu

1 Ontologis Segala sesuatu yang bersifat fisik Segala sesuatu yang bersifat
dan nonfisik, baik yang dapat di fisik dan yang dapat di rekam
rekam melalui indra maupun yang melalui indra.
tidak

2 Epistemologis Pendekatanyang bersifat reflektif Pendekatan ilmiah,


atau rasional-dedukatif menggunakan pendekatan
dedukatifdan indukatif secara
saling melengkapi.

3. Aksiologis Sangat abstrak bermanfaat tetapi Sangat konkret, langsung


tidaksecara langsung bagi umat dapat dimanfaaatkan bagi
manusia. kepentingan umat manusia.

HAKIKAT AGAMA

Rumusan pengertian agama berdasarkan unsur-unsur penting sebagai berikut :


1. Hubungan manusia dengan sesuatu yang tak terbatas, yang transdental Tuhan Yang Maha Esa.
2. Berisi pedoman tingkah laku, nilai-nilai, dan norma-norma yang diwahyukan oleh Tuhan melalui
Nabi.
3. Untuk kebahagian hidup manusia di dunia dan hidup kekal di akhirat.
Dalam pengertian beragama mencakup unsur-unsur utama sebagai berikut :
1. Ada kitab suci .
2. Kitab yang di tulis oleh nabi berdasarkan wahyu langsung dari tuhan.
3. Ada suatu lembaga yang membina menuntun manusia, dan menafsirkan kitab suci bagi
kepentingan umatnya.
4. Setiap agama berisi ajaran dan pedoman tentang :
a. Taqwa, dogma, doktrin, atau filsafat tentang ketuhanan.
b. Susila, moral, atau etika.
c. Ritual upacara atau tata cara beribadat.
d. Tujuan agama.

HAKIKAT ETIKA

Etika berasal dari kata yunani ethos (bentuk tunggal) yang berarti tempat tinggal, padang rumput,
kandang, kebiasaan, adat watak persaaan, sikap dan cara berfikir.
a. Etika secara etimologi dapat di artikan sebagai ilmu tentang apa yang biasa di lakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan yang berkenaan dengan hidup yang baika dan yang buruk (kanter 2001).
b. Menurut lawrence weber dan post (2005) etika adalah suatu konsepsi tentang prilaku yang benar
dan salah. Etika menjelaskan prilaku bermoral atau tidak dan berkaitan dengan hubungan
kemanusiaan yang fundamental.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa :
a. Etika sebagai praktis sama dengan moral atau moralitas yang berarti adat isti adat, kebiasaan,
nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam kelompok atau masyarakat.
b. Etika sebagai suatu ilmu atau tata susila adalah pemikiran/penilain moral.

HAKIKAT NILAI
Nilai uang (harga) yang dibayar untuk memperoleh barang tersebut sering disebut sebagai nilai
ekonomis.

1. Doni Koesoema A. (2007) nilai sebagai kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai,
diinginkan, berguna, dan dihargai sehingga dapat menjadi semacam objek bagi kepentingan
tertentu.
2. Fuad Farid Ismail dan Abdul Hamid Mutawalli (2003) nilai sebagai standar atas ukuran (norma)
yang kita gunakan untuk mengukur segala sesatu
3. Sorokin dalam Capra (2002) menggunakan tiga system nilai dasar yang melandasi semua
manifestasi suatu kebudayaan, yaitu: nilai indriawi, ideasional, dan idealistis. System nilai
indriawi menekankan bahwa nilai-nilai indriawi (materi) merupakan realitas akhir (ultima), dan
bahwa fenomena spiritual hanyalah suatu manifestasi dari materi.

Dari penjelasan tentang nilai, sebenarnya dapat disimpulkan tiga hal, yaitu:

a. Nilai selalu dikaitkan dengan sesuatu (benda, orang, hal)


b. Ada bermacam-macam (gugus) nilai selain nilai uang (ekonomis) yang sudah cukup dikenal
c. Gugus-gugus nilai itu membentuk semacam hierarki dari yang terendah sampai dengan yang
tertinggi.

HUBUNGAN AGAMA, ETIKA DAN NILAI

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi berkat kelebihan akal/pikiran yang
diberikan Tuhan kepada manusia. Manusia mampu memperoleh ilmu tentang hakikat beradaan melalui
proses penalaran serta mampu menyadari adanya kekuatan tak terbatas dari luar dirinya yang
menciptakan dan mengatur eksistensi alam raya.

Semua agama melalui kitab sucinya masing-masing mengajarkan tentang tiga hal pokok, yaitu:

1. Hakikat Tuhan (God, Allah, Gustu Allah, Budha, Brahma, Kekuatan tak terbatas, dan lain-lain)
2. Etika, tata susila
3. Ritual, tata cara beribadat
Tujuan semua agama adalah untuk merealisasikan nilai tertinggi, yaitu hidup kekal di akhirat.

KARAKTER DAN KEPRIBADIAN

Karakter adalah sisi kepribadian yang didapat dari pengalaman, pendidikan, dan lingkungan
sehingga bisa dikatakan bahwa karakter adalah bagian dari kepribadian.

a. Karakter adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang


b. Karakter menentukan keberhasilan seseorang
c. Karakter dapat diubah, dibentuk, dipelajari melalui pendidikan dan pelatihan tiada henti serta
memalui pengalaman hiduo
d. Tingkat keberhasilan seseorang ditentukan oleh tingkat kecocokan karakter yang dimilikinya
dengan tuntutan kenyataan.

KECERDASAN, KARAKTER, DAN ETIKA

Etika dan Karakter

3 Golongan Etika Karakter Utama

1. Teo Etika 9. takwa


Saling ketergantungan
Masalah aku dengan Tuhan 8. Ikhlas

7. Tawakal

2. Sosio Etika 6.Silaturahmi


Ketergantungan
Masalah aku dengan orang lain 5.Amanah

4.Husnuzan

3. Psiko Etika 3.Tawaduk


Kemandirian
Masalah aku dengan aku 2.Syukur

1.Sabar

Konsep etika selama ini hanya dipahami sebatas hubungan antara manusia dengan manusia lainnya,
sedangkan konsep etika Nafis berdasarkan paradigm manusia utuh yaitu masalah manusia dengan dirinya
sendiri, manusia dengan manusia lain dan alam, serta manusia dengan Tuhan.

MODEL PEMBANGUNAN MANUSIA UTUH

Kecerdasan yang dikembangkan hanya IQ dan kesehatan fisik sehingga praktis kurang atau
bahkan lupa mengembangkan EQ dan SQ. karakter positif hanya dapat dikembangkan melalui
pengembangan hakikat manusia secara utuh. Dalam pengembangan manusia utuh, perlu dikembangkan
juga secara seimbang kecerdasan emosional dan spiritual di samping kecerdasan intelektual dan
kesehatan fisik.

Pola hidup masyarakat modern dewasa ini dilandasi oleh paradigma hakikat manusia yang tidak
utuh. Manusia lebih berorientasi mengejar kekayaan materi, kesenangan indriawi, dan kekuasan sehingga
kurang atau lupa untuk mengembangkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Manusia dalam
kehidupan mereka sehari-hari telah bertindak secara tidak etis. Sikap dan perilaku tidak etis ini
mengakibatkan terbentuknya karakter negative umat manusia sebagai konsekuensinya.

Untuk mengatasi hal ini, perlu dikembangkan paradigm hakikat manusia seutuhnya dengan
mengembangkan sikap dan perilaku hidup etis dalam arti luas, yaitu dengan memadukan dan
menyeimbangkan kualitas kesehatan fisik, pengetahuan intelektual, kematangan emosional dan
kerukunan sosial.

Anda mungkin juga menyukai