Anda di halaman 1dari 9

REVIEW JURNAL BAHAN ALAM

Dosen Pengampu : Nurchamidin Gobel, S.Farm,.M.Farm

Di susun oleh :

Kelompok 6

1. Halawatun munazah (2008060014)


2. Dianita gadis pratama (2008060008)
3. Nurlisa muhammad saleh (2008060024)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT

2021
LAMPIRAN

TULISKAN DAN TENTUKAN

A. Mencari kata kunci

Problem / permasalahan klinis / eksperimen Jawaban:


Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang
diperoleh dengan cara penyulingan, ekstraksi
dengan pelarut, dan ekstraksi dengan lemak
padat. Penyulingan adalah proses pemisahan
komponen yang berupa cairan atau padatan
dari dua macam campuran, berdasarkan
perbedaan titik uapnya dan proses ini di
lakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut
terhadap air.
Metode penyulingan ada tiga macam yaitu
penyulingan dengan air, penyulingan dengan
uap dan air, dan penyulingan dengan uap
langsung. Ektraksi adalah salah satu metode
operasi yang digunakan dalam proses
pemisahan suatu komponen dari campurannya
dengan menggunakan sejumlah massa bahan
solven sebagai tenaga pemisah. Ekstraksi
dengan lemak padat, proses ekstraksi ini
digunakan khusus untuk mengestraksi bunga-
bungaan, dalam rangka mendapatkan mutu dan
rendemenminyak yang tinggi.
Metode yang digunakan pada percobaan ini
adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut.
Proses ekstraksi dan pemurnian minyak bunga
cengkeh menggunakan alat ekstraktor soxhlet
karena untuk efi siensi waktu, kemudahan
dalam perangkaian alat, dan proses
pengambilan pelarutnya yang relatif banyak.
Dari percobaan yang telah dilakukan dihasilkan
kadar eugenol yang lebih sedikit dibandingkan
dengan penelitian Ketaren yang menggunakan
metode penyulingan uap, hal ini disebabkan
karena ada eugenol yang hilang pada proses
perlakuan bahan maupun pada proses
ekstraksinya.
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
mengetahui rendemen yang
diperoleh dari minyak atsiri bunga cengkeh
melalui ekstraksi soxhlet dengan menggunakan
pelarut n-heksana dan benzene serta
mengetahui pelarut yang lebih baik antara
n-heksana dan benzena untuk menghasilkan
eugenol terbesar.
Pertanyaan tentang permasalahan 1. Apa perbedaan dari cara memperoleh
klinis/eksperimen minyak atsiri, baik dari cara penyulingan,
ekstaksi dengan pelarut dan ekstaksi
dengan lemak padat?
2. Kenapa harus menggunakan alat ekstraktor
dalam proses ekstraksi dan pemurnian
minyak atsiri?
3. Apakah ada alat selain dari alat ekstraktor
yang dapat digunakan dalam proses
ekstaksi ?
4. Apakah bisa menggunakan pelarut lain
selain pelarut n-heksana dan benzena yang
digunakan dalam ekstaksi?
5. Bagaimana cara mengetahui ekstrak
berhasil atau gagal?
6. Kenapa pelarut n-heksena dapat
menghasilkan ekstraksi lebih baik daripada
benzena?
7. Knapa kadar enguanol terbilang lebih
sedikin dibandingkan dari penelitan
ketaren?
Good clinical/experimental question bagaimana metode pencampuran bunga
cengkeh dengan pelarut n-heksena dan benzena
sehingga bisa menghasilkan minyak atsiri atau
yang disebut dengan komponen-komponen
minyak cengkeh yang terambil dari pelarut
keduanya?
Key word minyak cengkeh, minyak atsiri, eugenol,
ekstraksi

Tipe pertanyaan :

Uraian : Metabolit cengkeh yang paling banyak adalah eugenol, eugenol asetat, dan
kariofilen. Senyawa-senyawa tersebut mempunyai sifat sebagai antibakteri dan antijamur
(Ayoola et al., 2008). Eugenol, iso–eugenol, dan zat vanili dalam minyak atsiri cengkeh
dipakai pada industri kimia sebagai zat dasar untuk menyusun bermacam-macam jenis
persenyawaan (Anonim, 1991). Turunan eugenol atau turunan metoksifenol secara besar–
besaran digunakan dalam parfum, perasa (flavoring), formulasi obat oles anti nyamuk,
penyerap UV, analgetik, bioside, antiseptik, stabilisator dan antioksidan pembuatan plastik
dan karet (Lee dan Shibamoto, 2001 cit Alma et al., 2007). Minyak cengkeh mempunyai
aktivitas biologi sebagai antivirus terhadap virus hepatitis C (Hussein et al., 2000 cit Chaieb et
al., 2007). Eugenin yang ada didalam minyak atsiri cengkeh diidentifikasi sebagai senyawa
anti-HSV (Kurokawa et al., 1998 cit Chaieb et al., 2007). Cinamaldehyde dari minyak
cengkeh dapat mereduksi mutagenesis yang diinduksi UV sebagus mutagenesis yang induksi
oleh furylfuramide (AF-2) dalam E. Coli WP2s (Ohta et al., 1983 cit Chaieb et al., 2007).
Mutu minyak atsiri sangat ditentukan oleh sifat dan senyawa kimia yang terkandung di
dalamnya. Sejauh ini belum ada penelitian tentang penentuan mutu minyak atsiri berdasarkan
senyawa kimia yang terkandung didalamnya. Kebanyakan penentuan mutu minyak atsiri
didasarkan pada sifat fisik seperti bobot jenis, indeks bias, putaran optik, dan kelarutan di
dalam etanol 70%. Penentuan mutu berdasarkan kandungan metabolit dalam minyak atsiri
sangat penting untuk mengetahui secara umum komponen kimia yang terdapat didalamnya.
Komposisi kimia minyak atsiri akan menentukan nilai dan kegunaan 4 minyak atsiri tersebut
(Ketaren, 1985). Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai metabolit
dalam minyak cengkeh dari daerah di Pulau Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan Jawa yang
berhubungan dengan mutu minyak cengkeh yang diperoleh dengan destilasi uap dan air.

Sumber informasi yang diperoleh :

PENGAMBILAN MINYAK ATSIRI BUNGA CENGKEH (Clove Oil)


MENGGUNAKAN PELARUT
n-HEKSANA DAN BENZENA

Saiful Hadi

Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

ABSTRAK

Minyak cengkeh merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang dapat diperoleh
dari bunga, tangkai atau gagang bunga dan daun cengkeh. Kandungan minyak
atsiri bunga cengkeh men- capai 21,3% dengan kadar eugenol antara 78-95%,
dari tangkai atau gagang bunga menca- pai 6% dengan kadar eugenol antara 89-
95%, dan dari daun cengkeh mencapai 2-3% dengan kadar eugenol antara 80-85%.
Kandungan terbesar minyak cengkeh adalah eugenol, yang bermanfaat dalam
pembuatan vanilin, eugenil metil eter, eugenil asetat, dll. Ektraksi dengan pelarut
adalah salah satu metode yang digunakan untuk ekstraksi minyak atsiri bunga
ceng- keh. Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah n-heksana dan
benzena. Peneli- tian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen yang diperoleh
dengan menggunakan pelarut n-heksana dan benzene serta mengetahui
komponen-komponen minyak cengkeh yang terambil dengan pelarut n-heksana
dan benzena. Tahapan penelitian diawali dengan mengeringkan bunga cengkeh
dengan dijemur di bawah sinar matahari selama 1 minggu. Setelah itu, bu- nga
cengkeh kering ditumbuk sampai halus. Bunga cengkeh diekstraksi
menggunakan soxhlet dengan 100 mL pelarut pada suhu didihnya selama 15
siklus (+ 80 menit). Dari percobaan yang telah dilakukan dihasilkan rendemen
ekstrak bunga cengkeh dengan pelarut n-heksana sebesar 17,61% dan kadar
eugenol 65,02%. Sedangkan dengan pelarut benzene, rendemen ekstraks bunga
cengkeh sebesar 18,90% dan kadar eugenol 8,81%. Oleh karena itu, ekstraksi
minyak atsiri bunga cengkeh dengan menggunakan pelarut n-heksana relatif lebih
baik karena memberikan kadar eugenol lebih besar daripada pelarut benzena.

B. Critical Appraisal

JUDUL : Pengambilan Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Clove Oil)


Menggunakan Pelarut N-Heksana Dan Benzena

PENULIS : Saiful Hadi

TAHUN : Vol. 1 No. 2 Desember 2012

ISSN 2303-0623
ANALISIS KRITIS MASALAH

KRITERIA PENILAIAN
1 2 3 4

1. Permasalahan dinyatakan dengan 3


jelas
2. Permasalahan sesuai dengan yang 3
dibutuhkan
3. Hipotesis dinyatakan dengan jelas 3
4. Asumsi – asumsi dinyatakan dengan 4
jelas
5. Keterbatasan penelitian disebutkan 2
6. Hubungan antara permasalahan dan 3
penelitian sebelumnya dijelaskan
7. Metode penelitian diuraikan dengan 4
jelas
8. Metode penelitian sesuai untuk 3
memecahkan permasalahan
9. Populasi dan sampel disebutkan 3
10. Cara pengambilan sampel disesuaikan 3
11. Prosedur pengambilan data dijelaskan 3
12. Validitas dan reabilitas data 2
disebutkan
13. Hasil-hasil analisi data disajikan 4
dengan jelas
14. Kesimpulan dinyatakan dengan jelas 4
dan didukung bukti
15. Laporan ditulis dengan jelas, 3
sistematis dan objektif
C. Rekomendasi yang diberikan untuk mengatasi problem klinis /eksperimen

Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang diperoleh dengan cara penyulingan,
ekstraksi dengan pelarut, dan ekstraksi dengan lemak padat. Proses ekstraksi dan
pemurnian minyak bunga cengkeh menggunakan alat ekstraktor soxhlet karena untuk
efi siensi waktu, kemudahan dalam perangkaian alat, dan proses pengambilan
pelarutnya yang relatif banyak. Proses ekstraksi bunga cengkeh menggunakan dua
macam pelarut yaitu n-heksana dan benzene.
Dari kedua percobaan baik dengan larutan n-heksena maupun benzena diketahui
bahwa komponen tertinggi yang terdapat dalam minyak bunga cengkeh dengan
pelarut heksana adalah eugenol sebesar 65,02%. Selain eugenol juga terdapat
komponenkomponen yang lain yaitu Caryophyllene, Phenol, Ethanone.
Harus dilakukan denga ketiga metode dalam memperoleh minyak atsiri pada cengkeh
dan bisa memakai lenelitian dari penelitian Ketaren yang menggunakan metode
penyulingan uap, hal ini disebabkan karena ada eugenol yang hilang pada proses
perlakuan bahan maupun pada proses ekstraksinya.

D. Evaluasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen yang diperoleh dengan
menggunakan pelarut n-heksana dan benzene serta mengetahui komponen-komponen
minyak cengkeh yang terambil dengan pelarut n-heksana dan benzena.
Dalam metode penelitian tidak dielaskan secara rinci, harusnya dijelaskan dengan
metode yang lengap yg melipudi dengan kedua pelarut yang digunakan dan seharusnya
dijelaskan dari tahap awal sampai mendapatkan hasil.
LAMPIRAN JURNAL

Anda mungkin juga menyukai