Di susun oleh :
Kelompok 6
FAKULTAS KESEHATAN
2021
LAMPIRAN
Tipe pertanyaan :
Uraian : Metabolit cengkeh yang paling banyak adalah eugenol, eugenol asetat, dan
kariofilen. Senyawa-senyawa tersebut mempunyai sifat sebagai antibakteri dan antijamur
(Ayoola et al., 2008). Eugenol, iso–eugenol, dan zat vanili dalam minyak atsiri cengkeh
dipakai pada industri kimia sebagai zat dasar untuk menyusun bermacam-macam jenis
persenyawaan (Anonim, 1991). Turunan eugenol atau turunan metoksifenol secara besar–
besaran digunakan dalam parfum, perasa (flavoring), formulasi obat oles anti nyamuk,
penyerap UV, analgetik, bioside, antiseptik, stabilisator dan antioksidan pembuatan plastik
dan karet (Lee dan Shibamoto, 2001 cit Alma et al., 2007). Minyak cengkeh mempunyai
aktivitas biologi sebagai antivirus terhadap virus hepatitis C (Hussein et al., 2000 cit Chaieb et
al., 2007). Eugenin yang ada didalam minyak atsiri cengkeh diidentifikasi sebagai senyawa
anti-HSV (Kurokawa et al., 1998 cit Chaieb et al., 2007). Cinamaldehyde dari minyak
cengkeh dapat mereduksi mutagenesis yang diinduksi UV sebagus mutagenesis yang induksi
oleh furylfuramide (AF-2) dalam E. Coli WP2s (Ohta et al., 1983 cit Chaieb et al., 2007).
Mutu minyak atsiri sangat ditentukan oleh sifat dan senyawa kimia yang terkandung di
dalamnya. Sejauh ini belum ada penelitian tentang penentuan mutu minyak atsiri berdasarkan
senyawa kimia yang terkandung didalamnya. Kebanyakan penentuan mutu minyak atsiri
didasarkan pada sifat fisik seperti bobot jenis, indeks bias, putaran optik, dan kelarutan di
dalam etanol 70%. Penentuan mutu berdasarkan kandungan metabolit dalam minyak atsiri
sangat penting untuk mengetahui secara umum komponen kimia yang terdapat didalamnya.
Komposisi kimia minyak atsiri akan menentukan nilai dan kegunaan 4 minyak atsiri tersebut
(Ketaren, 1985). Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai metabolit
dalam minyak cengkeh dari daerah di Pulau Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan Jawa yang
berhubungan dengan mutu minyak cengkeh yang diperoleh dengan destilasi uap dan air.
Saiful Hadi
ABSTRAK
Minyak cengkeh merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang dapat diperoleh
dari bunga, tangkai atau gagang bunga dan daun cengkeh. Kandungan minyak
atsiri bunga cengkeh men- capai 21,3% dengan kadar eugenol antara 78-95%,
dari tangkai atau gagang bunga menca- pai 6% dengan kadar eugenol antara 89-
95%, dan dari daun cengkeh mencapai 2-3% dengan kadar eugenol antara 80-85%.
Kandungan terbesar minyak cengkeh adalah eugenol, yang bermanfaat dalam
pembuatan vanilin, eugenil metil eter, eugenil asetat, dll. Ektraksi dengan pelarut
adalah salah satu metode yang digunakan untuk ekstraksi minyak atsiri bunga
ceng- keh. Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah n-heksana dan
benzena. Peneli- tian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen yang diperoleh
dengan menggunakan pelarut n-heksana dan benzene serta mengetahui
komponen-komponen minyak cengkeh yang terambil dengan pelarut n-heksana
dan benzena. Tahapan penelitian diawali dengan mengeringkan bunga cengkeh
dengan dijemur di bawah sinar matahari selama 1 minggu. Setelah itu, bu- nga
cengkeh kering ditumbuk sampai halus. Bunga cengkeh diekstraksi
menggunakan soxhlet dengan 100 mL pelarut pada suhu didihnya selama 15
siklus (+ 80 menit). Dari percobaan yang telah dilakukan dihasilkan rendemen
ekstrak bunga cengkeh dengan pelarut n-heksana sebesar 17,61% dan kadar
eugenol 65,02%. Sedangkan dengan pelarut benzene, rendemen ekstraks bunga
cengkeh sebesar 18,90% dan kadar eugenol 8,81%. Oleh karena itu, ekstraksi
minyak atsiri bunga cengkeh dengan menggunakan pelarut n-heksana relatif lebih
baik karena memberikan kadar eugenol lebih besar daripada pelarut benzena.
B. Critical Appraisal
ISSN 2303-0623
ANALISIS KRITIS MASALAH
KRITERIA PENILAIAN
1 2 3 4
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang diperoleh dengan cara penyulingan,
ekstraksi dengan pelarut, dan ekstraksi dengan lemak padat. Proses ekstraksi dan
pemurnian minyak bunga cengkeh menggunakan alat ekstraktor soxhlet karena untuk
efi siensi waktu, kemudahan dalam perangkaian alat, dan proses pengambilan
pelarutnya yang relatif banyak. Proses ekstraksi bunga cengkeh menggunakan dua
macam pelarut yaitu n-heksana dan benzene.
Dari kedua percobaan baik dengan larutan n-heksena maupun benzena diketahui
bahwa komponen tertinggi yang terdapat dalam minyak bunga cengkeh dengan
pelarut heksana adalah eugenol sebesar 65,02%. Selain eugenol juga terdapat
komponenkomponen yang lain yaitu Caryophyllene, Phenol, Ethanone.
Harus dilakukan denga ketiga metode dalam memperoleh minyak atsiri pada cengkeh
dan bisa memakai lenelitian dari penelitian Ketaren yang menggunakan metode
penyulingan uap, hal ini disebabkan karena ada eugenol yang hilang pada proses
perlakuan bahan maupun pada proses ekstraksinya.
D. Evaluasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen yang diperoleh dengan
menggunakan pelarut n-heksana dan benzene serta mengetahui komponen-komponen
minyak cengkeh yang terambil dengan pelarut n-heksana dan benzena.
Dalam metode penelitian tidak dielaskan secara rinci, harusnya dijelaskan dengan
metode yang lengap yg melipudi dengan kedua pelarut yang digunakan dan seharusnya
dijelaskan dari tahap awal sampai mendapatkan hasil.
LAMPIRAN JURNAL