Anda di halaman 1dari 29

CASE REPORT NURSING

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


RSUD PIRU

CO NERS

NARMIN ADNAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
2021
LEMBARAN PENGESAHAN

Case Report Nursing

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. I DENGAN


HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RUANGAN MAKILA
RSUD PIRU

Telah disetujui dan disahkan oleh Preseptor


Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Tanggal, Juli 2021

CO NERS

NARMIN ADNAN

Mengetahui

PRESEPTOR INSTITUSI

Ns. La Rakhmat Wabula., S.Kep., M.Kep

NIDN. 1203029002
A. LAPORAN PENDAHULUAN
1.1. KONSEP PENYAKIT
1.1.1 PENGERTIAN

Pengertian Hernia inguinalis adalah hernia berisi abdomen yang menonjol di


daerah sela paha (regio inguinalis). (Haryono, 2012) Hernia inguinalis lateralis adalah
tonjolan dari abdomen di lateral pembuluh epigastrika inferior melalui dua pintu yaitu
anulus dan kanalis inguinalis. (Sjamsuhidajat & Jong, 2010)
Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hernia inguinalis
lateralis adalah penonjolan isi abdomen yang abnormal melalui celah dinding abdomen
atau anulus inguinalis yang dikarenakan tekanan atau otot abdomen yang lemah.
Hernia merupakan prostrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui suatu defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong
dan isi hernia (Nurarif & Kusuma, 2015)

1.1.2 ANATOMI FISIOLOGI

Anatomi Fisiologi Hernia inguinalis indirek atau lateralis keluar dari peritonium
melalui celah anulus inguinalis internal yang terletak di lateral dari pembuluh epigastrika
inferior, kemudian hernia masuk ke kanalis inguinalis yang dapat menonjol keluar dari
anulus inguinalis eksternal (Haryono, 2012).

1.1.3 ETIOLOGI
1. Faktor congenital
Pada pria terdapat suatu processus yang berasal dari peritoneum parietalis,
yang dalam masa intra uterin merupakan guide yang diperlukan dalam desenskus
testikulorm, processus ini seharusnya menutup. Bila testis tidak sampai ke
skrotum, processus ini tetap akan terbuka, atau bila penurunan baru terjadi 1 hari
sebelum kelahiran, processus ini belum sempat menutup dan pada waktu lahir masih tetap
terbuka.
2. Faktor utama
Terjadi setelah operasi sebagai akibat gangguan penyembuhan luka.
3. Faktor umur dan jenis kelamin
Orang tua lebih sering daripada anak muda, pria lebih banyak dari pada wanita.
4. Faktor adipositas
Pada orang gemuk jaringan lemaknya tebal tetapi dinding ototnya tipis sehingga
mudah terjadi hernia.
5. Faktor kelemahan muskulo aponeurosis
Biasanya ditemukan pada orang kurus.
6. Faktor tekanan intra abdominal
Ditemukan pada orang - orang dengan batuk yang kronis, juga pada penderita
dengan kesulitan miksi seperti hypertrofi prostat, gangguan defekasi, serta pada
orang yang sering mengangkatberat
Hal yang mengakibatkan hernia menurut Haryono (2012) adalah :

a. Kelainan kongenital atau kelainan bawaan


b. Kelainan didapat, meliputi :
1.) Jaringan kelemahan
2.) Luasnya daerah di dalam ligamen inguinal
3.) Trauma
4.) Kegemukan
5.) Melakukan pekerjaan berat
6.) Terlalu mengejan saat buang air kecil atau besar

1.1.4 KLASIFIKASI

Hernia terbagi menjadi 2 kategori, yaitu hernia menurut letaknya dan hernia menurut
sifat atau tingkatanya.
1. Adapun hernia menurut letaknya adaalah :
a. Hernia Inguinalis Lateralis (indirek)
Hernia ini terjadi melalui anulus inguinalis internus yang terletak di sebelah
lateral vasa epigastrika inferior,menyusuri kanalis inguinalis dan keluar
kerongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. Hernia ini lebih tinggi
pada bayi & anak kecil
b. Hernia Inguinalis Medialis (direk)
Hernia ini terjadi melalui dinding inguinal posteromedial dari vasa epigastrika
inferior di daerah yang dibatasi segitiga Haselbach.
c. Hernia femoralis
Terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum terjadi pada wanita dibanding
pria. Hernia ini mulai sebagai penyumbat dikanalis femoralis yang membesar
secara bertahap menarik peritonium dan akibatnya kandung kemih masuk ke
dalam kantung.
d. Hernia umbilikalis
Batang usus melewati cincin umbilical. sebagian besar merupakan kelainan
yang didapat. Hernia umbilikalis sering terjadi pada wanita dan pada pasien
yang memliki keadaan peningkatan tekanan intra abdomen, seperti kehamilan,
obesitas, asites, atau distensi abdomen. Tipe hernia ini terjadi pada insisi
bedah sebelumnya yang telah sembuh secara tidak adekuat karena masalah
pasca operasi seperti infeksi dan nutrisi yang tidak adekuat.
e. Hernia Skrotalis
Merupakan hernia inguinalis lateral yang mencapai skrotum

2. Menurut sifat atau tingkatannya :


a. Hernia reponibel.
Pada hernia ini isi hernia dapat keluar masuk. Usus akan keluar jika berdiri
atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau di dorongmasuk. Pada
hernia reponibel ini penderita tidak mengeluh nyeri dan tidak ada gejala
obstruksi usus.
b. Hernia ireponibel.
Merupakan kebalikan dari hernia reponibel ( hernia tidak masuk kembali )
biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantung pada peritoneum.
c. Hernia inkaserata.
Pada hernia ini isi perut atau usus yang masuk kedalam kantung hernia
tidak dapat kembali disertai dengan gangguan aliran khusus. Gambaran klinis
obstruksi usus dengan gambaran keseimbangan cairan elektrolit dan asam
basa. Keadaan ini hernia bisa terjepit oleh cincin hernia. Sehingga isi kantung bisa
terperangkap dan tidak dapat kembali ke rongga perut, akibatnya terjadi
gangguan passase dan hernia ini lebih dimaksudkan hernia irreponibel.
d. Hernia strangulata
Pada hernia ini pembuluh darah yang mempengaruhi usus yang masuk ke
dalam kantung hernia terjepit sehingga usus kehilangan system perdarahannya
sehingga mengakibatkan nekrosis pada usus. Pada pemeriksaan lokal usus
tidak dapat dimasukan kembali di sertai adanya nyeri tekan.

1.1.5 MANIFESTASI KLINIK

2. Pada orang dewasa


a. Laki- laki
1) Benjolan di daerah inguinal dapat mencapai skrotum.
2) Benjolan timbul bila berdiri atau mengejan dan bila berdiri lama/mengejan
kuat maka benjolan makin membesar.
3) Terasa nyeri bila terjadi incarserata dan terasa kram apabila benjolannya
besar.
b. Wanita
Benjolan dapat mencapai labium majus.
c. Pada anak - anak
Bila menangis, timbul benjolan pada abdomen bagian bawah, dapat
mencapai skrotum atau labium majus, bila berbaring benjolan akan hilang karena
isi kantong hernia masuk ke dalam kavum abdomen

Menurut Heather Herdman (2012), tanda dan gejala yang sering muncul pada
pasien hernia adalah :
a. Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak
menonjol. Benjolan ini dapat menghilang ketika berbaring atau tidur.
b. Adanya rasa nyeri di daerah benjolan .
c. Obstruksi usus parsial dapat menyebabkan anoreksia, nyeri, nyeri tekan,
massa yang tidak dapat direposisi, bising usus yang berkurang, mual dan
muntah.
d. Obstruksi total dapat menimbulkan syok, demam tinggi, bising usus yang
tidak terdengar, feses yang mengandung darah.
e. Nyeri punggung hebat pada punggung bagian bawah yang menjalar hingga
gluteus, tungkai, kaki, dan biasanya unilateral
1.1.6 PATOFISIOLOGI

Tonjolan yang semakin besar, lama kelamaan tidak bisa masuk kembali secara
spontan maupun dengan berbaring tetapi membutuhkan dorongan dengan jari yang
disebut hernia reponable. Jika kondisi seperti ini dibiarkan saja maka dapat terjadi
perlengketan dan lama kelamaan perlengketan tersebut menyebabkan tonjolan yang tidak
dapat dimasukan kembali dan disebut hernia irreponable. Untuk mencegah terjadinya
komplikasi pada hernia maka dilakukan pembedahan. Dari pembedahan tersebut terdapat
luka insisi yang biasanya dapat menimbulkan nyeri yang dapat membuat tidak nyaman
sehingga mengurangi pergerakan dan resiko infeksi. ( Liu & Campbell, 2011 ).

Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah factor
congenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan yang
dapat menyebabkan masuknya isi rongga perutmelalui kanalis inguinalis faktor yang
kedua adalah faktor yang dapat seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat
benda berat dan factor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis,
jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari annulus ingunalis ekstermus.

Apabila hernia ini berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum karena kanal
inguinalis berisi talis perma pada laki-laki, sehingga menyebakan hernia. Hernia ada
yang dapat kembali secara spontan maupun manual juga ada yang tidak dapat
kembali secara spontan ataupun manual akibat terjadi perlengketan antara isi hernia
dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah sehingga
aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi
hernia akan mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan
gejala illeus yaitu gejala abstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah
terganggu yang akan menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa
menyebabkan iskemik.

Isi hernia ini akan menjadi nekrosis. Kalau kantong hernia terdiri atas usus
dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses local atau prioritas
jika terjadi hubungan dengan rongga perut. Obstruksi usus juga menyebabkan
penurunan peristaltikusus yang bisa menyebabkan konstipasi. Pada keadaan
strangulate akan timbul gejala illeus yaitu perut kembung, muntahdan obstipasi pada
strangulasi nyeri yang timbul lebih berat dan kontinyu, daerah benjolanmenjadi merah.
1.1.7 PEMERIKSAAN FISIK

Menurut (Oswari E. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia,1993).


Berikut, adalah berbagai pemeriksaan pada pasien Hernia:
a. Inspeksi : secara umum akan terlihat penonjolan abnormal pada abdomen. Apabila
tidak terlihat dan terdapat riwayat adanya penonjolan, maka dengan pemeriksaan
sederhana pasien didorong untuk melakukan aktivitas peningkatan intraabdominal,
seperti mengedan untuk menilai adanya penonjolan pada lipat paha.
b. Palpasi : Palapsi pada kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada
funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan
sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera,
tetapi umumnya tandi ini sukar ditentukan. Kantong hernia mungkin berisi organ,
tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum ( seperti karet ), atau
ovarium, dengan jari telunjuk atau jari kelingking, pada anak, dapat dicoba
mendorong isi hernia dengan menekan kulit skrotum melalui annulus eksternus
sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam hal
hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada adalam anulus eksternus, pasien
diminta mengedan. Apabila ujung jari menyentuh hernia, berarti hernia inguinalis
lateralis, dan apabila bagian sisi jari yang menyentuhnya, berarti hernia inguinalis
medialis
c. Perkusi : akan terdengar suara hipertimpani Auskultasi : penurunan bising usus atau
tidak ada bising usus menandakan gejala obstruksi intestinal.

1.1.8 KOMPLIKASI
Komplikasi yang muncul antara lain:
1. Perlekatan / hernia akreta
2. Hernia irreponibel
3. Jepitan → vaskularisasi terganggu → iskhemi → gangrene → nekrosis
1.1.9 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang mendukung penykit hernia inguinalis lateralis adalah:


Menurut Mansjoer, A (2000) pemeriksaan penunjang hernia adalah :
a. Sinar-x spinal untuk mengetahui abnormalitas tulang.
b. Tomografi komputerisasi atau MRI untuk mengidentifikasi diskus yang terhernisiasi.
Merupakan pemeriksaan non-invasif, dapat memberikan gambaran secara seksional
pada lapisan melintang dan longitudinal.
c. Elektromiografi untuk melokalisasi keterlibatan saraf-saraf spinal.
d. Mielogram: mungkin normal atau memperlihatkan penyempitan dari ruang diskus,
menentukan lokasi dan ukuran herniasi secara spesifik.
e. Foto polos posisi AP dan lateral dari vertebra lumbal dan panggul (sendi sakroiliaka).
Foto polos bertujuan untuk melihat adanya penyempitan diskus, penyakit degeneratif,
kelainan bawaan, dan vertebra yang tidak stabil.
f. Foto rontgen dengan memalai zat kontras terutama pada pemeriksaan miolegrafi
radikuografi, diskografi, serta kadang-kadang diperlukan venografi spinal.
g. Scanning tulang dilakukan dengan mengggunakan bahan radioisotop (SR dan F).
Pemeriksaan ini terutama untk menyingkirkan kemungkinan penyakit
h. Venogram epidural: dapat dilakukan pada kasus dimana keakuratan dari miogram
terbatas.
i. Pungsi lumbal: mengesampingkan kondisi yang berhubungan, infeksi, adanya darah.
j. Pemeriksaan Ultrasonografi, dapat membantu dalam penilaian pasien tertentu.
Ultrasonografi untuk membedakan antara hidrokel dan hernia inguinalis.
Ultrasonografi mampu menemukan kantung berisi cairan di dalam skrotum, yang
akan adekuat dengan diagnosis hidrokel.
k. Laparoskopi adalah metode yang sangat efektif untuk menentukan adanya hernia
inguinalis tetapi hanya digunakan selektif karena memerlukan anestesi dan
pembedahan. Laparoskopi dapat berguna untuk menilai sisi yang berlawanan atau
untuk mengevaluasi keberadaan hernia inguinalis berulang pada pasien dengan
riwayat perbaikan operasi.
1.1.10 THERAPY
Menurut Mansjoer, A (2000) Therapy pada hernia adalah :
a. Istirahat total pada tempat tidur yang datar (papan atau tripleks tebal tanpa kasur). b.
Kompres hangat atau dingin pada daerah nyeri.
c. Pemasangan cervical collar atau traksi servikal.
d. Terapi farmakologi
● Obat anti inflamasi seperti ibuprofen atau prednisolon.
●Relaksasi otot seperti diazepam atau cyclobenzapine.
● Obat analgesik atau narkotik merupakan obat pilihan selama fase akut.
e. Chemonudeolysis
f. Untuk herniasi lumbal.
g. Injeksi chymopapain ke dalam diskus agar menghilangkan air dan proteoglikan dari
diskus, mengurangi ukuran diskus, dan tekanan subsekuen pada akar saraf.

1.1.11 PENATALAKSANAAN
Menurut Mansjoer, A, (2000) Penatalaksanaan hernia dibagi menjadi dua yaitu
konservatif dan operatif antara lain :
a. Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan pengembalian posisi (dengan cara
mendorong masuk tonjolan yang ada secara manual) dan pemakaian penyangga
atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.
Pengurangan hernia secara non-operatif dapat segera dilakukan dengan berbaring,
posisi pinggang ditinggikan, lalu diberikan analgetik (penghilang rasa sakit) dan
sedatif (penenang) yang cukup untuk memberikan relaksasi otot. Perbaikan hernia
terjadi jika benjolan berkurang dan tidak terdapat tanda-tanda klinis strangulasi.
Penggunaan bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah
direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup.
Hal ini biasanya dipilih jika kita menolak dilakukan perbaikan secara operasi atau
terdapat kontraindikasi terhadap operasi. Cara ini tidak dianjurkan karena
menimbulkan komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding perut
di daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-anak
cara ini dapat menimbulkan atrofi (pengecilan) testis karena tekanan pada tali
sperma yang mengandung pembuluh darah testis. Penggunaan penyangga tidak
menyembuhkan hernia.
b. Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis
yang strangulasi. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Banyak
pasien hernia inguinal yang memiliki gejala minimal. Menurut sebuah penelitian
pada pasien ini observasi dapat menjadi pilihan yang baik, karena pasien dengan
gejala minimal jarang menyebabkan komplikasi akut. Penundaan operasi hingga
gejala memberat dinyatakan aman. Operasi hernia dapat dilakukan secara
laparoskopi (semi tertutup). Menurut beberapa penelitian dinyatakan metode ini
memiliki hasil yang lebih baik daripada operasi anterior konvensional (terbuka).
Penelitian menyatakan bahwa perbaikan hernia inguinal secara laparoskopi lebih
nyaman (pasien mengalami nyeri pre dan post operatif yang lebih rendah)
dibandingkan operasi terbuka dan pemulihan pasien lebih cepat. Selain itu angka
rekurensi pada metode laparoskopi lebih rendah daripada pasien yang menjalani
operasi anterior konvensional. Namun kekurangannya ialah waktu operasi yang
sedikit lebih panjang, penggunaan anestesi umum, dan biaya yang lebih
mahal.Setiap penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati dengan jalan
pembedahan. Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosis ditegakkan.
Adapun prinsip pembedahan hernia inguinalis lateralis adalah sebagai berikut:
1. Herniotomi : membuang kantong hernia. Hal ini terutama pada anak-anak
karena dasarnya adalah kongenital tanpa adanya kelemahan dinding perut.
2. Hernioplasti.
3. Herniorafi : membuang kantong hernia disertai tindakan bedah plastic untuk
memperkuat dinding perut bagian bawah dibelakang kanalis inguinalis.
1.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HERNIA
1.2.1 PENGKAJIAN
Menurut Dermawan & Rahayuningsih (2010), hal yang perlu di kaji pada
penderita hernia inguinalis adalah memiliki riwayat pekerjaan mengangkat
beban berat, duduk yang terlalu lama, terdapat benjolan pada bagian yang
sakit, nyeri tekan, klien merasa tidak nyaman karena nyeri pada perut.
1. Keluhan utama
keluhan yang menonjol pada pasien hernia untuk datang ke rumah sakit
adalahbiasanya pasien datang dengan benjolan di tempat hernia, adanya rasa
nyeri pada daerah benjolan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Diawali timbulnya/munculnya benjolan yang mula mula kecil dan hilang
dengan istirahat,berlanjut pada fase benjolan semakin membesar dan
menetap,benjolan tidak hilang meskipun dengan istirahat. Benjolan yang
menetap semakin membesar oleh karena tekanan intra abdominal yang
meningkat mengakibatkan benjolan semakin membesar yang berakibat
terjadinya jepitan oleh cincin hernia. Biasanya klien yang mengalami nyeri.
Pada pengkajian nyeri (PQRST)
P : klien mengatakan ke rumah sakit dengan keluhan ada benjolan pada bagian
perut bawah yang di sebab kankarna ada bagian dinding abdomen yang lemah.
Q : benjolan tersebut menimbulkan rasa nyeri di daerah bagian bawah perut/
sesuai tempat terjadinya hernia, klien mengatakan rasa nyeri seperti di tusuk –
tusuk jarum.
R : nyeri tersebut sangat terasa di bagian perut bagian bawah.
S: skala nyeri 4-8.
T: nyeri terasa hebat saat di bawa beraktivitas dan nyeri berlangsung selama ±
3 menit ada gejala mual-muntah bila telah ada komplikasi.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pengkajian yang mendukung adalah dengan mengkaji apakah sebelumnya
klien pernah menderita Hernia, keluhan pada masa kecil, hernia dari organ lain,
dan penyakit lain yang memperberat Hernia seperti diabetes mellitus. Biasanya
Ditemukan adanya riwayat penyakit menahun seperti: Penyakit Paru Obstruksi
Kronik, dan Benigna Prostat Hiperplasia.
4. Pemeriksaan Ranger Of System ( B1-B6 )
a. B1 (Breathing) : biasanya tidak terjadi gangguan pernafasan yang
spesifik untuk pasien post operasi hernia
b. B2 (Blood) : biasanya tekanan darah masih dalam batas normal
c. B3 (Brain) : Kesadaran secara kuantitatif (GCS) dalam batas
normal (Eye 4,verbal 5, motorik 6) Kesadaran secara kualitatif : kompos
mentis, kadang dijumpai kesadaran yang apatis dan gelisah pada hernia
inkarcerata dan strangulata.
d. B4 (Bladder) : Biasanya di jumpai penurunan produksi urine
e. B5 (Bowel) : Terdapat penurunan peristaltic usus
f. B6 (Bone) : Pasien biasanya mengalami kesulitan dalam berpindah
dan berejalan akibat luka post operasi herniotomi.
5. Pemeriksaan PenunjangPenatalaksanaan Medis dan Keperawatan
1.2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang lazim muuncul pada pasien dengan Hernia menurut SDKI DAN
SIKI (2018) yaitu sebagai berikut :
1. Nyeri akut berhubungan dengan benjolan di inguinal
2. Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
4. Resiko jatuh berhubungan dengan anastesi narkotik
5. Resiko perdarahan berhubungan dengan proses pembedahan
6. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
7. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive

1.2.3 INTERVENSI KEPERAWATAN

N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


O
1. Nyeri akut berhubungan Setelah 1. Kaji tingkat 1. membantu
dengan benjolan di dilakukan nyeri, durasi, menentukan pilihan
inguinal ditandai dengan
tindakan lokasi dan intervensi dan
Do :
1. Klien Nampak keperawatan intensitas memberikan dasar
melindungi bagian selama 5 menit untuk perbandingan
inguinal
klien dapat dan evaluasi terhadap
2. klien Nampak
kesulitan mengontrol terapi
mengangkat kaki nyeri dengan 2. Observasi 2. perilaku non verbal
kirinya criteria hasil : ketidaknyama menunjukkan ketidak
3. Klien Nampak
1. Klien nan non verbal nyamanan klien
menyeringai
menahan sakit dan mengataka terhadap nyeri
pusing n nyeri 3. Gunakan strate 3. komunikasi terapetik
Ds :
berkurang gi komunikasi dapat menenangkan
1. Klien mengatakan
perut terasa sebah 2. Klien terapetik klien
2. selangkangan terasa
mengataka 4. Gunakan tekni k 4. memfokuskan
kemeng pada bagian
3. Klien mengatakan n perut distraksi perhatian klien
agak pusing
sudah membantu
4. Klien mengatakan
takut untuk miring tidak menurunkan tegangan
ke kiri
sebah otot
3. Wajah 5. Ciptakan suasa 5. lingkungan tenang
klien na lingkungan dapat mengurangi
tenang ya ng tenang factor faktor stress
tidak 6. Kolaborasi den selama nyeri
nampak gan dokter 6. analgetik dapat
menahan untuk mengurangi rasa
sakit pemberian nyeri yang dirasakan
analgetik klien
2. Cemas berhubungan Setelah 1. jelaskan prose 1. kecemasan klien b
dengan prosedur dilakukan dur, termasuk erkurang dengan
pembedahan ditandai tindakan sensa si seperti informasi yang
dengan keperawatan keadaa n selama diberikan perawat
Do : selama 5 menit prosedur.
1. Klien Nampak tegang kecemasan 2. Temani klien 2. dengan ditemani
2. Klien Nampak cemas klien untuk perawat kecemasan
Ds : berkurang meningkatkan klien akan sedikit
1. Klien mengatakan dengan kriteria keamanan dan berkurang
sedikit takut akan : menurunkan
dilakukan operasi 1. klien kecemasan
3. membantu
2. Klien menanyakan Nampak 3. Dengarkan kel
menentukan jenis
kapan dilakukan tenang uhan klien
intervensi yang akan
operasi dan 2. klien
dilakukan
bagaimana prosesnya mengataka n
4. mengetahui
rasa 4. Identifikasi
perkembangan
takutnya perubahan level
berkurang kecemasan keadaan klien
3. klien 5. Dorong klien 5. membuat perasaan
menyataka n untuk terbuka dan bekerja
siap untuk mengungkapka n sama dalam
dilakukan secara verbal memberika n
operasi tentang perasaan, informasi yang akan
perse psi dan membantu
ketakutan identifikasi masalah
6. Pertahankan k 6. kontak mata
ontak mata menumbuhkan
hubungan saling
percaya antara
perawat klien
7. Turunkan stim 7. menurunkan stimulus
ulus pembuat cemas dapat
cemas mencegah cemas
yang berkelanjutan
8. tunjukkan 8. sikap penerimaan
penerimaan perawat dapat
meningkatkan
kepercayaan diri
klien
9. jaga ketenangan
9. suasana yang tenang
dapat mengurangi
stimulus pembuat
cemas
3. Kurang pengetahuan Setelah 1. Identifikasi fac 1. Pengetahuan dasar
berhubungan dengan dilakukan tor internal dan yang memadai dapat
kurang terpapar tindakan eksterna yang meningkatkan
informasi ditandai perawatan dapat meningk kerjasama pasien
dengan selama atkan motivasi mengenai program
Do : 5menitpengeta orang tua dan pengobatan dan
1. Klien Nampak huan klien keluarga. mendapatkan
tegang dan takut bertambah penyembuhan yang
Ds : dengan kriteria optimal
1. Klien menanyakan : 2. Jelaskan penge 2. Pengetahuan
kapan dilakukan 1. Klien rtian, tanda mengenai lokasi
operasi dan tenang gejala, operasi dapat
bagaimana 2. Klien komplikasi, re mningkatkan tindakan
prosedurnya Nampak ncana tindakan kooperatif klien
siap yang akan 3. Durasi tindakan
menjalani dilakukan. operasi dapat
operasi 3. Jelaskan meng menenangkan klien
enai jadwal, dan 4. Tingkat kecemasan
lo kasi operasi klien untuk
4. Jelaskan durasi mengetahui kesiapan
tindakan operasi klien operasi
5. Identifikasi
kecemasan klien 5. Gambaran tidakan
6. Gambarkan preoperatife dapat
tindakan meningkatkan kesipan
preoperasi ruti n klien dalam
(anestesi, diet, melaksanakan operas
test laboratorium,
I V terapi, ruang
tunggu keluarga).

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, J dan Nita, N. 2015. Nutrisi dan Keperawatan. Yogyakarta: Dua Satria Offset

Herdman. T.H dan S.Kamitsuru. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan Defenisi dan
Klasifikasi 2018-2020. Edisi 11.Jakarta: EGC

Tarwoto, Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 5.
Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Medika.

Tarwoto, Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 4.
Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Medika.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standard Diagnosis Keperawatan Indonesia Defenisi dan
Indikator Diagnostik. Edisi 1. Cetakan III (Revisi). Jakarta :Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standard Diagnosis Keperawatan Indonesia Defenisi dan
Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Cetakan II.Jakarta Selatan; Dewan Pengurus Pusat PPNI

Nuraraif A H & Kusuma H (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis dan
Nanda Nic Noc. Jilid 2. Jogjakarta : Mediaction

PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi
1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi
1. Jakarta : DPP PPNI
B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN .I DENGAN HERNIA INGUINALIS DI
RUANGAN MAKILA RSUD PIRU SERAM BAGIAN BARAT

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. Isak Hitipeu
Umur : 36 Tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Alamat : Translok, Piru
Status : Menikah
Agama : Kristen Protestan
Suku : Ambon
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Supir Mobil
Tanggal Masuk RS : 29 April 2021
Tanggal Pengkajian : 30 April 2021
Dx Medis : Hernia Inguinalis Lateralis Dextra
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. Antonia Puttileihalat
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Translok, Piru
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
C. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama : Benjolan Pada Buah zakar kanan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien MRS dengan keluhan muncul benjolan pada
buah zakar kanan, hilang timbul, Nyeri dirasakan jika bergerak, demam(+)
3. Riwayat Penyakit Dahulu : pasien mengatakan tidak ada penyakit yang di derita
dahulu.
4. Riwayat Penyakit Keluarga : -
5. Riwayat Pekerjaan / Kebiasaan : Pasien bekerja sebagai supir, yang
kesehariannya duduk di mobil, tapi jika tidak pasien bekerja bertani di dekat
rumah.
6. Riwayat Alergi : -
7. Pengkajian Sistem Tubuh
a. Sistem Pernapasan
Pernapasan normal = 20 x/menit, tidak menggunakan alat bantu pernapasan,
tidak menggunakan cuping hidung.
b. Sistem Kardiovaskuler
c. Tidak ada kelainan pada jantung pasien
d. Sistem Persyarafan
Persyarafan pasien normal.
e. Sistem Perkemihan
Pasien mengatakan BAB 2-3 x sehari, sedangkan untuk BAB 1-2x sehari.
f. Sistem Pencernaan
Pasien makan dengan teratur, tapi pasien makan hanya sedikit, pasien takut
jika mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak. Akan kesulitan dalam
BAB
g. Sistem Muskuloskeletal
Tidak ada masalah dalam sistem muskuloskletal pasien
h. Sistem Endokrin
i. Sitem Sensori Persepsi / Penginderaan
Semuanya normal, penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan.
j. Sistem Integumen
Kulit pasien berwarn sawo matang. Tidak kering.
k. Sistem Imun dan Hematologi
l. Sistem Reproduksi
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Laboratorium
Hemoglobin = 14,7 g/dl
Eritrosit = 5,08
Leukosit = 7,8
Hematokrit = 42,5
Trombosit = 245
MCV = 83,7
MCH = 28,9
MCHC = 34,6
Hitungan jenis = 59,5
Limfosit = 26,9
Monosil = 13,6
Glukosa = 98
b. Pemeriksaan Diagnostik
9. Program Terapi
IVFD cairan Rl 28 tpm
Inj Ceftriaxone 1g /12jm/iv
Inj Ranitidine 1amp/12jm/iv
Inj ketorolac 1 amp/12jm/iv
D. ANALISA DATA

N DATA MASALAH PENYEBAB


O
1. Do : Nyeri akut Benjolan di inguinal
1.Klien Nampak
melindungi bagian
inguinal
2.Klien Nampak
kesulitan
mengangkat kaki
kirinya
3.Klien Nampak
menyeringai
menahan sakit dan
pusing
Ds :
1. Klien
mengatakan perut
terasa membesar
2. Selangkangan
terasa nyeri pada
bagian benjolannya
3. Klien
mengatakan agak
pusing
4. Klien
mengatakan takut
untuk miring ke kiri
2. Do : Cemas Prosedur pembedahan
1.Klien Nampak tegang
2.Klien Nampak cemas
Ds :
1.Klien mengatakan
sedikit takut akan
dilakukan operasi
2.Klien menanyakan
kapan dilakukan
operasi dan
bagaimana prosesnya
3. Do : Kurang pengetahuan Kurang terpapar
1.Klien Nampak tegang informasi
dan takut
Ds :
1.Klien menanyakan
kapan dilakukan
operasi dan
bagaimana
prosedurnya

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan benjolan di inguinal
2. Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
F. INTERVENSI

N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


O
1. Nyeri akut berhubungan Setelah 7. Kaji tingkat 7. membantu
dengan benjolan di dilakukan nyeri, durasi, menentukan pilihan
inguinal ditandai dengan
tindakan lokasi dan intervensi dan
Do :
4. Klien Nampak keperawatan intensitas memberikan dasar
melindungi bagian selama 5 menit untuk perbandingan
inguinal
klien dapat dan evaluasi terhadap
5. klien Nampak
kesulitan mengontrol terapi
mengangkat kaki nyeri dengan 8. Observasi 8. perilaku non verbal
kirinya
criteria hasil : ketidaknyama menunjukkan ketidak
6. Klien Nampak
menyeringai 4. Klien nan non verbal nyamanan klien
menahan sakit dan mengataka terhadap nyeri
pusing n nyeri 9. Gunakan strate 9. komunikasi terapetik
Ds :
5. Klien mengatakan berkurang gi komunikasi dapat menenangkan
perut terasa sebah 5. Klien terapetik klien
6. selangkangan terasa
kemeng pada bagian mengataka 10. Gunakan tekni k 10. memfokuskan
7. Klien mengatakan n perut distraksi perhatian klien
agak pusing
8. Klien mengatakan sudah membantu
takut untuk miring tidak menurunkan tegangan
ke kiri
sebah otot
6. Wajah 11. Ciptakan suasa 11. lingkungan tenang
klien na lingkungan dapat mengurangi
tenang ya ng tenang factor faktor stress
tidak 12. Kolaborasi den selama nyeri
nampak gan dokter 12. analgetik dapat
menahan untuk mengurangi rasa
sakit pemberian nyeri yang dirasakan
analgetik klien
2. Cemas berhubungan Setelah 10. jelaskan 10. kecemasan klien b
dengan prosedur dilakukan prose dur, erkurang dengan
pembedahan ditandai tindakan termasuk sensa si informasi yang
dengan keperawatan seperti keadaa n diberikan perawat
Do : selama 5 menit selama prosedur.
1. Klien Nampak tegang kecemasan 11. Temani 11. dengan ditemani
2. Klien Nampak cemas klien klien untuk perawat kecemasan
Ds : berkurang meningkatkan klien akan sedikit
3. Klien mengatakan dengan kriteria keamanan dan berkurang
sedikit takut akan : menurunkan
dilakukan operasi 4. klien kecemasan
12. membantu
4. Klien menanyakan Nampak 12. Dengarkan
menentukan jenis
kapan dilakukan tenang kel uhan klien
intervensi yang akan
operasi dan 5. klien
dilakukan
bagaimana prosesnya mengataka n
13. mengetahui
rasa 13. Identifikasi
perkembangan
takutnya perubahan level
keadaan klien
berkurang kecemasan
14. membuat perasaan
6. klien 14. Dorong
terbuka dan bekerja
menyataka n klien untuk
sama dalam
siap untuk mengungkapka n
memberika n
dilakukan secara verbal
informasi yang akan
operasi tentang perasaan,
membantu
perse psi dan
identifikasi masalah
ketakutan
15. kontak mata
15. Pertahanka
menumbuhkan
n k ontak mata
hubungan saling
percaya antara
perawat klien
16. menurunkan stimulus
16. Turunkan
cemas dapat
stim ulus pembuat
mencegah cemas
cemas
yang berkelanjutan
17. sikap penerimaan
17. tunjukkan
perawat dapat
penerimaan
meningkatkan
kepercayaan diri
klien
18. jaga 18. suasana yang tenang
ketenangan dapat mengurangi
stimulus pembuat
cemas
3. Kurang pengetahuan Setelah 7. Identifikasi fac 6. Pengetahuan dasar
berhubungan dengan dilakukan tor internal dan yang memadai dapat
kurang terpapar tindakan eksterna yang meningkatkan
informasi ditandai perawatan dapat meningk kerjasama pasien
dengan selama atkan motivasi mengenai program
Do : 5menitpengeta orang tua dan pengobatan dan
2. Klien Nampak huan klien keluarga. mendapatkan
tegang dan takut bertambah penyembuhan yang
Ds : dengan kriteria optimal
1. Klien menanyakan : 8. Jelaskan penge 7. Pengetahuan
kapan dilakukan 3. Klien rtian, tanda mengenai lokasi
operasi dan tenang gejala, operasi dapat
bagaimana 4. Klien komplikasi, re mningkatkan tindakan
prosedurnya Nampak ncana tindakan kooperatif klien
siap yang akan 8. Durasi tindakan
menjalani dilakukan. operasi dapat
operasi 9. Jelaskan meng menenangkan klien
enai jadwal, dan 9. Tingkat kecemasan
lo kasi operasi klien untuk
10. Jelaskan mengetahui kesiapan
durasi tindakan klien operasi
operasi
11. Identifikasi 10.Gambaran tidakan
kecemasan klien preoperatife dapat
12. Gambarkan meningkatkan kesipan
tindakan klien dalam
preoperasi ruti n melaksanakan operas
(anestesi, diet,
test laboratorium,
I V terapi, ruang
tunggu keluarga).
G. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN LEMBAR EVALUASI

N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


O
1. Nyeri akut berhubungan Setelah 1. Kaji tingkat 1. Mengkaji tingkat
dengan benjolan di dilakukan nyeri, durasi, nyeri, durasi, lokasi
inguinal ditandai dengan
tindakan lokasi dan dan intensitas nyeri
Do :
1. Klien Nampak keperawatan intensitas nyeri
melindungi bagian selama 5 menit 2. Observasi 2. Mengobservasi
inguinal
klien dapat ketidaknyama ketidak nyamanan
2. klien Nampak
kesulitan mengontrol nan non verbal non verbal
mengangkat kaki nyeri dengan 3. Gunakan strate 3. Menggunakan strate
kirinya
criteria hasil : gi komunikasi gi komunikasi
3. Klien Nampak
menyeringai 1. Klien terapetik terapetik
menahan sakit mengatak 4. Gunakan tekni k 4. Menggunakan tekni k
4. TTV an nyeri distraksi distraksi
TD : 120/80 mmHg
N : 78 x/m berkurang 5. Menciptakan suasa
S: 37,2 2. Klien na lingkungan ya ng
P : 22x/m mengataka tenang
Ds :
n perut 5. Ciptakan suasa 6. berkolaborasi den
1. Klien mengatakan
perut terasa sebah sudah na lingkungan gan dokter untuk
2. selangkangan terasa
tidak ya ng tenang pemberian analgetik
kemeng pada bagian
3. Klien mengatakan sebah 6. Kolaborasi den
agak pusing
3. Wajah gan dokter
4. Klien mengatakan
takut untuk miring klien untuk
ke kiri
tenang pemberian
tidak analgetik
nampak
menahan
sakit
2. Cemas berhubungan Setelah 1. jelaskan prose 1.Menjelaskan prose dur,
dengan prosedur dilakukan dur, termasuk termasuk sensa si
pembedahan ditandai tindakan sensa si seperti seperti keadaan selama
dengan keperawatan keadaan selama prosedur.
Do : selama 5 menit prosedur.
1. Klien Nampak tegang kecemasan 2. Temani klien 2. Menemani klien untuk
2. Klien Nampak cemas klien untuk meningkatkan
Ds : berkurang meningkatkan keamanan dan
1. Klien mengatakan dengan kriteria keamanan dan menurunkan
sedikit takut akan : menurunkan kecemasan
dilakukan operasi 1. klien kecemasan
2. Klien menanyakan Nampak 3. Dengarkan kel 3. Mendengarkan kel
kapan dilakukan tenang uhan klien uhan klien
operasi dan 2. klien 4. Identifikasi 4. Mengidentifikasi
bagaimana prosesnya mengataka n perubahan level perubahan level
rasa kecemasan kecemasan
takutnya 5. Dorong klien 5. Mendorong klien untuk
berkurang untuk mengungkapkan secara
3. klien mengungkapka n verbal tentang
menyataka n secara verbal perasaan, persepsi dan
siap untuk tentang perasaan, ketakutan
dilakukan perse psi dan
operasi ketakutan
6. Pertahankan 6. Memertahankan kontak
kontak mata mata
7. Turunkan stim 7. Menurunkan stimulus
ulus pembuat pembuat cemas
cemas
8. tunjukkan 8. Menunjukkan
penerimaan penerimaan
9. jaga ketenangan 9. Menjaga ketenangan
3. Kurang pengetahuan Setelah 1.Identifikasi fac tor 1. Mengidentifikasi fac
berhubungan dengan dilakukan internal dan tor internal dan
kurang terpapar tindakan eksterna yang eksterna yang dapat
informasi ditandai perawatan dapat meningk meningk atkan
dengan selama atkan motivasi motivasi orang tua
Do : 5menitpengeta orang tua dan dan keluarga.
1. Klien Nampak huan klien keluarga.
tegang dan takut bertambah 2. Jelaskan penge 2. Menjelaskan penge
Ds : dengan kriteria rtian, tanda rtian, tanda gejala,
1. Klien menanyakan : gejala, komplikasi, re ncana
kapan dilakukan 1. Klien komplikasi, re tindakan yang akan
operasi dan tenang ncana tindakan dilakukan.
bagaimana 2. Klien yang akan
prosedurnya Nampak dilakukan.
siap 3. Jelaskan meng 3. Menjelaskan meng
menjalani enai jadwal, dan enai jadwal, dan lo
operasi lo kasi operasi kasi operasi
4. Jelaskan durasi 4. Menjelaskan durasi
tindakan operasi tindakan operasi
5. Identifikasi 5. Mengidentifikasi
kecemasan klien kecemasan klien
6. Gambarkan
tindakan 6. Menggambarkan
preoperasi ruti n tindakan preoperasi
(anestesi, diet, ruti n (anestesi, diet,
test laboratorium, test laboratorium, I V
I V terapi, ruang terapi, ruang tunggu
tunggu keluarga). keluarga).

H. LEMBAR EVALUASI

N DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


O
1. Nyeri akut 30 april 2021
berhubungan dengan Pukul 08.45 Mengkaji tingkat Pukul 08.45
benjolan di inguinal nyeri S : klien mengatakan
ditandai dengan nyeri diatas
Do : selangkangan bagian
1. Klien nampak kanan
melindungi bagian O : klien terlihat
inguinal menyeringai
2. Klien nampak Ekspresi wajah
kesulitan meringis, menahan
mengangkat kaki sakit
kirinya Skala 6, nyeri hilang
3. Klien nampak timbul jika bergerak
menyeringai A : nyeri akut
menahan sakit dan P : lanjutkan intervensi
pusing
Ds : 30 april 2021 30 april 2021
1. Klien mengatakan Pukul 08.50 Pukul 08.55
perut terasa sebah 1. Mengajarkan klien untuk nafas S : klien mengatakan
2. Selangkangan dalam nyeri berkurang
terasa kemeng pada O : wajah klien tenang
bagian benjolannya A: tujuan tercapai
3. Klien mengatakan sebagian
agak pusing P : lanjutkan intervensi
4. Klien mengatakan Ajarkan nafas dalam
takut untuk miring
ke kiri
Cemas berhubungan 30 april 2021 30 april 2021
dengan prosedur Pukul 09.00 Pukul 09.00
pembedahan ditandai 1. menjelaskan prose dur operasi S : klien mengatkan
dengan Do : 1. Klien 2. menemani klien untuk takut dan cemas
Nampak tegang 2. menurunkan kecemasan O : wajah klien tegang,
Klien Nampak cemas 3. mendengarkan keluhan klien klien tampak membaca
Ds : 4. mendorong klien untuk doa
1. Klien mengatakan mengungkapkan rasa takutnya A : cemas teratasi
sedikit takut akan P : hentikan intervensi
dilakukan operasi
DO :
1. Klien menanyakan
kapan dilakukan
operasi dan
bagaimana
prosesnya
Kurang pengetahuan 30 april 2021 30 april 2021
berhubungan dengan Pukul 09.00 Pukul 09.00
kurang terpapar 1. Menjelaskan jadw al dan lokasi S : klien menanyakan
informasi ditandai operasi pros edur operasi
dengan 2. menjelaskan durasi operasi O : klien terligat
Do : 3. menggambarkan jalannya tegang
1. Klien Nampak operasi rutin (anastesi, diit, dll) A : masalah teratasi
tegang dan takut P: lanjutkan intervensi
DS
1. Klien menanyakan
kapan dilakukan
operasi dan
bagaimana
prosedurnya

Anda mungkin juga menyukai