Disahkan Pada :
................................................
Puji syukur kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mapel Tanaman
Pangan.Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Budidaya
Tanaman Jagung bagi para pembaca dan penulis.
Tanaman jagung (Zea mays.L) merupakan tanaman rumput-rumputan dan berbiji tunggal
(monokotil).Jagung merupakan tanaman rumput kuat,sedekit berumpun dengan batang kasar
dan tingginya berkisar 0,6-3 m.Tanaman jagung termasuk jenis tumbuhan musiman dengan
umur ± 3 bulan (Nuridayanti,2011).
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mochamad Himawan,SP selaku guru
pembimbing,yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang yang saya tekuni.
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri
atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi
tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga
komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan
pusat batang (pith). Genotipe jagung yang mempunyai batang kuat memiliki labih banyak
lapisan jaringan sklerenkim berdinding tebal dibbawah epidermis batang dan sekeliling
bundles vaskuler (paliwal 2000). Terdapat variasi ketebalan kulit antargenotipe yang dapat
digunakan untuk seleksi toleransi tanaman terhadap rebah batang.
BUNGA
Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya
terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul dari axillary apices tajuk. Bunga
jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua
bunga memiliki primordia bunga biseksual. Selama proses perkembangan, primordia stamen
pada axillary bunga tidak berkembang dan menjadi bunga betina.
TONGKOL DAN BIJI
Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas. Tongkol jagung
diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih
dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol
terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap.
Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan kulit biji atau testa,
membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu (a) pericarp,
berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio dari organisme pengganggu dan
kehilangan air; (b) endosperm, sebagai cadangan makanan, mencapai 75% dari bobot biji
yang mengandung 90% pati dan 10% protein, mineral, minyak, dan lainnya; dan (c) embrio
(lembaga), sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas plamule, akar radikal, scutelum, dan
koleoptil (Hardman and Gunsolus 1998).
C. Syarat Tumbuh Tanaman
Meskipun dikenal sejumlah ras jagung yang mampu beradaptasi dengan suhu rendah dan
kawasan tinggi, jagung adalah tanaman dataran rendah dengan suhu hangat dan penyuka
cahaya matahari penuh. Perkecambahan jagung terhenti pada suhu di bawah 10 °C.
Kebutuhan air jagung adalah rata-rata, namun kekurangan air pada masa awal tumbuh,
masa pembungaan,dan pengisian biji akan berakibat pada penurunan hasil yang dramatis.
Jagung dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah, asalkan ketersediaan air dan hara tercukupi
dan akar mampu tumbuh dengan baik. Perakaran jagung tidak dalam, sehingga lapis olah
tidak boleh terlalu keras. Kebutuhan hara jagung tinggi, terutama terhadap nitrogen
dan fosfor. Jagung menyukai tanah dengan kemasaman netral (pH 5 - 6,5). Penanaman
jagung di tanah masam, seperti gambut dan podsolik merah kuning (PMK),
memerlukan pengampuran, pengatusan (drainasi) yang baik, serta kultivar yang toleran.
Pengolahan lahan untuk persiapan penanaman jagung biasanya mencakup pembajakan,
perataan, pembuatan parit atusan, serta pengapuran (pada tanah masam). Sebelum ditanam,
lahan perlu diirigasi terlebih dahulu.
C. Tinjauan Aspek Ekonomi dari Komoditas
Keunggulan-keunggulan jagung manis
a. Jagung manis merupakan tanaman pangan yang berumur genja (pendek).
b. Wilayah sebarannya sangat luas.
c. Memiliki produktifitas yang tinggi.
d. Semua bagian tanamann jagung manis dapat dimanfaatkan, buahnya dapat dipetik muda,
dapat dipetik tua sebagai produk makanan, batang dan daunnya sebagai makanan ternak.
e. Memiliki nilai gizi yang tinggi.
f. Memiliki harga jual yang tinggi.
g. Dapat dimanfaatkan menjadi produk makanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
h. Mudah dikomsumsi.
i. Bisa mengggantikan makanan pokok seperti nasi.
Tabel kandungan gizi jagung manis
Jumlah per 100 g
Kalori (kcal) 85
Jumlah lemak 1,2g
Lemak jenuh 0,2g
Kolestrol 0mg
Natrium 15mg
Kalium 270mg
Jumlah karbohidrat 19g
Serat pangan 2,7g
Gula 3,2g
Protein 3,2g
Vitamin C 6,8mg
Zat besi 0,5mg
Vitamin B6 0,1mg
Magnesium 37mg
Kalsium 2mg
Vitamin D 0 IU
Vitamin B12 0 µg
Vitamin A equiv 9 μg 1%
Lutein zeaksantin 644 μg
Tiamina (B1) 0.155 mg 13%
Vitamin B6 0.093 mg 7%
Vitamin C 6.8 mg 8%
Mineral Kuantitas %DV
Zat besi 0.52 mg 4%
Magnesium 37 mg 10%
Mangan 0.163 mg 8%
Fosfor 89 mg 13%
Potasium 270 mg 6%
Seng 0.46 mg 5%
Anda perlu mengetahui pengolahan lahan saat anda mencari tahu tentang cara menanam
jagung. Hal ini diperlukan karena lahan yang digunakan untuk membudidayakan jagung
memiliki aturannya sendiri. Terdapat beberapa syarat yang harus anda penuhi agar anda bisa
menanam jagung. Anda juga perlu mempersiapkannya terlebih dahulu agar anda tidak
kerepotan saat menanam bibit jagung. Syarat yang harus anda penuhi dalam pengolahan
lahan tanaman jagung yaitu,
Lahan harus mengandung unsur hara yang banyak dan subur
pH yang sesuai untuk menanam jagung adalah 5,6 – 7,7
Saat membuat bedengan, lahan ditebarkan pupuk organik di sekitarnya.
Jika anda memenuhi syarat untuk pengolahan lahan, maka anda bisa mendapatkan jagung
dengan kualitas yang baik. Selain itu jagung dengan kualitas yang baik dapat meningkatkan
nilai jual jagung yang anda miliki
Penanaman Bibit Jagung
Proses ini adalah inti dari budidaya tanaman jagung. Proses penanaman akan sangat
berpengaruh dengan hasil yang anda inginkan. Oleh karena itu anda harus berhati – hati
dalam menanam jagung. Adapun langkah – langkah yang dapat anda lakukan untuk
menanam jagung di lahan anda. Simak dengan seksama langkah – langkah berikut ini,
Buat bedengan pada lahan anda dan berikan jarak antara 100 cm x 40 cm
Kedalaman tanam sedalam 3 – 5 cm
Dalam satu lubang berisi 2 biji jagung
Tutup kembali lubang yang telah diberi bibit lalu anda siram.
Proses ini memang cukup sederhana, namun jika anda asal – asalan dapat menyebabkan hasil
yang kurang baik atau gagal panen. Oleh karena itu anda harus serius dalam melakukan
penanaman bibit jagung.
B. Teknik Pemeliharaan
Tanaman jagung yang terserang hama ini akan memiliki bekas gigitan pada bagian daun,
pucuk daun layu, dan akhirnya tanaman jagung akan mati.
Pengendaliannya: Dengan cara menyemprotkan inteksida sesuai dengan dosis yang
dianjuran.
Ulat Grayak atau Ulat Agrotis
Bagian Tanaman jagung yang di serang hama ini adalah bagian batang yang masih muda,
batang akan putus dan akhirnya tanaman jagung mati. Hama Agrotis sp. Menyerang pada
malam dan siang hari. Ada 3 jenis ulat grayak/agrotis yaitu:
Agrotis segetum : memiliki warna hitam dan ulat ini sering ditemukan di daerah dataran
tinggi.
Agrotis ipsilon : memiliki warna hitam kecoklatan dan ulat ini sering di temukan di daerah
dataran tinggi dan rendah.
Agrotis interjection : memiliki warna hitam dan banyak di temukan di pulau jawa.
Pengendalian ulat ini dapat dapat dilakukan dengan melakukan penyemprotan menggunakan
insektisida yang sesuai dengan menggunakan dosis ajuran.
Penggerak daun dan penggerak batang
Ulat sesamina inferens dan pyrasauta nubilasis ini menyerang bagian ruas batang sebelah
bawah dan titik tumbuh tunas daun tanaman jagung. Tanaman jagung akan menjadi layu.
Penanggulangan hama ini dapat dilakukan dengan melakukan penyemprotan menggunakan
insektisida yang sesuai dengan dosis yang di anjuran
Ulat Tongkol (Heliothis armigera)
Tanaman jagung yang terserang hama ini akan memiliki bekas gigitan pada biji dan adanya
terowongan dalam tongkol jagung.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penyemprotan menggunakan
Furadan 3G atau insektisida yang sesuai dengan dosis sesuai ajuran.
Belalang
Jenis belalang yang sering menyerang tanaman jagung yaitu Oxyca chinensis dan juga
locusta sp. Hama ini biasa menyerang tanaman jagung pada bagian daun muda. Pengendalian
hama ini dapat dilakukan dengan cara melepaskan predator alaminya yaitu berupa burung
atau laba-laba, bisa juga menggunakan biopestisida.
Penyakit
Bulai (Peronosclerospora maydis)
Gejala penyakit ini terjadi pada permukaan daun jagung berwarna putih sampai kekuningan
diikuti dengan garis-garis klorotik dan ciri lainnya adalah pada pagi hari di sisi bawah daun
jagung terdapat lapisan beledu putih. Penyakit bulai pada tanaman jagung menyebabkan
gejala sistemik yang meluas keseluruh bagian tanaman dan menimbulkan gejala lokal.
Tanaman yang terinfeksi penyakit bulai pada umur masih muda biasanya tidak membentuk
buah, tetapi bila infeksinya pada tanaman yang lebih tua masih terbentuk buah dan umumnya
pertumbuhannya kerdil.
Pengendalian bisa dengan menggunakan varietas tahan, seperti Srikandi, Lamuru, dan
Gumarang. Selain itu, bisa dilakukan penanaman serempak dan melakukan periode waktu
bebas tanaman jagung minimal dua minggu sampai satu bulan di setiap tahunnya. Jika sudah
ada yang terinfeksi bisa dilakukan eradikasi atau pemusnahan total. Untuk pencegahan juga
bisa digunakan fungisida metalaksil pada benih tanaman dengan dosis 0,7 gram bahan aktif
pada tiap kg benih.
Bercak Daun (Bipolaris maydis Syn)
Gejala penyakit ini terjadi ketika muncul bercak daun berwarna hijau kekuningan atau
cokelat kemerahan. Ketika bibit jagung yang terkena bisa layu atau mati dalam waktu 3-4
minggu. Jika tongkol yang terinfeksi akan menyebabkan biji rusak dan busuk, bahkan
tongkol dapat gugur. Infeksi penyakit ini bisa terbawa angin atau percikan air hujan dan dapat
menimbulkan infeksi pertama pada tanaman jagung.
Pengendalian bisa dengan menggunakan varietas tahan, seperti Bima 1, Sukmaraga, dan
Palakka. Jika terlihat tanaman yang sudah terinfeksi maka harus segera dieradikasi. Dapat
juga dilakukan pemberian fungisida dengan bahan aktif mancozeb dan carbendazim.
Hawar Daun (Rhizoctonia solani)
Gejala penyakit ini terjadi ketika muncul bercak kerdil berbentuk oval kemudian bercak
semakin memanjang berbentuk elips dan berkembang menjadi nekrotik dan disebut hawar.
Bercak berwarna hijau keabu-abuan atau coklat dan muncul awal pada daun yang terbawah
kemudian berkembang menuju daun atas. Infeksi berat dapat mengakibatkan tanaman cepat
mati atau mengering dan cendawan ini tidak menginfeksi tongkol atau klobot.
Pengendalian bisa dengan menggunakan varietas tahan, seperti Bisma, Pioner 2 dan 14, serta
Semar 2 dan 5. Jika terlihat tanaman yang sudah terinfeksi maka harus segera dieradikasi.
Dapat juga dilakukan dengan menggunakan cendawan antagonis Trichoderma viride dan
pemberian fungisida dengan bahan aktif mankozeb dan dithiocarbamate.
Karat Daun (Puccinia polysora)
Gejala penyakit ini terjadi ketika timbul bercak-bercak kecil berbentuk bulat sampai oval
terdapat pada permukaan daun jagung di bagian atas dan bawah. Bercak ini menghasilkan
uredospora yang berbentuk bulat atau oval dan berperan penting sebagai sumber inokulum
dalam menginfeksi tanaman jagung yang lain dan sebarannya melalui angin. Penyakit karat
dapat terjadi di dataran rendah sampai tinggi dan infeksinya berkembang baik pada musim
penghujan atau musim kemarau.
Pengendalian bisa dengan menggunakan varietas tahan, seperti Lamuru, Sukmaraga, dan
Semar 10. Jika terlihat tanaman yang sudah terinfeksi maka harus segera dieradikasi. Dapat
juga dilakukan pemberian fungisida dengan bahan aktif benomil.
Busuk Batang (Fusarium sp.)
Gejala penyakit ini umumnya terjadi setelah fase pembungaan. Pangkal batang yang
terinfeksi berubah warna dari hijau menjadi kecokelatan, bagian dalam busuk, sehingga
mudah rebah, pada bagian kulit luarnya tipis. Pada pangkal batang terinfeksi tersebut ada
yang memperlihatkan warna merah jambu, merah kecokelatan atau coklat. Penyakit ini dapat
disebarkan oleh angin, air hujan, dan serangga.
Pengendalian bisa dengan menggunakan varietas tahan, seperti BISI-1, Surya, CPI-2, dan
Pioneer-8. Selain itu bisa dilakukan pergiliran tanaman, pemupukan berimbang, menghindari
pemberian N tinggi dan K rendah, dan drainase yang baik untuk mencegah serangan. Dapat
juga dilakukan pengendalian hayati dengan cendawan antagonis Trichoderma sp.
D. Teknik Pemanenan
Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan
kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca panen dapat
mengakibatkan kerugian yang sangat besar bahkan produk kehilangan nilai ekonomi. Karena
itu penanganan panen dan pasca panen secara benar perlu mendapat prioritas dalam proses
produksi usahatani jagung. Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah
tanam dan penanganan pasca panen merupakan tahapan penanganan hasil pertanian setelah
panen.
TAHAPAN PANEN DAN PASCA PANEN JAGUNG
PANEN JAGUNG
Mutu hasil panen jagung akan baik bila jagung dipanen pada tingkat kematangan yang tepat
(matang optimal). Sebagai tanda jagung siap panen/ matang optimal antara lain : bila kelobot
telah berwarna kuning, biji telah keras dan warna biji mengkilap, jika ditekan dengan ibu jari
tidak lagi ditemukan bekas tekanan pada biji tersebut, pada keadaan seperti ini kadar air
sudah mencapai sekitar 35%. Cara lain untuk menentukan tingkat kematangan jagung adalah
terbentuknya lapisan berwarna hitam pada butiran (black layer tissue formation), terbentuk
dalam selang waktu lebih kurang tiga hari bersamaan dengan tercapainya berat kering
maksimum pada butiran.
Waktu panen sebaiknya dilakukan pada hari-hari cerah, jangan pada saat hujan agar supaya
penanganan jagung setelah dipanen yaitu pengeringan tidak mendapat hambatan. Pemanenan
jagung yang sederhana dan umum dilakukan dan hasilnya sangat baik adalah dipuntir dengan
tangan atau sabit dengan memotong tangkai buah. Sekaligus memotong batang dan bagian
tanaman lainnya dan ditinggal dilapangan dan kemudian dibenamkan kedalam tanah sebagai
bahan pupuk. Jagung sebaiknya dipanen dalam bentuk tongkol lengkap dengan kelobotnya,
bila dipanen tanpa kelobot resiko kerusakan butir-butir jagung tambah besar. Segera setelah
dipanen pisahkan jagung yang tidak sehat/terinfeksi penyakit dilapangan supaya penyebaran
hama dan penyakit dapat dicegah. 80
PENGERINGAN
Pengeringan adalah proses penurunan kadar air sampai mencapai nilai tertentu sehingga siap
untuk diproses selanjutnya dan aman untuk disimpan dan mutu produk yang dihasilkan
tinggi. Disamping itu tujuan pengeringan adalah memenuhi persyaratan mutu yang akan
dipasarkan, kadar air jagung yang memenuhi standar mutu perdagangan adalah 14%. Untuk
biji yang akan disimpan kadar air sebaiknya 13%, dimana jamur tidak tumbuh dan respirasi
biji rendah. Oleh karena itu disarankan agar pengeringan dilakukan segera dalam waktu 24
jam setelah panen. Jagung dapat dikeringkan dalam bentuk tongkol berkelobot, tongkol tanpa
kelobot, atau jagung pipilan. Pengeringan jagung idealnya dalam dua tahap. Pengeringan
awal biasanya dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan pemipilan jagung,
sebab pemipilan tanpa dilakukan pengeringan terlebih dahulu dapat menyebabkan butir
rusak, terkelupas kulit, terluka atau cacat, dan pengerjaannya lambat. Pengeringan awal ini
dilakukan sampai kadar air sekitar 17-18%. Pada keadaan ini jagung akan mudah dipipil dan
tidak menimbulkan kerusakan. Bila jagung sudah berupa jagung pipilan dapat dikeringkan
sampai kadar air 13% sehingga tahan untuk disimpan.
PEMIPILAN
Pemipilan adalah pemisahan biji jagung dari tongkolnya. Pemipilan dapat dilakukan bila
tongkol sudah kering dan kadar air biji tidak lebih dari 18%, yaitu bila dipipil dengan tangan
lembaga tidak tertinggal pada janggel. Pipilan jagung pada kadar air tersebut lebih mudah dan
kerusakan mekanis dapat ditekan. Alat pemipil yang lebih maju yaitu yang disebut corn
sheller yang dijalankan dengan motor. Jagung dalam kondisi masih bertongkol dimasukkan
kedalam lubang pemipil (hopper) dan karena ada gerakan dan tekanan, pemutaran yang
berlangsung dalam corn sheller maka butir-butir biji akan terlepas dari tongkol, butir-butir
tersebut langsung akan keluar dari lubang pengeluaran untuk selanjutnya ditampung dalam
wadah atau karung. Pemipil dengan alat ini sangat efektif karena relatif 100% butir-butir
jagung dapat terlepas dari tongkolnya (kecuali butir-butir yang terlalu kecil yang terdapat di
bagian ujung tongkol). Kualitas pemipilannya sangat baik karena persentase biji yang
rusak/cacat serta kotoran yang dihasilkannnya sangat kecil.
PENYORTIRAN DAN PENGGOLONGAN
Setelah jagung terlepas dari tongkol, biji-biji jagung harus dipisahkan dari kotoran atau apa
saja yang tidak dikehendaki, sehinggga tidak menurunkan kualitas jagung. Yang perlu
dipisahkan dan dibuang antara lain sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, kotoran
selama petik ataupun pada waktu pengumpilan. Tindakan ini sangat bermanfaat untuk
menghindari atau menekan serangan jamur dan hama selama dalam penyimpanan. Disamping
itu juga dapat memperbaiki peredaran udara. Untuk pemisahan biji yang akan digunakan
sebagai benih terutama untuk penanaman dengan mesin penanam, biasanya membutuhkan
keseragaman bentuk dan ukuran buntirnya. Maka pemisahan ini sangat penting untuk
menambah efisiensi penanaman dengan mesin. Ada berbagai cara membersihkan atau
memisahan jagung dari campuran kotoran. Tetapi pemisahan dengan cara ditampi seperti
pada proses pembersihan padi, akan mendapatkan hasil yang baik.
PENYIMPANAN
Penyimpanan diatas Para-para
Tongkol berkelobot dapat disimpan pada para-para yang ditempatkan dibawah atap rumah
ataupun diatas dapur. Para-para diatas dapur dapat menjamin jagung tetap baik dalam waktu
yang cukup lama karena asap dari kayu-kayu yang dibakar didapur meninggalkan residu
bersifat anti bakteri, jamur maupun serangga. Pada cara ini sijumlah jagung berkelobot (15-
20 buah) diikat menjadi satu kemudian digantung dengan mengaturnya secara bersusun diatas
para-para. Cara ini memungkinkan sirkulasi asap yang mengandung formaldehid, phenol dan
cresol secara merata. Penyimpanan cara ini sebaiknya dilengkapi dengan kawat anti tikus
atau perangkap tikus lainnya.
BAB III
PASCA PANEN KOMODITAS
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
Syarat tumbuh tanaman jagung yaitu dilihat dari keadaan iklim, tanah, dan ketinggian
tempat
Teknik budidaya tanaman jagung terdiri dari penanaman, pemeliharaan,dan
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman.
Pemupukan dan pemeliharaan tanaman jagung dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu untuk pemupukan dianjurkan menggunakan pupuk organik dan pupuk anorganik,
penyiangan pertama dilakukan 2 Minggu setelah tanam Penyiangan kedua dilakukan pada
4 Minggu setelah tanam sebelum diberikan pemupukan kedua sebagai upaya peningkatan
produktivitas guna mendukung pengembangan agribisnis.
Prospek tanaman jagung bisa di mulai dengan mudah dengan modal yang kecil yaitu
dengan memulai bisnis pertanian jagung di sawah ukuran kecil.
B. Saran
Setelah mempelajari tentang Botani Ekonomi semoga kita dapat memanfaatkan
semaksimal mungkin materi ini sehingga kita dapat mengerti dan memahami tentang
“Budidaya Tanaman Jagung Manis”. Semoga materi ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan untuk pembaca. Karena makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kritik
dan saran kami harapkan untuk perbaikan.