LAPORAN PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi tugas akhir semester
Mata kuliah bahasa indonesia yang dibina Nurul Shofia, M.Pd
Oleh:
Amarizka Diva Udyaningtyas
Psikologi A
19410001
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2019
ABSTRAK
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia, hidayah, dan
nikmatnya sehingga saya bisa menyelesaikan Laporan Penelitian yang berjudul
“Kenakalan Remaja dalam Bentuk Ghasab di Mabna Fatimah Az-zahra” yang
mana penulisan laporan penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugasujian akhir semester yang diberikan oleh dosen mata kuliah bahasa
Indonesia, Ibu Nurul Shofia, M.Pd. Tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih
kepada beliau sebagai dosen pengajar bahasa Indonesia sehingga bisa
terselesaikannya tugas ini. Laporan penelitian ini jauh dari sempurna, karena
keterbatasan saya sebagai penyusunnya. Oleh karena itu, saya berharap dengan
adanya kritik dan saran dari pembaca agar penulisan ini dapat diperbaiki menuju
yang lebih baik lagi.
Demikian laporan penelitian ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang proposal
penelitian yang berjudul “Kenakalan Remaja dalam Bentuk Ghasab di Mabna
Fatimah Az-zahra” ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran perilaku ghasab?
2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ghasab di mabna
Fatimah Azzahra?
3. Bagaimana upaya untuk mengatasi perilaku ghasab mahasantri mabna
Fatimah Az-Zahra?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan gambaran perilaku ghasab mahasantri mabna Fatimah
Az-Zahra
2. Memaparkan pandangan mahasantri mabna Fatimah Az-Zahra tentang
perilaku gasab
3. Mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku gasab di mabna
Fatimah Azzahra
4. Menemukan upaya atau solusi alternatif untuk mengatasi perilaku ghasab
mahasantri mabna Fatimah Az-Zahra
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian secara akademis adalah penelitian ini diharapkan
mampumenjadi salah satu sumber bacaan atau referensi untuk mahasiswa
lainnya guna menyelesaikan tugas membuat proposal penelitian.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan pemahaman bahwa
perilaku ghasab bukanlah suatu hal yang harusnya dianggap wajar,
justru perilaku ghasab dapat tergolong criteria kenakalan remaja
karena melanggar norma-norma yang berlaku.
b. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian bagi peneliti selanjutnya adalah dapat menjadi
referensi dalam mengembangkan lagi keilmuan yang membahas
mengenai perilaku ghasab sebagai kenakalan remaja yang tertarik
untuk meneliti hal tersebut.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Ghasab
1) Pengertian
Ghasab menurut bahasa ialah mengambil sesuatu (benda atau
barang) dengan cara zalim secara terang-terangan. Sedangkan menurut
istilah syara’ ialah menguasai hak orang lain secara aniaya.Sedangkan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ghasab berarti
mempergunakan milik orang lain secara tidak sah untuk kepentingan
sendiri. Kemudaian pada kajian ilmu fikih sendiri, ada beberapa
pengertian tentang ghasab yang dikemukakan oleh bebrapa ulama.
Pertama, menurut Mazhab Maliki, ghasab adalah mengambil harta orang
lain secara paksa dan sewenang-wenang, bukan dalam arti merampok.
Definisi ini membedakan antara mengambil barang dan mengambil
manfaat. Menurut mereka, perbuatan sewenang-wenang itu ada empat
bentuk, yaitu:
a. Mengambil harta tanpa izin–mereka menyebutnya sebagai ghasab,
b. Mengambil manfaat suatu benda, bukan materinya–juga dinamakan
ghasab,
c. Memanfaatkan suatu benda sehingga merusak atau
menghilangkannya, seperti membunuh hewan, yang bukan miliknya
tidak termasuk ghasab,
d. Melakukan suatu perbuatan yang menyebabkan rusak atau hilangnya
milik orang lain–tidak termasuk ghasab, tapi disebut ta’addi.
Sedangkan ulama Mazhab Hanafi menambahkan definisi ghasab
dengan kalimat ”dengan terang-terangan” untuk membedakan ghasab
dengan pencurian, karena apabila pencurian dilakukan secara diam-diam
atau sembunyi-sembunyi sedangkan ghasab dengan terang-terangan.Tapi
ulama Mazhab Hanafi tidak mengkategorikan dalam perbuatan ghasab
jika hanya mengambil manfaat barang saja.
Ulama Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanbali memiliki definisi yang
lebih bersifat umum dibanding keduadefinisi sebelumnya. Menurut
mereka ghasab adalah penguasaan terhadap harta orang lain secara
sewenang-wenang atau secara paksa tanpa hak. Ghasab tidak hanya
mengambil materi harta tetapi juga mengambil manfaat suatu benda.
Sehingga ghasab merupakan penguasaan terhadap harta orang lain secara
sewenang-wenang atau secara paksa tanpa hak, bukan dalam pengertian
merampok maupun mencuri, baik itu mengambil materi harta atau
mengambil manfaat suatu benda. Gambaran yang lebih nyatamengenai
fenomena ghasab di Mabna Fatimah Az-Zahra sendiri yaitu seringnya
para santri mempergunakan barang yang bukan miliknya yang ada
dilingkungan mabna tanpa meminta izin. Biasanya jenis barang yang
dighasab berupa barang-barang kecil yang menjadi kebutuhan sehari-
hari.Misalnya alas kaki, peralatan mandi, baju, juga buku.Kalau si
pemilik barang ada di tempat, biasanya mereka meminta izin terlebih
dahulu.Atau sebaliknya, mereka menggunakan barangnya tanpa izin,
baru meminta izin setelahnya saat sudah bertemu dengan si pemilik.Tapi
hal itu mencerminkan tindakan yang penuh kesewenangan atau bertindak
seenaknya sendiri, dan halinilah yang sebenarnya menjadi dasar utama
tindakan tersebut dikategorikan ghasab.
A. Kerangka Penelitian
1) Jenis penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kenakalan
remaja dalam bentuk perilaku ghasab di Mabna Fatimah Az-Zahra adalah
metode deskriptif yaitu menggambarkan gambaran perilaku ghasab
mahasantri mabna Fatimah Az-Zahra dan mengamati faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku tersebut secara gamblang dan sistematis yang
sesuai dengan fakta/kenyataan, sedangkan pendekatannya menggunakan
pendekatan fenomenologi.Yaitu strategi penelitian di mana di dalamnya
peneliti mengidentifikasi hakikat pengalaman manusia tentang suatu
fenomena tertentu.Memahami pengalaman-pengalaman hidup manusia
menjadikan filsafat fenomenologi sebagai suatu metode penelitian yang
prosedur prosedurnya mengharuskan peneliti untuk mengkaji sejumlah
subjek dengan terlibat secara langsung.
A. Pelaksanaan/Setting Penelitian
Penelitian dilakukan selama lima hari terhitung dari tanggal 1 sampai
tanggal 6 November 2019 di Mabna Fatimah Az-Zahra. Penelitian
dilaksanakan pada saat kuliah regular berakhir berlangsung dari pukul
sepuluh pagi hingga pukul sebelas siang selama lima hari penelitian dan pada
saat sebelum PKPBA berlangsung untuk mengamati interaksi mahasantri
mengenai perilaku ghasab di area Mabna Fatimah Az-Zahra.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ghasab di mabna Fatimah
Azzahra
Hasil dari pencarian data yang diperoleh melalui metode penelitian yaitu
metode observasi dan metode wawancara yang dilakukan di Mabna Fatimah
Az-zahra. Dari hasil observasi yang telah dilakukan pada bulan November
2019, peneliti telah menemukan data-data yang mana akan dijelaskan
keterangan dalam hasil penelitian sebagai penyokong penelitian yang konkret
berdasarkan dari penelitian tersebut yaitu sebagai berikut.
Dari hasil data penelitian dengan metode survei yaitu dilakukannya
wawancara narasumber yang mana narasumber diambil dari mahasantri
Mabna Fatimah Az-Zahra. Bahwasanya narasumber menjawab pertanyaan
yang peneliti ajukan dengan jawaban yang beragam yang mana pertanyaan
yang diajukan meliputi pandangan mahasantri terhadap perilaku ghasab dan
faktor-faktor yang mendorong perilaku ghasab. Penyebab terjadinya ghasab
sendiri terbagi menjadi dua, yaitu faktor individu (internal) dan faktor
lingkungan (eksternal). Faktor individu yaitu lemahnya kesadaran santri
untuk tidak berbuat ghasab, para santri tahu tentang hukum ghasab tetapi
mereka tetap melakukan tindakan ghasab. Suka meremehkan barang yang
dighasab, para santri menganggap bahwa ghasab merupakan hal wajar
dikalangan pesantren dan santri yakin bahwa pemilik dari barang yang
mereka ghasab akan ikhlas barangnya dighasab. Tradisi bawaan dari
lingkungan (pesantren) sebelumnya, para santri yang pernah mondok
sebelumnya menyatakan bahwa mereka juga sering melakukan tindakan
ghasab di pesantren mereka dulu. Dan faktor lingkungan yaitu tidak adanya
teladan untuk tindakan ghasab di pesantren menajdi penyebab terjadinya
tindakan ghasab. Para santri senior seharusnya menjadi teladan justru
melakukan tindakan ghasab. Pola interaksi yang terlalu dekat di pesantren
yang disalahgunakan, di pesantren para santri sudah seperti keluarga sendiri.
Tidak adanya pengawasan sebagai upaya pencegahan tindakan ghasab di
Ma’had Sunan Ampel Al ‘Aly tidak ada peraturan yang membahas tentang
ghasab.
Menurut Dewi Maulana Azizah,
A. Kesimpulan
Dari keterangan dan uraian yang telah dikemukakan dalam bab-bab
terdahulu, dapat penyusun jelaskan bahwa penelitian ini merupakan suatu
bentuk penganalisaan dari data-data yang berhasil penyusun kumpulkan
dalam penelitian di Mabna Fatimah Az-Zahra, Ma’had Sunan Ampel Al ‘Aly.
Penyusun dapat menarik kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:
Tindakan ghasab yang terjadi di Mabna Fatimah Az-Zahra, Ma’had Sunan
Ampel Al ‘Aly disebabkan oleh dua faktor yaitu:
a. Faktor individu
Faktor individu yaitu lemahnya kesadaran santri untuk tidak
berbuat ghasab, para santri tahu tentang hukum ghasab tetapi mereka
tetap melakukan tindakan ghasab. Suka meremehkan barang yang
dighasab, para santri menganggap bahwa ghasab merupakan hal wajar
dikalangan pesantren dan santri yakin bahwa pemilik dari barang yang
mereka ghasab akan ikhlas barangnya dighasab. Tradisi bawaan dari
lingkungan (pesantren) sebelumnya, para santri yang pernah mondok
sebelumnya menyatakan bahwa mereka juga sering melakukan tindakan
ghasab di pesantren mereka dulu
b. Faktor lingkungan
Tidak adanya teladan untuk tindakan ghasab di pesantren menajdi
penyebab terjadinya tindakan ghasab.Para santri senior seharusnya
menjadi teladan justru melakukan tindakan ghasab.Pola interaksi yang
terlalu dekat di pesantren yang disalahgunakan, di pesantren para santri
sudah seperti keluarga sendiri. Tidak adanya pengawasan sebagai upaya
pencegahan tindakan ghasab di Ma’had Sunan Ampel Al ‘Aly tidak ada
peraturan yang membahas tentang ghasab.
Solusi yang dapat ditawarkan sebagai upaya penanggulangan
tindakan ghasab yaitu mengubah persepsi tentang ghasab. Selama ini
baik santri, pengurus serta ustadz menganggap ghasab merupakan hal
yang wajar dilakukan di kalangan pesantren. Untuk itu perlu dilakukan
sosialisasi tentang ghasab bahwa melakukan ghasab itu merupakan hal
yang tidak boleh dan harus segera ditinggalkan. Sosialisasi ini bisa
dilakukan langsung oleh pengasuh setelah sholat shubuh atau sewaktu
irsyadat. Santri biasanya lebih patuh dan mendengarkan perintah kyai
atau pengasuh. Memberi teladan untuk tidak melakukan ghasab, jajaran
pengurus serta ustadz harus mampu menjadi teladan yang baik atas
rekan-rekan santri yang lain. Membuat peraturan tentang ghasab, selama
ini di Ma’had Sunan Ampel Al ‘Aly belum ada aturan yang mengatur
tentang ghasab. Jadi, santri bisa bebas melakukan tindakan ghasab tanpa
ada aturan yang membatasinya. Untuk saat ini upaya yang sudah
dilakukan Ma’had Sunan Ampel Al ‘Aly untuk mengurangi tindakan
ghasab yaitu mengubah persepsi tentang ghasab, memberi teladan untuk
tidak melakukan ghasab, dan meningkatkan mutu pendidikan akhlak.
B. Saran
Mahasiswa sebaiknya mengetahui secara jelas mengenai bagaimana
negatifnya perilaku ghasab dan bagaimana seharusnya cara berinteraksi yang
benar antar mahasantri agar tidak timbul konflik baik internal maupun
eksternal bagi mahasantri. Sedangkan bagi pihak kampus penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk para pengurus dan dosen pengajar. Diharapkan
melalui penelitian ini pihak kampus dapat mempertimbangkan upaya atau
solusi dalam meminimalisir terjadinya fenomena sosial disosiatif yaitu
perilaku ghasab di lingkungan kampus. Dan bagi peneliti selanjutnya
diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dalam mengembangkan lagi
keilmuan yang membahas mengenai perilaku ghasab sebagai kenakalan
remaja yang tertarik untuk meneliti hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan
6 mahasantri yang ada di mabna Fatimah Az-Zahra sesuai dengan metode
penelitian yang peneliti gunakan yaitu, metode kualitatif dengan wawancara.
Berikut hasil wawancara dari ke-6 mahasantri tersebut dengan instrument
pertanyaannya:
1. Apa yang anda ketahui tentang perilaku ghasab?
2. Perilaku ghasab seringkali terjadi di lingkungan pesantren, menurut anda apa
yang melatarbelakangi pelaku melakukan ghasab?
3. Apakah anda punya pengalaman pribadi tentang menggashab atau dighasab?
4. Menurut anda, bagaimana dampak perilaku ghasab terhadap interaksi social
antar santri?
5. Dari pihak mahad sendiri, apa usaha yang telah dilakukan untuk
meminimalisir ghasab?
Hasil wawancara 1
Nama: Maulidia Rintan Adisa
1. Ghasab adalah perilaku mengambil barang tanpa meminta izin dahulu namun
nanti dikembalikan, mengambil barang atau meminjam.
2. Karena dia memang dighasab dahulu dan dia akhirnya mengghasab teman
yang lain, namun ada juga yang mungkin memang sengaja mengghasab,
misalnya malas mengambil sandal di kamar akhirnya ghasab sandal seadanya
di depan mata
3. Pernah dua dua nya (menggashab dan dighasab)
4. Menurut saya bisa menyebabkan permusuhan karna pasti pribadi anak ada
yang mudah tidak menerima
5. Saya rasa di Ma’had Sunan Ampel Al ‘Aly sendiri belum ada upaya yang
lebih serius, hanya sekedar ucapan semata melarang ghasab
Hasil wawancara 2
Nama: Dewi Maulana Azizah
Hasil wawancara 3
Nama: Maufidatul Hasanah
1. Ghasab adalah meminjam barang pada orang tanpa sepengetahuan dan tanpa
seizin pemilik barang
2. Rasa kebersamaan sering kali membuat mereka lupa
3. Pernah, dan halitu sering saya alami baik disekolahan maupun pesantren
4. Tidak selalu memberikan dampak negatif baik bagi pelaku maupun orang
yang dighasab, menurut saya hal itu tergantung bagaimana para korban
ghasab menyikapinya
5. Dari pihak ma'had selalu menghimbau untuk tidak meninggalkan sandal atau
sepatu didepan mabna dan menjaga barang berhaganya masing masing
Hasil wawancara 4
Nama: Nur Laella Ali
1. Perilaku ghasab adalah ketika kita meminjam barang seseorang tanpa
meminta izin, langsung kita ambil. Tapi dengan catatan dikembalikan lagi.
Bias jadi, setelah mengembalikan baru izin
2. Karena saat berada dalam pesantren merupakan kehidupan yang dilakukan
bersama-sama, tidak individual lagi. Dalam pesantren itu, kita merasa punya
hak satu sama lain, sehingga timbullah perilaku ghasab
3. Pernah, baik mengghasab dan dighasab. Saat itu saya mengghasab sandal,
karena terburu-buru ingin membeli sesuatu sedangkan sandal saya ada di
kamar lantai 3
4. Dampak dari perilaku ghasab itu ada dua, tergantung dari korban ghasab.
Apabila korban ghasab terima dengan perlakuan pelaku, bisa saja mereka
hanya saling ejek tapi bukan berarti terjadi suatu konflik. Sedangkan jika
korban merasa tidak terima bisa jadi menciptakan pertikaian.
5. Di pondok saya dulu ada tulisan “DILARANG MENGGHASAB”, dari hal
kecil seperti ini saja menurut saya sudah dapat digunakan untuk peringatan
kepada santri agar tidak melakukan ghasab
Hasil Wawancara 5
Nama: Nazoiroh
1. Ghasab adalah memakai barang yang bukan milik dirinya sendiri tanpa
adanya izin dari si pemilik
2. Biasanya karena adanya waktu yang darurat sehingga tidak sempat
mengambil barang miliknya, sehingga ketika barang orang lain ada d
depannya . langsung d pakai
3. Karenamanusia itu tempat salah dan lupa , maka jelas saya pernah khilaf
ghosob dan sering di ghosobi juga
4. Timbulnya rasa ketidak enakan hati manakala perilaku ghosob diketahui
oleh si pemilik barang sehingga merenggangkan hubungan antar
keduanya.Bahkan sampai tidak bertegur sapa
5. Memberlakukan hukuman bagi pengghasab agar jera
Hasil wawancara 6
Nama: Weka Desi M
1. Ghasab adalah memakai atau menggunakan barang milik orang lain tanpa
sepengetahuannya
2. Karena mereka menganggap bahwa ghasab itu traisi turun temurun, akibat
dari melihat dan mengamati kakak tingkat maupun senior
3. Pernah, sandal saya tertukar 3 kali di masjid ulul albab. Dan juga pernah
mengghasab tapi sudah saya kembalikan lagi
4. Biasanya apabila barang yang dighasab masih hal-hal kecil seperti sandal
korban akan biasa saja, tetapi jika barang yang dighasab sudah termasuk skala
besar misalnya baju pelaku akan dikucilkan dan dijauhi
5. Selalu mengingatkan untuk mahasantri untuk mengamankan barang
pribadinya di tempat yang aman