Disusun Oleh:
NIM : PO.62.24.2.21.513
LAPORAN KASUS
Disusun oleh:
Nim : PO.62.24.2.21.513
Disetujui :
Pembimbing Lapangan
Tanggal : Maret 2022
Di : UPTD RSUD PURUK CAHU
Mengesahkan,
Pembimbing Institusi,
Mengetahui,
A. Latar Belakang
Kematian ibu masih menjadi masalah global dan menjadi salah satu target
millennium Development Gools ( MDGs). Penyebab kematian ibu merupakan
masalah kompleks, yang menjadi penyebab langsung kematian ibu adalah
perdarahan , infeksi, preeklamsia-eklamsia serta persalinan macet. Sedangkan
yang menjadi penyebab tidak langsung adalan 4 “terlalu” yaitu terlalu
muda,terlalu tua,terlalu sering melahirkan dan terlalu dekat jarak melahirkan
( Cecep Heriana,dkk.2014).
Menurut WHO tahun 2016 terdapat 99% dari kematian maternal terjadi di
negara berkembang, gangguan hipertensi dalam kehamilan mempengaruhi
sekitar 10% ibu hamil. Menurut Penelitian Vata et al pada tahun 2015 sepuluh
juta wanita diseluruh dunia menggalami preeklamsi setiap tahun. Dari kasus
tersebut 7.600 wanita hamil meninggal setiap tahun akibat preeklamsia dan
gangguan hipertensi terkait (Dila Aulia,dkk.2020).
Preeklamsia merupakan suatu sindrom spesifik pada kehamilan.
Preeklamsia adalah keadaan dimana terjadinya hipoperfusi ke organ akibat
vasospasme dan aktivasi endotel yag ditandai dengan hipertensi ,protein urine
dan odema .Penyebab terjadinya preeklamsi hingga saat ini belum diketahui
secara pasti, banyak tiori yang diungkapkan para ahli yaitu diataranya faktor
imunologi,sindrom prostaglandin dan iskemik uteroplasenta. Preeklamsia berat
pada ibu hamil tidak terjadi dengan sendirinya ,banyak faktor yang
mempengaruhi nya seperti : Usia ibu,paritas, usia kehamilan,jumlah
janin,jumlah kunjungan ANC dan riwayat hipertensi (Nurulita,dkk.2015).
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana asuhan kebidanan pada Ny. J usia 20 tahun G1 P0 A0 Hamil 39
minggu janin Tunggal hidup intrauterine dengan PEB ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan holistik Kegawatdaruratan Maternal
pada ibu hamil dengan PEB.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif
Kegawatdaruratan Maternal pada ibu hamil dengan PEB.
b. Mampu melakukan analisa Kegawatdaruratan Maternal pada ibu hamil
dengan PEB.
c. Mampu melakukan perencanaan asuhan Kegawatdaruratan Maternal
pada ibu hamil dengan PEB.
d. Mampu melakukan implementasi Kegawatdaruratan Maternal pada ibu
hamil dengan PEB.
e. Mampu melakukan evaluasi dan dokumentasi Kegawatdaruratan
Maternal pada ibu hamil dengan PEB.
D. Manfaat
Pengalaman nyata dalam mengaplikasikan teori dan evidence based
practice pemberian asuhan kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dengan
Preeklamsi Berat agar mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan yang
bermutu sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan evidence based
practice.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Preeklampsia
Usia Usia
Kehamilan < Kehamilan ≥
37 mgg 37 mgg
Perawatan poliklinik
- Kontrol 2 kali perminggu
- Evaluasi gejala pemberatan preeklmapsia (tekanan darah, Terminasi
tanda impending, edemia paru Kehamilan
- Cek laboratorium (trombosit, serum kreatinin, albumin,
(AST/ALT) setiap minggu
- Evaluasi kondisi janin (hitung
fetal kick count/hari,
kesejahteraan janin (NST dan USG) li/minggu,
2 ka evaluasi
pertumbuhan janin setipa 2 minggu)
Perawatan Ekspektatif :
Tersedia fasilitas perawatan maternal dan neonatal
intensif
Usia kehamilan janin viabel
– ≤ 34 minggu
Rawat inap
Stop magnesium sulfat dalam 24 jam
Evaluasi ibu dan janin setiap hari
Usiakehamilan ≥ 34 minggu
KPP atau Inpartu Iya
Lakukan persalinan
Perburukan maternal
- fetal
Adanya salah satu gejala kontraindikasi perawatan
ekspektatif
c. Manajemen Konservatif
Pasien Memenuhi
perawatan
persyaratan
Preekonservatif
amsia dengan gejala
kl p berat
Injeksi 4sesuai prosedur / Alternatif 2
dilanjutkan
MgSO hingga 241
(Alternatif )
Berikan
jam pematangan paru 6 i.
selama 2 hari atau bethametason 1 x 12 mg i.m
har)
selama 2
i
Pindah ruangan, lakukan evaluasi
ketat
MANAJEME Evaluasi Evaluas EvaluasJani
N
KONSERVATIFIF Klinis tekanan
Kontrol Laboratoriu
i i setiap
NST n
Evaluasi
darah Trombosit,
m fungsi USG
mingguuntuk
PEB impendin
tanda eklampsi fungsi ginjal,
liver, kesejahteraan janin
evaluasi
(nyeri
g a setiap
albumin 2seminggu
nyeri kepala,
epigastrium, minggu Evaluas pertumbuha
kabur
mata jani
i n n
) n 2mingg
u
4. Menurut Ratih & Ihda tahun 2018 “ Efektifitas Pemberian Pisang dan
Diit Rendah Garam dalam menurunkan Tekanan Darah Ibu Hamil
Hipertensi ”
Diit rendah garam adalah makanan dengan cara membatasi atau
menghindari garam natrium. Konsumsi natrium yang berlebih
menyebabkan konsentrasi natrium didalam cairan ekstraselular meningkat.
Untuk menormalkannya, cairan intraselular ditarik keluar, sehingga
volume cairan ekstraselular meningkat. Meningkatnya volume cairan
ekstraselular tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah
(Astawan, 2004). Tujuan diit rendah garam adalah membantu
menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Oleh karena itu,
dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh per
hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.
5. Menurut Ozem Dogan & Muruvvet Baser tahun 2020 dalam Jurnal
internasional turkey“ Preeklampsili Gebelererde Tamamlayici ve
Butunlesik Terpilerin Kullanimi “
Pijat swedia adalah terapi pijat kaki pada ibu hamil dengan
preeklamsia,diterapkan pada otot dan tulang untuk mempercepat sirkulasi
darah. Metode ini bertujuan untuk mengendurkan jaringan otot dengan
memberikan tekanan kearah yang berlawanan.
6. Jurnal Endang Wahyuningsih 2017 “ Pengaruh KB IUD Pascasalin
( Intracaesaria IUD ) terhadap Proses Involusi Uteri pada masa nifas”.
Pelaksanaan KB Pasca Salin (Intracaesarian IUD) pada kelompok
eksperimen sebanyak 29 responden dan kelompok kontrol sebanyak 29
responden . Hasil pengukuran involusi uteri dari 29 responden kelompok
eksperimen pada hari pertama sebagian besar mengalami percepatan proses
involusi uteri yaitu 21 responden dan pada hari ketiga sebagian besar
mengalami perlambatan proses involusi uteri yaitu 18 responden.
Sedangkan dari 29 responden kelompok kontrol pada hari pertama sebagian
besar proses involusi uterinya normal yaitu 15 responden dan pada hari
ketiga sebagian besar mengalami perlambatan proses involusi uteri yaitu 22
responden . Uji statistik menunjukkan ada pengaruh KB Intracaesarian IUD
terhadap involusi uteri pada ibu nifas.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Judul Kasus
Asuhan Kebidanan Kebidanan Pada Ny. J usia 20 tahun G1 P0 A0 Janin
Tunggal Hidup Intruterin dengan PEB di UPTD RSUD Puruk Cahu.
B. Pelaksanaan Asuhan
Hari/ tanggal : Selasa, 22 Pebruari 2022
Pukul : 16.00 WIB
Pengkaji : Lily Sarah
C. Pengkajian
Data Subjektif
1. Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny. J Nama Suami :Tn. S
Umur : 20 Th Umur : 26 Th
Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Gol. Darah : B Gol. Darah :B
Alamat : Desa Tumbang Laung
2. Keluhan
Keluhan Utama : Nyeri Perut bagian bawah, Mules2 tidak ada, Lendir
darah (-) Pusing (+),pandangan kabur (-), Nyeri Ulu hati (-),kaki bengkak
dan tidak nyaman dan ibu merasa cemas dengan keadaannya.
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 Th
Siklus haid : 28 hari
Lamanya : 5 hari
Banyaknya : Sedang
Dismenorhoe : Tidak ada
4. Tanda-tanda Persalinan
Kontraksi : Belum ada
5. Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
6. Riwayat Persalinan dan nifas yang lalu : Kehamilan sekarang
7. kehamilan sekarang G 1 P 0 A 0
HPHT : 22-05-2021
Umur kehamilan : 39 minggu
ANC : 8 kali
Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : Lebih dari 10 kali
Riwayat imunisasi : Imunisasi TT lengkap
Keluhan selama hamil : Pusing,mual
8. Riwayat penyakit yang pernah diderita yang lalu: Tidak pernah menderita
hipertensi sebelum hamil
9. Riwayat keturunan kembar : Tidak ada
10. Riwayat Kesehtan Keluarga : Ayah menderita hipertensi
11. Riwayat KB
Ibu belum pernah ber KB
12.Status perkawinan
Perkawinan ke : Pertama
Lama Perkawinan : 2 tahun
Menikah pada usia : 18 tahun
Kehamilan ini direncanakan : ya
Perasaan saat ini : senang
Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
13. Pola makan dan minum
Frekuensi : Makan 3 kali sehari menu bervariasi ikan,sayur dan buah
Minum : ± 8 gelas sehari
Keluhan : Tidak ada
14. Pola istirahat
Siang : ± 1 jam
Malam : ± 7 jam
15. Pola Eliminasi
BAB : 1 kali sehari
BAK : 5-6 kali sehari
Keluhan : tidak ada
16. Personal Hygiene
Mandi : 2 kali sehari
Keramas : 2 kali seminggu
Ganti pakaian dalam : 2 kali sehari atau bila terasa lembab
17. Aktivitas
Pekerjaan sehari-hari : melakukan pekerjaan rumah tangga
Hubungan Seksual : 1 minggu sekali
18. Kebiasaan yang merugikan kehamilan : Tidak ada
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compiosmentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 184/100mmhg
Nadi : 107 x/menit
Suhu : 36,8 º C
Respirasi :22 x/menit
Pengukuran tinggi badan dan berat badan :
Berat badan sebelum hamil : 60 kg
Berat badan sekarang : 70 kg
Tinggi badan : 157 cm
LILA : 27 cm
IMT : 28,40
TP : 01-03-2022
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Bersih
Muka : Simetris tidak odema
Mata : Konjungtiva tidak Pucat, Sklera tidak icterik
Hidung : Bersih
Mulut dan gigi : Bersih tidak ada karies
Telinga : Bersih
Leher : simetris Tidak ada Benjolan
Dada : Simetris
Payudara : Simetris tidak teraba benjolan
Abdomen :
- Insfeksi : Simetris
- Palpasi :
TFU
Leopold I : 3 jari bawah prx (MD 32 CM)
Leopold II : Pu-ka
Leopold III :Preskep
Leopold IV : Divergen
DJJ : (+)145 x/menit
Taksiran berat janin (TBJ) : 3255 gram
Reflek Patela : +
HIS : belum ada
Ekstremitas :
o Atas : Simetris
o Bawah : kaki kiri dan kanan odem
Genetalia : tidak ada kelainan
3. Pemeriksaan Dalam:
Vulva/Vagina : Tidak ada kelainan
Portio : Lunak
Pembukaan :Belum ada Pembukaa
Persentasi : Kepala
4. Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium
HB : 12,7 gr/dl
Trombosit : 155.000 gr/dl
Golda : B
HbsAg : Negatif
Urine
Jumlah : 150 ml
Protein : ++
Reduksi : Negatif
RDT Malaria : Negatif
HIV AIDS : Negatif
SOAP
A. Data Subjektif
Keluhan Utama
- Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
- Ibu mengatakan agak pusing , kakinya bengkak dan tidak nyaman
- Ibu merasakan agak cemas dengan kondisinya
- Ibu mengatakan HPHT 22-05-2021.
Riwayat Menstruasi : Menarche 14 tahun,siklus 28 hari, lamanya 4-5 hari
Riwayat Kesehatan Ibu : Ibu mengatakan tidak pernah memiliki riwayat
hipertensi dan penyakit lainnya
Riwayat Kesehatan Keluraga : Ayah menderita hipertensi
Nutrisi : Makan 3x sehari menu bervariasi ,porsi sedang dan tidak ada
pantangan.
Pola Eliminasi:
- BAB : 1 x sehari konsitensis sedang,warna kuning
- BAK : 5-6 x sehari konsistensi cair , warna kuning jernih
Pola Istirahat
- Tidur siang : 1-2 jam ,Tidur malam 7-8 Jam
Pola Aktifitas: Melakukan aktivitas rumah tangga
B. Data Objektif
- K/u : Baik, Kesadaran : Composmentis
- TD : 184/100mmHg, N : 107 x/m, R: 22 x/m, S : 36,8oC , SpO 99%
- BB Sebelum hamil : 60 kg, BB sekarang : 70 kg, TB : 157 cm,IMT
28,40 obesitas, Lila 27,5 cm
- TP : 01-03-2022
- Pemeriksaan Fisik
Inspeksi head to toe Normal tidak ada kelainan
Ekstremitas Atas : Simetris, oedem (-), kuku tidak pucat
Ektremitas Bawah : Simetris, oedem (+), varices (-)
Reflek Patela : (+)
Abdomen : Leopold I : TFU 3 jari bwah PRX (MD 32 cm)
Leopold II : Pu-ka
Leopold III: Let-kep
Leopold IV: Divergen
TBBJ : 3255 gram
Genetalia : Tidak ada kelainan
VT : Tidak ada pembukaan
- Pemeriksaan Penunjang
Hasil Lab : HB 12,1 gr/dl,Protein Urin +2, Rapid Atigen Negatif
C. Assesment
Diagnosa : Ny. J usia 20 tahun G1 P0 A0 Hamil 39 minggu Janin
tunggal hidup Intrauterin dengan PEB.
Diagnosa Potensial : Terjadi Eklamsia
Tidakan Segera : Kolaborasi dengan dokter SpOG
Masalah : Cemas dan rasa tidak nyaman pada kaki
Kebutuhan : - KIE tentang PEB
- KIE tentang mengatasi ketidaknyamanan pada kaki
- KIE cara mengatasi rasa cemas
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan komunikasi teraupetik : Ibu merespon dengan baik
Rasinalisasi : Proses komunikasi yang baik dapat memberikan
pengerian tingkah laku pasien dalam mengatasi persoalan yang
dihadapi pada tahap perawatan (Mechi,dkk.2019).
2. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa kehamilan ibu
cukup bulan dan ibu mengalami Preeklamsi Berat: Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan dan merasa agak cemas dengan keadaanya.
Rasionalisasi : Diagnosi Preeklamsi merupakan tekanan darah yang
tinggi ( ≥ 160/110 mmhg ,yang disertai dengan kadar protein dalam air
kemih (Proteinuria ≥ +1) dan disertai odem (Penimbunan Cairan),yamg
terjadi pada umur kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama
setelah melahirkan, Faktor resiko Preeklamsi antaralain Riwayat
hipertensi,Usia ≤ 20 tahun atau ≥ 35 tahun,IMT Obesitas ,Riwayat DM
(Dila Aulia ,dkk.2020).
3. Melakukan Kolaborasi dengan dokter SpOG : Kolaborasi sudah
dilakukan Advis dokter :
- Memasang Infus RL 20 TPM
Rasionalisasi:
Pemasangan infus merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien
dengan memasukan cairan melalui intravena dengan bantuan infuset
dan abocat,dengan tujuan memenuhi kebutuhan cairan dan
elektrolit,sebagai tindakan pengobatan dan pemberian nutrisi
parental ( Mochamad Tri & Bambang.2017).
- Bolus IV MgSO4 40% diberikan 10 cc diencerkan dengan 10 cc
aquadest dalam waktu 5 menit.
Rasionalisasi :
Penceghan kejang, termasuk blockade neoromuskuler
perifer,stabilisasi membrane,aktivitas blokir resptor N-metil-D-
aspartat (NMDA),vasodilatasi otak dan aksi pemblokiran saluran
kalsium (Dila Aulia,dkk.2020).
- Lanjutkan MgSo4 melalui syering pump 40% 1 gram/jam diberikan
selama 6 jam.
Rasionalisasi :
Pemberian MgSO4 berfungsi sebagai antikejang pada pasien dengan
preeklamsia diindikasikan untuk melindungi otak (Dila
aulia,dkk.2020).
-Memberikan Methyldopa 500 mg 3x1 (Oral)
Rasional :
Methyldopa adalah angios reseptor adregnergik yang bekerja sentral
menghambat vaksokontriksi dan mengurangi resistensi vascular
sistemik tanpa mengurangi curah jantung ( Dila Aulia,dkk.2020).
- Pro Terminasi Kehamilan
Rencana SC tanggal 23-02-2020 pukul 11.00 wib
Rencana Puasa tanggal 23-02-2022 mulai pukul 03.00 wib
Rasionalisasi:
Jika Preeklamsi berat terjadi pada kehamilan cukup bulan,maka
terminasi kehamilan merupakan pengobatan yang paling baik ,dapat
diakhiri dengan SC atau induksi persalinan jika terdapat factor-faktor
yang menyebabkan tindakan tersebut harus dilakukan untuk
menyelamatkan nyawa ibu dan janin ( Alfianti d. & Nina.2019).
- Menyiapkan dan memasang kateter
Rasionalisasi:
Pemasangan Kateter dilakukan sebagai tindakan untuk memenuhi
kebutuhan eliminasi pada pasien yang tidak memiliki kemampuan
mobilisasi ,pasien dengan kondisi kronis dan pasien yang akan
dilakukan tindakan pembedahan (Andika,dkk. 2018).
4. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi Rumah sakit untuk pemberian
nutrisi pasien : Kolaborasi ahli gizi sudah dilakukan pasien
mendapatkan diet rendah garam
Rasionalisasi:
Diet Rendah garam adalah makanan dengan cara membatasi atau
menghindari garam natrium. Konsumsi natrium yang berlebihan
menyebabkan konsentrasi natrium dalam cairan ekstraceluler
meningkat,tujuan diet rendah garam adalah ; membantu
menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi ( ratih & Ihda
M.2018).
5. Mengajari ibu dan keluarga untuk melakukan pijat Swedia (Foot
massage) untuk mengatasi ketidaknyaman pada kaki ; ibu dan
keluarga mengerti dan mencoba melakukanya.
Rasionalisasi: Pijat swedia adalah terapi pijat kaki pada ibu hamil
dengan preeklamsia,diterapkan pada otot dan tulang untuk
mempercepat sirkulasi darah. Metode ini bertujuan untuk
mengendurkan jaringan otot dengan memberikan tekanan kearah
yang berlawanan (Ozlem Dogan & Murivvet Baser. 2020).
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan dengan pendokumentasian dalam bentuk SOAP pada
Ny.J Preeklamsi Berat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Melalui Pengkajian dan wawancara diperoleh data subjektif ibu
mengatakan agak nyeri diperut bagian bawah,kaki kiri dan kanan bengkak dan
terasa tidak nyaman,dan ibu merasa sedikit cemas dengan keadaannya.
Hasil pemeriksaan diperoleh data objektif keadaan umum ibu
baik,kesadaran Composmentis, TTV TD 184/100 mmhg, Resp 20 x/mnt,nadi
107x/mnt suhu 36,8℃ Berat badan ibu sekarang 70 kg dengan IMT 28,4
masuk kategori obesitas,Reflek patella positif,hasil laboratorium protein urine
+2 .
Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif assasemen yang tepat
pada ibu yaitu Ny.J Usia 20 tahun G1 P0 A0 janin tunggal hidup intrauterine
dengan preeklamsi berat.
Dengan rencana asuhan pada ibu preeklamsi berat berdasarkan
evidencebased yaitu melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG dan
melakukan advis dokter sesuai prosedur, memberikan KIE tentang
PEB,Memberikan KIE tentang pijat swedia untuk mengatasi ketidaknyamanan
pada kaki, kolaborasi dengan ahli gizi rumah sakit untuk pemberian diet rendah
garam ,dan berdoa untuk mengatasi kecemasan yang dihadapi serta melakukan
pendokumentasian asuhan kebidanan yang diberikan.
B. Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan dapat melaksanakan segala anjuran yang diberikan dan dapat
mengaplikasikannya sebagai upaya untuk mengatasi keluhan yang dirasakan
2. Bagi Penulis
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dan literatur untuk
meningkatkan dan mengembangkan mutu pembelajaran dalam asuhan
kebidanan berdasarkan evidence based midwifery pada Klien dengan PEB.
3. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk dapat
meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan berdasarkan evidence
based midwifery pada Klien dengan PEB.
4. Bagi Institusi
Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa dalam
meningkatkan proses pembelajaran dan asuhan kebidanan berdasarkan
kajian langsung dengan klien serta penerapan asuhan berdasarkan evidence
based midwifery pada Klien dengan PEB.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, H., Yudho Prabowo, A., & Rodiani, R. (2017). KEHAMILAN ATERM
DENGAN DISTOSIA BAHU. MEDULA, medicalprofession journal of
lampung university, 7(4), 1-7.
Anggraini, N. D., Fuziah, N. A., Kristianingsih, A., & Sanjaya, R. (2020). Faktor
yang berhubungan dengan kejadian perdarahan post partum pada ibu
bersalin. Wellness And Healthy Magazine, 2(2), 259-268.
Diflayzer, D., Syahredi, S. A., & Nofita, E. (2018). Gambaran Faktor Risiko
Kegawatdaruratan Obstetri pada Ibu Bersalin yang Masuk di Bagian
Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Rasidin Padang Tahun 2014. Jurnal
Kesehatan Andalas, 6(3), 634-640.
Inglis, S. R., Feier, N., Chetiyaar, J. B., Naylor, M. H., Sumersille, M.,
Cervellione, K. L., & Predanic, M. (2011). Effects of shoulder dystocia
training on the incidence of brachial plexus injury. American Journal of
Obstetrics and Gynecology, 204(4), 322.e1-6.
https://doi.org/10.1016/j.ajog.2011.01.027