Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
1. Gambaran Lokasi Penelitian
RSUD Kardinah Kota Tegal yang berlokasi di Jalan AIP Jl. KS.
Tubun No.2, Kejambon, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Jawa
Tengah yang merupakan rumah sakit tipe B. Peneliti melakukan
penelitian pasien 1 di Ruang Lavender Bawah kamar C bed 1 yang
merupakan ruang bedah kelas 3.
2. Pengkajian
Pengkajian pada pasien 1 dilakukan pada tanggal 24 Februari 2022,
pukul 14.20 WIB. Pada pasien 2 dilakukan pada tanggal
a. Identitas Pasien
Identitas pasien 1 dan pasien 2 diuraikan tabel 4.1

Tabel 4.1 Identitas Diri Pasien


Identitas Pasien Pasien 1 Pasien 2
Nama Tn. S
Umur 70 tahun
Pendidikan SD
Pekerjaan Buruh
Status Perkawinan Kawin
Alamat Bogares Lor
No. RM 101xxx
Diagnosa Medis Open Fr. Pedis
Digiti 1
Sumber : Data primer Februari-Mei 2022

b. Riwayat Penyakit
1) Keluhan Utama
Pasien 1 mengeluh sakit pada kaki kanan jika digerakkan.
Sedangkan pasien 2 mengeluh
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami kecelakaan
lalu lintas saat dijalan kaki kanannya terlindas ban mobil pukul
16.20 WIB. Pasien mengeluh rasa sakit kaki kanan jika
digerakan. Pada tanggal 23 Februari 2022 pukul 11.31 WIB
pasien dibawa ke IGD RSUD Kardinah Kota Tegal. Terapi di
ruang IGD pasien diberikan injeksi ketorolac 10 mg (1 amp)
drip cairan infus, injeksi ranitidine 25 mg (iv), injeksi cefazolin
(iv), RL 20 tpm, terpasang balut luka post operasi,
pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Pada pukul 13.00
dipindahkan ke ruang perawatan. Kemudian pada tanggal 24
Februari 2022 menjalani tindakan operasi pada pukul 09.00
WIB.
3) Riwayat penyakit dahulu
Pasien 1 sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit
dan belum pernah mengalami sakit ini
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien 1 dari pihak keluarga tidak ada yang memiliki
penyakit yang serupa.
5) Riwayat Alergi
Pasien 1 tidak mempunyai alergi
c. Pengkajian Pola Kesehatan
1) Persepsi Pasien Terhadap Penyakitnya
Pasien 1 merasa sakit yang dideritanya merupakan cobaan
dari Allah dan pasien juga selalu berdo’a untuk
kesembuhannya.
2) Pengetahuan Pasien Terhadap Penyakitnya
Pasien 1 mengetahui penyakit yang di derita patah tulang
dan telah dilakukan operasi. Setelah operasi pasien rutin
melakukan mobilisasi dini seperti miring kanan/kiri dan ROM
pasif
3) Pengetahuan Pasien Terhadap Terapi Yang Dijalaninnya
Pasien 1 mengetahui bahwa dia telah melakukan operasi
pemasangan pen, pasien juga mengetahui mobilisasi dini
setelah operasi, dan pasien tidak mengetahui obat-obatan yang
dia konsumsi beserta fungsinya tetapi pasien tetap patuh
meminum obat.
4) Nutrisi Metabolik
Nutrisi metabolik pada pasien 1 dan 2 tercantum dalam tabel
4.2

Tabel 4.2 Nutrisi Metabolik


Nutrisi Metabolik Pasien 1 Pasien 2
a. Program Diet Diit lunak
b. Rute Diet Oral
c. Intake Pasien makan
Makanan 3x1 dengan
menghabiskan
1 porsi makan
d. Program Cairan Oral 1,5 L/hari,
Iv RL 20 tpm,
tranfusi PRC
250 cc
e. Status Nutrisi BB: 60 kg,
TB: 165 cm,
IMT: 21
Sumber : Data Primer Februari-Mei 2022

5) Pola Eliminasi
Pola eliminasi pasien 1 dan 2 tercantum dalam tabel 4.3

Tabel 4.3 Pola Eliminasi


Pola Eliminasi Pasien 1 Pasien 2
a. Buang Air Pasien terakhir
Besar BAB 1 hari yang
lalu, konsistensi
lunak, berwarna
coklat
b. Buang Air Frekuensi sedikit,
Kecil warna kuning,
terpasang kateter
Sumber : Data Primer Februari-Mei 2022

6) Pola Aktivitas
Pola Aktivitas pasien 1 dan 2 tercantum dalam tabel 4.4

Tabel 4.4 Pola Eliminasi

Pola Aktivitas Pasien 1 Pasien 2


a. Aktivitas yang Mobilitas ringan di
dianjurkan bed
b. Kemampuan 1) Makan & minum
perawatan diri dibantu alat dan
orang.
2) Mandi dibantu
orang lain.
3) Toileting dibantu
orang lain.
4) Berpakaian
dibantu orang
lain
5) Mobilitas di
tempat tidur
dibantu orang
lain.
6) Berpindah
dibantu orang
lain.
7) Ambulansi/ROM
dibantu orang
lain.
Sumber : Data Primer Februari-Mei 2022

7) Pola Istirahat dan Tidur


a) Jumlah jam tidur /hari
Pasien 1 selama dirumah sakit tidak mengalami
gangguan pola tidur yaitu 7-8 jam/hari.
b) Waktu tidur
Pasien 1 mulai tidur pukul 21.00 WIB dan bangun
pukul 05.00 WIB.
c) Kebiasaan tidur
Pasien 1 tidak memiliki kebiasaan sebelum tidur
kecuali dengan membaca do’a sebelum tidur.
d) Perubahan gangguan yang dirasakan
Pasien 1 mengatakan tidak nyaman dengan
kondisinya karena tidak bisa bergerak mandiri.
e) Keluhan dalam tidur
Pasien 1 terkadang terbangun karena kesulitan
merubah posisi tidur.
8) Pola Perseptual
Pola perseptual pasien 1 dan 2 tercantum dalam tabel 4.5

Tabel 4.5 Pola Perseptual

Pola Perseptual Pasien 1 Pasien 2


a. Penglihatan Normal
b. Pendengaran Normal
c. Pengecapan Normal
d. Penciuman Normal
e. Sensori Normal
Sumber : Data Primer Februari-Mei 2022
9) Pola Persepsi Diri
Pola persepsi diri pasien 1 dan 2 tercantum dalam tabel 4.6

Tabel 4.6 Pola Persepsi Diri

Pola Persepsi Diri Pasien 1 Pasien 2


a. Tingkat Skala 2
kecemasan
(Skala HARS)
b. Pandangan Pasien merasa dengan
pasien terhadap sakit yang dideritanya
sakitnya merupakan cobaan
yang Allah SWT
berikan kepadanya
dalam meningkatkan
ketaqwaan.
c. Jaminan BPJS
pengobatan
d. Pengendalian Stabil
emosi
e. Kepatuhan Patuh
pasien
Sumber : Data Primer Februari-Mei 2022

10) Pola Seksual dan Reproduksi


Pola seksual dan reproduksi pasien 1 dan 2 tercantum dalam
tabel 4.7

Tabel 4.7 Pola Seksual dan Reproduksi

Pola Seksual dan Pasien 1 Pasien 2


Reproduksi
a. Keluhan Tidak ada keluhan
(Fertilisasi, reproduksi dan pasien
libido, sudah lama menopose
menstruasi,
kontrasepsi, dll)
Sumber : Data Primer Februari-Mei 2022
11) Pola Peran dan Hubungan
Pola peran dan hubungan pasien 1 dan 2 tercantum dalam tabel
4.8
Tabel 4.8 Pola Peran dan Hubungan
Pola Peran dan Pasien 1 Pasien 2
Hubungan
a. Anggota keluarga 1 orang
yang menunggu (anaknya)
b. Dukungan Baik
anggota terhadap
perawatan
c. Interaksi pasien Baik
dengan keluarga
d. Interaksi pasien Baik
dengan petugas
medis
e. Interaksi pasien Baik
dengan pasien
lain
Sumber : Data Primer Februari-Mei 2022

12) Pola Manajemen Koping Stress


a) Perubahan terbesar dalam hidup yang dirasakan
Pasien 1 merasa semenjak sakit banyak sekali
perubahan diantaranya tidak bisa beraktivitas seperti biasa
dan hanya bisa aktivitas mobilisasi di tempat tidur
b) Usaha/perilaku dalam mencari pengobatan
Pasien 1 aktivitas mobilitas ringan di bed, diet nasi
lunak.
13) Pola Nilai dan Keyakinan
a) Kegiatan keagamaan
Pasien 1 sebelum masuk rumah sakit rajin beribadah
di masjid dekat rumahnya.
b) Keluhan (menjalankan aktivitas beragama terkait sakitnya
Pasien 1 merasa setelah sakit beribadah hanya
dalam posisi di tempat tidur.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Pasien 1
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 24 Februari 2022
pukul 16.00 WIB pada H-0 pascabedah ORIF didapatkan hasil:
keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tanda vital:
tekanan darah 150/90 mmhg, nadi 80x/menit, respirasi rate
22x/menit, suhu 36⁰C.
Kepala bentuk mesoshepal, tidak ada jejas/luka, tidak ada
jahitan post op, tidak ada kelainan rambut, warna rambut putih
(beruban). tidak ada kelainan telinga, tidak ada kelainan
hidung, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, terdapat
reflek cahaya, ada pupil ø<3mm, dan tidak ada edema palpebra.
Membrane mukosa agak kering, lidah bersih, mulut tidak
berbau, rongga mulut bersih, gigi/gusi bersih, gusi tidak
luka/berdarah, tidak ada pembesaran Jugular Venous Pressure
(JVP).
Thoraks tidak ada jejas/luka, gerak dada simetris,
pengembangan dada sama, kecepatan napas 22x/menit, fokal
fremitus normal, perkusi paru sonor, auskultasi paru vesikuler,
apex tenang, coracan broncovasculer normal, Cor CTR>0,5.
Bunyi jantung s1 dan s2 normal, iktus kordis normal.
Abdomen supel, tidak ada jejas/luka, tidak ada jahitan post
op, bising usus 20x/menit, perkusi tympani, turgor elatisitas.
Hepar tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, asites tidak ada.
Genetalia bersih, tidak ada kelainan genetalia, terpasang kateter
urin.
Ekstremitas akral hangat, capillary refill <3 detik, pulsasi
perifer adekuat, tidak ada edema, kekuatan ekstremitas atas
kanan/kiri 5, ekstremitas bawah kiri 5 dan ekstremitas kanan 1,
gerak ekstremitas atas kanan/kiri bebas, ekstremitas bawah kiri
bebas, dan ekstremitas kanan terbatas. Luka post operasi ada di
bagian kaki kanan, turgor kulit lembab.
Tabel 4.9 Observasi Kebutuhan ADLs
Pasien 1
Kemampuan merawat diri 0 1 2 3 4
saat pengkajian
Makan/minum Ѵ
Mandi Ѵ
Toileting V
Berpakaian Ѵ
Mobilitas di tempat tidur Ѵ
Berpindah Ѵ
Ambulasi/ROM Ѵ
0 = mandiri, 1 = dengan alat bantuan, 2 = dibantu orang lain, 3 =
dibantu alat dan orang lain, 4 = tergantung total
e. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pasien 1 dan 2 tercantum dalam tabel 4.10
Tabel 4.10 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang Pasien 1 Pasien 2
Hematologi
Hemoglobin L 13,4 g/dl
Leukosit 8,8 10^³/ul
Hematokrit L 39 %
Trombosit 219 10^³/ul
Eritrosit L 4,34 10 ^³/ul
RDW 13,3 %
MCV 90,1 U
MCH 30,9 Pcg
MCHC 34,3 g/dL
Diff
Netrofil L 44,0 %
Limfosit L 24,3 %
Monosit 5,2 %
Eosinofil H 25 %
Basofil H 1,6 %
Netrofil 3,86 10 ^³/ul
Limfosit 2,13 10 ^³/ul
NLR 1,8
Elektrolit
Natrium H 150,5 mmol/L
Kalium 4,45 mmol/L
Klorida H 108,1 mmol/L
SGOT 17,6 U/L
SPGT 9,9 U/L
Ureum 40 mg/dL
Creatinin H 1,44 mg/dL
Glukosa Sewaktu H 173 mg/dL
HIV 3 TEST
HIV (Rapid test) Non reaktif
HBsAg Negatif
Sumber : Data Primer Februari-Mei 2022
f. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pasien 1 dan 2 tercantum dalam tabel 4.11
Tabel 4.11 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik Hasil
Tanggal Pasien 1
Pemeriksaan 24/02/2022
Pemeriksaan Radiologi Foto Pedis (AP/Lat/Keduanya)
Diagnosa Klinis Fracture of tooth
Ruang RI Lavender Bawah
Dokter Pengirim dr. Herry Santosa, Sp OT, M.Kes
Teman Sejawat Fraktur phalang distal digiti 1
dalam fixasi nail
Celah fraktur lebar
Callus minimal
Sumber : Data Primer Februari-Mei 2022
g. Terapi Medis
Terapi medis pasien 1 dan 2 tercantum dalam tabel 4.12
Tabel 4.12 Terapi Medis
Pasien 1 Pasien 2
1) Infuse RL 20 tpm
2) Injeksi Ranitidin 2x25 mg/IV
3) Injeksi Ketorolac 2x10 mg/IV
3. Analisis Masalah
Analisis masalah pasien 1 tercantum dalam tabel 4.13
Tabel 4.13 Analisis Masalah
Analisis Data Etiologi Masalah
Data Subjektif: Fraktur Gangguan
1) Pasien mengatakan kaki mobilitas fisik
kanannya sulit digerakan dan
nyeri post operasi ORIF Luka post operasi
2) P: pada luka post operasi orif
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: didaerah luka post operasi Nyeri post operasi
kaki sebelah kiri
S: skala nyeri 5
T: saat berusaha untuk
bergerak
3) Pasien mengatakan kesulitan
ketika memiringkan
tubuhnya
4) Pasien mengatakan
aktivitasnya terbatas
Data Objektif:
1) Pasien tampak meringis
kesakitan ketika berusaha
untuk bergerak
2) Terdapat luka balutan post
operasi orif di kaki sebelah
kanan
3) Kebutuhan ADL seperti
makan/minum, mandi,
berpakaian dibantu oleh
keluarga pasien
4) TTV:
TD: 150/90 mmHg
N: 80 x/menit
S: 36°C
RR: 22 x/menit
5) Skala kekuatan otot
5 5
1 5
Sumber : Data Primer Februari-Mei 2022
4. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan data subyektif dan obyektif diatas dapat dirumuskan
bahwa diagnosis keperawatan yang muncul adalah gangguan mobilitas
fisik sesuai SDKI (2017) dengan batasan karakteristik seperti:
Kerusakan integritas struktur tulang, penurunanan massa otot,
penurunan kekuatan otot, kekakuan sendi, gangguan muskuloskeletal,
nyeri, kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik, dan keenganan
melakukan pergerakan.
Maka dari itu dari batasan karakteristik diatas penulis merumuskan
diagnosis yang paling tepat adalah “Gangguan Mobilitas Fisik
berhubungan dengan nyeri post operasi”.
5. Perencanaan Keperawatan
Tabel 4.14 Perencanaan Keperawatan

Diagnosis Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)


Keperawatan (SLKI)
Pasien 1 Setelah dilakukan Dukungan Ambulasi:
Gangguan tindakan a. Identifikasi adanya nyeri
mobilitas keperawatan atau keluhan fisik lainnya
fisik selama 3x24 jam, b. Identifikasi toleransi fisik
berhubungan diharapkan melakukan ambulasi
dengan nyeri mobilitas fisik c. Jelaskan tujuan dan prosedur
post operasi meningkat dengan ambulasi
ORIF criteria hasil: d. Anjurkan melakukan
a. Nyeri menurun ambulasi dini
b. Kecemasan e. Ajarkan ambulasi sederhana
menurun yang harus dilakukan (mis.
c. Gerakan Berjalan dari tempat tidur ke
terbatas kursi roda, berjalan dari
menurun tempat tidur ke kamar
d. Kelemahan mandi, berjalan sesuai
fisik menurun toleransi)
Edukasi Teknik Ambulasi:
a. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
b. Sediakan materi, media, dan
alat bantu (mis. Tongkat,
walker, kruk)
c. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
d. Jelaskan prosedur dan tujuan
ambulasi tanpa alat bantu
e. Anjurkan menggunakan alas
kaki yang memudahkan
berjalan dan mencegah
cedera
f. Ajarkan duduk ditempat
tidur, di sisi tempat tidur
(menjuntai), atau di kursi,
sesuai toleransi
g. Ajarkan berdiri dan
ambulasi dalam jarak
tertentu

6. Implementasi Keperawatan
Tabel 4.15 Implementasi Keperawatan
Pasien 1

Diagnose Hari/ Ja Tindakan Respon


Keperawatan tangg m
al
Ganggguan Kami 16. mengidenifikasi DS:
mobilitas s, 24- 00 adanya nyeri -pasien mengatakan nyeri pada
fisik 02- atau keluhan luka post operasi kaki kanan
berhubungan 2022 yang dirasakan saat berusaha untuk bergerak
dengan nyeri oleh pasien P: pada luka post operasi orif
post operasi Q: seperti di tusuk-tusuk
ORIF R: didaerah luka post operasi
kaki sebelah kanan
S: skala 5
T: saat berusaha untuk bergerak
-pasien mengatakan kesulitan
untuk memiringkan tubuhnya
DO:
-pasien terlihat meringis
kesakitan ketika berusaha untuk
menggerakan tubuhnya
-TD: 150/90 mmHg
N: 90 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36°C
16. mengidentifikasi DS:
15 aktivitas yang -pasien mengatakan aktivitas
dapat dilakukan terbatas dan dibantu oleh
oleh pasien keluarga
secara mandiri DO:
ataupun -aktivitas berupa makan/minum,
bergantung total berpakaian dibantu orang lain
menggunakan -aktivitas berupa toileting
table ADLs dibantu alat dan orang lain
-aktivitas berupa mobilisasi
ditempat tidur, berpindah,
ambulasi/ROM tergantung total
16. menganjurkan DS:
30 pasien -pasien mengatakan kesulitan
melakukan untuk menggerakan tubuhnya
ambulasi 6 jam DO:
post operasi -pasien tampak meringis
seperti kesakitan saat berusaha
menggerakan menggerakan tubuhnya
lengan dan -skala kekuatan otot
tangan, 5 5
menggerakan 2 5
ujung jari kaki
dan memutar
pergelangan kaki
16. mengidentifikasi DS:
55 kesiapan pasien -pasien mengatakan bersedia
dalam menerima untuk menerima informasi
informasi seperti pendidikan kesehatan
pendidikan DO:
kesehatan -pasien tampak merespon
dengan baik
17. membuat jadwal DS:
15 pendidikan -pasien mengatakan mengikuti
kesehatan saja jadwal yang diberikan
berupa teknik perawat
ambulasi sesuai DO:
kesepakatan -pasien terlihat merespon
dengan baik
Jum’ 13. -menjelaskan DS:
at, 00 kepada pasien -pasien mengatakan akan
25- mengenai tujuan mengikuti pengobatan yang
02- dan prosedur diberikan
2022 ambulasi DO:
-pasien tampak merespon
dengan baik
13. mengajarkan DS:
15 pasien dalam -pasien mengatakan sudah bisa
pemenuhan melakukan aktivitas berupa
kebutuhan ADLs makan/minum, berpakaian
secara mandiri secara mandiri
seperti DO:
makan/minum -aktivitas pasien seperti mandi,
dan berpakaian toileting, mobilisasi, berpindah
tempat, ROM dibantu orang lain
13. mengajarkan DS:
30 pasien untuk -pasien mengatakan sudah bisa
melakukan melakukan peregangan tetapi
mobilisasi dini masih dibantu orang lain
seperti miring DO:
kanan dan kiri, -pasien tampak lebih tenang
melakukan dalam melakukan peregangan
peregangan -pasien tampak menggerakan
daerah kepala, bagian yang luka post operasi
peregangan pada untuk mengubah posisi bantal
tangan dan kaki dengan bantuan orang lain
-skala kekuatan otot
5 5
3 5
14. memberikan DS:
00 pendidikan -pasien mengatakan belum
kesehatan memahami apa yang dijelaskan
berupa ROM perawat
aktif dan pasif DO:
kepada pasien -pasien tampak bingung dan
dan keluarga belum mengerti
Sabt 10. mengajarkan DS:
u, 15 pasien dalam -pasien mengatakan jika
26- pemenuhan tubuhnya sudah lebih enak
02- kebutuhan ADLs untuk digerakan dari hari
2022 secara mandiri sebelumnya
seperti -pasien mengatakan sudah bisa
mobilisasi, makan/minum, berpakaian, dan
mandi, toileting, mobilisasi ditempat tidur secara
berpindah posisi mandiri
10. -menganjurkan DS:
30 pasien untuk -pasien mengatakan nyaman
menggunkan menggunakan sandal jepit untuk
alas kaki yang berjalan
memudahkan DO:
berjalan dan -pasien tampak bersemangat
mencegah mencoba berjalan meskipun
cedera dibantu orang lain
10. -mengajarkan DS:
35 pasien untuk -pasien mengatakan sudah
berdiri dan mampu berdiri
ambulasi dalam D0:
jarak tertentu -pasien tampak tenang ketika
mencoba berdiri
10. -menganjurkan DS:
45 pasien untuk -pasien mengatakan sudah bisa
melakukan mobilisasi ditempat tidur secara
mobilisasi dini mandiri
seperti miring -pasien mengatakan nyeri sudah
kanan dan kiri, berkurang ketika mencoba
melakukan untuk berjalan dengan bantuan
peregangan orang lain
daerah kepala, DO:
peregangan pada -pasien tampak
tangan dan kaki, lebih tenang ketika dibantu
duduk ditempat untuk berjalan
tidur, berjalan -skala kekuatan otot
menggunakan 5 5
alat bantu atau 4 5
bantuan orang
lain
11. -memberikan DS:
00 pendidikan -pasien dan keluarga
kesehatan mengatakan jika lembar materi
berupa ROM dari perawat sangat berguna
Aktif dan pasif DO:
kepada pasien -pasien tampak paham dan
dan keluarga dapat mempraktikan ROM
Aktif
-keluarga tampak paham dan
mendemonstrasikan ROM Pasif

7. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.16 Evaluasi Keperawatan
Pasien 1

Diagnosa Hari Evaluasi


keperawatan /tanggal
Gangguan Kamis, S: Pasien mengatakan kakinya nyeri saat akan
mobilitas 24-02- bergerak, aktivitas tebatas, dan kesulitan
fisik 2022 begerak.
berhubungan O:
dengan nyeri -pasien terlihat meringis kesakitan ketika
post operasi berusaha bergerak
ORIF -skala kekuatan otot
5 5
2 5
-aktivitas pasien yang bergantung total adalah
mobilisasi di tempat tidur, berpindah posisi, dan
ambulasi/ROM
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
-jelaskan mengenai tujuan dan prosedur
ambulasi
-ajarkan pemenuhan kebutuhan ADLs pasien
secara mandiri
-ajarkan mobilisasi dini
-berikan pendidikan kesehatan
Jum.at, S: Pasien mengatakan tubuhnya sudah lebih
25-02- ringan untuk bergerak dengan bantuan maupun
2022 sendiri.
O:
-pasien tampak lebih tenang dalam
menggerakan anggota tubuhnya
-aktivitas kebutuhan ADLs pasien meningkat
berupa makan/minum dan berpakaian secara
mandiri, melakukan mandi, toileting, mobilisasi
tempat tidur dengan bantuan orang lain
-skala kekuatan otot
5 5
3 5
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
-ajarkan pemenuhan kebutuhan ADLs pasien
secara mandiri
-anjurkan untuk menggunakan alas kaki yang
memudahkan berjalan dan mencegah cedera
- anjurkan pasien untuk mobilisasi dini
-berikan pendidikan kesehatan
Sabtu, S: Pasien mengatakan tubuhnya sudah lebih
26-02- enak untuk digerakan
2021 O:
-pasien tampak tenang ketika mencoba berjalan
dan berdiri dengan bantuan orang lain
-pemenuhan kebutuhan ADLs pasien meningkat
-skala kekuatan otot
5 5
4 5
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
-jelaskan prsedur dan tujuan ambulasi tanpa alat
bantu
-ajarkan berdiri dan ambulasi dalam jarak
tertentu
B. Pembahasan
1. Pengkajian
Asuhan Keperawatan pada pasien 1 dilakukan selama 3 hari mulai
tanggal 24 Februari 2022 sampai 26 Februari 2022. Pada saat
dilakukan pengkajian terhadap Tn. S umur 70 tahun, dihasilkan data
subjektif dan objektif. Pasien mengatakan penyebab dibawa kerumah
sakit adalah karena kecelakaan kakinya terlindas ban mobil pada
tanggal 22 Februari 2022. Pasien mengatakan nyeri pada post operasi
kaki kanan dan kesulitan untuk bergerak. Hasil dari penilaian skala
kekuatan otot dan observasi kemandirian pasien adalah pasien masih
terbatas dalam mobilitas dan pasien masih membutuhkan bantuan
untuk memenuhi kebutuhan ADLsnya, hal ini sejalan dengan
penelitian (Bachtiar, 2018) menurut (Ermawan, Eka, & Elham, 2016)
merupakan keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri dan terarah karena adanya fraktur.
Pasien 1 berdasarkan keluhan merasa sakit pada kaki kanan saat
digerakkan, dan kesulitan miring kanan/kiri sehingga dapat
dirumuskan mengalami masalah gangguan mobilitas fisik.
2. Diagnosa Keperawatan
Dari data pengkajian yang didapatkan pasien 1 mengatakan merasa
sakit pada bagian kaki kanan saat digerakan, aktivitas terbatas dibantu
keluarganya, dan kesulitan bergerak sehingga diagnosa yang tepat
adalah gangguan mobilitas fisik, hal tersebut sesuai dengan SDKI,
(2017) ditandai batasan karakteristik seperti kerusakan integritas
struktur tulang, penurunan massa otot, penurunan kekuatan otot,
kekakuan sendi, gangguan musculoskeletal, nyeri, kurang terpapar
informasi tentang aktivitas fisik, keengganan melakukan pergerakan.
3. Intervensi Keperawatan
Untuk mengatasi masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri post operasi ORIF digunakan rencana keperawatan
menurut SIKI (2017) yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam, diharapkan pasien dapat meningkatkan kemampuan
mobilitas fisik dengan criteria hasil: 1. Nyeri menurun, 2. Kecemasan
menurun, 3. Gerakan terbatas menurun, 4. Kelemahan fisik menurun.
Menurut SIKI (2017) tindakan keperawatannya meliputi:
Dukungan ambulasi:
a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Rasional: untuk mengetahui keluhan pasien terkait penyakitnya
b. Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
Rasional: untuk mengetahui batasan aktivitas pada pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
Rasional: agar pasien paham dengan terapi yang diberikan
d. Anjurkan melakukan ambulasi dini
Rasional: untuk mencegah kekakuan sendi pasca operasi
e. Anjurkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan
Rasional: untuk mencegah sendi dan melancarkan sirkulasi
darah pasca operasi
Edukasi teknik ambulasi:
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Rasional: agar pasien bersedia mendapatkan informasi
b. Sediakan materi, media, dan alat bantu jalan
Rasional: untuk menyampaikan informasi ke pasien
c. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Rasional: untuk memperjelas waktu pelaksanaan
d. Jelaskan prosedur dan tujuan ambulasi tanpa alat bantu
Rasional: agar pasien paham dan mencoba
e. Anjurkan menggunakan alas kaki yang memudahkan berjalan
dan mencegah cedera
Rasional: untuk mencegah cedera pada bagian yang sakit
f. Ajarkan duduk di tempat tidur, atau di kursi, sesuai toleransi
Rasional: untuk mencegah kekauan sendi dan otot
g. Ajarkan berdiri dan ambulasi dalam jarak tertentu
Rasional: untuk melatih kemampuan pasien
Intervensi diatas dilakukan untuk menangani masalah hambatan
mobilitas fisik pada pasien fraktur.
4. Implementasi Keperawatan
Pada pasien pertama yaitu Tn.S, tindakan keperawatan tersebut
dilaksanakan pada tanggal 24-02-2022 sampai 26-02-2022. Untuk hari
pertama, pengkajian dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2022
pukul 15.00-17.15 WIB. Tindakan yang dilaksanakan meliputi
mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan lain, mengidentifikasi
aktivitas yang dapat dilakukan mandiri maupun bergantung total,
menganjurkan pasien untuk melakukan ambulasi dini,
mengidentifikasi kesiapan dalam menerima informasi, dan membuat
jadwal untuk melaksanakan pendidikan kesehatan. Untuk hari kedua,
pengkajian dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2022 pukul 13.00-
14.00 WIB. Tindakan yang dilakukan meliputi menjelaskan mengenai
tujuan dan prosedur ambulasi, mengajarkan pemenuhan kebutuhan
ADLs pasien secara mandiri, menganjurkan mobilisasi dini, dan
memberikan pendidikan kesehatan. Untuk hari ketiga, pengkajian
dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2022 pukul 10.00-11.10 WIB.
Tindakan yang dilaksanakan meliputi mengajarkan pemenuhan
kebutuhan ADLs pasien secara mandiri, menganjurkan untuk
menggunakan alas kaki yang memudahkan untuk berjalan dan
mencegah cedera, menganjurkan pasien untuk mobilisasi dini, dan
memberikan pendidikan kesehatan. Kendala dari pelaksanaan tindakan
keperawatan tersebut adalah harus paham dengan kondisi luka pasien
yang berubah-ubah dan tidak boleh memaksakan kondisi dari pasien
tersebut. Untuk pasien dan keluarga bisa diajak kerja sama dan
mengikuti dengan baik. Selama perawatan 3 hari, didapatkan hasil
yaitu nyeri pasien menurun, kekuatan fisik meningkat, gerakan terbatas
menurun, dan kecemasan atau keraguan pasien menurun.

Anda mungkin juga menyukai