Anda di halaman 1dari 5

Nama : Erfina Ferdianty

NIM : 10521004
Kelas : 1A Keperawatan

Anak D laki-laki usia 12 tahun datang dengan keluarganya ke UGD RS Salamun pada
tanggal 15 April 2022 dengan keluhan badannya terasa panas, anak mengatakan
tenggorokannya sakit, anak mengeluh batuk, anak mengatakan tidak bisa menelan. Keluhan
dirasakan sejak 3 hari yang lalu, sebelumnya klien dibawa berobat ke puskesmas, namun
karena keadaan klien tidak kunjung menbaik akhirnya klien di bawa ke RS Salamun dan
harus dirawat dengan diagnosa faringitis.
Saat dilakukan pengkajian, keadaan pasien tampak lemah, klien mengeluh masih
panas, sakit tenggorokan dan batuk. Hasil dari pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut :
- Suhu : > 37,8ºC
- BB : 30 kg
- Nadi : 90x/menit
- Respirasi : 28x/menit
- Terdapat pembengkakan pada folikel limfoid
- Nyeri tekan pada nodus limfe servikal

DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada faring.
b. Nyeri akut berhubungan dengan inflasi pada faring.
c. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengn penumpukan sekret (sputum).
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kesulitan
menelan.
e. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpajan informasi.
Diagnosa : Faringitis
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji suhu badan setiap 2 jam. 1. Kenaikan suhu tubuh secara tiba-
berhubungan perawatan, diharapakan suhu 2. Anjurkan intake cairan dan nutrisi tiba pada anak akan menyebabkan
dengan inflamasi badan pasien normal yang adekuat. kejang, pemurunan kesadaran
pada faring Termoregulasi 3. Beri kompres hangat misalnya bahkan kematian.
Kriteria hasil : pada ketiak 2. Intake cairan dan nutrisi dapat
- Suhu kulit normal 4. Berikan obat antipiretik      membantu mempercepat dalam
- Suhu badan 35,9°C-37,7°C proses pengeluaran panas tubuh.
3. Kompres hangat dapat membuka
pori-pori kulit sehingga
mempercepat proses evaporasi.
4. Obat antipiretik dapat membantu
menurunkan panas.
2. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Mengetahui tingkat nyeri termasuk
berhubungan keperawatan, diharapkan komprehensif termasuk lokasi, lokasi, karakteristik, durasi,
dengan inflamasi nyeri berkurang dengan karakteristik, durasi, frekuensi, frekuensi, kualitas dan faktor
pada faring kriteria hasil kualitas dan faktor presipitasi. presipitasi
1. Anak melaporkan bahwa 2. Ajarkan tentang Teknik non 2. Napas dalam merupakan salah satu
nyeri berkurang farmakologi (seperti napas dalam) relaksasi mengurangi ketegangan
2. Anak melaporkan 3. Berikan analgetik untuk dan membuat perasaan lebih
kebutuhan tidur dan mengurangi nyeri nyaman
istirahat tercukupi 4. Tingkatkan istirahat anak 3. Analgetik berguna untuk
3. Anak mampu menggunakan mengurangi nyeri sehingga pasien
metode non farmakologi
menjadi lebih nyaman
untuk mengurangi nyeri.
4. Istirahat dapat merileksasikan
sehingga dapat mengurangi nyeri
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan perawatan, 1. Kaji status pernafasan (kecepatan, 1. Dengan mengkaji status pernafasan
bersihan jalan nafas diharapakan bersihan jalan kedalaman, serta pergerakan maka akan diketahui tingkat
berhubungan nafas efektif dengan kriteria dada). pernafasan dan adanya kelainan
dengan hasil: 2. Auskultasi adanya suara nafas pada sistem pernafasan.
penumpukan sekret - Anak tidak batuk tambahan (mis : mengi, krekels) 2. Bunyi nafas bertambah sering
- Anak dapat bernpas dengan
(sputum) 3. Ajarkan pada klien untuk berlatih terdengar pada waktu inspirasi dan
lega
RR (u = 12 tahun) = 18-30 nafas tambahan dalam dan batuk ekspirasi pada respon terhadap
x/menit efektif. pengumpulan cairan, sekret kental
4. Berikan klien minuman hangat dan spasme jalan nafas obstruksi.
sedikitnya 2500 cc/hari. 3. Pernafasan dalam membatu
5. Kolaborasi dengan tim dokter expansi paru maximal dan batuk
dalam pemberian, terapi
efektif merupakan mekanisme
pemberian expectorant dan
broncodilator. pembersihan silla.
4. Cairan terutama yang hangat
membantu di dalam mengencerkan
sekret (bronkadilator).
5. Expectorant membantu
mengurangi spasme pada bronchus
sehingga pengeluaran sekret
menjadi lancar.

4. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan ke- 1. Mengkaji pola makan pasien 1. Untuk mengetahui masalah yang
nutrisi kurang dari perawatan selama 2 x 24 jam 2. Memberikan makanan lunak terjadi dan memudahkan menyusun
kebutuhan kebutuhan nutrisi pasien 3. Menganjurkan menjaga rencana kegiatan.
berhubungan terpenuhi dengan kriteria kebersihan oral/mulut 2. Mencukupi kebutuhan nutrisi dan
dengan kesulitan hasil : 4. Memberikan makanan dalam mempermudah anak untuk menelan
porsi kecil tapi sering
menelan - Anak dapat menghabiskan 3. Menghilangkan rasa tidak enak
1 porsi makanannya.
pada mulut/lidah,dan dapat
- Berat bedan anak normal
meningkatkan nafsu makan
4. Untuk mencukupi kebutuhan
nutrisi dan mencegah  mual dan 
muntah
5. Defisiensi Setelah diberikan asuhan 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Mengetahui tingkat pengetahuan
pengetahuan
keperawatan selama waktu keluarga pasien tentang penyakit keluarga pasien tentang penyakit
berhubungan
dengan kurangnya yang telah direncanakan, anak dan penangananya anak dan penanganannya.
terpajan informasi
diharapkan pengetahuan 2. Beri KIE keluarga tentang cara 2. Menambah pengetahuan keluarga
keluarga pasien tentang penanganan demam pada anak dan keluarga mampu memberi
imunisasi meningkat dengan
kriteria hasil: seperti beri kompres hangat. kompres hangat ketika dirumah
-     Keluarga pasien mengerti
tentang penjelasan yang
diberikan
-      Keluaga pasien tampak
tenang

Anda mungkin juga menyukai