Anda di halaman 1dari 6

KASUS TUTORIAL 2

Tn.H berusia 76 tahun datang ke IGD pada Sabtu 4/6/2022 dengan keluhan nyeri karena
kecelakaan lalu lintas. Pasien merupakan pasien rujukan dengan alasan post ditabrak motor saat sedang
berjalan sekitar jam 19.00 (Jumat,3/6/2022) . Pasien mengatakan ingat kejadian tabrakan, nyeri ulu hati
kiri, tidak pusing, tidak muntah dan Pundak kanan terasa berat jika digerakkan. Hasil pemeriksaan IGD,
TD: 158/83mmHg, RR:20x/mnt, SpO2: 98%, S: 36,6 oC, N:83x/mnt dan skala nyeri 8. Pasien didiagnosis
Open fraktur digiti 2 pedis sinistra, dislokasi clavicula dextra, VL digiti 1 pedis sinistra, multiple VE.

Pengkajian pasien pada Selasa, 7/6/2022 pasien post ORIF hari kedua. Pasien mengeluhkan nyeri
skala nyeri 5, nyeri terasa ketika di gerakkan, nyerinya akan berkurang dan berhenti terasa selang 1
menitan setelah digerakkan. Aktivitas pasien diatas tempat tidur, aktivitas dibantu oleh keluarganya.
Pasien mengatakan jika tidurnya mengalami perubahan setelah sakit karena saat malam susah untuk
tidur akibat nyeri dan sering terbangun. Pasien makan 3x sehari dengan porsi sedang, BB:50,2kg, TB:
160cm. TD : 138/90mmHg, N: 90x/mnt, SpO2 : 99%, S: 36,7 oC. BAK pasien menggunakan kateter dan
BAB pasien menggunakan diapres. Pasien dilakukan fisioterapi/hari.

Obat yang diberikan :

 Ceftriaxone 1 vial (1g), 2x/hari (jam 8 dan 20), rute IV


 Antrain 1 amplul (2mL), 3x/hari (jam 8, 16 dan 24), rute IV

Hasil Lab (Sabtu, 4/6/2022 jam 05) :

 Lekosit : 14,6 rb/mm3 (High) Normal : 4-10


 Basofil : 0% Normal : 0-1
 Eosinofil : 0% (Low) Normal : 1-3
 Neutrofil : 86% (High) Normal : 50-70
 Nutrofil Absolut : 12,6 rb/mm3
 Limfosit : 10% (Low) Normal : 20-40
 Limfosit absolut : 1,48 rb/mm3
 NLR : 8,51
 Monosit : 4% Normal : 2-8
 Eritrosit : 4,67 juta/mm3 Normal : 4,4-5,9
 Hemoglobin : 13,6 d/dl Normal : 12-17
 Hematokrit : 39% Normal : 39-52
 MCV : 82,9 fL Normal : 82-98
 MCH : 29,3 pg Normal : 27-34
 MCHC : 35,2 g/dl Normal : 32-36
 RDW : 11,1% Normal : 11-16
 Trombosit : 171 ribu/mm3 Normal : 150-450
 MPV : 5,2 fL (low) Normal : 7-11
 PPT : 14,2 detik Normal : 11-15
 APTT : 31,3 detik Normal : 25-35
Problem Hipotesis Pathway More Info Don’t Know Learning Issue Problem
(DO, DS) (Diagnosis (Patofisologi Alasan Dx) (Data tambahan) (Pertanyaan terkait (Update terkini) solving
perkiraan) kasus)
DO: 1. Risiko Infeksi Risiko Jatuh 1. Hasil Lab darah terbaru 1. Edukasi aktivitas 1. Klasifikasi fraktur dan
 Pasien didagnosis 2. Hambatan Pasien post mengalami 2. Kekuatan otot pasien pasien dengan post penanganangan tiap
Open fraktur digiti mobilitas fisik penurunan rentang gerak 3. Skoring Risiko Jatuh ORIF? klasifikasi
2 pedis sinistra, 3. Nyeri Akut karena prosedur pembedahan (Riwayat Jatuh, Pegunaan  Pola diet : makan 2. Penatalaksanaan terkini
dislokasi clavicula 4. Gangguan akibatnya pasien akan alat bantu, terpasang infus, tinggi protein untuk atau terbaru pasien
dextra, VL digiti 1 Pola Tidur mengalami nyeri merasa takut cara berjalan, status pemulihan lukanya pembedahan post ORIF
pedis sinistra, 5. Gangguan untuk bergerak, mental)  Mobilisasi dini : target 3. Discharge planning
multiple VE Rasa nyaman menyebabkan kekuatan atau 4. Kaji Luka (kemerahan, 12 jam pertama pasien post ORIF
 TD : 138/90mmHg 6. Risiko Jatuh ROMnya menurun sehingga pembengkakan, eksudat dengan miring kanan (termasuk waktu
 N: 90x/mnt adanya gangguan mobilitas dll) kiri dengan pelepasan ORIF)
 Lekosit : fisik. Pasiennya dengan 5. Keluhan terjaga saat tidur, memperhatikan luka 4. Mobilitas dini pasien
14,6 rb/mm3 gangguann mobilitas fisik merasa puas dengan pasien. Karena jika post ORIF
(High) akan sulit berpindah dari satu tidurnya atau tdk, tidak dilakukan 5. Edukasi pasien pulang
 Dilakukan tempat ke tempat yg lain kurangnya tidur menggagu mobilisasi dini bisa pada pasien post ORIF
fisioterapi/hari sehingga menyebabkan risiko aktivitasnya. menyebabkan 6. Bundle off care
DS: jatuh. 6. Kaji nyeri terbaru OPQRST pengurangan serat 7. Pencegahan risiko
 Pasien 7. Jam Tidur otot. Jatuhnya
mengatakan Hambatan Mobilitas Fisik 8. Spiritualnya (ibadanya)  Spiritual : edukasi 8. Proses penyembuhan
nyeri skala 5 Ketika post ORIF adanya pasien cara taharah, (terutama terkait factor
 nyeri terasa ketidak bugaran fisik sehingga cara salat usia)
ketika di terjadinya kekuatan otot  ROM : bisa dilakukan
gerakkan berkurang secara pasif diatas
 nyerinya akan tempat tidur untuk
berkurang dan Gangguan Pola Tidur meningkatkan rentang
berhenti terasa kerena ada efek post op yaitu gerak pasien
selang 1 menitan efek anastesi sehingga
setelah mengakibatkan nyeri akut 2. Apakah target
digerakkan dimana nyeri ini akan mobilitas dini pasien
 Pasien menyebabkan pasien cemas post ORIF digiti pedis
mengatakan jika dan mempengaruhi tidurnya sama dengan pasien
tidurnya lainnya?
mengalami Nyeri Akut (post op ORIF)  Hampir sama dengn
perubahan Karena anastesi berkurang pasien lain. Bedanya
setelah sakit menyebabkan adanya saat berjalan di
karena saat gangguan rasa nyaman yang samping tempat
malam susah dialami oleh luka post tidur diganti dengan
untuk tidur operasinya penggunaan kruk
akibat nyeri dan atau alat bantu
sering terbangun. Risiko Infeksi lainnya sampai
 Makan 3x/hari, Karena dari luka post op dan tulangnya menyatu
porsi sedang luka KLL bisa menyebabkan atau setelah
dengan selingan risiko infeksi. Dari respon pengecekan lainnya.
pisang dan roti tubuh  Sama dimana 24 jam
 Aktivitas pasien pertama dilakukan
diatas tempat miring kanan kiri dan
tidur, aktivitas mobilitasnya
dibantu oleh dilakukan secara
keluarganya bertahap.

3. Apakah ada
perbedaan pasien
dengan pasien
terpasang ORIF?
Apakah sama
perawatannya
dengan pasien OREF?
 ORIF : Pemasangan
pen di dalam untuk
menyambungkan
tulang
 OREF : Pemasangan
pen diluar
 Pemasangan OREF
perawatanya lebih
intensif karena
kemungkinan lebih
rentan infeksi dan
nyeri.
4. Komplikasi tidak
dilakukan ORIF pada
pasien dan post
pemasangan ORIF?
 Komplikasi Jika
dilakukan
pemasangan ORIF:
infeksi, perdarahan,a
anemia (kerusakan yg
lebih besar pasca
pembedaan), tulangya
tidak menyambung
 Keuntungan : bisa
diketahui adanya
perdarahan, kekuatan
otot normal

 Komplikasi Tidak
dilakukan ORIF: proses
penyembuhan lebih
lama, saat
penyembuhan
frakturnya bisa terjadi
kelainan bentuk,
perdarahan bisa lebih
banyak
 Keuntungan :
prosesnya lebih teliti
kaena adanya
pemasangan

5. Indikasi pasien
dilakukan ORIF dan
OREF?
Indikai ORIF :
 memperbaiki patah
tulang yang tidak
bisa sembuh hanya
dengan bidai
 Pada patah tulang
terbuka
 patah tulang dengan
sudut
 patah tulang dengan
pergeseran sendi
 fraktur leher
femoralis
 fraktur intra
antrikula disertai
pergeseran
 multiple fraktur
Indikasi OREF:
 F.terbuka grade 2
dan 3 (6-13 cm
dengan ketusana
saraf, otot)
 fraktur terbuka
 Fraktur remuk yg tdk
stabil
 fraktur yg infeksi
sehingga fiksasi
internal tidak cocok.

6. Penatalaksanaan
farmakologi dan
nonfarmaskologi
pada pasien fraktur
(selain ORIF)?
Farmakologi:
 Analgesik
 Antibiotik
 Obat pencegah/
mengurangi
perdarahan

Nonfarmakologi:
 Teknik distraksi
(mendengarakan
bacaan asmaul
husna)
 Diet makanan :
makanan
mengandung
kalsium dan vit B
 Relaksai napas
dalam untuk
mengurangi nyeri
 Kompres dingin
untuk mengurangi
nyeri bisa dilakukan
post ORIF hari
pertama
 Pembidaian
(pertimbangan umur
dan jenis frakturnya)

Anda mungkin juga menyukai