Mata kuliah :
Metodologi Penelitian II
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ini dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai
berikut:
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengalaman perempuan korban begal payudara terhadap konsep citra
diri di Pekanbaru.
b. Tujuan khusus
Menggambarkan pengalaman perempuan korban begal payudara terhadap konsep citra
diri di Pekanbaru.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan ini dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai
berikut:
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat keilmuan tentang pelecehan
seksual (begal payudara) dan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat keilmuan tentang pelecehan
seksual (begal payudara) dan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Pergaulan bebas
Pergaulan bebas bisa menyebabkan seseorang teracuni oleh pikiran pornografi.
Pornografi ini menjadi pendorong nafsu seseorang untuk melakukan kejahatan
seksual.
Sedangkan menurut penelitian Moktar (2018) pada kelompok remaja, dikatakan
perilaku begal ini bisa terjadi disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
a. Ketika individu putus sekolah, individu mulai tidak percaya diri, putus asa dan
individu kecenderungan lebih menyandarkan harapannya pada orang lain dan
menjadi diri sendiri dan memilih situasi yang menguntungkan mereka.
b. Kelompok teman sebaya (peer group) sangat mempengaruhi seseorang yang bisa
membuat diri menjadi rasa lebih nyaman yang mengarah kepada hal-hal negatif.
c. Konformitas dalam kelompok teman sebaya sangat mempengaruhi tingkah laku
individu sehingga individu merubah keadaan sesuai norma-norma yang ada di
dalam kelompoknya agar kelompok terlihat lebih akrab salah satunya adalah peran
dalam pembegalan.
d. Peran orang tua sangat penting dalam mendidik anak-anaknya sehingga anak-anak
berkembang sesuai dengan lingkungan keluarga, seperti yang dialami subjek yang
dengan pola asuh neglectful oleh orang tuanya waktu kecil dan diasuh oleh ibunya
dengan neglectful juga sehingga subjek menjadi lebih agresif dan pola asuh ayah
yang neglectful yang membiarkan subjek melakukan hal-hal negatif tanpa kontrol
dari seorang ayah.
a. Kesadaran (awareness) adanya kesadaran tentang citra diri keseluruhan baik yang
bersifat fisik maupun non fisik.
b. Tindakan (action) melakukan tindakan untuk mengembangkan potensi diri yang
dianggap lemah dan memanfaatkan potensi diri yang menjadi kelebihannya.
c. Penerimaan (acceptance) menerima segala kelemahan dan kelebihan dalam dirinya
sebagai anugerah dari sang pencipta.
d. Sikap (attitude) bagaimana individu menghargai segala kelemahan dan kelebihan
yang dimilikinya. Berdasarkan aspek-aspek diatas, dapat disimpulkan bahwa ada
tiga aspek dalam pengetahuan akan diri sendiri seperti dunia fisik, dunia sosial dan
dunia dalam psikologi, seperti kesadaran, tindakan, penerimaan dan juga sika,
dimana dari beberapa aspek yang diuraikan memiliki pandangan tersendiri
terhadap individu maupun pandangan orang lain.
b. Faktor Sosial
1) Interaksi selektif, individu bisa memilih dengan siapa ia ingin bergaul.
2) Perbandingan sosial yang bias, individu cenderung membandingkan dirinya
dengan orang lain yang menurutnya lebih rendah kemampuannya dari pada
dirinya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dimulai sejak awal proses perumusan masalah hingga seminar hasil penelitian
yang berlangsung dari bulan Maret hingga Agustus 2022. Untuk keterangan lebih lengkap
terkait jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
3.3 Partisipan Penelitian
Partisipan adalah semua orang atau manusia yang berpartisipasi atau ikut serta dalam
suatu kegiatan. Menurut pandangan dari Sumarto (2003), partisipan yaitu:
“Pengambilan bagian atau keterlibatan orang atau masyarakat dengan cara memberikan
dukungan (tenaga, pikiran maupun materi) dan tanggung jawabnya terhadap setiap
keputusan yang telah diambil demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan bersama”.
Dapat disimpulkan bahwa partisipan adalah subjek yang dilibatkan di dalam kegiatan mental
dan emosi secara fisik sebagai peserta dalam memberikan respon terhadap kegiatan yang
dilaksanakan dalam proses belajar- mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan
bertanggung jawab atas keterlibatannya.
Penentuan partisipan pada penelitian kualitatif tidak didasarkan pada jumlah tetapi
berdasarkan pada kecukupan dan kesesuaian hingga mencapai saturasi data. Pemilihan
partisipan dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian
berlangsung peneliti memilih orang tertentu yang akan memberikan informasi,
selanjutnya berdasarkan informasi yang didapat dari partisipan sebelumnya, peneliti
dapat menentukan partisipan lain yang akan memberikan informasi yang lengkap.
Penentuan partisipan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu memilih partisipan sesuai tujuan dan kriteria yang ditetapkan
sebelumnya oleh peneliti, sehingga dapat dipastikan data yang didapat akan sesuai
dengan fenomena yang diteliti.
Pada penelitian ini, partisipan yang akan diambil oleh peneliti adalah 10 orang. Namun
dalam penelitian kualitatif, penentuan atau penghentian jumlah sampel dalam mencari
data akan dilakukan apabila data yang didapatkan sudah jenuh. Pada artiannya, data
tersebut sudah memiliki hasil yang sama pada setiap partisipan yang dilakukan
wawancara. Jadi jumlah sampel yang tertera diatas dapat berubah sesuai dengan hasil
yang didapatkan nantinya. Peneliti dalam penelitian ini telah menetapkan kriteria
inklusi, yaitu karakteristik umum dari subjek penelitian dari suatu populasi target yang
terjangkau oleh peneliti untuk diteliti (Sujarweni, 2014). Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah:
2. Anonimitas
3. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Confidentiality yaitu tidak akan menginformasikan data dan hasil penelitian berdasarkan
data individual, namun data dilaporkan berdasarkan kelompok.
4. Sukarela
Peneliti bersifat sukarela dan tidak ada unsur paksaan atau tekanan secara langsung
maupun tidak langsung dari peneliti kepada calon responden atau sampel yang akan
diteliti.
Menurut Yin (2000), wawancara mendalam ini merupakan teknik pengumpulan data
yang esensial dalam studi kasus. Wawancara mendalam adalah wawancara fleksibel dan
terbuka, tidak terstruktur dengan ketat, tidak dalam suasana formal. Wawancara ini
dilakukan berulang dengan informan yang sama, dengan pertanyaan terbuka, yaitu
pertanyaan tentang suatu peristiwa atau aktivitas dan opini. Prosedur pengumpulan data
yang ketiga adalah dokumentasi dengan materi audiovisual. Dalam penelitian ini, dokumen-
dokumen tersebut adalah materi audio berupa rekaman suatu objek.
1. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara adalah sebuah daftar pertanyaan atau isu yang harus dieksplorasi
oleh peneliti terhadap subjek selama proses wawancara berlangsung (Patton, 1990,
dalam Prayogi, 2016). Bogdan dan Taylor (1992) mengemukakan bahwa daftar
pertanyaan wawancara perlu disiapkan terlebih dahulu, meskipun mungkin jika
pertanyaan ini tidak relevan dengan subjek penelitiannya sehingga perlu disesuaikan.
Pedoman wawancara dapat digunakan untuk menghindari peneliti dari kehabisan
pertanyaan (Bungin, 2001).
2. Alat perekam
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan alat perekam selama proses perekaman
wawancara. Alat perekam yang digunakan penulis adalah aplikasi voice note yang
tersedia di smartphone penulis. Sebelum melanjutkan dengan proses perekaman, penulis
meminta izin kepada subjek terlebih dahulu agar subjek tetap nyaman selama proses
wawancara berlangsung. Rekaman ini untuk membantu penulis untuk mengingat hasil
wawancara dan meminimalkan kesalahan informasi tertulis karena hasil rekaman bisa
diputar berulang-ulang.
Pada hari yang telah ditentukan, penulis bertemu dengan subjek penelitian.
Sebelum wawancara dimulai, penulis menjelaskan tujuan wawancara. Kemudian
penulis menyerahkan lembar informed consent kepada subjek penelitian sebagai
bukti bahwa subjek telah menyetujui dengan adanya proses pengambilan data yang
kemudian ditandatangani oleh subjek. Proses pengumpulan data penulis awali
dengan obrolan-obrolan santai serta sedikit candaan untuk membuat suasana yang
nyaman sebagai langkah awal dalam proses wawancara. Tujuannya agar subjek
lebih nyaman sehingga bersedia terbuka selama menjalani wawancara dan tidak
merasa canggung dalam menceritakan kehidupan dan pengalamannya.
a. Mencatat peristiwa yang ada di lapangan dalam bentuk catatan lapangan, kemudian diberi
kode sehingga sumber data dapat ditelusuri.
b. Mengumpulkan, memilah, melakukan klasifikasi, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan
memberi indeks.
c. Berpikir untuk memperjelas kategori data sehingga data yang ada bermakna dengan
mencari dan menemukan pola serta hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan
umum.
Dalam model analisis ini, peneliti dimungkinkan untuk melakukan pencarian kembali
data baru di lapangan, atau menelusuri kembali semua bukti penelitian yang tersimpan,
apabila data yang diperoleh dirasa kurang sebagai dasar penarikan simpulan. Dengan
demikian, selama analisis data dilakukan dalam proses siklus, secara tidak langsung telah
dilakukan triangulasi data untuk kepentingan penarikan simpulan akhir penelitian. Ketiga
langkah dalam komponen analisis interaktif adalah sebagai berikut:
Komponen pertama dalam analisis data kualitatif adalah reduksi data. Dalam reduksi
data peneliti melakukan proses pemilihan atau seleksi, pemusatan perhatian atau
pemfokusan, penyederhanaan, dari semua jenis informasi yang mendukung data
penelitian yang diperoleh dan dicatat selama proses penggalian data di lapangan.
Proses reduksi ini dilakukan secara terus menerus sepanjang penelitian masih
berlangsung, dan pelaksanaannya dimulai sejak peneliti memilih kasus yang akan
dikaji. Ketika pengumpulan data berlangsung, reduksi data dilakukan dengan membuat
catatan ringkas tentang isi dari catatan data yang diperoleh di lapangan. Dalam hal ini
peneliti dapat melakukan,mencari dan memusatkan tema, menentukan batas
permasalahan, dan menuliskan catatan peneliti (memo).
Komponen kedua dalam analisis kualitatif adalah sajian data. Sajian data adalah
sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan kepada peneliti untuk menarik
simpulan dan pengambilan tindakan. Sajian data ini merupakan suatu rakitan
organisasi informasi, dalam bentuk deskripsi dan narasi yang lengkap, yang disusun
berdasarkan pokok-pokok temuan yang terdapat dalam reduksi data, dan disajikan
menggunakan bahasa peneliti yang logis, dan sistematis, sehingga mudah dipahami.
Tujuan dalam melakukan atau menyajikan data ini adalah untuk menjawab
permasalahan penelitian melalui proses analisis data. Untuk keperluan itu, sajian data
perlu dikemas dalam bentuk yang sistematik, agar dapat membantu peneliti dalam
melakukan proses analisis. Melalui pemahaman terhadap sajian data ini, peneliti dapat
melakukan analisis data untuk dapat merumuskan temuan-temuan dalam penelitian
dan mengemukakan simpulan akhir penelitian.
Makna adalah hal penting dalam penelitian kualitatif. Peneliti harus berusaha
menemukan makna berdasarkan data yang telah digali secara teliti, lengkap, dan
mendalam. Bagaimana cara menarik simpulan untuk memperoleh makna peristiwa
yang ditelitinya, perlu dipikirkan dengan hati-hati. Penarikan simpulan merupakan
kegiatan penafsiran terhadap hasil analisis dan interpretasi data.
a. Triangulasi sumber
b. Triangulasi metode
Triangulasi metode merupakan jenis triangulasi yang dapat ditempuh dengan menggali
data yang sejenis dengan metode yang berbeda (Sutopo dalam Nugrahani, 2014).
Menurut Patton (dalam Moleong, 1990), dalam triangulasi metode terdapat dua jenis
strategi, yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian melalui
beberapa teknik, pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode
yang sama.
c. Triangulasi peneliti
d. Triangulasi teori
Berdasarkan empat macam jenis triangulasi diatas, peneliti melakukan triangulasi sumber
data dan triangulasi metode. Triangulasi sumber data yaitu mengambil data dari subjek penelitian
dan dari orang-orang terdekat subjek. Triangulasi metode yaitu mengambil data dengan
wawancara, observasi atau dokumentasi.
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN
Kepada Yth:
Di- Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas
Riau (FKp UNRI) Pekanbaru:
Nama :
NIM :
Alamat :
Dengan ini saya menyampaikan bahwa saya akan mengadakan penelitian dengan judul
“Studi Kualitatif : Citra Diri Korban Begal Payudara”. Penelitian ini tidak akan menimbulkan
akibat yang merugikan bagi saudara/i, kerahasiaan semua informasi yang diberi akan dijaga dan
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara/i tidak bersedia menjadi partisipan,
maka tidak ada paksaan atau ancaman bagi saudara/i. Apabila saudara/i menyetujui dan bersedia
menjadi partisipan, maka dengan ini saya mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar
persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya sertakan dalam surat ini. Atas
perhatian dan kesediaan saudara/i sebagai partisipan saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
(…………………..)
Lampiran 2
Setelah mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh peneliti maka saya bersedia untuk
berpartisipasi dalam penelitian dengan judul “Studi Kualitatif : Citra Diri Korban Begal
Payudara”.
Saya mengerti penelitian ini tidak akan membawa akibat merugikan bagi saya. Oleh
sebab itu, saya akan memberi jawaban yang sebenarnya. Dengan ini saya menyatakan bersedia
menjadi partisipan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Pekanbaru,……….. 2022
Partisipan
(…………………………)
Lampiran 3
Nomor Partisipan:................
PROTOKOL WAWANCARA
Waktu wawancara :
Tanggal :
Tempat :
Pewawancara :
Pertanyaan
No Sub fokus penelitian Pertanyaan Penelitian Informan
3 Harapan Mahasiswa
1. Apa harapan anda kedepannya untuk
para korban yang mengalami
peristiwa yang sama seperti anda di
kemudian hari?
DAFTAR PUSTAKA
Arti kata begal - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online diakses 14 April 2022
Agustina, Nia Ayuda, dkk. (2022). Anatomi Fisiologi. Jakarta :Yayasan Kita Menulis
Andarwati, I. (2016). Citra Diri Ditinjau Dari Intensitas Penggunaan Media Jejaring
Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Bogdan, Robert C., & Taylors, K.B. (1992). Qualitative Research for Education An Introduction
to Theory and Methods. Boston: Ally and Bacon Inc
Bungin, B. (Ed.). (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Fileborn, B. (2017). Justice 2.0: Street harassment victims’ use of social media and online
activism as sites of informal justice. British Journal of Criminology, 57(6), 1482–1501.
https://doi.org/10.1093/bjc/azw093
Hamid, I. A. (2020). Perancangan Informasi Cara Menghindari Begal Seks Melalui Media
Video Animasi 2d Iklan Layanan Masyarakat. Universitas Komputer Indonesia.
Hermawati, I., & Sofian, A. (2018). Kekerasan Seksual oleh Anak terhadap Anak. Jurnal
Penelitian Kesejahteraan Sosial, 17(1).
Holden, R. (2005). Success Intelligence. Terj. Yuliani Liputo. Bandung: PT Mizan Pustaka.
Holly, K. (2014). Unsafe and Harassed in Public Spaces: A National Street Harassment Report.
National SSH.
Moktar, Suwedin & Hasibuan, Wilda Fasim. (2018). Penyebab Perilaku Begal di Batu Aji.
Jurnal KOPASTA
Pahlevi, R. (2021). Jumlah Kasus Pemerkosaan dan Pencabulan Meningkat 31% dalam Lima
Tahun Terakhir. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/12/15/jumlah-kasus-
pemerkosaan-dan-pencabulan-meningkat-31-dalam-lima-tahun-terakhir
Prayogi, A. A. B. (2016). Gambaran Konsep Diri pada Pasangan Suami Istri Pelaku Prostitusi
Online : Sebuah Studi Kasus.
Rosyidah, & Nurdin. (2018). PERILAKU MENYIMPANG: Media Sosial Sebagai Ruang Baru
Dalam Tindak Pelecehan Seksual Remaja. Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Sosiologi, 2(2).
Sani, Nurtjahyanti. (2016). Hubungan Antara Citra Diri Dengan Intensi Membeli Produk Fashion
Bermerek Tiruan Pada Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Universitas Diponegoro. Vol 5 No 3
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Sulis Rudatin, & Nunuk. (2020). KASUS BEGAL MOTOR SEBAGAI BENTUK
KRIMINALITAS. Jurnal Mitra Manajemen, 7(2).
Sunastiko, K. P., Frieda, N. R. H., & Adriandhy P. (2014). Hubungan Antara Citra Diri (Self
Image) dengan Perilaku Konsumtif Dalam Pembelian Produk Kosmetik Pada Mahasiswi
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang. Jurnal EMPATI. 2(3): 52-59
Sutarno. (2006). Cerminan Dan Citra Diri. Cetakan I. Jakarta: Jala Permata.
Utami, Zahirah Noviani, dkk. (2018). Mengatasi dan Mencegah Tindak Kekerasan Seksual pada
Perempuan Dengan Pelatihan Asertif. Jurnal Penelitian dan PPM Vol.5 No.1 hal.50
Wibowo, M. P., & Sulistyanta. (2021). Jenis dan korelasi korban dengan pelaku pada kejahatan
pelecehan seksual di instagram. Jurnal Hukum Pidana Dan Penanggulangan Kejahatan,
10(2), 142–148.
Wijanarko, J., & Xie, F. (2017). Citra Diri. Penerbit Keluarga Indonesia Bahagia.
Yin, Robert K. (2000). Case Study Research: Design and Methods. (Edisi Terjemahan M. Dzauji
Mudzakir). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Hidayat, A.A..(2014). Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data. Jakarta : Salemba
Medika.
Sumarto. 2003. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,