Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

TEKNIK PERBANYAKAN VEGETATIF JERUK NIPIS


(Citrus aurantifolia) DENGAN METODE CANGKOK KERAT
DI BALAI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT (BPPM) PT. ARARA ABADI

OLEH :

AZRUL
11780213693

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2019
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

TEKNIK PERBANYAKAN VEGETATIF JERUK NIPIS


(Citrus aurantifolia) DENGAN METODE CANGKOK KERAT
DI BALAI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT (BPPM) PT. ARARA ABADI

OLEH :

AZRUL
11780213693

Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Menyelesaikan Praktek Kerja Lapang

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Teknik Perbanyakan Vegetatif Jeruk Nipis (Citrus


aurantifolia) dengan Metode Cangkok Kerat di Balai
Pelatihan dan Pengembangan (BPPM) PT. Arara Abadi
Nama : Azrul
NIM : 11780213693
Program studi : Agroteknologi

Menyetujui,

Pembimbing,

Tahrir Aulawi, S.Pt., M.Si


NIP. 19740714 200801 1 007

Mengetahui:

Dekan Ketua
Fakultas Pertanian dan Peternakan Program Studi Agroteknologi

Edi Erwan, S.Pt., M.Sc., Ph. D Dr. Syukria Ikhsan Zam, M.Si
NIP. 19730904 199903 1 003 NIP. 19810107 200901 1 008
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala


atas segala rahmat, karunia serta hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang ini dengan judul “Teknik
Perbanyakan Vegetatif Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dengan Metode
Cangkok Kerat di Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (BPPM)
PT. Arara Abadi”. sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Salawat dan salam
penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Shallalahu ‘alahi wassalam, yang mana
berkat rahmat beliau kita dapat merasakan dunia yang penuh dengan ilmu
pengetahuan ini
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Ayahanda Ali Muhrojin dan Ibunda Jasmaniar yang telah memberikan
dukungan moril maupun materil dalam penulisan laporan ini.
2. Bapak Tahrir Aulawi, S.Pt., M.Si yang telah memberikan bimbingan, nasehat,
pengarahan serta dukungan lainnya dalam penulisan laporan ini.
3. Bapak Dr. Syukria Ikhsan Zam, M.Si selaku Ketua Program Studi
Agroteknologi.
4. Bapak Ir. Achmad Syafruddin, selaku Koordinator di BPPM yang telah
memberikan ilmu serta bimbingannya selama PKL.
5. Seluruh karyawan dan LBS yang berada di lingkungan BPPM, yang telah
membimbing dan membantu penulis selama PKL.
6. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan selama
pembuatan laporan ini.
Penulis berharap memperoleh manfaat secara pribadi. Semoga laporan
praktek kerja lapang ini bermanfaat bagi kita semua baik masa kini maupun untuk
masa yang akan datang.

Pekanbaru, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar belakang .................................................................................. 1
1.2. Tujuan............................................................................................... 3
1.3. Manfaat............................................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5


2.1. Tinjauan Umum Tentang Jeruk Nipis .............................................. 5
2.2. Morfologi Tanaman Jeruk Nipis ...................................................... 9
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Jeruk Nipis .............................................. 10
2.4. Teknik Perbanyakan Vegetatif dengan Metode Cangkok Kerat ...... 12

III. METODE PELAKSANAAN .................................................................. 14


3.1. Tempat dan Waktu ........................................................................... 14
3.2. Bahan dan Alat ................................................................................. 14
3.3. Metodologi ....................................................................................... 14
3.4. Pengamatan ...................................................................................... 15
3.5. Kegiatan Praktek Kerja Lapang ....................................................... 15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 17


4.1. Tempat Praktek Kerja Lapang.......................................................... 17
4.2. Teknik Cangkok Kerat pada Tanaman Jeruk Nipis ......................... 21
4.3. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Cangkok Kerat .............. 26
4.4. Parameter Pengamatan ..................................................................... 27

V. PENUTUP ................................................................................................ 29
5.1. Kesimpulan....................................................................................... 29
5.2. Saran ................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 30


LAMPIRAN ....................................................................................................... 32

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1. Nama-Nama Varietas Jeruk. ...................................................................... 5
3.1. Jadwal Kerja Lapangan Mahasiswa PKL di BPPM PT. Arara Abadi ....... 15
3.2. Jadwal Pemberian Materi Mahasiswa PKL di BPPM PT. Arara Abadi ... 16
4.1. Parameter Tingkat Keberhasilan Cangkok ................................................ 27

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1. Morfologi Tanaman Jeruk Nipis................................................................ 10
4.1. Perkarangan BPPM PT. Arara Abadi ........................................................ 17
4.2. Peta Lokasi BPPM PT. Arara Abadi ......................................................... 19
4.3. Struktur Organisasi BPPM PT. Arara Abadi ............................................. 20
4.4. Alat dan Bahan .......................................................................................... 22
4.5. Pemilihan Batang ....................................................................................... 23
4.6. Cara Menyayat Kulit Batang .................................................................... 24
4.7. Membersihkan Kambium .......................................................................... 24
4.8. Penempelan Media Cangkok ..................................................................... 25
4.9. Pembungkusan dengan Plastik Bening ...................................................... 26

DAFTAR SINGKATAN

BPPM Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat

iv
PKL Praktek Kerja Lapang
CD-CSR Comunity Development-Corporate Social Responsibility
AUT Analisis Usaha Tani
UKM Usah Kecil dan Menengah

DAFTAR LAMPIRAN

v
Lampiran Halaman
1. Agenda Kegiatan Praktek Kerja Lapang ................................................... 32
2. Dokumentasi Praktek Kerja Lapang .......................................................... 35
3. Jurnal Harian Praktek Kerja Lapang.......................................................... 37

vi
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah.
Hampir semua jenis tumbuhan dapat tumbuh di Indonesia. Sebagian besar
tumbuhan tersebut sudah dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit oleh
nenek moyang kita, dimana tumbuhan ini dikenal sebagai obat herbal.
Perkembangan dan popularitas obat herbal semakin meningkat seiring dengan
tingginya harga obat non herbal dan resistensi dari obat kimia. Tanaman obat
herbal menjadi salah satu alternatif untuk menghindari munculnya resistensi
tersebut. Salah satu tumbuhan herbal yang banyak digunakan oleh masyarakat
Indonesia untuk pengobataan tradisional adalah jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
(Aibinu, et al 2007).
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) adalah salah satu tanaman toga yang
banyak digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan dan obat-obatan
(Razak, dkk 2013). Dalam bidang medis, jeruk nipis dimanfaatkan sebagai
penambah nafsu makan, diare, antipireutik, antiinflamasi, antibakteri dan diet,
Selain itu jeruk nipis juga dapat digunakan untuk obat batuk, peluruh dahak, dan
influenza. Buah ini banyak dikonsumsi masyarakat dan mempunyai harga relatif
murah, mudah diperoleh, alamiah, serta tidak menimbulkan efek samping bagi
pemakainya. Jeruk nipis memiliki kandungan flavonoid yang berperan penting
dalam menghambat pertumbuhan bakteri, dan minyak atsiri yang berfungsi
sebagai antibakteri.
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan tanaman yang berasal dari
Asia dan tumbuh subur pada daerah yang beriklim tropis. Citrus aurantifolia
merupakan salah satu tanaman yang berasal dari Famili Rutaceae dengan genus
Citrus. Citrus aurantifolia memiliki tinggi sekitar 150-350 cm dan buah yang
yang berkulit tipis serta bunga berwarna putih. Tanaman ini memiliki kandungan
garam 10% dan dapat tumbuh subur pada tanah yang kemiringannya sekitar 30o
(Rukmana, 2003).
Jeruk nipis bisa berproduksi secara optimal setelah berumur enam tahun.
Setiap 1 hektar (ha) lahan jeruk nipis bisa memproduksi sebanyak 3-4 ton buah

1
jeruk nipis sekali panen. Panen biasanya bisa dilakukan setiap lima belas hari
sekali (Warta Agro, 2014). Prospek agribisnis jeruk nipis di Indonesia cukup
bagus karena potensi lahan produksi yang luas. Namun sangat kecil orang dalam
mengusahakan budidaya tanaman jeruk nipis. Salah satunya disebabkan kurang
tersedianya bibit yang relatif lama untuk memperoleh bibit yang siap tanam asal
biji. Salah satu alternatif untuk mengatasi kekurangan bibit adalah dengan
menggunakan bibit hasil perbanyakan secara vegetatif yaitu dengan menggunakan
setek, okulasi, dan pencangkokan.
Perbanyakan dengan metode cangkok biasanya dapat dilakukan pada
tanaman-tanaman yang mempunyai sifat berkayu (berkambium) seperti jeruk
nipis. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan dalam prosesnya dan mampu
menumbuhkan perakaran pada sekitar lapisan korteks tanaman. Namun hal ini
dapat dipatahkan dengan adanya pencangkokan pada pohon pepaya yang
diketahui bahwa pepaya merupakan tanaman dengan karakteristik tidak berkayu.
Mencangkok dapat dilakukan pada waktu apapun tapi lebih baik dilakukan pada
musim penghujan agar frekuensi untuk penyiraman secara manual dapat
berkurang (Ashari, 1995).
Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif yang
bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan
induknya dan cepat menghasilkan. Pencangkokan dilakukan dengan menyayat
dan mengupas kulit sekeliling batang, lebar sayatan tergantung pada jenis
tanaman yang dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan
kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis). Setelah luka yang dibuat
cukup kering, Rootone-F diberikan sebagai perlakuan agar bahan cangkokan cepat
berakar. Media tumbuh yang digunakan terdiri dari tanah dan kompos dan dibalut
dengan sabut kelapa atau plastik. Hasil sayatan batang diatas yang telah memiliki
sistem perakaran yang bagus, batang dapat segera dipotong dan ditanam di lapang
(Ashari, 1995).
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) merupakan program studi
Agroteknologi dalam melatih dan meningkatkan kompetensi terkait keahlian
masing-masing mahasiswa. Kegiatan PKL tersebut diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman mahasiswa dalam

2
memasuki dunia kerja yang sebenarnya, sehingga mahasiswa dapat
mempersiapkan dirinya dengan baik sebelum masuk ke dalam dunia industri atau
dunia usaha.
Tempat dilaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah di Balai
Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) PT. Arara Abadi, Sinarmas
Forestry. Pemilihan lokasi di tempat ini karena dikenal sebagai perintis kegiatan
pelatihan dan pengembangan bagi masyarakat dalam membudidayakan tanaman
hortikultura dan sebagai tempat penghasil bibit dari perbanyakan tanaman secara
generatif maupun secara vegetatif, dan sebagai penggerak utama di daerah Pinang
Sebatang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak. Salah satu kegiatan yang sering
dipraktekkan adalah perbanyakan vegetatif tanaman jambu biji dan jambu air
dengan metode cangkok belah ataupun cangkok kerat. Adanya Praktek Kerja
Lapang (PKL) ini, diharapkan mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan dan
pemahaman untuk menentukan teknik yang baik dalam perbanyakan secara
vegetatif dan mengetahui kendala yang dihadapi selama pencangkokan pada
tanaman jeruk nipis di Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (BPPM)
PT. Arara Abadi, Sinarmas Forestry.

1.2. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah untuk
mengetahui teknik perbanyakan tanaman jeruk nipis secara vegetatif dengan
metode cangkok kerat di balai pelatihan dan pengembangan masyarakat (BPPM)
PT.Arara Abadi, Sinarmas Forestry. Peserta PKL dapat melakukan teknik
cangkok kerat secara baik dan benar sehingga kegiatan cangkok kerat berhasil
dilakukan.

1.3. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan praktek kerja lapang ini adalah:
1. Mahasiswa memperoleh pengetahuan tentang teknik perbanyakan secara
vegetatif tanaman jeruk nipis dengan metode cangkok kerat di BPPM PT.
Arara Abadi.

3
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang diterima selama mengikuti praktek kerja lapang di BPPM PT. Arara
Abadi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui kendala yang dihadapi selama proses
pencangkokan di BPPM PT.Arara Abadi.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Tanaman Jeruk Nipis


Jeruk nipis bukan tanaman asli Indonesia. Menurut sejarah, sentra utama
asal tanaman jeruk nipis adalah Asia Tenggara. Namun, sumber lain menyatakan
bahwa tanaman jeruk nipis berasal dari Birma Utara, Cina Selatan, dan India
sebelah utara, tepatnya Himalaya, serta Malaysia. Konon, pada abad ke-11 sampai
ke-13, plasma nutfah tanaman jeruk nipis dibawa oleh orang-orang Arab ke
Afrika Utara dan Eropa. Tanaman ini dibudidayakan di Spanyol, Portugis, Italia,
Sisilia, dan Siprus. Jeruk nipis juga dikembangkan di Kalifornia (AS), Kepulauan
Hindia Barat, dan Argentina. Orang portugis mulai menyebarkan jeruk nipis di
Brasil pada tahun 1540. Tanaman jeruk nipis masuk ke Indonesia dibawa oleh
orang Belanda. Setiap daerah di Indonesia mempunyai banyak nama antara lain
jeruk nipis (sunda), jeruk pecel (jawa), dan jeruk dhurga (Madura).
Klasifikasi jeruk nipis (Citrus aurantifolia) (sarwono, 2009) adalah
Kingdom: Plantae; Divisi: Spermatophyta; Kelas: Dikotil; Ordo: Rutales; Famili:
Rutaceae; Genus: Citrus; Spesies: Citrus aurantifolia.
Varietasnya yang terkenal ada 3 macam yaitu Citrus aurantum subspes
aurantifolia var fusca yang umum dikenal sebagai jeruk nipis, Citrus aurantum
subspes aurantifolia var Limetta (banyak diusahakan di Mexiko) dan Citrus
aurantum subspes aurantifolia var Bergamia yang lebih dikenal sebagai jeruk
bergamot penghasil minyak bergamot. Berikut ini nama-nama berbagai varietas
jeruk dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Nama-nama varietas jeruk.
Nama Varietas Keterangan
1. Jeruk Nipis Jeruk nipis berwarna hijau dan agak
menguning setelah matang, bentuknya bulat
dan licin karena mengandung banyak air,
airnya mengandung asam sitrat.

2. Jeruk Bali Berukuran paling besar dibandingkan jeruk


yang lainnya, kulitnya berwarna hijau dan
tebal, dagingnya kesat, warnanya putih agak
merah muda, dan merah.

5
3. Jeruk Sukade Buahnya berbentuk seperti lemon tapi dengan
kulit yang sangat tebal dan banyak
tonjolannya. Bagian dalam buahnya tidak
seperti jeruk pada umumnya yakni kecil-kecil,
sehingga bulirnya jarang dimanfaatkan.
4. Jeruk Keprok Beurkuran relatif kecil dibanding dengan
jeruk lainnya, bentuk buahnya oval hingga
bulat, memiliki banyak biji dan dagingnya
tebal.
5. Jeruk Purut Jeruk ini memiliki bentuk yang berbeda
dengan yang lainnya, sehingga tampilannya
mudah dikenal, pohonnya kecil dan berduri,
daunnya bisa digunakan sebagai penyedap
makanan, buahnya tebal dan permukaannya
licin, buah kecil dengan diameter 2 cm,
membulat dan tonjolan-tonjolan dan
permukaannya kasar.
6. Jeruk Lemon Buahnya berwarna kuning muda, berkulit
licin, dan mengandung banyak air. Rasanya
asam, an beraroma khas, kulitnya bisa dibuat
selai jeruk.
7. Jeruk Navel Orange Buahnya enak dimakan setelah matang, warna
buahnya orange dengan kulit yang agak kasar,
rasanya manis.
8. Jeruk Satsuma Buahnya mirip buah pear demham banyak air
dan aromanya yang harum khas jeruk.
9. Jeruk Pontianak Kulitnya tebal dan licin mengkilat, rasanya
manis,warna kulitnya hijau kekuningan dan
tekstur pori-pori berwarna kuning, bagiannya
berkerut-kerut.
10. Jeruk Mandarin Sepintas mirip orange, warnanya lebih jingga
dan lebih kecil, juringnya yang kecil bisa
dimanfaatkan sebagai hiasan cake.
11. Jeruk Mikam Jeruk ini memiliki biji, warna kulitnya hijau,
bagian dalam jeruk berpori-pori dan tidak
berserabut.
12. Jeruk Nagami Bentuk buah lonjong dan ukuran buahnya
kecil-kecil, dapat dimakan langsung dengan
kulitnya, ukuran pohon pendek dengan buah
rimbun, sering digunakan sebagai asinan dan
manisan.
13. Jeruk Jari Budha Buahnya berbentuk jari dan apabila sudah tua
buahnya berwarna kuning, buahnya bisa
digunakan sebagai obat, pengharum ruangan,
bumbu masak, dll.

6
14. Jeruk Citron Buah ini tidak bisa dimakan karena kulitnya
yang sangat tebal dan dagingnya yang tipis.
Tekstur kulitnya cenderung kering dan
banyak biji, buahnya ini dimanfaatkan sebagai
penyedap.
15. Jeruk Medan Buah jeruknya berukuran sedang, tangkainya
kuat, bentuknya bulat, bulat lonjong, atau
bulat rata dengan bagian dasar, ujungnya
bulat atau papak. Buahnya masaka berwarna
orange, kuning atau hijau kekuningan, berbau
sedikit mengkilat.
16. Jeruk Manis Warnanya kuning kehijauan saat matang, jika
mentil berwarna hijau, memiliki kulit tipis,
daging tebal berwarna kuning dan memiliki
biji jarang serta memiliki kandungan air yang
sangat banyak.
17. Jeruk Bergamot Orange Jeruk ini mengandung minyak aromatik, jeruk
ini tumbuh di Afrika, Calabria, Italia dan
Prancis.
18. Jeruk Jemali Buahnya hampir mirip dengan Jeruk Bali,
namun agak kecil, Rasanya manis dan renyah
dengan bulir yang bisa digunakan untuk
minuman,
19. Jeruk Calamansi Jeruknya berbentuk kecil, rasanya asam dan
banyak tumbuh di filiphina, buahnya ini biasa
dibuat manisan dan sirup.
20. Jeruk Kumquat Buahnya hampir mirip dengan jeruk keprok
atau orange hanya saja ukurannya lebih kecil
dan berbentuk oval, ketika matang kulinya
berwarna kuning cerah.
21. Jeruk Garut Buah jeruk ini memiliki diameter sekitar 5-6
cm, rasanya yang manis, dan mengandung
banyak air.
22. Jeruk Kingking Buahnya bulat kecil berwarna hijau tua dan
kekuningan, daging buahnya sedikit, bijinya
mini dan rasanya kecut.
23. Jeruk Madura Buah jeruk ini berbentuk bola dan daging
buahnya berwarna orange, memiliki rasa yang
manis serta buah yang besar.
24. Jeruk Batu/Keprok Punten Buah jeruk keprok punten berbentuk bulat
agak lonjong dengan ukuran diameter sekitar
4-7 cm, tebal kulit buah sekitar 3,5 mm dan
jika buah matang kulit buah ini mudah
dikupas. Kulit buah berwarna hijau saat muda
dan akan berbuah menjadi kuning saat
matang. Daging buah lunak, mengandung
kadar air banyak, rasa manis, segar, dan
beraroma harum.

7
25. Jeruk Pacitan Jeruk ini memiliki rasa paling manis, bahkan
sebelum matang rasanya sudah manis. Tidak
terlalu masam, sehingga cocok untuk bayi.
26. Jeruk Orange Buahnya enak dimakan setelah matang,
bentuknya bulat penuh, kulitnya jingga
terang, dan berat.
27. Jeruk Lemon Cui Warna kulitnya hijau kekuningan, enak
digunakan untuk campuran sambal,
kandungan airnya banyak dan rasanya asam
menyegarkan.
28. Jeruk Limau Buahnya kecil, berwarna hijau tua dan
bertekstur agak kasar, sering digunakan
sebagai tamabahan dalam membuat gado-
gado.
29. Jeruk Navel Buah jeruk unik dengan memiliki 3 sekat
didalamnya, bauhnya berwarna orange cerah
dan kulitnya agak tebal.
30. Jeruk Grapefruit Kuning Mirip dengan jeruk orange tapi lebih besar,
rasanya agak asam, buahnya kuning dan
warna kulitnya kuning.
31. Jeruk Grapefruit Merah Mirip dengan jeruk orange tapi lebih besar,
rasanya agak asam, buahnya kuning dan
warna kulitnya kuning, dengan rasa lebih
manis daripada jeruk Grapefruit kuning.
32. Jeruk Darah Jeruk ini memiliki warna merah yang khas,
jeruk ini tergolong jeruk premium sehingga
harganya sangat mahal.
33.Jeruk Jerpaya Buahnya besar seperti pepaya dan memiliki
khasiat untuk obat herbal, kulitnya bisa
digunakan untuk manisan
34. Jeruk Santang Rasanya manis bervariasi dari manis sekali,
sedang, sampai manis dengan sedikit asam
yang menyegarkan.
35. Jeruk Michi Jeruk ini mirip dengan santang namun agak
pipih dan warna kulitnya orange tua, kulitnya
tipis dan rasanya lebih manis.
36. Jeruk Primont Jeruk ini memiliki rasa yang manis, ukuran
diameter buah 5-6 cm, daunnya yang rimbun,
warna buah ketika matang adalah kuning
sampai orange.
37. Jeruk Owari Satsuma Buahnya mirip buah pear demham banyak air
dan aromanya yang harum khas jeruk,
buahnya hampir tidak berbiji.
38. Jeruk Wase Buahnya mirip buah pear demham banyak air
dan aromanya yang harum khas jeruk dan
rasanya manis segar.
Sumber : http://saranghaeqoutes.blogspot.com/2017/08/61-varietas-jeruk-yang-ada-di-indonesia.
html?m=1

8
2.2. Morfologi Tanaman Jeruk Nipis
Jeruk nipis termasuk tipe buah buni dan bakal buah berbentuk bulat.
Setelah menjadi buah berubah bentuk menjadi bundar seperti bola atau bulat
lonjong. Diameter buahnya sekitar 3-6 cm. Daging buah jeruk nipis bersegmen.
Segmen buahnya berdaging hijau kekuning-kuningan dan mengandung banyak
sari buah yang beraroma harum. Sari buahnya banyak mengandung air, berasa
sangat asam sekali, vitamin C, zat besi, kalium, gula dan asam sitrat. Sari buahnya
yang sangat asam berisi asam sitrat berkadar 7-8% dari berat daging buah. Ekstrak
sari buahnya sekitar 41% dari bobot buah yang sudah masak dan berbiji banyak.
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) termasuk salah jenis citrus geruk.
Tanaman jeruk nipis mempunyai akar tunggang dimana akar lembaga tumbuh
terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang kecil.
Perakaran tanaman kuat, cukup dalam, dan dapat tumbuh dengan baik pada segala
jenis tanah. Akar jeruk nipis biasa digunakan untuk pengobatan ambeien, dan wasir.
Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang memiliki dahan dan
ranting. Batang pohonnya berkayu ulet dan keras, sedangkan permukaan kulit
luarnya berwarna tua dan kusam. Mempunyai duri-duri pendek yang kaku dan
tajam. selain itu, arah tumbuh batang jeruk nipis tegak lurus mengarah ke atas dan
ujungnya membengkok lagi ke bawah. Sifat percabangannya yaitu batang
monopodial (batang utama selalu terlihat jelas karena lebih besar dan lebih
panjang).
Bunga jeruk nipis berbentuk tandan pendek, berada di ketiak daun pada
pucuk. Banyaknya bunga per tandan sekitar 1-10 kuntum. Bunga putih terlihat
sewaktu masih kuncup. Daun kelopaknya berbentuk cawan, dan bercuping sekitar
4-6. Mahkotanya bunga sebanyak 4-6 helai berwarna putih kuning, dan
panjangnya sekitar 8-12 cm. Benang sarinya berjumlah 20-25 utas. Tangkai
putiknya mudah dibedakan dengan bakal buah. Kepala putiknya bersifat reseptif
pada saat bunga mekar. Serbuk sarinya tidak akan dipencarkan sampai bunga
mekar. Morfologi jeruk nipis dapat dilihat pada Gambar 2.1.

9
(a) (b) (c)

(d) (e) (f)


Gambar 2.1. Morfologi Tanaman Jeruk Nipis: a). Bunga; b). Buah; c). Batang;
d). Daun; e).Akar; f).Pohon

Daun tanaman jeruk termasuk daun tunggal, berbentuk bulat telur (oval)
dan memiliki tangkai daun pendek. Ujung daun runcing, pangkalnya juga
meruncing, tetapi daun agak rata, helai daun kaku dan tebal. Permukaan daun
bagian atas mengandung lilin, pektin, licin dan mengkilap berwarna hijau tua dan
memiliki tulang-tulang daun menyirip, sedangkan permukaan daun bagian bawah
berwarna hijau muda (Cahyono, 2005).

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Jeruk Nipis


2.3.1. Iklim
Jeruk nipis bisa ditanam di daerah dengan kriteria sebagai berikut :
a). Daerah sangat basah, yaitu daerah yang rata-rata bulan keringnya dalam
setahun sebanyak 0-1,5 bulan. b). Daerah basah, yaitu daerah yang rata-rata bulan
keringnya dalam setahun antara 1,5-3 bulan. c). Daerah agak basah, yaitu daerah
yang bulan keringnya rata-rata dalam setahun antara 3-4,5 bulan. Ada beberapa
bahan rujukan yang menyebutkan bahwa jeruk nipis menyukai daerah tanam yang
kering dengan jumlah rata-rata bulan keringnya dalam setahun antara 4,5-6 bulan
(Setiadi dan Parimin, 2004).

10
Tanaman ini dapat ditanam di daerah antara 400 LU-400 LS. Banyak
terdapat pada daerah 20-400 LU dan 20-400 LS. Daerah tropis dapat ditanam di
dataran rendah sampai ketinggian 650 m dpl. Daerah khatulistiwa dapat di tanam
sampai ketinggian 2000 m dpl. Temperatur optimal 25-30 0C. Sinar matahari
sangat diperlukan untuk pertumbuhan jeruk, oleh karena itu jeruk yang ditanam di
tempat terlindung pertumbuhannya kurang baik dan mudah terserang penyakit
(Purnomosidhi, dkk 2007).
Curah hujan optimal 1500 mm/tahun ditambah dengan pengairan yang
baik, jadi di daerah beriklim kering (2-4 bulan atau 4-6 bulan kering). Tanaman
jeruk membutuhkan banyak persinaran matahari, yaitu sekitar 50-70%. Keadaan
udara yang lembab akan menimbulkan lebih banyak penyakit cendawan,
sebaliknya keadaan udara yang kering akan menimbulkan lebih banyak serangan
hama terutama scale insect (kutu perisai) dan kutu-kutu pengisap lainnya. Daerah
jeruk di Indonesia rata-rata kelembabannya berkisar 50-85% dan 70-80%
(Joesoef, 1993).

2.3.2. Tanah
Jeruk nipis bisa tumbuh pada daerah berketinggian antara 0-1000 m di atas
permukaan laut (dpl) untuk semua jenis tanah. Namun, jeruk nipis lebih menyukai
tanah alkali dengan derajat keasaman (pH) tanah antara 5-6. Jeruk nipis toleran
terhadap kekeringan. Jika ditanam di daerah kering dengan kondisi tanah kurang
subur, jeruk nipis masih bisa tumbuh dan berbuah, asalkan pengairannya baik dan
pemberian pupuknya cukup (Setiadi dan Parimin, 2004).
Jeruk nipis terbaik tumbuhnya di daerah yang agak kering dengan tanah
yang sarang (gembur). Tanah yang longgar dan tidak lekas padat, sehingga air
berlebihan (air hujan) bisa cepat dialirkan. Jeruk sama sekali tidak tahan terhadap
air yang tergenang (penyakit akar). Tanah yang banyak mengandung pasir dan air
yang tidak dalam, lebih dari 1,50 m, baik sekali untuk perkebunan jeruk nipis
(Joesoef, 1993).
Tanaman jeruk menghendaki drainase yang baik. Kekurangan air akan
mempengaruhi pertumbuhan vegetatif, sedangkan pada saat pembungaan dan
pembesaran buah kondisi air harus tercukupi. Drainase yang tidak tertata dengan

11
baik akan menganggu perkembangan akar dan menyebabkan akar busuk.
Tanaman jeruk membutuhkan solum cukup dalam (optimum <100 cm), kecuali
bibit setek/cangkokan (BPTP, 2011).

2.4. Teknik Perbanyakan Vegetatif Metode Cangkok


Mendapatkan tanaman yang dapat berbuah lebih cepat daripada tanaman
yang berasal dari biji dan buah yang dihasilkan serupa buah dari tanaman
induknya, perbanyakan vegetatif melalui cangkok merupakan salah satu alternatif.
Mencangkok merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif dengan
cara pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam
untuk merangsang terbentuknya akar. Pada teknik ini tidak dikenal istilah batang
bawah dan batang atas. Teknik ini relatif sudah lama dikenal oleh petani dan
tingkat keberhasilannya lebih tinggi.
Cangkok bertujuan untuk mendapatkan tanaman baru yang mempunyai
sifat baik yang sama dengan induknya, misalnya rasa buah dan agar tanaman lebih
kuat terhadapa hama penyakit. Tumbuhan yang akan dicangkok bisa ditanam di
dalam pot karena tanaman yang dicangkok tersebut sangat mudah dirawat,
pohonnya juga tidak akan terlalu tinggi seperti tanaman yang tidak dicangkok dan
pohon yang tumbuh dengan cara dicangkok tidak akan mempunyai akar tunggang
(Harmann and Kester, 2004).
Keberhasilan pencangkokan tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain umur dan ukuran batang, sifat media tanaman, suhu, kelembaban, air,
dan ZPT. Makin besar diameter batang, akar yang terbentuk juga lebih banyak,
hal ini karena permukaan bidang perakaran yang lebih luas. Umur batang
sebaiknya tidak terlalu tua (Kuswandi, 2013).
Keuntungan pembibitan dengan sistem cangkok adalah produksi dan
kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya, dan tanaman asal
cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi atau di pematang
kolam ikan. Sedangkan kerugian pembibitan dengan sistem cangkok yaitu pada
musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering, tanaman mudah roboh bila
ada angin kencang karena tidak berakar tunggang, dan pohon induk tajuknya
menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong.

12
Media untuk mencangkok bisa menggunakan cocopit atau serbuk sabut
kelapa ataupun cacahan sabut kelapa. Dapat pula digunakan campuran
kompos/pupuk kandang dengan tanah (1:1). Kalau disekitar kebun ada tanaman
bambu, maka tanah di bawah bambu yang telah bercampur seresah daun bambu
dan sudah membusuk bisa juga digunakan untuk media cangkok.
Waktu pelaksanaan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, sehingga
cangkokan tidak akan kekeringan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan
pencangkokan antara lain yaitu pencangkokan sebaiknya dilakukan pada musim
hujan sehingga akan membantu dalam menjaga kelembaban media sampai
berakar. Pengambilan cangkok dilakukan setelah cangkok berumur 2-3 bulan.
Pemotongan cangkok menggunakan gergaji kemudian diturunkan secara hati-hati.
Cangkok yang terlalu panjang dipotong sebagian dan daunnya dikurangi untuk
mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar. Cangkok yang telah
dipisahkan dari pohon induknya segera ditanam pada media campuran tanah
dengan kompos/pupuk kandang (3:1). Kegiatan ini dilakukan di persemaian yang
diberi naungan dengan intensitas cahaya lebih dari 50%. Pemeliharaan cangkok di
persemaian dilakukan sampai bibit siap ditanam di lapangan. Biasanya setelah 3
bulan cangkok telah memiliki perakaran yanag kompak dan siap dipindahkan ke
lapangan.

III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Tempat dan Waktu

13
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di Balai Pelatihan
dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) yang merupakan unit kerja PT. Arara
Abadi (Sinarmas Forestry). Terletak di Desa Pinang Sebatang Barat, Kecamatan
Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Waktu pelaksanaan Praktek Kerja
Lapang (PKL) ini dilaksanakan selama 1 bulan, dimulai pada Tanggal 8 Juli – 7
Agustus 2019.

3.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan untuk mencangkok tanaman jeruk nipis adalah
pohon induk dari jeruk nipis, tanah hitam sebagai media penempelan, air untuk
melunakkan tanah dan tali rafia. Sedangkan Peralatan yang digunakan adalah
gunting okulasi untuk memotong dan memangkas dahan yang menggangu pada
saat ingin mencangkok, kemudian pisau okulasi yang berguna untuk mengupas
permukaan kulit batang tanaman, ember untuk tempat media tanah, plastik yang
sudah di belah menjadi dua dan kamera.

3.3. Metodologi
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan hasil Praktek Kerja
Lapang adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Mahasiswa melakukan pengamatan secara langsung kepada objek yang
akan diteliti, baik itu teknik mencangkok, pemilihan batang yang akan dicangkok,
maupun keadaan tempat Praktek Kerja Lapang, sehingga mahasiswa dapat
melakukan pencangkokan dengan baik.
2. Metode praktek
Metode praktek adalah kegiatan dimana mahasiswa terjun secara langsung
dalam kegiatan yang dilakukan oleh pihak Balai Pelatihan dan Pengembangan
Masyarakat (BPPM) PT. Arara Abadi. Metode ini bertujuan agar mahasiswa
memahami dan mendapatkan ilmu pengetahuan serta pengalaman secara langsung
dalam bidang yang dilaksanakan.
3. Studi pustaka

14
Penulis mencari referensi untuk sebagai acuan dalam membuat laporan,
serta melengkapi data-data yang kurang agar memperoleh hubungan antara teori
dan aplikasinya dilapangan tempat penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang.
Data tersebut dapat berupa buku, arsip, jurnal, internet, dan lain sebagainya.

3.4. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan pada Praktek Kerja Lapang ini adalah
persentase tingkat keberhasilan cangkok pada tanaman jeruk nipis. Serta
Parameter yang diamati yaitu diameter panjang sayatan yang berbeda dengan 3
perlakuan yaitu 2 cm, 4 cm, dan 6 cm. Percobaan dilakukan dengan masing-
masing perlakuan 10 sampel cabang tanaman jeruk nipis, sehingga cabang yang
diperlukan berjumlah 30 sampel.

3.5. Kegiatan Praktek Kerja Lapang


Kegiatan Praktek Kerja Lapang dilakukan selama satu bulan di Balai
Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) dengan cara pembagian
wilayah kerja setiap minggunya dengan setiap pembimbing lapangan yang
berbeda. Kegiatan praktek kerja lapang dilakukan pada Hari Senin-Jum’at,
sedangkan hari Sabtu dan Minggu hari libur kerja. Dalam 1 bulan ada 7 materi
yaitu Kebersihan dan pembungkusan buah, Nursery/Pembibitan , Kompos, Hama
dan Penyakit, Perbanyakan Tanaman Khusus, Demplot, Perbanyakan Tanaman.
Waktu kegiatan kerja dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Jadwal Kerja Lapangan Mahasiswa PKL di BPPM PT.Arara Abadi.
Hari Mulai Selesai
Senin – Kamis Pukul 07.00 WIB Pukul 11.30 WIB
Jum’at Pukul 07.00 WIB Pukul 11.00 WIB
Waktu jam kerja yaitu pada pukul 07.00 melaksanakan kegiatan rutin apel
pagi, dan dilanjutkan dengan kegiatan yang telah ditetapkan hingga pukul 11.30
WIB dan pada 11.30 – 13.30 WIB adalah waktu istirahat, dilanjutkan pada pukul
13.30 – 15.30 WIB merupakan pemberian materi oleh pembimbing di pendopo.
Mahasiswa praktek kerja lapang mengisi waktu sorenya dengan berolahraga dan
kegiatan lainnya. Kegiatan Praktek Kerja Lapang di Balai Pelatihan dan

15
Pengembangan Masyarakat (BPPM), mahasiswa lebih banyak mempelajari
perbanyakan tanaman secara vegetatif seperti cangkok, sambung susu dan
sambung pucuk dengan berbagai macam komoditi yang ada dilokasi Praktek
Kerja Lapang seperti budidaya nenas buah naga.
Kegiatan Praktek Kerja Lapang bukan hanya sekedar bekerja praktek di
lapangan saja. Namun ada juga pemberian materi untuk menambah wawasan
Mahasiswa Praktek Lapang. Pemberian materi ini dilaksanakan pada pukul 13.30
WIB. Waktu pemberian materi dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Jadwal Pemberian Materi Mahasiswa PKL di BPPM PT.Arara Abadi.
Hari Mulai Selesai

Senin – Kamis Pukul 13.30 WIB Pukul 15.30 WIB


Jum’at Pukul 14.00 WIB Pukul 15.30 WIB

Pemberian materi kepada mahasiswa praktek kerja lapang dilakukan setiap


hari Senin sampai Jum’at, setelah jam istirahat. Pada hari Senin sampai Kamis,
pemberian materi dimulai pada pukul 13.30 WIB dan selesai pukul 15.30 WIB
atau sampai memasuki waktu sholat Ashar. Sedangkan pada hari Jum’at dimulai
dengan waktu yang lebih lama yaitu, pukul 14.00 WIB dan selesai pada pukul
15.30 WIB atau sampai memasuki waktu shalat Ashar. Hal ini dikarenakan
mahasiswa yang beragama islam harus melaksanakan sholat Jum’at di masjid dan
yang perempuan diizinkan 2 atau 3 orang untuk ikut berbelanja keluar, sehingga
membutuhkan waktu yang lama dibandingkan hari lainnya.
Pemberian materi ini dilakukan atau dilaksanakan dipendopo. Pemberian
materi diberikan oleh pembimbing yaitu Bapak Ir. Achmad Syafruddin. Pada
waktu tertentu, pihak BPPM juga mendatangkan pihak lain untuk memberikan
materi kepada Mahasiswa Pratek Kerja Lapang. Pemberian materi berupa
cangkok tanaman pepaya, cangkok belah jambu citra, perbanyakan tanaman
durian dengan teknik sambung susu, perbanyakan tanaman jambu air dengan
teknik sambung pucuk dan yang paling menarik adalah tentang Analisis Usaha
Tani (AUT) serta masih banyak materi lainnya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

16
4.1. Tempat Praktek Kerja Lapang
4.1.1. Sejarah BPPM PT. Arara Abadi
Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (center of training and
development of community) merupakan unit kerja PT. Arara Abadi (Sinarmas
Forestry) yang berfungsi sebagai pelatihan bagi masyarakat sebagai sarana
pendukung bagi keberhasilan program community development. Balai Pelatihan
dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) ini mulai dibangun pada tahun 2005,
yang menempati areal seluas 20,8 Ha. Didalam konsesi PT. Arara Abadi distrik
Rasau Kuning yang terletak di Desa Pinang Sebatang Barat, Kecamatan Tualang,
Kabupaten Siak.
Balai pelatihan ini dirancang dengan sarana gedung pelatihan dan sarana
pendukung berupa aneka tanaman hortikultura, tanaman kehutanan, tanaman obat-
obatan serta tanaman langka. Baik dari Riau maupun nasional yang berfungsi
sebagai kebun induk, demplot, serta sarana pratek bagi peserta pelatihan. Selain
didukung oleh staff perusahaan PT. Arara Abadi, pelatihan ini juga didukung
sumber daya manusia yang berkompetisi dibidangnya yang berasal dari akademisi
intansi pemerintah, penelitian, praktisi yang ditempuh melalui kerja sama secara
kelembagaan maupun kerjasama secara kegiatan pribadi. Perkarangan BPPM PT.
Arara Abadi dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Perkarangan BPPM PT. Arara Abadi


Balai pelatihan ini dirancang untuk mampu mendukung kegiatan
community development lingkungan Sinarmas Forestry, melalui pelayanan

17
kegiatan masyarakat, sebagai kegiatan siswa magang baik dari tingkat SLTA
maupun tingkat Perguruan Tinggi khususnya yang ada di Riau. Sebagai central
produksi bibit unggul, serta sebagai pendukung program community development
di lingkungan Sinarmas Forestry di Riau, yang dibangun melalui pendanaan dari
program CD-CSR PT. Arara Abadi.
Berbagai bentuk pelatihan untuk masyarakat untuk mempersiapkan
manusia yang siap menjalankan sebagai usaha produktif tanaman dibidang
pertanian, aneka usaha kecil dan menengah (UKM), hutan rakyat serta hasil non
kayu. Jenis pelatihan disesuaikan dengan program dijalankan, mempertimbangkan
potensi wilayah dan trend usaha yang sedang berkembang.
Mensukseskan program Riau berbuah maka BPPM memperbanyak
tanaman bibit unggul dan bantuan bibit unggul kemasyarakat khususnya desa-
desa yang berdekatan dengan PT. Arara Abadi Sinarmas Forestry. Adapun bibit
yang telah disalurkan sebagai bantuan kepada masyarakat antara lain : Jambu Air,
Jambu Biji Getas, Jambu Biji Bangkok, Durian, Buah Naga, Mangga dan lainnya.
Pola bantuan one village one product yaitu suatu kawasan atau hamparan
satu jenis buah tujuanya untuk mempermudah monitoring serta menghasilkan
bibit yang mudah dalam pendistribusian. Untuk mendukung keberhasilan program
CD dibidang pertanian dan perkebunan, BPPM memproduksi jenis bibit unggul,
antara lain: Jambu Air, Jambu Biji Getas, Jambu Biji Bangkok, Durian, Buah
Naga, Mangga dan lain-lain.
Upaya penyedian bibit unggul mempunyai peran strategi karena hasil
tanaman sangat bergantung kualitas bibit yang digunakan masyarakat. Selama ini
masyarakat masih sangat kesulitan memperoleh bibit baik dengan alas an biaya
maupun ketersediaan bibit unggul. Dalam pelatihan masyarakat juga disampaikan
materi-materi untuk menanamkan sikap rasa cinta lingkungan. Selain itu, di
BPPM sebagai fasilitas sarana belajar mulai dari tingkat TK (Taman Kanak-
kanak) sampai dengan mahasiswa sebagai generasi bangsa untuk mengenal
Pertanian, Perkebunan serta Kehutanan.
Tanaman buah yang sudah menghasilkan di BPPM antara lain: Lengkeng,
Jambu Air jenis Citra, King Rose Apple, Semarang, Cincalo Merah dan Cincalo
Hijau, Belimbing Dewa, Dewi, dan Demak. Serta jenis jambu biji Bangkok dan

18
Getas kemudian buah lain seperti Buah Naga, Nangka Mini, Jeruk Sunday dan
Jeruk Nipis.

4.1.2. Deskripsi Umum Daerah Tempat Praktek Kerja Lapang


Secara geografis lokasi kegiatan praktek kerja lapang ini berada utara
0004536,6” dan selatan 101031’38,9”. Secara administratif lokasi kegiatan praktek
kerja lapang ini berada di Desa Pinang Sebatang Barat, Kecamatan Tualang,
Kabupaten Siak Sri Indrapura, Provinsi Riau. Peta lokasi BPPM PT. Arara Abadi
dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Peta lokasi BPPM PT. Arara Abadi


Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat ini merupakan unit kerja
dari PT. Arara Abadi (Sinarmas Foresty). Memiliki total luas areal keseluruhan
yaitu 20,8 ha. Areal tersebut terbagi atas beberapa lahan yang digunakan untuk
kebun tanaman dan untuk bangunan.
Pada kebun tanaman, Jambu Biji memiliki luas 1,2 Ha, Tanaman
Kehutanan 3,5 Ha, Jambu air 0,5 Ha, Durian 0,9 Ha, Mangga 1,2 Ha, Manggis 1,0
Ha, Tanaman asli Riau 0,4 Ha, Sukun 0,4 Ha, Tanaman langka 0,4 Ha, Tanaman
Exotic 0,6 Ha, Alpukat 0,3 Ha, Buah naga 0,1 Ha, Nursery sebagai tempat hasil
tanaman yang telah diperbanyak, serta tanaman lainnya yang dibudidayakan

19
disini. Fasilitas yang ada berupa Mess, Aula, Kantor, Pendopo, Rak Kompos,
Gudang Peralatan, Musholla dan Ruang TV terletak di bagian tengah areal.
Semua fasilitas yang ada dapat diakses dan digunakan oleh mahasiswa praktek
kerja lapang.

4.1.3. Struktur Organisasi BPPM PT. ARARA ABADI


Secara umum perusahaan atau sebuah instansi memiliki struktur organisasi
didalamnya. Hal ini dibuat untuk kepentingan perusahaan atau instansi agar
kegiatan dapat berjalan dengan baik. Di Balai Pelatihan dan Pengembangan
Masyarakat (BPPM) PT. Arara Abadi juga memiliki struktur organisasi dalam
menjalankan kegiataannya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.3.

KEPALA BPPM

Undang Nurzihad

KOORDINATOR BPPM

Ir, Achmad Syafruddin J.

KOORDINATOR LOGISTIK & ADMINISTRASI


LAPANGAN EKSTERNAL RELASI
Rismayanti, S.Pi.
Ir, Harsono Gegana Agung Putra,
S.I., Kom.

Gambar 4.3. Struktur Organisasi BPPM PT. Arara Abadi


Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) PT. Arara Abadi
ini dikepalai oleh Bapak Undang Nurzihad, beliaulah yang bertanggung jawab
penuh terhadap Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (BPPM), kepada
perusahaan. Kemudian Bapak Ir. Achmad Syafruddin J, selaku Koordinator
BPPM memiliki tugas mengawasi segala kegiatan yang ada di BPPM dan juga

20
sebagai pemberi materi tentang perbanyakan tanaman kepada mahasiswa PKL.
Untuk Koordinator Lapangan, dipegang oleh Bapak Ir. Harsono, beliau bertugas
sebagai pengawas dilapangan, baik untuk mahasiswa maupun karyawan setempat
dan juga sebagai pembimbing mahasiswa PKL saat dilapangan.
Fasilitas yang berada dalam Balai Pelatihan dan Pengembangan
Masyarakat (BPPM) meliputi Kantor BPPM sebagai sarana pendukung kegiatan
administrasi. Aula, sebagai tempat pertemuan dan seminar kegiatan pelatihan dan
pengembangan masyarakat. Mess sebagai tempat penginapan pengunjung
pelatihan. Gudang, tempat penyimpanan perlengkapan kebun, berupa pupuk,
pestisida dan alat-alat pertanian lainya. Perumahan karyawan, sebagai tempat
tinggal karyawan. Ambulans sebagai sarana pendukung kesehatan karyawan dan
mahasiswa yang PKL. Musholla tempat beribadah karyawan. Mobil untuk
mengangkut barang dan hasil produksi. Jalan sebagai akses keluar masuk area.

4.1.4. Visi dan Misi BPPM


a. Visi BPPM
Melaksanakan tugas dan fungsinya, Balai Pelatihan dan Pengembangan
Masyarakat (BPPM) PT. Arara Abadi memiliki visi yaitu menjadikan Riau sentra
tanaman hortikultura yang berkualitas.
b. Misi BPPM
Misi yang ada pada Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat
(BPPM) ini adalah menjadikan Pusat pelatihan agroteknologi dan agribisnis
(education), sebagai Pusat produksi tanaman buah unggul, dan bekerja sama
dengan stakeholder dalam pengembangan pertanian.

4.2. Teknik Cangkok Kerat Pada Tanaman Jeruk Nipis


Mencangkok adalah cara memperbanyak tanaman dimana pembentukan
akar pada calon tanaman baru terjadi ketika masih melekat pada tanaman
induknya. Air dan mineral tetap diangkut melalui xylem ke tunas atau cabang
yang dicangkok. Hasil perbanyakan dengan cara mencangkok lebih tinggi dari
pada hasil perbanyakan dengan stek (Sutarto, 1994). Jenis-jenis tanaman yang
biasa dicangkok adalah pohon buah-buahan, misalnya mangga, beberapa jenis

21
jeruk (jeruk besar, jeruk nipis, jeruk manis dan jeruk siem), berbagai jenis jambu
(jambu biji, jambu monyet, jambu air), belimbing manis, kelengkeng dan
sebagainya (Wudianto, 1998). Pencangkokan dilakukan dengan menyayat dan
mengupas kulit sekeliling batang, lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman
yang dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan
kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis). Pencangkokan suatu
tanaman perlu memperhatikan pohon induk dan cabang yang akan dicangkok
dengan kriteria tanaman tahan terhadap hama dan penyakit, tahan terhadap
kekeringan, dan memiliki sistem perakaran yang kuat. Proses ini diperlukan
beberapa tahap agar pencangkokan pada jeruk nipis dapat berjalan dengan baik,
diantaranya persiapan alat dan bahan, pemilihan ranting atau batang, mengupas /
menyayat kulit cabang pohon, membersihkan kambium, penempelan media
cangkok, pembungkusan dengan plastik dan cara mengikat.
Teknik perbanyakan vegetatif tanaman jeruk nipis di BPPM adalah
sebagai berikut:
a. Persiapan Alat dan Bahan
Alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan mencangkok adalah gunting
dan pisau okulasi yang tajam, tali rafia, plastik bening. Sedangkan bahan yang
akan digunakan dalam kegiatan mencangkok adalah media berupa tanah hitam
yang telah diberi air agar tidak keras dan mudah untuk ditempelkan pada cabang
pohon dan tanaman jeruk nipis. Alat dan bahan cangkok dapat dilihat pada
Gambar 4.4.

Gambar 4.4. Alat dan Bahan


Alat- alat harus dalam kondisi bagus, dan tidak berkarat, sehingga proses
pengikisan berjalan dengan baik dan hasil cangkokan menjadi rapi. Bahan yang

22
digunakan juga harus bersih dari kotoran seperti gulma tanaman, serangga dan
lainnya.
b. Pemilihan Ranting atau Batang
Pemilihan batang yang akan dicangkok merupakan salah satu indikator
penting dalam pencangkokan. Pohon induk yang dipilih harus jelas asalnya serta
memiliki sifat yang unggul. Selain itu, batang yang kita cangkok juga harus dalam
keadaan sehat. Memilih batang yang tidak terlalu tua dan tidak juga tidak terlalu
muda. Pemilihan ranting atau cabang dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5. Pemilihan batang


Penentuan batang cangkok dari pohon induknya, harus memperhatikan
beberapa hal untuk meningkatkan keberhasilan cangkokkan. Menurut
Prameswari, dkk (2014) keberhasilan pencangkokan tanaman dipengaruhi oleh
banyak faktor antara lain : umur dan ukuran batang, media, waktu pencangkokan
dan jenis tanaman. Makin besar diameter batang , akar yang terbentuk juga akan
menjadi lebih banyak, hal ini disebabkan karena permukaan bidang perakaran
menjadi lebih luas, Umur batang sebaiknya masih cukup muda (berwarna
coklat/coklat muda) karena batang yang sudah tua umumnya lebih sulit dan
lambat membentuk akar.
c. Mengupas/menyayat kulit batang
Pengupasan kulit kayu harus dibuat dahulu tanda untuk sayatan, kemudian
sayatan kayu dibuat secara melingkar dan harus dilakukan dengan hati-hati,
jangan sampai melukai atau merusak jaringan-jaringan kayunya. Setelah itu, kayu
dikupas secara perlahan. Cara mengupas/menyayat kulit kayu dapat dilihat pada
Gambar 4.6.

23
(a) (b) (c)
Gambar 4.6. Penyayatan Kulit Batang : (a) Sayatan 2 cm (b) Sayatan 4 cm
(c) Sayatan 6 cm

Penggunaan pisau yang tajam akan mempercepat dalam mengupas dan


menyayat kulit jambu biji kristal. Panjang sayatan dibuat tidak terlalu panjang dan
juga tidak terlalu pendek, hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam
penempelan medianya. Menurut Elizabet, (2015) Pada umumnya mencangkok
biasa dilakukan dengan cara melukai/menyayat hingga bersih dan menghilangkan
kambium pada cabang atau ranting sepanjang 5-10 cm pada tanaman dikotil.
d. Membersihkan Kambium
Pembersihan kambium dilakukan dengan cara pengerokan dengan bagian
belakang pisau okulasi yang bersih. Pengerokan dengan mmenggunakan bagian
belakang pisau okulasi ini bertujuan untuk menghindari terjadinya pelukaan pada
batang yang telah dicangkok. Pengerokan dilakukan dengan hati-hati.
Pembersihan kambium dapat dilihat pada Gambar 4.7.

(a) (b) (c)


Gambar 4.7. Pembersihan Kambium : (a) Sayatan 2 cm (b) Sayatan 4 cm
(c) Sayatan 6 cm

Pengikisan kambium harus dilakukan secara hati hati. Pembersihan


kambium ini bertujuan untuk mencegah terbentuknya kulit pada batang pohon
tersebut. Bila kulit terbentuk kembali, maka akar tidak akan terbentuk. Menurut

24
Setiawan, (2012) Tujuan membersihkan kambium tersebut supaya akar dapat
tumbuh dengan baik. Apabila masih terdapat sisa kambium yang tertinggal maka
mungkin masih ada bagian xylem yang tertinggal sehingga masih ada aliran bahan
makanan sampai ke daun sehingga akar tidak terbentuk. Sedangkan tujuan dari
penyayatan adalah untuk memutus jaringan floem yang mengangkut sari-sari
makanan hasil fotosintesis.
e. Penempelan Media Cangkok
Penempelan media cangkok dapat menggunakan media tanah yang telah
dibasahi terlebih dahulu. Kemudian batang tanaman yang telah dicangkok
dibungkus dengan media tanah tersebut. lalu Media ditempel seperti bola kecil
dan melingkar sehingga menutupi bagian yang telah dikupas tersebut. Tanah yang
digunakan sebaiknya dibasahi terlebih dahulu dengan air, untuk memudahkan
dalam proses penempelannya. Tanah yang digunakan juga harus bisa menyimpan
air sehingga dapat memacu pertumbuhan akar secara cepat. Cara penempelan
media cangkok dapat dilihat pada Gambar 4.8.

(a) (b) (c)


Gambar 4.8. Penempelan Media : (a) Sayatan 2 cm (b) Sayatan 4 cm
(c) Sayatan 6 cm

Menurut Hendrata dan Sutardi, (2010) Salah satu faktor yang perlu
diperhatikan dalam pencangkokan adalah media cangkok. Media yang baik harus
mempunyai sifat mudah menyerap air, menahan air dalam waktu lama,
kelembabannya tinggi tetapi aerasinya baik dan beratnya ringan.
f. Pembungkusan Media dengan Plastik
Pembungkusan cangkok menggunakan plastik bening dengan cara
melilitkan plastik tersebut sampai semua media tertutupi dan mengikat dikedua
ujung menggunakan tali rafia. Pembungkusan dapat dilihat pada Gambar 4.9.

25
(a) (b) (c)
Gambar 4.9. Pembungkusan Media dengan Plastik : (a) Sayatan 2 cm
(b) Sayatan 4 cm (c) Sayatan 6 cm

Pembungkusan media cangkok dapat dilakukan dengan berbagai macam


media pembungkus seperti serabut kelapa, tanaman paku-pakuan yang kering dan
lainnya. Namun disini penggunaan plastik bening dalam membungkus media
cangok lebih unggul dibandingkan dengan penggunaan pembungkus lain. Hal ini
dikarenkan plastik bening mampu menahan air lebih lama sehingga kebutuhan air
dapat lebih lama digunakan, memudahkan memonitori pertumbuhan akar serta
kelembapan tanah pada media cangkok dan lebih praktis dalam penggunaannya.

4.3. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Cangkok Kerat


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari kegiatan
cangkok kerat pada tanaman jeruk nipis adalah:
a. Media tumbuh akar cangkok
Mempercepat pertumbuhan akar pada jeruk nipis yang telah dicangkok,
maka media tumbuh yang digunakan untuk membalut sayatan cangkok mesti ada
bahan organik dan unsur hara esensial. Media tumbuh harus dapat dipastikan
berada dalam kondisi tidak terlalu asam dan juga tidak basa.
b. Alat keratan yang tajam
Penggunaan alat keratan seperti gunting dan pisau okulasi yang tidak
tajam ataupun tumpul dapat menyebabkan kegagalan cangkok pada jeruk nipis.
Oleh karena itu, sangat tidak dianjurkan menggunakan alat untuk menyayat kulit
dahan jeruk nipis yang berkarat, dan gunakanlah yang tajam.

c. Hindari dari terik matahari

26
Mencangkok jeruk nipis carilah dahan yang pangkalnya tidak terlalu
terkena oleh sengatan sinar matahari. Usahakan terlindung dari panas atau
terhalangi oleh daun–daunnya. Sebab, jika terlalu panas, penguapan tinggi dan
menyebabkan media tumbuh akar cangkok cepat kering.
d. Penyiraman secara teratur
Mencangkok jeruk nipis jangan lupa untuk disiram atau dijaga
kelembaban media tumbuh akarnya. Cara menyiram cangkokan jeruk nipis adalah
dengan menggunakan alat injeksi atau alat suntik. Injeksi air secukupnya ke dalam
media tumbuh akar yang dibalut plastik setiap 3 hari sekali atau tergantung cuaca.

4.4. Parameter Pengamatan


Parameter yang diamati dalam pencangkokan jeruk nipis ini adalah
panjang sayatan yang berbeda dengan 3 perlakuan yaitu 2 cm, 4 cm, dan 6 cm.
Setelah itu hasil cangkok dirawat dan melihat perkembangan akarnya selama satu
bulan. Berikut ini hasil pengamatan yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Parameter Tingkat Keberhasilan Cangkok.
Perlakuan
Tanaman 2 cm 4 cm 6 cm
1   
2   
3   
4   X
5   
6   
7 X  
8   
9   
10   
Tingkat
Keberhasilan 90% 100% 90%
Keterangan : (√) Cangkok yang berhasil; (X) Cangkok yang gagal.

27
Tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil cangkok pada tanaman jeruk
nipis menunjukkan panjang sayatan pada perlakuan 4 cm memiliki tingkat
keberhasilan yang lebih tinggi yaitu sebesar 100%. Hal ini dikarenakan pada
sayatannya tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu pendek sehingga proses
pengikisan kambiumnya dapat berjalan dengan cepat dan benar. Kemudian pada
perlakuan 2 cm membutuhkan tingkat ketelitian yang lebih tinggi dalam
mengupas kulitnya, dan pada proses pengikisan kambiumnya lebih sulit. Sehingga
ada kemungkinan terjadi kerusakan pada batangnya yang dapat menyebabkan
pertumbuhan akar terhambat. Sedangkan pada perlakuan 6 cm memerlukan waktu
lebih lama dalam proses pengerjaannya, membutuhkan media yang sangat banyak
untuk membungkusnya, kebutuhan air yang tinggi dan pertumbuhan akarnya
membutuhkan waktu yang lebih lama. Adapun hambatan yang dihadapi selama
proses pencangkokan jeruk nipis adalah batangnya yang memiliki duri sehingga
membutuhkan tingkat ketelitian yang lebih tinggi agar tidak terkena durinya.

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah
pada hasil cangkok kerat jeruk nipis dengan panjang sayatan 4 cm memiliki
tingkat persentase tertinggi yaitu 100%. Hal ini dikarenakan pada sayatannya

28
tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu pendek sehingga proses pengikisan
kambiumnya dapat berjalan dengan cepat dan benar. Serta pertumbuhan akarnya
lebih cepat dan tidak membutuhkan media yang banyak.

5.2. Saran
Penulis menyarankan untuk melakukan perbanyakan vegetatif jeruk nipis
dengan metode cangkok, hal ini untuk mendapatkan bibit jeruk nipis yang
memiliki sifat unggul sama seperti tanaman induknya. Ketika proses mencangkok
disarankan menggunakan sayatan 4 cm agar persentase pertumbuhannya lebih
baik. Serta memiliki prospek agribisnis yang bagus dan tingkat keberhasillannya
lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Aibinu I, Adenipekun T, Adelowotan T, Ogunsanya T, Odugbemi T. Evaluation


of the antimicrobial properties of different parts of Citrus aurantifolia
(lime fruit) as used locally. Afr. J. Trad. Complem. Alter. Med. 2007: 4(2):
185-195.21.

Ashari, S. 2006. Hortikultura: Aspek Budidaya. Edisi revisi. Jakarta: UI-Press.

29
Ashari, S. 1995. Holtikultura. UI Press. Jakarta.

BPTP. 2011. Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Balai Pengkajian Teknologi


Pertanian Kalimantan Timur. Diakses melalui
http:kaltim.litbang.deptan.go.id pada Tanggal 15 Agustus 2019.

Cahyono, B. 2005. Budidaya Jeruk Mandarin. Yogyakarta: Yayasan Pustaka


Nusantara.

Elizabeth, 2015. Kajian Tekhnik Mencangkok Perbanyakan Jambu Kristal


(Psidium guava) Agrica Ekstensia. 9(2): 27-30.

Harmann, H.T. and D.E Kester. 2004. Plant Propagation Principles and
Practices. Prentice-Hall,Inc. Englewood Cliffs, New Jersey. 727 p.

Hendrata, R dan Sutardi. 2010. Evaluasi Media dan Frekuensi Penyiraman


terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L). Jurnal
Agrovigor, 3(1): 10-18.

Joesoef, M. 1993. Penuntun Berkebun Jeruk. Penerbit Bhratara, Jakarta.

Kuswandi. 2013. Pelaksanaan Pencangkokan pada Tanaman Sawo.


<http://balitbu.litbang.deptan.go.id/ind/index.php/hasilpenelitian46/inovasi
-teknologi/16-penelitian pengkajian2/545>. Diakses 20 Agustus 2019.

Prameswari, Z. K., S. Trisnowati dan S. Waluyo. 2014. Pengaruh Macam Media


dan Zat Pengatur Tumbuh terhadap Keberhasilan Cangkok Sawo
(Manilkara zapota (L.) Van Royen) pada Musim Penghujan. Jurnal
Vegetalika, 3(4): 107-118.

Purnomosidhi, P., Suparman, J. M. Roshetko dan Mulawarman. 2007.


Perbanyakan dan budidaya Tanaman Buah-Buahan: Durian, Mangga,
Jeruk, Melinjo, dan Sawo. Bogor: ICRAF.

Razak, A. Djamal, A dan Revilla, G. 2013. Uji Daya Hambat Air Perasan Buah
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus Aureus Secara In Vitro. Jurnal Kesehatan Andalas. 2013;
2(1): 5-8.

Rukmana, R. 2003. Jeruk nipis : prospek agribisnis, budidaya dan pasca panen.
Yogyakarta: Kanisius.

Sarwono, B. 2001. Khasiat dan Manfaa Jeruk Nipis. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Sarwono, B. 2009. Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Hal 23-25.

30
Setiadi dan Parimin. 2004. Budidaya Jeruk Asam di Kebun dan di Pot. Jakarta:
Penebar Swadaya.

Sutarto, I. 1994. Teknik Perbanyakan Vegetatif pada Tanaman Hias Semak, Perdu
dan Pohon. Jurnal Holtikultura: 6-7.

Warta Agro. 2014. Laba Manis dari Panen Jeruk Nipis. Diakses melalui
http://wartaagro.net pada Tanggal 10 Agustus 2019.

Wudianto, R. 1998. Membuat Stek, Cangkok, dan Okulasi. Jakarta: Penebar


Swadaya.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Agenda Kegiatan Praktek Kerja Lapang


Jadwal Kerja Praktik Kerja Lapang di PT. Arara Abadi BPPM
No. Hari/Tanggal Kegiatan Selama PKL di BPPM

31
1 Senin , 8 Juli 2019  Mahasiswa UIN SUSKA Riau diterima
oleh Perusahaan PT. Arara Abadi BPPM
 Pengenalan BPPM, Materi dan
pembacaaan tata tertib di BPPM
 Pemilihan Ketua
 Pembagian kelompok kerja
2 Selasa, 9 Juli 2019  Pemberian motivasi oleh pak santoso
sebelum bekerja
 Melakukan survei disekitar lokasi BPPM
3 Rabu, 10 Juli 2019  Pembuatan bedengan
 Memperbaiki pagar lahan
 Menyapu sampah disekitar area lahan
 Pemberian materi di pendopo
4 Kamis, 11 Juli 2019  Pembuatan bedengan
 Pemberian motivasi oleh pak Ega
5 Jumat, 12 Juli 2019  Penanaman tanaman nenas
 Pembersihan gulma di area nenas
 Pemberian materi di pendopo
6 Sabtu , 13 Juli 2019  Libur kerja
 Melaksanakan kegiatan bersama bermain
game (outbound)
7 Minggu, 14 Juli 2019  Libur kerja
 Gotong royong membersihkan
perkarangan musholla, kamar, dan area
lain di BPPM
8 Senin, 15 Juli 2019  Membersihkan perkarangan lahan
 Pemangkasan ranting pohon
 Perbanyakan khusus tentang teknik
sambung pucuk durian
 Pemberian materi di pendopo
9 Selasa, 16 Juli 2019  Membersihkan gulma di tanaman matoa
 Perbanyakan khusus sambung pucuk
durian
 Pemberian materi di pendopo
10 Rabu, 17 Juli 2019  Pemangkasan batang buah naga
 Panyemprotan herbisida
 Pemberian materi di pendopo
11 Kamis, 18 Juli 2019  Penaburan kompos di buah naga
 Pemberian materi di pendopo
12 Jumat, 19 Juli 2019  Pemupukan pada tanaman jambu
 Penyiraman paa tanaman jambu
 Penaburan kompos di buah naga
 Pemberian materi di pendopo
13 Sabtu, 20 Juli 2019  Libur kerja
 Melaksanakan senam pagi

32
14 Minggu, 21 Juli 2019  Libur kerja
 Melaksanakan olahraga bersama
15 Senin, 22 Juli 2019  Pengumpulan media untuk pembuatan
kompos
 Pemberian materi di pendopo
16 Selasa, 23 Juli 2019  Pengumpulan media untuk pembuatan
kompos
 Pemberian materi di pendopo
17 Rabu, 24 Juli 2019  Pengisisan polybag dengan media
cocopit
 Pemanenan hasil cangkok jambu
 Penanaman hasil cangkok ke polybag
 Pemberian materi di pendopo
18 Kamis, 25 Juli 2019  Penyiraman bibit tanaman di nursery
 Membersihkan area lahan nursery
19 Jumat, 26 Juli 2019  Kunjungan ke Research and
Development dan kunjungan ke pabrik
kertas PT. Indah Kiat Pulp and Paper
20 Sabtu, 27 Juli 2019  Libur kerja
 Senam pagi
21 Minggu, 28 Juli 2019  Libur kerja
 Melaksanakan perlombaan bola volly
22 Senin, 29 Juli 2019  Bersih – bersih perkarangan BPPM
 Pemberian materi di pendopo
23 Selasa, 30 Juli 2019  Pembersihan Mushala, lapangan voli dan
pendopo
 Evaluasi materi oleh pembimbing BPPM
(ujian)
24 Rabu, 31 Juli 2019  Melaksanakan kegiatan cangkok kerat
jambu kristal
 Pembuatan laporan seminar secara
berkelompok
 Latihan persentasi
25 Kamis, 1 Agustus 2019  Melaksanakan kegiatan cangkok kerat
kelengkeng
 Latihan persentasi
26 Jumat, 2 Agustus 2019  Mengisi media
 Melaksanakan cangkok belah jambu
 Proses pembuatan laporan
27 Sabtu, 3 Agustus 2019  Mempersiapkan alat dan bahan untuk
malam perpisahan
28 Minggu, 4 Agustus 2019  Melaksanakan outboun akbar dengan
bermain game
29 Senin, 5 Agustus 2019  Gotong royong membersihkan area
BPPM
 Pembuatan laporan seminar PKL secara

33
berkelompok
30 Selasa, 6 Agustus 2019  Membersihkan area disekitar BPPM

31 Rabu, 7 Agustus 2019  Presentasi laporan kelompok praktek


kerja lapang dari 4 universitas, UIN, UR
dan UIR dan STTP
 Keberangkatan pulang dari BPPM ke
Pekanbaru.

Lampiran 2. Dokumentasi Praktek Kerja Lapang

34
Foto bersama sebelum apel pagi Pembuatan bedengan

Hasil sambung pucuk durian Penanaman bibit jeruk nipis

Penyiraman bibit tanaman di Nursery Pemindahan hasil cangkok ke polybag

35
Proses cangkok belah jambu citra Pemindahan hasil kompos

Proses pengisian media Kunjungan ke PT. IKKP

Kunjungan ke R&D Penanaman tanaman nenas

36

Anda mungkin juga menyukai