LAPORAN
Disusun Oleh:
LEMBARAN PENGESAHAN
BAB I PENDAHULUAN
2. Lokasi II
a. Tempat : Pantai Anoi Itam
b. Waktu Pengamatan : Pukul 13.35 WIB
c. Hari dan Tanggal : Sabtu, 5 maret 2022
3. Lokasi III
a. Tempat : Benteng Jepang
b. Waktu Pengamatan : Pukul 13.50 WIB
c. Hari dan Tanggal : Sabtu, 5 maret 2022
4. Lokasi IV
a. Tempat : Gunung Berapi Jaboi
b. Waktu Pengamatan : Pukul 15.20 WIB
c. Hari dan Tanggal : Sabtu 5 maret 2022
5. Lokasi V
a. Tempat : Danau Aneuk Laot
b. Waktu Pengamatan : Pukul 08.45 WIB
c. Hari dan Tanggal : Minggu 6 maret 2022
6. Lokasi VI
a. Tempat : Waduk Paya Seunara
b. Waktu Pengamatan : Pukul 10.20 WIB
6
7. Lokasi VII
a. Tempat : KM 0
b. Waktu Praktikum : Pukul 11.45 WIB
c. Hari dan Tanggal : Minggu 6 maret 2022
8. Lokasi VIII
a. Tempat : Iboh
b. Waktu Praktikum : Pukul 14.45 WIB
c. Hari dan Tanggal : Minggu 6 maret 2022
2.1 Geologi
Secara Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang
artinya bumi dan Logos yang artinya ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu yang
8
mempelajari bumi. Secara umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet
Bumi, termasuk Komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya. Karena Bumi tersusun
oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan, dan sejarahnya
merupakan hal utama dalam memahami sejarah bumi. Dengan kata lain batuan
merupakan objek utama yang dipelajari dalam geologi.
2.2 Geomorfologi
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari pembentukan permukaan
bumi. Mempelajari evolusi lereng, pembangunan daratan dan plateau, dan
prosesproses terbentuknya bukit pasir dan goa dan tebing (elemen-elemen fisik
dari bentang daratan). Pergerakan dari udara, es, gelombang air berkontribusi
dalam pembentukan bentang daratan. Secara luas, berhubungan dengan landform
(bentuk lahan) tererosi dari batuan yang keras, namun bentuk konstruksinya
dibentuk oleh runtuhan batuan, dan terkadang oleh perolaku organisme di tempat
mereka hidup. “Surface” (permukaan) jangan diartikan secara sempit harus
termasuk juga bagian kulit bumi yang paling jauh. Kenampakan subsurface
terutama di daerah batu gamping sangat penting dimana sistem gua terbentuk dan
merupakan bagian yang integral dari geomorfologi.
Pengaruh dari erosi oleh: air, angin, dan es, ketinggian dan posisi relatif
terhadap air laut. Dapat dikatakan bahwa tiap daerah dengan iklim tertentu juga
memiliki karakteristik pemandangan sendiri sebagai hasil dari erosi yang bekerja
yang berbeda terhadap struktur geologi yang ada. Geomorfologi mengutamakan
pembelajaran mengenai bentuklahan, yaitu bentukan pada permukaan bumi
sebagai hasil perubahan bentuk permukaan bumi oleh proses-proses
geomorfologis yang bekerja di permukaan bumi.
2.3 Topografi
Topografi adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah,
termasuk di dalamnya adalah perbedaan kemiringan lereng, panjang lereng,
bentuk lereng, dan posisi lereng. Topografi merupakan salah satu factor
membentuk tanah. Topografi dalam proses pembentukan tanah mempengaruhi:
a. Jumlah air hujan yang meresap atau ditahan oleh massa tanah
b. Dalamnya air tanah
c. Besarnya erosi
d. Arah gerakan air berikut bahan terlarut di dalamnya dari satu
tempat ke tempat lain (Hardjowigeno, 1993).
Hubungan antara lereng dengan sifat-sifat tanah tidak selalu sama disemua
tempat, hal ini disebabkan karena faktor-faktor pembentuk tanah yang berbeda di
setiap tempat. Keadaan topografi dipengaruhi oleh iklim terutama oleh curah
hujan dan temperatur (Salim, 1998).
Daerah yang memiliki curah hujan tinggi, menyebabkan pergerakan air
pada.suatu lereng menjadi tinggi pula sehingga dapat menghanyutkan
partikelpartikel tanah. Proses penghancuran dan transportasi oleh air akan
mengangkut berbagai partikel-partikel tanah, bahan organik, unsur hara, dan
bahan tanah lainnya. Keadaan tersebut disebabkan oleh energi tumbuk butir-butir
hujan, intensitas hujan, dan penggerusan oleh aliran air pada permukaan tanah
yang memberikan pengaruh dalam proses pembentukan dan perkembangan tanah.
semakin besar sejalan dengan semakin miringnya permukaan tanah dari bidang
horizon tal, sehingga lapisan tanah atas yang tererosi akan semakin banyak. Jika
lereng permukaan tanah menjadi dua kali lebih curam, maka banyaknya erosi per
satuan luas menjadi 2 ,0-2 , 5 kali lebih banyak (Arsyad, 2000).
a. Panjang Lereng
Panjang lereng dihitung mulai dari titik pangkal aliran permukaan sampai
suatu titik di mana air masuk ke dalam saluran sungai, atau di mana kemiringan
lereng berkurang sedemikian rupa sehingga kecepatan aliran air berubah. Air yang
mengalir di permukaan tanah akan terkumpul di ujung lereng. Dengan demikian
berarti lebih banyak air yang mengalir dan makin besar kecepatannya di bagian
bawah lereng dari pada di bagian atas (Arsyad, 2000).
b. Bentuk Lereng
Bentuk lereng merupakan wujud visual lereng pada suatu sekuen lereng.
Lereng biasanya terdiri dari bagian puncak (crest), cembung (convex), cekung
(voncave), dan kaki lereng (lower slope). Daerah puncak (crest) merupakan
daerah gerusan erosi yang paling tinggi dibandingkan dengan daerah dibawahnya,
demikian pula lereng tengah yang kadang cembung atau cekung mendapat
gerusan aliran permukaan relatif lebih besar dari puncaknya sendiri, sedangkan
kaki lereng merupakan daerah endapan (Salim, 1998).
c. Posisi Lereng
Posisi lereng terdiri dari puncak lereng, lereng atas, lereng tengah, lereng
bawah, dan kaki lereng. Pergerakan air secara vertikal akan melarutkan
bahanbahan tanah dan mengakibatkan bahan-bahan tanah menurun serta
terakumulasi dilereng bawah. Posisi lereng turut mempengaruhi besar aliran
permukaan. Air yang mengalir di permukaan tanah akan terkumpul di bagian
bawah lereng, dengan demikian berarti lebih banyak air yang mengalir dan makin
besar kecepatannya di bagian bawah lereng.
1. Mudah berubah
2. Waktunya terbatas
3. Meliputi wilayah yang sempit
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam waktu yang
lama. Sifat cuaca ini meliputi antara lain:
1. Relatif tetap
2. Berlaku untuk waktu yang lama
3. Meliputi daerah yang luas
Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim antara lain:
1. Letak garis lintang
2. Letak tinggi suatu tempat
3. Pengaruh daratan yang luas
4. Lokasi :dekat laut, dekat danau, dan daerah padang pasir
5. Daerah pegunungan yang dapat mempengaruhi posisi bayangan hujan
6. Suhu udara dan awan
7. Kelembaban udara dan awan
penyusunan kembali hasil penguraian bahan mineral dan bahan organik menjadi
senyawa baru.
Adanya keempat komponen tanah tersebut, serta adanya dinamika di
dalamnya, menyebabkan tanah mampu berperan sebagai media tumbuhnya
tanaman. Perbandingan komponen-komponen tanah pada setiap tempat tergantung
pada jenis tanah, lapisan tanah, pengaruh cuaca dan iklim serta campur tangan
manusia.
5. Grumusol atau Margalit, terdiri dari beberapa macam; grumusol pada batu
kapur, grumusol pada sedimen tuff, grumusol pada lembah-lembah kaki
pegunungan, grumusol endapan aluvial. Kesuburan cukup. dimanfaatkan
untuk pertanian padi, dan tebu. Penyebarannya di Madura, Gunung Kidul,
Jawa Timur dan Nusa Tenggara.
6. Organosol, mengandung paling banyak bahan organik, tidak mengalami
perkembangan profil, disebut juga tanah gambut. Bahan organik ini terdiri
atas akumulasi sisa-sisa vegetasi yang telah mengalami humifikasi, tetapi
belum mengalami mineralisasi. Tanah ini kurang subur. Tanah ini belum
dimanfaatkan, tetapi dapat dimanfaatkan untuk persawahan.
Penyebarannya di Sumatera.
2.7 Vulkanisme
Vulkanisme merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi.
Keluarnya magma ke permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan,
dan pipa kepundan pada gunung api. Jika magma yang berusaha keluar tidak
mencapai permukaan bumi, proses ini disebut intrusi magma. Jika magma sampai
di permukaan bumi, proses ini disebut ekstrusi magma. Magma yang sudah keluar
ke permukaan bumi disebut lava.
Jenis-jenis gunung api:
1. Gunung api perisai, bentuknya seperti perisai, lerengnya sangat landai,
terbentuk karena erupsi efusif magma cair dan encer yang mengalir dan
membeku secara lambat yang bentuknya seperti perisai.
2. Gunug api maar, bentuknya seperti trapesium, terbentuk karena erupsi
eksplosif yang tidak terlalu kuat dengan letusan hanya sekali sehingga
terbentuklah lubang besar (kawah/maar).
3. Gunung api strato, bentuknya seperti kerucut dan berlapis, terbentuk
karena erupsi efusif dan eksplosif dengan beberapa kali letusan yang kuat.
17
2.8 Erosi
Batuan yang telah lapuk secara berangsur-angsur akan dikikis dan
dipindahkan ke tempat lain oleh tenaga eksogen. Proses pengikisan dan
pengangkutan material hasil lapukan itulah yang disebut erosi.
a. Erosi Air
Erosi air disebabkan oleh aliran air permukaan yang berasal dari air
hujan yang menghanyutkan partikel-partikel tanah dan hancuran
batuan. Faktor-faktor yang memengaruhi kekuatan erosi air.
b. Erosi Angin
Erosi angin biasa terjadi di gurun pasir dan di daerah kering.
Deflasi merupakan proses erosi yang disebabkan oleh angin. Angin
dengan kecepatan tinggi mengikis batuan dan membawanya ke
daerah yang kecepatan anginnya rendah.
c. Erosi Gletser
Gletser adalah salju yang meluncur mengikuti lereng-lereng bukit.
Eksarasi merupakan proses erosi yang disebabkan gletser. Di
daerah yang bersalju, sewaktu salju turun, butiran salju bersatu
dengan tanah dan menyusup melalui pori-pori tanah. Ketika musim
panas, salju mencair dan mengalir dengan membawa material hasil
erosi.
2.9 Vegetasi
Vegetasi di definisikan sebagai mosaik komunitas tumbuhan dalam
landscape dan vegetasi alami diartikan sebagai vegetasi yang terdapat dalam
landscape yang belum dipengaruhi oleh manusia (Kuchler, 1967). Vegetasi
merupakan suatu pengelompokan dari tumbuh-tumbuhan yang hidup bersama di
dalam suatu tempat tertentu yang mungkin dikarakterisasi baik oleh spesies
sebagai komponennya, maupun oleh kombinasi dari struktur dan fungsi
sifatsifatnya yang mengkarekterisasi gambaran vegetasi secara umum atau
fisiognomi. Vegetasi merupakan suatu kumpulan tumbuh-tumbuhan yang terdiri
dari beberapa jenis (biasanya) berinteraksi satu dengan yang lainnya. Misalnya,
vegetasi hutan dibentuk oleh individu tumbuhan yang beraneka ragam dan
memiliki variasi pada setiap kondisi tertentu.
18
daerah disumur tiga dulunya mengalami patahan sehingga akibat adanya patahan
tersebut terbentuk topografi yang terjal dan lama kelamaan terjadi erosi dan
menyebabkan dibawahnya ada batuan besar. Salah satu sumur yang terdapat di
daerah tersebut airnya tawar disebabkan sumur yang digali lebih tinggi dari
permukaan laut. Batuan yang terdapat di sumur tiga ketika di teliti menggunakan
HCL berbuih dan dapat disimpulkan bahwa batuannya mengandung kapur dan
tanah yang terdapat di sumur tiga ketika di teliti menggunakan H2O2 berbuih dan
dapat disimpulkan bahwa batuannya mengandung bahan organik.
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan didapatkan data bahwa
Sumur ini memiliki air yang tawar yang sangat baik untuk dikonsumsi. Daerah
21
sumur tiga merupakan daerah yang berbukit-bukit dengan ketinggian berkisar 50-
100 meter dari permukaan laut sehingga air hujan yang jatuh akan terus mengalir
ke laut. Sumur yang terletak di pinggir pantai sangatlah strategis karena pada
kawasan inilah air hasil perkolasi dari kawasan tadah hujan wilayah sumur tiga
berkumpul.
Air sumur tawar karena letak sumur yang lebih tinggi daripada pantai
sehingga tidak memungkinkan terjadinya instrusi air laut. Konstruksi sumur yang
tebal dan kokoh juga menjadi penghalang terjadinya instrusi air laut. Kawasan ini
pada saat itu mempunyai kelembaban udara sebesar 85% yang berarti penguapan
pada saat itu tinggi.
Gambar 3.2 Sumur yang diamati
22
Danau Aneuk Laot yang disebut juga Danau Air Tawar terletak di
Kecamatan Aneuk laot, Kota Sabang, Nangroe Aceh Darussalam. Dalam bahasa
Aceh aneuk laot berarti anak laut. Nama Danau Anaeuk Laot diberikan karena
Kota Sabang yang di kelilingi laut tapi danau ini selalu mencukupi kebutuhan air
bersih untuk masyarakat.
Seperti wisata alam lainnya, objek ini menyuguhkan panorama alam yang
sangat menakjubkan. Jika ingin berkunjung di siang hari tidak perlu khawatir
panas, udara di tempat ini sangatlah sejuk dan cocok untuk tempat berteduh.
Danau Aneuk Laot ini berada tepat ditengah-tengah Kota Sabang yang
merupakan sumber mata air bagi seluruh penduduk sekitarPulau Weh. Tempat
wisata ini menyajikan panorama alam yang indah dengan latar belakang Pantai
Sabang. Namun sayangnya, setelah terjadinya bencana gempa dan tsunami yang
melanda Aceh pada 2004 lalu, warga sekitar mengatakan jika air di Danau Aneuk
Laot mengalami penurunan. Di sekitar danau masih terdapat vegetasi untuk
tangkapan hujan. Di sekitar danau terdapat eceng gondok namun dikawatirkan
dapat menyebabkan pendangkalan danau.
3.6 Lokasi VII Bendungan Paya Seunara
Ketinggian 51 mdpl
Suhu udara 33 °C
Batuan Tidak mengandung kapur
Proses Geologi Pengangkatan
Proses Geomorfologi Structural
Vegetasi Keutapang, mahoni, pandan tikar,
jeruk purut, kemiri, rumput, hutan
campuran
pH Tanah 6 (asam)
Jenis batuan Batuan beku luar, batuan breksi
Struktur tanah Liat berlempung
T anah Mengandung bahan organic
Tugu Nol Kilometer RI atau biasa disebut Monumen Kilometer Nol
terletak di desa Iboih Ujong Ba’u 29 kilometer di sebelah barat kota Sabang dan
sekitar 5 km dari Iboih. Monumen ini dibangun di ujung tebing setinggi 20 meter
yang menghadap Samudra Hindia. Dalam bahasa Indonesia Monumen ini disebut
Kilometer Nol yang mempunyai symbol burung garuda, burung Garuda
legendaries yang terukir padanya.
Tugu yang diprakarsai oleh Menteri Negara dan Riset Teknologi yaitu
bapak Prof.Dr.Ing. BJ.Habibi pada tanggal 24 September 1997 merupakan
penentuan posisi geografis kilometer Nol yang diukur oleh para pakar BPP
Teknologi dengan menerapkan teknologi Satelit Global Positioning (GPS).
Tempat ini sangat banyak dikunjungi baik oleh turis lokal hingga manca
negara karena dari tempat ini dimulai perhitungan wilayah Indonesia. Dari
hadapan tugu tersebut akan tampak dari jauh Pulau Aceh. Di Kilometer nol
terdapat beberapa tempat makan, souvenir juga mushala.
32
RUBIAH
Taman Laut Rubiah terletak sekitar 23,5 km sebelah barat kota Sabang,
dapat dicapai melalui darat, atau sekitar 7 km dengan menggunakan perahu boat,
dan terletak bersebelahan dengan desa Iboih. Pemerintah Indonesia telah
menentukan daerah perairan ini, sekitar 2600 hektar sekitar pulau Rubiah sebagai
daerah special nature reserve. Terletak di teluk Sabang, dimana air disini relatif
tenang dan sangat jernih (25 m visibility) laut disini diisi oleh bermacam trumbu
karang dan ikan bermacam warna. Dapat ditemukan gigantic clams, angel fish,
school of parrot fish, lion fish, sea fans, dan banyak lagi.
Namun pada saat tsunami 2004 silam menghancurkan terumbu karang
yang ada, tetapi sekarang telah di tanam kembali dan ikan-ikan disana tidak boleh
ditangkap.
34
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang terdapat pada laporan ini adalah:
1. Sabang merupakan sebuah pulau di ujung Sumatera yang termasuk
kedalam wilayah Provinsi Aceh.
2. Pulau weh merupakan pulau yang terbentuk dari aktivitas geologi, berupa
pengangakatan (sesar) serta adanya aktivitas vulkanisme. Pulau weh
merupakan hasil dari pengangkatan pada jutaan tahun silam hal ini di
tandai dengan banyaknya terdapat batuan yang mengandung kapur dan
topografinya berbukut-bukit dan terjal.
3. Dengan adanya proses pengangkatan menyebabkan terjadinya proses
vulkanisme hasil pertemuan antara lempeng eurasia dan indo-australia
yang menghasilkan gunung api baik yang muncul di permukaan pulau weh
maupun didalam laut yang ditandai dengan kawah belerang, lumpur panas,
air panas bumi dan gas belerang.
35
4.2 Saran
Adapun saran yang terdapat dalam laporan ini adalah:
1. Dalam melakukan praktikum, penggunaan alat-alat yang digunakan sudah
memadai, namun dalam observasi selanjutnya berharap agar semua tim
bisa menjaga alat dan bertanggung jawab terhadap alat agar tidak terjadi
kehilangan.
2. Dalam pembangunan sebagai kota wisata, Sabang masih kurang
membenahi sarana dan prasarana oleh karena itu perlu adanya peningkatan
dari sarana dan prasarana untuk meningkatkan sabang sebagai kota
pariwisata.
36
DAFTAR PUSAKA
Abdullah, T. S.1996. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Cetakan Kedua.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Cetakan Ketiga.
Bogor: Institut Pertanian
Buckman, Harry O. and Nyle C. Brady. 1982. Ilmu
Tanah. Jakarta: Bhratara Karya Aksara
Kartasapoetra, A. Gunarsih. 1986. Klimatologi: Pengaruh Iklim TerhadapTanah
dan Tanaman. Jakarta : Bumi Aksara, Wiradisastra. 1999. Geomorfologi
dan Analisis Lanskap. Laboratorium http://geografi-
geografi.blogspot.com/2013/08/tenaga-eksogen_9729.html http://syakir-
berbagiilmu.blogspot.com/2012/06/tenaga-pembentuk-muka-
bumitenaga.html