Topik 6 - PTM - MK Kesmas
Topik 6 - PTM - MK Kesmas
Mahasiswa
Tingkat 3 Reguler 2
Kegiatan di atas dapat dihasilkan melalui aktivitas epidemiologi yang disebut dengan surveilans.
Kegiatan surveilans berguna dalam memonitor pola dan tren PTM. Dalam kaitannya dengan PTM,
surveilans dibutuhkan untuk:
a. Mengidentifikasi kelompok masyarakat yang memiliki risiko PTM dan kelompok masyarakat
yang lebih sedikit mendapat benefit dari program intervensi PTM
b. Mengukur efek dari program intervensi
c. Mengidentifikasi perkembangan PTM yang baru.
Dalam kaitannya dengan PTM, studi epidemiologi memberi manfaat bagi kajian PTM, antara lain:
a. Memberikan prinsip dasar dalam pengontrolan PTM;
Handout
b. Merupakan alat dalam menentukan penyebab PTM
c. Memungkinkan praktisi kesehatan menentukan prioritas PTM dan faktor risiko berdasarkan
orang, tempat, dan waktu
d. Menghasilkan metode untuk mengevaluasi program dan kebijakan kesehatan bagi komunitas
atau klinis.
Praktisi kesehatan masyarakat dan epidemiologis mengalami hambatan serta tantangan dalam
mengembangkan dan menerapkan program pengendalian PTM. Tantangan tersebut antara lain:
a. PTM seringkali dipandang sebagai kejadian yang bukan merupakan “krisis
nasional”, dan hasil dari program pencegahan diperoleh dalam jangka panjang
b. Masyarakat lebih suka menghindari risiko yang tidak disadari/involuntary risk seperti
menghindari paparan bahan kimia, dibandingkan menghindari risiko yang disadari/voluntary
risk seperti merokok. Meskipun disadari bahwa voluntary risk memberi andil yang besar
terhadap beban penyakit kronis
c. Banyak komunitas masyarakat yang tidak dapat mengakses dan mengetahui data tentang PTM
dan faktor risikonya, yang berguna sebagai pedoman dalam menentukan tujuan dan evaluasi
program kesehatan
d. Sumberdaya yang dialokasikan (seperti pendanaan) tidak cukup untuk menunjang program
pengendalian PTM. (Brownson & Bright, 2004).
3) Hipertensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah secaramenetap
> 140/90 mmHg. Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala, sehingga penderita tidak merasa sakit.
Gejalanya antara lain:
a) Sakit kepala
b) Kelelahan
c) Mual dan muntah
d) Sesak napas
e) Napas pendek (terengah-engah)
f) Gelisah
g) Pandangan menjadi kabur
h) Mata berkunang-kunang
i) Mudah marah
j) Telinga berdengung
k) Sulit tidur
l) Rasa berat di tengkuk
2) Kanker Payudara
a) Faktor risiko kanker payudara antara lain seperti haid pertama pada usia < 10 tahun, berhenti
haid (menopause) pada usia > 50 tahun, kehamilan pertama pada usia > 35 tahun, riwayat
keluarga, tidak mempunyai anak, tidak menyusui, riwayat tumor jinak sebelumnya, berat badan
berlebih, kebiasaan makan tinggi lemak dan kurang serat, perokok aktif dan pasif, konsumsi
alkohol, pemakaian obat hormonal dalam waktu lama dan penekanan pada payudara terus
menerus dalam waktu lama
b) Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Program Cerdik
K : Kendalikan stress
Perubahan perilaku hanya bisa dilakukan oleh masyarakat secara mandiri. Kegiatan peran serta
masyarakat bisa dilakukan melalui kegiatan POSBINDU. Posbindu adalah suatu kegiatan yang terpadu,
rutin, dan periodik dengan optimalisasi peran serta masyarakat untuk melakukan deteksi dini, monitoring/
pemantauan dan tindak lanjut faktor resiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan. Konsep Kegiatan
Posbindu antara lain:
a. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam deteksi, monitoring, dan tindak lanjut faktor resiko
PTM
b. Melibatkan seluruh masyarakat, baik yang sehat, berisiko, maupun penderita PTM yang berusia >
15 tahun
c. Posbindu PTM dapat dilakukan terintegrasi dengan kegiatan yg telah ada di masyarakat, misal:
posyandu lansia, pengajian, arisan, klub olahraga, atau organisasi sosial lainnya
d. Kegiatan dapat dilakukan oleh kader kesehatan yg telah ada atau pengurus organisasi yang telah
dilatih, dibina, dan difasilitasi untuk dapat melakukan pemantauan FR PTM (bila ada, pendidikan
minimal SLTA, mau dan mampu).
2. Sumber Data
Data dapat diperoleh melalui :
a. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
b. Puskesmas
c. RumahSakit
d. Laboratorium
3. Langkah – langkah
Surveilans kasus PTMdilaksanakan dengan langkah–langkah sebagaiberikut (Kemenkes, 2013):
a. Pengumpulan Data
1) Pengumpulan datasurveilans kasus PTMdilakukan mulai di tingkatpuskesmas, rumah sakit, dan
laboratorium, dan hasil survei yangmerupakan data agregat/kelompok
2) Pengumpulandata surveilans kasus PTM dapat menggunakan sisteminformasi yang berlaku,
seperti SIKDA Generik atau sistem informasilainnya
3) Pengumpulan data surveilans kasusPTMdilakukan oleh seluruh sumberdata PTM yakni
puskesmasdan RS.
Surveilans kasus PTM yang ada di Puskesmas adalah melalui LB1.Untukkasus PTM yang tidak
bisa ditegakkan diagnosa di Puskesmas,maka diagnosis dengan pemeriksaan klinis saja, yaitu
suspekkankerserviks,penyakit jantung koroner, osteoporosis,stroke, DM, gagal ginjalkronik,
asmabronchiale, thalasemia, PPOK, SLE, dan lain-lain.Sedangkan di RSsudah dapat dilakukan
pengumpulan data penyakittersebut di atas berdasarkan hasil diagnosisterkonfirmasi.
c. Interpretasi Data
Hasil analisisdiinterpretasi berdasarkan situasi di suatu wilayah, apakahangka-angka prevalensi
menunjukkan kecenderungan tertentu danbesaranmasalah PTM dan cedera, dengan dihubungkan dengan
data lain, sepertidemografi, geografi, gaya hidup/perilaku, dan pendidikan.
d. Disseminasi Informasi
1) Hasil-hasil analisisdan interpretasi dibuat dalam bentuklaporandan ataupresentasi. Laporan
tersebut dikirimkan oleh unit penanggungjawabkepada jenjang struktural yang lebih tinggi, dari
Puskesmas ke dinaskesehatan kabupaten/kota, dari dinas kesehatan kabupaten/kota kedinas
kesehatan provinsi dan Kementerian Kesehatan.Umpan balikdiberikankeunit jenjang
dibawahnya,seperti ke dinkes kabupaten/kotadan dinkes provinsi.
2) Diseminasiinformasi ditujukan kepada seluruhstakeholderyang terkait,seperti jajaran
kesehatan,LSM, profesi, perguruan tinggidan masyarakatpada umumnya. Untuk jajaran kesehatan,
khususnya dinas kesehataninformasi akan menjadi dasardalam pengambilan keputusan
danperencanaan pengendalianPTM serta evaluasi program
DAFTAR PUSTAKA
Heryana, Ade, 2016, Pengantar Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Tersedia [Online]
http://adeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/2016/03/Ade-
Heryana_Pengantar-Epidemiologi-Penyakit-Tidak-Menular.pdf, [Diunduh Tanggal 02 Maret 2017]
Kemenkes RI, 2013, Pedoman Surveilans Penyakit Tidak Menular, Tersedia [Online]
http://www.pptm.depkes.go.id/cms/frontend/ebook/Pedoman_SE_PTM-Des_2013.pdf , [Diunduh
Tanggal 02 Maret 2017]
Rahayujati, Theodola Baning, Pengendalian Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Prioritas, Tersedia
[Online] dinkes.kulonprogokab.go.id/files/naskah%20web_ptm.pdf, [Diunduh Tanggal 02 Maret
2017]