Prepared by:
Charles C. Villanueva
Dosen:
Tim Penyusun:
Cepot
Rizki Hikmawan
Sono
Bi Icih
Giant
2015
Bab I
Pendahuluan
A. Profil Buku
Judul Buku : Educational Management Information System (EMIS) and The
Formulation of Education for All (EFA), Plan of Action, 2002-2015
Pengarang : Charles C. Villanueva
Kerja Sama : UNESCO Almaty Cluster Office and Ministry of Education of
Tajikistan
Tahun Penyusunan : 2003
Jumlah Hal : 61
B. Pengertian EMIS
EMIS adalah akronim dari Educational Management Information System,
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti Sistem Informasi Managemen Pendidikan.
EMIS didefinisikan sebagai sebuah grup pelayanan informasi dan dokumentasi yang
terorganisir untuk mengumpulkan, menyimpan proses analisis dan menyebarkan informasi
untuk perencanaan dan managemen pendidikan. Emis merupakan kumpulan komponen
meliputi proses input-output dan umpan balik yang terintegrasi untuk menyapai tujuan
khusus. Emis merupakan sebuah sistem yang mengontrol data dan informasi dalam jumlah
besar dimana keduanya dapat dengan mudah diakses, diproses, dianalisis, dan tersedia untuk
digunakan dan disebarkan.
Berdasarkan definisi tersebut, EMIS yang dikelola dengan baik akan sangat membantu
dalam mempercepat proses pengambilan keputusan yang tepat karena menyediakan sumber
data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu. Untuk dapat memanfaatkan EMIS,
dianjurkan agar semua pengguna untuk memiliki IT literatur yang kuat dan terbiasa bekerja
dengan menggunakan komputer.
2. Integration
Prinsip Integritas dan sinergi dapat dipahami dari 8 aspek atau dimensi yaitu:
Kebutuhan dari penyedia dan pengguna
Data
Penganganan informasi.
Penyimpanan data.
Pengambilan data.
Analisis data.
Prosedur secara manual maupun menggunakan komputer.
Jaringan antar EMIS Pusat.
3. Institutional Framework
Struktur jaringan sebuah EMIS berfungsi untuk memfasilitasi alur informasi dan
menghubungan setiap agensi dan individu yang terlibat dalam proses pengumpulan,
pengolahan, penyimpanan, analisis, penyebaran, dan penggunaan dari informasi
pendidikan. Hubungan tersebut lebih jelas dapat terlihat pada gambar berikut:
Gambar 1.2 Kerangka Kerja Institusional EMIS
F. Identifikasi Indikator
Untuk lebih memahami sistem, terutama ketika sasaran dari sistem tersebut untuk
mencapai tujuan tertentu dengan batasan waktu, diperlukan deskripsi proses yang bersifat
dinamis. Pola interaksi dengan berbagai macam komponen dan proses monitoring harus
dideskripsikan. Beberapa indikator hanya dapat diidentifikasi per-tahun (drop out rate/
enrollmen-ratio), sedangkan indikator yang lain dapat diidentifikasi secara reguler. Bebearap
indikator lain harus dikomputasi dengan penelitian khusus menggunakan metode dan teknik
sampling, seperti sosio ekonomi dan pemetaan wilayah pendidikan.
1. Kerangka Kerja : Fungsi Pendidikan
Komponen sistem:
a. Input : sumber data nyata yang digunakan dalam pendidikan. Contohnya
karakteristik siswa, guru dan staff, kurikulum, buku, fasilitas dan
sumber dana.
b. Process : Interaksi antara siswa dengan input. Contohnya proses belajar
mengajar dan faktor administratif seperti presensi dan absensi.
c. Output : Hasil sebenarnya atau efek dari pendidikan seperti lulusan dan
kenaikan skor tes.
d. Outcomes : Hasil akhir dari efek pendidikan seperti peningkatan gaji pegawai
hingga kontribusi untuk peningkatan kesehatan, penuruan tingkat
kriminal dll.
Gambar 1.6
2. Definisi dan Deskripsi
a. Tipe Indikator
1) Indikator Input
Indikator input merupakan sumber data aktifikas pendidikan dan merupakan
subjek dari manipulasi kebijakan pendidikan. Contohnya adalah adalah
karakteristik siswa, sekolah, guru, fasilitas, materi dan alat pembelajaran, atau
dalam hal finansial seperti pengeluaran untuk gaji guru, perawatan peralatan dan
pembangunan kelas.
2) Indikator Proses
Indikator proses merupakan interaksi yang terjadi antar indikator input. Indikator
dapat dimanipulasi oleh managemen pendidikan dengan cara meningkatkan
proses belajar mengajar atau merubah waktu lamanya belajar.
Indikator proses memiliki peranan penting di level yang berbeda-beda dengan
beragam aplikasi pengukuran yang berbeda pula. Namun, indikator proses lebih
berperan penting di level rendah dalam sistem pendidikan. Kebanyakan dari
indikator proeses merefleksikan tentang apa yang terjadi di sekolah dan di dalam
kelas. Biasanya data dikumpulkan dengan cara observasi perilaku.
Contoh indikator proses di level regional / provinsi:
- Jumlah hari wajib sekolah per tahun
- Jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menyelesaikan program studi
- Jumlah lulusan per tahun
- Ketidakhadiran guru
- Ketidakhardiran siswa
- Rasio drop out
- Rasio mengulang
3) Indikator Output
Indikator output merupakan efek langsung atau perubahan yang siap untuk
diobservasi. Pengukuran indikator proses dilakukan untuk melihat efek langsung
dalam aktifitas pendidikan. Contohnya, efek pencapaian, efek prestasi, efek
tingkah laku, dan efek persamaan.
4) Indikator Kuantitatif
Indikator kualitataif mereflesiksikan kondisi secara numerik dalam waktu
tertentu. Ukuran statistik dari jumlah data, nilai dari input atau sumber data yang
tersedia. Indikator ini dapat tergolong sebagai dimensi input, proses, output, atau
outcome dari sistem pendidikan.
Contoh dari indikator kuantitatif:
Inputs:
Persentase pendaftaran siswa
Rasio penerimaan kotor
Rasio penerimaan bersih
Rata-rata kehadiran per hari
Cost
Pengeluaran per siswa berdasarkan tingkat dan daerah
Fasilitas dan peralatan berdasarkan tingkat dan daerah
Fasilitas
Ruangan kelas
Buku sumber berdasarkan tingkat dan daerah
Disebarkan untuk siswa
Tersedia di perpustakaan sekolah
Outputs:
Persentase Perkembangan siswa berdasarkan kelas, daerah
Persentase siswa berhasil melewati ujian
5) Indikator Kualitatif
Indikator Kualitatif ditujukan untuk mengukur kualitas dari hasil yang dicapai
oleh sebuah sistem atau sekolah. Indikator kualitatif sendiri dapat diukur secara
kuantitif sehingga terkadang mengakibatkan miskonsepsi. Konsep dari kualitas
disini berarti untuk merasakan atau mengukur peningkatan prestasi dari sasaran
dan tujuan pendidikan dari segi kefektifan dan penggunaan sumber daya dari segi
efisiensi.
Contoh dari indikator Kualitatif:
Input:
- Jumlah guru bersertifikasi berdasarkan level
- Kekurangan guru berdasarkan level dan mata pelajaran
- Kelebihan guru berdasarkan level dan mata pelajaran
- Rasio guru-siswa berdasarkan level, mata pelajaran, dan daerah
- Rasio kelas-siswa
- Rasio buku sumber-siswa
- Persentasi guru berkualifikasi
- Persentase ruang kelas dengan kondisi memadai
Process
- Jam belajar di kelas
- Presensi guru dan siswa
- Penggunaan alat bantu mengajar
Output
- Persentase keberhasilan ujian akhir
- Status pekerjaan lulusan
6) Indikator Efisiensi
Digunakan untuk memonitor pencapaian dari salah satu program atau sasaran
sistem yang menghasilkan hasil cepat dengan tenaga dan biaya minimum.
7) Indikator Persamaan
Digunakan untuk mengukur derajat pengeluaran untuk pendidikan yang
disediakan untuk populasi tanpa memandang status ekonomi, tempat tinggal, dan
kemampuan intelektual. Indikator ini juga digunakan untuk mengukur kualitas
akses tidak hanya untuk fasilitas fisik, seperti sekolah tapi juga kualitas dari
pendidikan yang diberikan.
b. Identifikasi Umum
Indikator merupakan tindakan pengukuran sebuah komponen, atau interkasi dan
hubungan antar komponen pendidikan. Indikator pendidikan merupakan sebuah
statistik yang memudahkan managemen untuk memonitor efektifitas dan efisiensi
dalam proses pelayanan pendidikan. Indikator sangat berguna untuk meidentifikasi
dan mengukur perubahan dalam sistem pendidikan dari waktu-waktu termasuk efek
dari rencana pencegahan masalah. Indikator diproduksi secara reguler diharapkan
dapat memperlihatkan kemungkinan perubahan yang menjadi patokan pengambilan
kebijakan pendidikan.
Indikator sendiri memiliki beberapa keterbatasan karena hanya memberikan
informasi umum dibandingkan dengan observasi yang lebih memberikan hasil
spesifik. Berikut adalah beberapa batasan dari indikator:
1) Indikator merupakan ikhtisar dari data dalam jumlah besar. Indikator tidak
merekomendasikan langkah untuk mencapai situasi yang diinginkan atau
mencegah situasi yang tidak diinginkan.
2) Indikator hanya menyediakan secara sekilas profil dari kondisi yang sedang
terjadi, sehingga memperlihatkan pengertian baru tetapi bukan ukuran yang
presisi atau pertimbangan keputusan.
3) Sebuah indikator dapat memperlihatkan status performa atau perilaku dari
sebuah sistem pendidikan. Namun, tetap membutuhkan interpretasi yang
handal dari manusia agar dapat mampu menghasilkan tindakan yang tepat.
Dalam beberapa kasus, indikator yang menjadi faktor penentu ternyata bukan
hanya dari sistem pendidikan tetapi juga dari faktor lain seperti perubahan populasi,
tingkat ekonomi negara, dan alokasi dana pemerintah. Hal ini merupakan tantangan
untuk membangun sebuah EMIS yang akan beroperasi dengan cakupan area yang
luas. Fokus awal dari pembangunan EMIS disarankan dalam indikator dengan
cakupan kecil namun dirasakan besar pengaruhnya untuk perencanaan pendidikan.
c. Kategori Indikator
Pemilihan indikator dimulai dari sasaran, strategi dan tujuan dari perencanaan
pengembangan pendidikan. Indikator sendiri terbagi menjadi beberapa kategori
yaitu:
1) Indikator Sederhana
Indikator sederhana tidak merefleksikan aspek tertentu dari kualitas pendidikan.
Indikator ini berguna untuk mengukur proses kuantitatif engukuran dilakukan
berdasarkan jumlah atau persentase. Contohnya jumlah dan persentase guru
terlatih secara keluruhan dalam materi belajar yang berbeda-beda.
2) Indikator Performa
Indikator performa didefinisikan sebagai hubungan antara salah satu
komponen dalam sistem pendidikan dengan komponen lainnya. Indikator ini
merefleksikan nilai kualitatif atau efisiensi dimensi sumber data yang dapat
mengukur dinamika interaksi dari sebuah proses. Indikator performa terdapat
dalam hubungan input menuju proses atau output menuju input.
Nilai dari indikator performa dapat dikalkulasikan setelah pengumpulan data
yang dibutuhkan kemudian dilakukan proses perhitungan statistik sehingga
menghasilkan informasi. Indikator performa gabungan dapat diukur dengan
menggunakan analisis statistik minimal dua variabel.
J. Indikator Persamaan
1. Dimensi
2. Efisiensi Internal
3. Efisiensi Eksternal
Introduction
4.2 Identifikasi dari penerima manfaat, klien, pelajar (siapa dan dimana)
5.2 Managemen sistem sekolah: partisipasi lembaga nasional dan lokal; supervisi dan
kontrol; kebijakan, perencanaan, dan perencanaan program, implementasi,
monitoring, dan evaluasi.
5.3 Sistem pengumpulan data, proses, analisis, pembuatan laporan, penyebaran dan
penggunaannya.
P. Definisi Istilah
1. Cohort Survival Rate
Persentase siswa terdaftar diawal tahun pembelajaran yang mencapai akhir masa studi.
2. Completion Rate
Persentase siswa terdaftar di awal tahun pembelajaran yang menyelesaikan masa studi.
3. Data
Unit terkecil atau item yang merepresentasikan sebuah fakta, contohnya nama, jenis
kelamin, status, umur, dll.
4. Database
Semua yang berkaitan dengan file yang dikompilasi atau digabungkan kedalam 1 grup.
5. Dropout-Rate
Persentase siswa yang tidak mencapai akhir masa studi atau tidak menyelesaikan masa
studi, dibandingkan dengan jumlah total siswa terdaftar di awal tahun pembelajaran.
6. Graduation-rate
Persentase siswa yang menyelesaikan masa studi dan lulus secara akademik,
dibandingkan dengan jumlah total siswa terdaftar di awal tahun pembelajaran
7. Gross Enrolment Ratio
Total siswa terdaftar di level pendidikan tertentu tanpa memertimbangkan faktor lain.
8. Net Enrollment Ratio/ Participation Rate
Jumlah siswa terdaftar berdasarkan usia spesifik resmi yang menyatakan sebuah
persentase dari total populasi berdasarkan grup usia tersebut
9. Repetition Rate
Persentasi siswa terdaftar di kelas / tahun yang sama, dimana siswa tersebut terdaftar
pada tahun sebelumnya.
10. Retention Rate
Persentase siswa terdaftar di suatu lembaga pendidikan dimana siswa tersebut tetap
berada di lembaga pendidikan yang sama pada tahun berikutnya
11. Teacher-student Ratio
Proporsi guru dan siswa dalam satu institusi
12. Transition Rate
Persentase siswa yang lulus dari satu tingkat pendidikan dan melanjutkan ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi.