Anda di halaman 1dari 26

Resume Buku

Educational Management Information System (EMIS)

And The Formulation of Education for All (EFA)

Prepared by:

Charles C. Villanueva

Disusun untuk memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Pengembangan Sistem Informasi Pendidikan

Dosen:

Dr. Dedi Rohendi, M.T.

Tim Penyusun:

Cepot

Rizki Hikmawan

Sono

Bi Icih

Giant

Sekolah Pasca Sarjana

Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

2015
Bab I

Pendahuluan

A. Profil Buku
Judul Buku : Educational Management Information System (EMIS) and The
Formulation of Education for All (EFA), Plan of Action, 2002-2015
Pengarang : Charles C. Villanueva
Kerja Sama : UNESCO Almaty Cluster Office and Ministry of Education of
Tajikistan
Tahun Penyusunan : 2003
Jumlah Hal : 61

B. Tujuan Penulisan Buku


1. Merasionalkan kebutuhan dan pentingnya membangun sebuah Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan (EMIS).
2. Mendeskripsikan berbagai konsep, struktur, dan pengembangan sebuah EMIS.
3. Mendeskripsikan fitur-fitur utama sebuah emis dalam hal tujuan, integrasi, dimensi,
kerangka kerja institusional, EMIS pusat dan daerah, dan alur informasi.
4. Mendiskusikan konsep, penurunan, penggunaan, dan perhitungan dari indicator prestasi.
5. Mendiskusikan proses perencanaan konsep dan pengembangan untuk Education for All.
6. Menguraikan esensi dari formula perencanaan penerapan Education for All.
7. Mendeskripsikan pentingnya membuat formula EMIS yang bersinergi dengan EFA Plan
of Action, 2002-2015.
Bab II
Resume Buku

Chapter 1 Konsep dan Struktur sebuah EMIS

A. Latar Belakang Masalah


Pentingnya kualitas pendidikan telah banyak disadari oleh pemerintah berbagai bangsa
terutama di daerah Asia dan Pasifik. Berbagai macam usaha telah diarahkan untuk
meningkatkan kesempatan, kualitas, dan relevansi pendidikan. Hal ini terlihat dari pesatnya
perkembangan pendidikan untuk level primer dan sekunder baik dari sektor negeri maupun
sektor swasta. Namun upaya ini mengalami kesulitan yang apabila digeneralisasi berasal
dari dua permasalahan umum yaitu kualitas data dan managemen sistem pendukung.
1. Kualitas Data
a. Ketidakmampuan managemen untuk menyediakan system pendukung yang
mencukupi karena survey yang tidak akurat mengakibatkan frekuensi perubahan
konsep dan definisi dari tujuan. Hal ini dikarenakan minimnya staff yang terlatih
dan berkualifikasi akibat buruknya pengarahan dan organisasi dan kekurangan
hardware dan software, lebih buruk lagi hal ini tidak ditujugan oleh manager dari
system informasi.
b. Pemerintah tidak memprioritaskan pengembangan managemen pendidikan
sehingga alokasi dananya rendah. Hal ini merupakan salah satu penyebab
mangemen system informasi tetap dikelola secara manual dan tidak terorganisir.
2. Managemen Sistem Pendukung
a. Sekolah dan pedesaan yang secara esensial merupakan sumber dari data dan
informasi sangat tersebar dan terisolasi. Hal ini diperburuk oleh fasilitas
transportasi dan komunikasi tidak memadai sehingga informasi yang disampaikan
tidak akurat dan up to date.
b. Situasi ekonomi yang tidak stabil mengakibatkan pemerintah untuk mengurangi
pengeluaran nasional termasuk alokasi dana untuk bidang pendidikan, sementara itu
tuntutan dari bidang pendidikan formal dan non formal mangalami peningkatan.
Karena ketidakmampuan system untuk menyediakan fasilitas yang cukup dan
kurangnya SDM yang berkualifikasi sangat berpengaruh terhadap kualitas
pendidikan. Hal ini mengakibatkan gap antara apa yang disediakan sekolah dengan
apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Permasalahan akses, kesamaan, kualitas, dan relevansi dalam pendidikan dapat


dipecahkan oleh berbagai macam pendekatan yang memerlukan sistem pendukung
keputusan. Berdasarkan oleh latar belakang tersebut, maka pentingnya membuat sebuah
sistem informasi yang mampu menyediakan informasi membutuhkan sumber data akurat,
reliabel, dan sampai tepat waktu yang didapatkan secara efektif dan efisien untuk
membuat sebuah kebijakan dan keputusan yang tepat.

B. Pengertian EMIS
EMIS adalah akronim dari Educational Management Information System,
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti Sistem Informasi Managemen Pendidikan.
EMIS didefinisikan sebagai sebuah grup pelayanan informasi dan dokumentasi yang
terorganisir untuk mengumpulkan, menyimpan proses analisis dan menyebarkan informasi
untuk perencanaan dan managemen pendidikan. Emis merupakan kumpulan komponen
meliputi proses input-output dan umpan balik yang terintegrasi untuk menyapai tujuan
khusus. Emis merupakan sebuah sistem yang mengontrol data dan informasi dalam jumlah
besar dimana keduanya dapat dengan mudah diakses, diproses, dianalisis, dan tersedia untuk
digunakan dan disebarkan.
Berdasarkan definisi tersebut, EMIS yang dikelola dengan baik akan sangat membantu
dalam mempercepat proses pengambilan keputusan yang tepat karena menyediakan sumber
data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu. Untuk dapat memanfaatkan EMIS,
dianjurkan agar semua pengguna untuk memiliki IT literatur yang kuat dan terbiasa bekerja
dengan menggunakan komputer.

C. Fitur-Fitur Utama EMIS


1. Objectives
Tujuan Utama dari sebuah EMIS yaitu untuk mengintegrasikan informasi yang
berhubungan dengan aktifitas managemen pendidikan dan untuk membuat informasi
tersebut tersedia secara komprehensif namun dapat dipahami dengan mudah oleh
berbagai macam variasi pengguna. Secara keseluruhan, konsep dari sebuah EMIS
memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Meningkatkan kapasitas proses, penyimpanan, analisis, dan supply data yang
diolah menjadi informasi yang reliabel dan tepat waktu untuk pengembang dan
pengelola pendidikan.
b. Mengkordinasikan dan meningkatkan lebih jauh upaya penyebaran informasi.
c. Memfasilitasi dan mempromosikan penggunakan informasi relevan oleh berbagai
macam user baik instansi maupun individu di semua level sehingga perencanaan,
implementasi, dan pengelolaan pendidikan menjadi lebih efektif.
d. Mempersingkat alur informasi yang diperlukan untuk proses pengambilan
keputusan dengan mengurangi dan menghilangkan duplikasi serta mengisi gap
informasi.
e. Menyediakan informasi untuk pembuatan kebijakan dan scenario pengembangan
sistem pendidikan

2. Integration
Prinsip Integritas dan sinergi dapat dipahami dari 8 aspek atau dimensi yaitu:
 Kebutuhan dari penyedia dan pengguna
 Data
 Penganganan informasi.
 Penyimpanan data.
 Pengambilan data.
 Analisis data.
 Prosedur secara manual maupun menggunakan komputer.
 Jaringan antar EMIS Pusat.

Gambar 1.1 Integrasi dimensi dari sebuah EMIS


Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa sesungguhnya emis merupakan sebuah sub
sistem dari berbagai peraturan dan organisasi untuk kebijakan, perencanaan, dan
pengelolaan pendidikan. EMIS diharapkan dapat mengintegrasikan beragam data dari
sumber yang berbeda-beda menjadi informasi dalam satu sistem yang terkordinasi untuk
melayani kepentingan seluruh negara.

3. Institutional Framework
Struktur jaringan sebuah EMIS berfungsi untuk memfasilitasi alur informasi dan
menghubungan setiap agensi dan individu yang terlibat dalam proses pengumpulan,
pengolahan, penyimpanan, analisis, penyebaran, dan penggunaan dari informasi
pendidikan. Hubungan tersebut lebih jelas dapat terlihat pada gambar berikut:
Gambar 1.2 Kerangka Kerja Institusional EMIS

4. EMIS Centre and Specialization


Jaringan sebuah EMIS terdiri dari satu atau lebih “EMIS Centre” yang beroperasi
dalam skala nasional, regional, dan lokal. Setiap EMIS Centre menyediakan informasi
yang berbeda-beda berdasarkan dari masukan data dari tempat EMIS Centre tersebut
beroperasi. Informasi tersebut kemudian dikumpulkan, disimpan, dan dianalisis di EMIS
Centre dengan level yang lebih tinggi sebagai basis dalam sebuah pengambilan
keputusan perencanaan pendidikan.
Berikut adalah beberapa agensi yang termasuk kategori EMIS Centre:
a. Kementrian (Pendidikan, Keuangan, Perencanaan, Tenaga Kerja, dll)
b. Departemen Pendidikan (Regional/ provinsi)
c. Badan pengelola pendidikan di setiap kota / kabupaten.
d. Sekolah dan institusi pendidikan yang disupervisi oleh kementrian pendidikan.
e. Sekolah dan institusi pendidikan lain (swasta, agama, berbasis komunitas) yang
tidak disupervisi oleh kementrian pendidikan.

Emis Centre terdiri dari tiga tipe yaitu:


a. Comprehensive area Emis Centre, setingkat provinsi/distrik dan kota.
Bertangung jawab dalam hal pengumpulan dan penanganan semua informasi
berkaitan dengan area geografis di wilayah masing-masing.
b. Specialized function EMIS Centre, fokus dalam menangani fungsi dan teknik
tertentu seperti hanya mengurusi proses dan analisis informasi atau publikasi
penyebaran informasi.
c. Specialized information EMIS Centre, bertanggung jawab dalam pengumpulan
dan penyimpanan informasi dalam aspek pendidikan yang spesifik, seperti
pendidikan non-formal, kejuruan, SLB, dll.

Sebuah jaringan EMIS biasanya dibuat dengan menghubungkan setiap komponen


seperti EMIS centre dengan database individu dan bank informasi yang dapat di update,
diperluas, dan dirawat secara terus-menerus.

5. Information Flow in the EMIS


Alur informasi dalam sebuah EMIS harus dapat mengidentifikasi duplikasi dan
redundansi data, dan informasi yang bertentangan dari agensi yang berbeda-beda.
Gambar berikut mengilustrasikan alur informasi dari sebuah EMIS ke pengguna dalam
tingkatan yang berbeda-beda:
Gambar 1.3 Alur Informasi
D. Desain dan Tahapan Pengembangan EMIS

E. Informasi Pendidikan dan Perubahan Managemen Pendidikan


1. Perubahan dalam Managemen Pendidikan
2. Kebutuhan Informasi
a. Orang Tua
b. Guru
c. Kepala Sekolah
d. Petugas Pendidikan tingkat Kota
e. Petugas Pendidikan tingkat Provinsi
f. Pengawas
g. Petugas tingkat Nasional
3. Bentuk Partisipasi dalam Managemen Pendidikan
4. Informasi dan Managemen Pendidikan
5. Desentralisasi Managemen Pendidikan
a. Tipe Desentralisasi
b. Keuntungan Desentralisasi
c. Kerugian Desentralisasi
6. Strategi Peningkatan Partisipasi Komunitas
7. Hambatan

F. Identifikasi Indikator
Untuk lebih memahami sistem, terutama ketika sasaran dari sistem tersebut untuk
mencapai tujuan tertentu dengan batasan waktu, diperlukan deskripsi proses yang bersifat
dinamis. Pola interaksi dengan berbagai macam komponen dan proses monitoring harus
dideskripsikan. Beberapa indikator hanya dapat diidentifikasi per-tahun (drop out rate/
enrollmen-ratio), sedangkan indikator yang lain dapat diidentifikasi secara reguler. Bebearap
indikator lain harus dikomputasi dengan penelitian khusus menggunakan metode dan teknik
sampling, seperti sosio ekonomi dan pemetaan wilayah pendidikan.
1. Kerangka Kerja : Fungsi Pendidikan
Komponen sistem:
a. Input : sumber data nyata yang digunakan dalam pendidikan. Contohnya
karakteristik siswa, guru dan staff, kurikulum, buku, fasilitas dan
sumber dana.
b. Process : Interaksi antara siswa dengan input. Contohnya proses belajar
mengajar dan faktor administratif seperti presensi dan absensi.
c. Output : Hasil sebenarnya atau efek dari pendidikan seperti lulusan dan
kenaikan skor tes.
d. Outcomes : Hasil akhir dari efek pendidikan seperti peningkatan gaji pegawai
hingga kontribusi untuk peningkatan kesehatan, penuruan tingkat
kriminal dll.

Indikator biasanya diklasifikasi berdasarkan keempat jenis kategori di atas. Dalam


bebearapa kasus, input dan proses terkadang dapat digabungkan dan dideskripsikan
sebagai sumber data atau faktor penentu. Ilustrasi dari penjelasan diatas dapat dilihat
pada gambar berikut:

Gambar 1.6
2. Definisi dan Deskripsi
a. Tipe Indikator
1) Indikator Input
Indikator input merupakan sumber data aktifikas pendidikan dan merupakan
subjek dari manipulasi kebijakan pendidikan. Contohnya adalah adalah
karakteristik siswa, sekolah, guru, fasilitas, materi dan alat pembelajaran, atau
dalam hal finansial seperti pengeluaran untuk gaji guru, perawatan peralatan dan
pembangunan kelas.
2) Indikator Proses
Indikator proses merupakan interaksi yang terjadi antar indikator input. Indikator
dapat dimanipulasi oleh managemen pendidikan dengan cara meningkatkan
proses belajar mengajar atau merubah waktu lamanya belajar.
Indikator proses memiliki peranan penting di level yang berbeda-beda dengan
beragam aplikasi pengukuran yang berbeda pula. Namun, indikator proses lebih
berperan penting di level rendah dalam sistem pendidikan. Kebanyakan dari
indikator proeses merefleksikan tentang apa yang terjadi di sekolah dan di dalam
kelas. Biasanya data dikumpulkan dengan cara observasi perilaku.
Contoh indikator proses di level regional / provinsi:
- Jumlah hari wajib sekolah per tahun
- Jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menyelesaikan program studi
- Jumlah lulusan per tahun
- Ketidakhadiran guru
- Ketidakhardiran siswa
- Rasio drop out
- Rasio mengulang

Contoh indikator proses di level sekolah:


- Bentuk organisasi sekolah
- Iklim sekolah
- Kepemimpinan pendidikan

Contoh indikator proses di level kelas:


- Proses belajar mengajar
- Kehadiran
- Waktu didalam kelas
- Penggunaan literatur
- Tugas

3) Indikator Output
Indikator output merupakan efek langsung atau perubahan yang siap untuk
diobservasi. Pengukuran indikator proses dilakukan untuk melihat efek langsung
dalam aktifitas pendidikan. Contohnya, efek pencapaian, efek prestasi, efek
tingkah laku, dan efek persamaan.

4) Indikator Kuantitatif
Indikator kualitataif mereflesiksikan kondisi secara numerik dalam waktu
tertentu. Ukuran statistik dari jumlah data, nilai dari input atau sumber data yang
tersedia. Indikator ini dapat tergolong sebagai dimensi input, proses, output, atau
outcome dari sistem pendidikan.
Contoh dari indikator kuantitatif:
Inputs:
Persentase pendaftaran siswa
Rasio penerimaan kotor
Rasio penerimaan bersih
Rata-rata kehadiran per hari
Cost
Pengeluaran per siswa berdasarkan tingkat dan daerah
Fasilitas dan peralatan berdasarkan tingkat dan daerah
Fasilitas
Ruangan kelas
Buku sumber berdasarkan tingkat dan daerah
Disebarkan untuk siswa
Tersedia di perpustakaan sekolah
Outputs:
Persentase Perkembangan siswa berdasarkan kelas, daerah
Persentase siswa berhasil melewati ujian

5) Indikator Kualitatif
Indikator Kualitatif ditujukan untuk mengukur kualitas dari hasil yang dicapai
oleh sebuah sistem atau sekolah. Indikator kualitatif sendiri dapat diukur secara
kuantitif sehingga terkadang mengakibatkan miskonsepsi. Konsep dari kualitas
disini berarti untuk merasakan atau mengukur peningkatan prestasi dari sasaran
dan tujuan pendidikan dari segi kefektifan dan penggunaan sumber daya dari segi
efisiensi.
Contoh dari indikator Kualitatif:
Input:
- Jumlah guru bersertifikasi berdasarkan level
- Kekurangan guru berdasarkan level dan mata pelajaran
- Kelebihan guru berdasarkan level dan mata pelajaran
- Rasio guru-siswa berdasarkan level, mata pelajaran, dan daerah
- Rasio kelas-siswa
- Rasio buku sumber-siswa
- Persentasi guru berkualifikasi
- Persentase ruang kelas dengan kondisi memadai

Process
- Jam belajar di kelas
- Presensi guru dan siswa
- Penggunaan alat bantu mengajar

Output
- Persentase keberhasilan ujian akhir
- Status pekerjaan lulusan

Sebuah EMIS memerlukan baik indikator kuantitatif maupun indikator kualitatif


yang digunakan untuk mengukur target baik secara numerik maupun angka yang
merefleksikan kualitas dari sistem pendidikan. Indikator kuantitatif harus
dikembangkan terlebih dahulu, setelah ini indikator kualitatif diintegrasikan ke
dalam sistem untuk menginterpretasi lebih lanjut hasil dari angka yang tercantup
dalam indikator kuantitatif.

6) Indikator Efisiensi
Digunakan untuk memonitor pencapaian dari salah satu program atau sasaran
sistem yang menghasilkan hasil cepat dengan tenaga dan biaya minimum.

7) Indikator Persamaan
Digunakan untuk mengukur derajat pengeluaran untuk pendidikan yang
disediakan untuk populasi tanpa memandang status ekonomi, tempat tinggal, dan
kemampuan intelektual. Indikator ini juga digunakan untuk mengukur kualitas
akses tidak hanya untuk fasilitas fisik, seperti sekolah tapi juga kualitas dari
pendidikan yang diberikan.

b. Identifikasi Umum
Indikator merupakan tindakan pengukuran sebuah komponen, atau interkasi dan
hubungan antar komponen pendidikan. Indikator pendidikan merupakan sebuah
statistik yang memudahkan managemen untuk memonitor efektifitas dan efisiensi
dalam proses pelayanan pendidikan. Indikator sangat berguna untuk meidentifikasi
dan mengukur perubahan dalam sistem pendidikan dari waktu-waktu termasuk efek
dari rencana pencegahan masalah. Indikator diproduksi secara reguler diharapkan
dapat memperlihatkan kemungkinan perubahan yang menjadi patokan pengambilan
kebijakan pendidikan.
Indikator sendiri memiliki beberapa keterbatasan karena hanya memberikan
informasi umum dibandingkan dengan observasi yang lebih memberikan hasil
spesifik. Berikut adalah beberapa batasan dari indikator:
1) Indikator merupakan ikhtisar dari data dalam jumlah besar. Indikator tidak
merekomendasikan langkah untuk mencapai situasi yang diinginkan atau
mencegah situasi yang tidak diinginkan.
2) Indikator hanya menyediakan secara sekilas profil dari kondisi yang sedang
terjadi, sehingga memperlihatkan pengertian baru tetapi bukan ukuran yang
presisi atau pertimbangan keputusan.
3) Sebuah indikator dapat memperlihatkan status performa atau perilaku dari
sebuah sistem pendidikan. Namun, tetap membutuhkan interpretasi yang
handal dari manusia agar dapat mampu menghasilkan tindakan yang tepat.

Dalam beberapa kasus, indikator yang menjadi faktor penentu ternyata bukan
hanya dari sistem pendidikan tetapi juga dari faktor lain seperti perubahan populasi,
tingkat ekonomi negara, dan alokasi dana pemerintah. Hal ini merupakan tantangan
untuk membangun sebuah EMIS yang akan beroperasi dengan cakupan area yang
luas. Fokus awal dari pembangunan EMIS disarankan dalam indikator dengan
cakupan kecil namun dirasakan besar pengaruhnya untuk perencanaan pendidikan.

c. Kategori Indikator
Pemilihan indikator dimulai dari sasaran, strategi dan tujuan dari perencanaan
pengembangan pendidikan. Indikator sendiri terbagi menjadi beberapa kategori
yaitu:
1) Indikator Sederhana
Indikator sederhana tidak merefleksikan aspek tertentu dari kualitas pendidikan.
Indikator ini berguna untuk mengukur proses kuantitatif engukuran dilakukan
berdasarkan jumlah atau persentase. Contohnya jumlah dan persentase guru
terlatih secara keluruhan dalam materi belajar yang berbeda-beda.

2) Indikator Performa
Indikator performa didefinisikan sebagai hubungan antara salah satu
komponen dalam sistem pendidikan dengan komponen lainnya. Indikator ini
merefleksikan nilai kualitatif atau efisiensi dimensi sumber data yang dapat
mengukur dinamika interaksi dari sebuah proses. Indikator performa terdapat
dalam hubungan input menuju proses atau output menuju input.
Nilai dari indikator performa dapat dikalkulasikan setelah pengumpulan data
yang dibutuhkan kemudian dilakukan proses perhitungan statistik sehingga
menghasilkan informasi. Indikator performa gabungan dapat diukur dengan
menggunakan analisis statistik minimal dua variabel.

3) Berdasarkan Alat Pengukuran


Setiap pengukuran selalu dapat dihitung dengan rumus matematik yang
tepat sehingga menghasilan angka yang dapat diinterpretasikan mengacu pada
prosedur yang telah ditentukan. Contoh dari alat ukur indikator adalah jumlah
total indikator yang sama yang diintegrasikan ke dalam data series, persentase,
dan rasio.

4) Indikator Tidak Langsung


Indikator tidak langsung merupakan faktor yang tidak berhubungan
langsung dengan pendidikan tetapi dapat mempengaruhi keberhasilan dan
keberlangsungan dari pendidikan itu sendiri. Contohnya adalah lingkungan
sosial, transportasi menuju sekolah, dan jarak antara sekolah dengan tempat
tinggal.

5) Berdasarkan Tahapan Waktu


Indikator dapat dikategorikan berdasarkan tahapan waktu seperti indikator
dari biaya pendidikan setiap siswa per tahun. Indikator kategori ini dapat
dibandingkan dengan nilai dari komponen lain sistem pendidikan, seperti
pengukuran pengeluaran per siswa dengan pengeluaran buku sumber per siswa
setiap tahunnya.

6) Berdasarkan Deskripsi Visual dan Naratif


Format standar harus dikembangkan untuk meringkas identifikasi khusus
dan ukuran dari setiap indikator. Interface yang dikembangkan, seperti penyajian
tabel berisi angka dan grapik, harus user-friendly dimana dapat dipahami oleh
banyak kalangan tanpa memandang kekuatan IT literatur.
d. Karakteristik dan Klasifikasi
1. Fitur Umum
Ketika pengukuran dilakukan, sebuah indikator yang bagus memiliki fitur
sebagai berikut:
1) Fokus pada variabel yang dikur
2) Mendeskripsikan fitur utama dari sistem pendidikan
3) Menghubungkan tujuan sistem dengan menyediakan pengukuran dari proses
atau perubahan
4) Relevan dengan kebijakan pendidikan
5) Berorientasi pada masalah
6) Memiliki nilai prediktif
7) Valid dan reliabel
8) Jangkauan dan elemen data mudah untuk didapatkan
9) Comprehensif dan berarti
10) Dapat dipahami oleh user
11) Mengikuti perkembangan terkini
12) Dapat diaplikasikan atau berguna di level yang berbeda-beda (nasional ke
sub-nasional, dari managemen ke sekolah)
Berikut adalah ilustrasi dari indikator spesifik dari pendidikan yang telah
dikarakteriasi berdasarkan deskripsi dari elemen yang digunakan:
Tabel 1.1
Karakteristik dan Deskripsi Indikator
G. Tahapan Pengembangan dari Indikator
H. Indikator Efisiensi Internal
1. Definisi
2. Input
3. Proses
4. Biaya Pendidikan
I. Indikator Efisiensi Eksternal
1. Definisi
2. Output
3. Hasil

J. Indikator Persamaan
1. Dimensi
2. Efisiensi Internal
3. Efisiensi Eksternal

K. Indikator Kualitas di setiap Tingkatan


1. Tingkat Lokal
2. Tingkat Negara

L. Batasan dalam Penggunaan Indikator

M. Teknik Komputer yang diaplikasikan dalam Indikator Performa Pendidikan


Chapter II : Formulasi dari Education for All Plan of Action, 2002-2015

M. Proposal Plan of Action

Permasalahan dalam ECCD Penawaran Solusi Permasalahan


1. Kekurangan Dana 1.1 Melibatkan investor asing
1.2 Memanfaatkan budget swasta
1.3 Pemakaian pajak untuk pendidikan
2. Kekurangan program pendidikan ECCD 2.1 Mengembangkan materi belajar dan
mengajar
2.2 Pelatihan untuk guru dalam rangka
meningkatkan kualitas pre-servise dan in-
service
3. Rehabilitasi / perbaikan pra-sekolah 3.1 Rekontruksi fasilitas
3.2 Mempersiapkan dan mempublikasi alat dan
bahan belajar mengajar.
3.3 Ketentuan standar kesehatan, sanitasi, dan
nutrisi
4. Buruknya pelayanan kesehatan 4.1 Ketentuan pra-sekolah yang berbasis klinik
dan keluarga
4.2 Ketentuan pelayanan kesehatan
5. Perawatan oleh keluarga 5.1 Memberlakukan pelatihan keluarga secara
masif tentang pentingnya dan keuntungan dari
ECCD
5.2 Sosialisasi secara berkelanjutkan dengan
melibatkan media dan tokoh masyarakat

N. Outline Usulan untuk EFA Plan of Action di Tajikistan, 2002-2015

Introduction

- Deskripsi secara keseluruhan dari sistem pendidikan di Tajikistan


- Struktur organisasi dan managemen sistem pendidikan
- Mandat, kebijakan, target, dan tujuan dari pendidikan
- Analisis kuantitatif dan kualitatif dari performa secara keseluruhan pada sector sistem
analisis untuk mengidentifikasi kekuatan, kesenjangan, kekurangan dsb

Chapter 1 – Early Childhood Care and Development (EDDC)


1.1 Akses dan kesamaan: isu dan permasalahan
1.2 Ketersediaan layanan dalam bidang pendidikan, kesehatan, nutrisi, dan penyuluhan
keluarga
1.3 Dukungan pemerintah dan swasta
1.4 Prioritas target dan tujuan
1.5 Antisipasi permasalahan

Chapter 2 – Univesalization of Basic Education

2.1 Akses, kesamaan dan kualitas: isu dan permasalahan.


2.2 Performa sektor pendidikan dasar.
2.3 Prioritas target dan tujuan
2.4 Antisipasi permasalah

Chapter 3 – Pendidikan Wanita

3.1 Akses dan kualitas: isu dan permasalahan

3.2 Kekuatan hukum, mekanismu dukungan dan kesempatan

3.3 Masalah yang harus langsung diperhatikan

3.4 Usulan aksi dan pencegahan (program, proyek)

Chapter 4 – Pendidikan berkelanjutan

4.1 Kualitas dan relevansi: isu dan permasalahan

4.2 Identifikasi dari penerima manfaat, klien, pelajar (siapa dan dimana)

4.3 Pelayanan dan prakiraan pelatihan yang harus disediakan


4.4 Pelayanan: literatur, penghidupan dan pelatihan pengembangan kemampuan, materi
pembelajaran dan fasilitas

4.5 Kekuatan hukum, kesempatan, dan mekanisme dukungan untuk berkelanjutan

4.6 Fokus dan target

4.7 Antisipasi untuk permasalahan

Chapter 5 – Managemen Pendidikan dan EMIS

5.1 Efisiensi, efektivitas, dan pendekatan: isu dan permasalahan

5.2 Managemen sistem sekolah: partisipasi lembaga nasional dan lokal; supervisi dan
kontrol; kebijakan, perencanaan, dan perencanaan program, implementasi,
monitoring, dan evaluasi.

5.3 Sistem pengumpulan data, proses, analisis, pembuatan laporan, penyebaran dan
penggunaannya.

5.4 Penguatan dan desentralisasi EMIS.

5.5 Tantangan dan target.

5.6 Antisipasi untuk permasalahan.

Chapter 6 – Investasi dan Penggalangan Dana

6.1 Estimasi biaya.

6.2 Alokasi dana nasional untuk pendidikan.

6.3 Dukungan lembaga lokal.

6.4 Kontibusi/inisiatif komunitas, NGOs, dan individu.

6.5 Investasi domestik dan internasional: donasi, hibah, beasiswa, kredit/pinjaman.


O. Identifikasi Elemen Data dari Partisipan

Siswa/ Pelajar MIS


 Jumlah total siswa berdasarkan jenis kelamin dan usia.
 Jumlah total siswa berdasarkan kelas.
 Jumlah total siswa berdasarkan kelas.
 Jumlah total siswa berdasarkan bahasa sehari-hari.
 Jumlah shift kelas.
 Jumlah dropout berdasarkan kelas dan jenis kelamin.
 Jumlah siswa mengulang berdasarkan kelas dan jenis kelamin.
 Jumlah siswa yang dipromosikan berdasarkan kelas dan jenis kelamin.
 Jumlah siswa pra-sekolah berdasarkan jenis kelamin dan usia.
 Jumlah siswa pindahan yang keluar / masuk berdasarkan kelas.
 Jumlah siswa yang memiliki kekurangan fisik.
 Jumlah lulusan.

Guru/ Instruktur MIS


 Jumlah total guru berdasarkan kelas dan jenis kelamin.
 Jumlah total guru berdasarkan kualifikasi pendidikan (menengah, tinggi).
 Jumlah total guru berdasarkan kategori: pedagogi, secondary, high and level, dan
umum.
 Total jumlah siswa berdasarkan subjek wilayah materi belajar.
 Total jumlah guru berdasrkan tipe pelatihan.
 Total jumlah guru berdasarkan sertifikasi per tahun.
 Jumlah guru pensiun dan dibayar untuk mengajar kembali.
 Jumlah guru berdasarkan beban mengajar.
 Jumlah guru full-time dan part-time.
 Jumlah guru yang mengajar lebih dari 1 mata pelajaran.
 Jumlah guru berdasarkan tempat tinggal.
 Jumlah guru pensiun dan meninggalkan profesi mengajar.
Kurikulum/pelatihan dan Materi Belajar MIS

 Program pelatihan mengacu pada kurikulum


 Program yang tersedia berdasarkan kelas
 Jumlah mata pelajaran berdasarkan kelas
 Jumlah jam mengajar setiap minggu
 Pelatihan untuk guru
 Kelas tambahan
 Materi pilihan
 Pelatihan kemampuan pedagogi
 Aktivitas komite sekolah
 Jumlah buku di perpustakaan berdasarkan mata pelajaran
 Jumlah bantuan visual yang disiapkan oleh guru
 Media pembelajaran
 Jumlah materi pelatihan dan buku berdasarkan bahasa
 Ketersediaan rencana pelatihan mandiri untuk guru
 Ketersediaan kegiatan ekstrakurikuler
 Jumlah materi tambahan berdasarkan mata pelajaran dan kelas
 Jumlah guru pemandu berdasarkan mata pelajaran dan kelas
 Ketersedian bahan pengujian berdasarkan mata pelajaran dan kelas
 Jumlah siswa yang mengikuti ujian
 Jumlah siswa yang lolos dan gagal ujian

Fasilitas dan Infrastruktur Sekolah


 Tipe sekolah
 Managemen sekolah (negeri, swasta)
 Akreditasi sekolah
 Profil sekolah: tahun didirikan, alamat
 Tipe bangunan sekolah: permanen, semi permanen, kayu, daun dll
 Area situs sekolah; kepemilikan tanah; dimiliki, donasi, sewa
 Jumlah ruangan dan penggunaannya: ruang belajar mengajar, kantor, laboratorium,
perpustakaan, dapur, ruang kesehatan
 Ketersediaan fasilitas: pemanas, air, listrik, gas, MCK
 Jadwal perawatan dan renovasi sekolah

P. Definisi Istilah
1. Cohort Survival Rate
Persentase siswa terdaftar diawal tahun pembelajaran yang mencapai akhir masa studi.
2. Completion Rate
Persentase siswa terdaftar di awal tahun pembelajaran yang menyelesaikan masa studi.
3. Data
Unit terkecil atau item yang merepresentasikan sebuah fakta, contohnya nama, jenis
kelamin, status, umur, dll.
4. Database
Semua yang berkaitan dengan file yang dikompilasi atau digabungkan kedalam 1 grup.
5. Dropout-Rate
Persentase siswa yang tidak mencapai akhir masa studi atau tidak menyelesaikan masa
studi, dibandingkan dengan jumlah total siswa terdaftar di awal tahun pembelajaran.
6. Graduation-rate
Persentase siswa yang menyelesaikan masa studi dan lulus secara akademik,
dibandingkan dengan jumlah total siswa terdaftar di awal tahun pembelajaran
7. Gross Enrolment Ratio
Total siswa terdaftar di level pendidikan tertentu tanpa memertimbangkan faktor lain.
8. Net Enrollment Ratio/ Participation Rate
Jumlah siswa terdaftar berdasarkan usia spesifik resmi yang menyatakan sebuah
persentase dari total populasi berdasarkan grup usia tersebut
9. Repetition Rate
Persentasi siswa terdaftar di kelas / tahun yang sama, dimana siswa tersebut terdaftar
pada tahun sebelumnya.
10. Retention Rate
Persentase siswa terdaftar di suatu lembaga pendidikan dimana siswa tersebut tetap
berada di lembaga pendidikan yang sama pada tahun berikutnya
11. Teacher-student Ratio
Proporsi guru dan siswa dalam satu institusi
12. Transition Rate
Persentase siswa yang lulus dari satu tingkat pendidikan dan melanjutkan ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai