Dosen:
Dr. Dedi Rohendi, M.T.
Tim Penyusun:
Chepy Perdana
Rizki Hikmawan
Sony Miraj Effendi
Thasrimadhany
Wildan Mutaabidin
Sekolah Pasca Sarjana
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Profil Buku
Judul Buku
Pengarang
Kerja Sama
Tajikistan
Tahun Penyusunan : 2003
Jumlah Hal
: 61
B. Tujuan Penulisan Buku
1. Merasionalkan kebutuhan dan pentingnya membangun sebuah Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan (EMIS).
2. Mendeskripsikan berbagai konsep, struktur, dan pengembangan sebuah EMIS.
3. Mendeskripsikan fitur-fitur utama sebuah emis dalam hal tujuan, integrasi, dimensi,
4.
5.
6.
7.
kerangka kerja institusional, EMIS pusat dan daerah, dan alur informasi.
Mendiskusikan konsep, penurunan, penggunaan, dan perhitungan dari indicator prestasi.
Mendiskusikan proses perencanaan konsep dan pengembangan untuk Education for All.
Menguraikan esensi dari formula perencanaan penerapan Education for All.
Mendeskripsikan pentingnya membuat formula EMIS yang bersinergi dengan EFA Plan
of Action, 2002-2015.
BAB II
RESUME BUKU
memprioritaskan
pengembangan
managemen
pendidikan
sehingga alokasi dananya rendah. Hal ini merupakan salah satu penyebab
mangemen system informasi tetap dikelola secara manual dan tidak terorganisir.
2. Managemen Sistem Pendukung
a. Sekolah dan pedesaan yang secara esensial merupakan sumber dari data dan
informasi sangat tersebar dan terisolasi. Hal ini diperburuk oleh fasilitas
transportasi dan komunikasi tidak memadai sehingga informasi yang disampaikan
tidak akurat dan up to date.
b. Situasi ekonomi yang tidak stabil mengakibatkan pemerintah untuk mengurangi
pengeluaran nasional termasuk alokasi dana untuk bidang pendidikan, sementara itu
tuntutan dari bidang pendidikan formal dan non formal mangalami peningkatan.
Karena ketidakmampuan system untuk menyediakan fasilitas yang cukup dan
kurangnya SDM yang berkualifikasi sangat berpengaruh terhadap kualitas
pendidikan. Hal ini mengakibatkan gap antara apa yang disediakan sekolah dengan
apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Permasalahan akses, kesamaan, kualitas, dan relevansi dalam pendidikan dapat
dipecahkan oleh berbagai macam pendekatan yang memerlukan sistem pendukung
keputusan. Berdasarkan oleh latar belakang tersebut, maka pentingnya membuat sebuah
sistem informasi yang mampu menyediakan informasi membutuhkan sumber data akurat,
reliabel, dan sampai tepat waktu yang didapatkan secara efektif dan efisien untuk
membuat sebuah kebijakan dan keputusan yang tepat.
B. Pengertian EMIS
EMIS adalah
akronim
dari
Educational
Management
Information
System,
Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa sesungguhnya emis merupakan sebuah sub
sistem dari berbagai peraturan dan organisasi untuk kebijakan, perencanaan, dan
pengelolaan pendidikan. EMIS diharapkan dapat mengintegrasikan beragam data dari
sumber yang berbeda-beda menjadi informasi dalam satu sistem yang terkordinasi untuk
melayani kepentingan seluruh negara.
3. Institutional Framework
Struktur jaringan sebuah EMIS berfungsi untuk memfasilitasi alur informasi dan
menghubungan setiap agensi dan individu yang terlibat dalam proses pengumpulan,
pengolahan, penyimpanan, analisis, penyebaran, dan penggunaan dari informasi
pendidikan. Hubungan tersebut lebih jelas dapat terlihat pada gambar berikut:
Ada kebutuhan untuk Pemerintah dan sektor swasta untuk mengkoordinasikan kegiatan
pengumpulan data meminimalkan untukduplikasi dan tumpang tindih dan memaksimalkan
dampak dari hasil pengumpulan data. Sebuah EMIS komprehensif akan membantu dalam
proses ini. Mengelola pendidikan melalui informasi pengambilan keputusan membutuhkan
ketersediaan dantepat waktu informasiyang akurat yang menghubungkan bersama-sama
input sumber daya untuk kondisi belajar mengajar dan pendidikanproses dan indikator yang
tepat dari pengetahuan yang diperoleh oleh siswa. Di beberapa negara meluasnya
penggunaan informasi berbasis pengambilan keputusan telah mengakibatkanyang lebih
efektif efisien perencanaandandan identifikasi informasi baru perlu.
Dalam orang lain namun gagal untuk memberikan informasi yang tepat waktu dan dapat
diandalkan telah berkontribusi inefisiensi manajemen dan keengganan pada bagian dari
pengambil keputusan untuk menggunakan informasi.
Beberapa Menteri Pendidikan tahu bahwa pengumpulan data tidak berfungsi dengan baik
dan dengan demikian mereka tidak percaya itu. Hal ini juga berlaku dari pengambil
keputusan senior lainnya dalam pendidikan dan kementerian lainnya.
Ya paradoks, kepala sekolah dan pengelola pendidikan lainnya kadang-kadang menderita
banyak informasi terlaluini tidak bisa digunakan atau tepat waktu. Misalnya, temuan
berharga dari sebuah tahunan sensus sekolahmungkin tidak sepenuhnya dieksploitasi karena
jumlah besar data yang dikumpulkan. Juga, datadapat dikumpulkan ditabulasi dan
disebarluaskan dalam bentuk yang sulit untuk menafsirkan dan menggunakan
untuk
terutamaorang dengan pemahaman yang terbatas dari statistik. Ada kebutuhan untuk
terorganisir dengan baik penyajian data dan standar interpretasi data untuk memberikan
manajer dengan informasi yang berguna dan relevan.
Idealnya desain dan pembentukan EMIS harus
didahului
oleh
undang-undang
pengembangan kebijakan yang tepat dan keputusan administratif yang relevan. Komitmen
pemerintah adalah sangat penting dalam contoh pertama oleh Departemen Pendidikan.
Situasi yang ideal prasyarat ini sangat diperlukan di mana EMIS harus dibentuk dengan
menyatukan dan memperluas struktur dan layanan informasi yang ada. Di beberapa negara,
layanan ini sudah kegiatan melakukaninformasi berkelanjutan independen yang mereka
memiliki tanggung jawab. Oleh karena
administratif dikoordinasikan dengan baik dan jelas akan menjadi pertama persyaratanuntuk
membawa layanan ini bersama-sama di bawah EMIS yang sama.
Hal ini bahkan diperlukan hari ini sebagai, di sebagian besar negara, sistem pendidikan
formal termasuktumbuh milik swastasektor yang didanai, yang sering beroperasi pada
tingkat nasional dan sub-nasional. Ini sering menangani informasi, beberapa di antaranya
juga relevan dengan tanggung jawab pemerintah pusat, misalnya, untuk pengembangan
kurikulum atau sertifikasi pelatihan guru.
Sebuah EMIS terencana dan dirancang akan memfasilitasi usaha kegiatan berurutan relatif
terhadap pengembangan fungsional EMIS, yang dapat ditelusuri dalam Gambar 2.1.
Deskripsi dan kegiatan untuk masing-masing area panggung juga disajikan dalam gambar
ini.
Tahap pertama : definisi tujuan pembangunan nasional; Pernyataan misi dan tujuan dari
sistem pendidikan; dan menetapkan target pendek dan jangka panjang. Ini biasanya
tercermin dalam rencana pembangunan nasional negara. Dari tujuan tersebut, tujuan
nasional pendidikan diformulasikan untuk menyinkronkan dengan visi nasional untuk
pembangunan dalam kerangka waktu tertentu. Mandat Konstitusi tentang pendidikan dan
undang-undang pendidikan lain yang relevan harus hati-hati Ulasan dengan mengacu pada
pengembangan sistem informasi manajemen.
Tahap Kedua : Keputusan kebijakan untuk tujuan pelaksanaan dan monitoring. Sumber
daya yang dibutuhkan untuk mendirikan EMIS diidentifikasi pada tahap pembangunan. Hal
ini penting untuk menentukan tenaga kerja yang tepat untuk mengoperasikan sistem, biaya
layanan dan kegiatan, struktur keseluruhan, jadwal kegiatan dan strategi keseluruhan
pelaksanaan.
Tahap Ketiga : Identifikasi kebutuhan data dan persyaratan. Data yang diperlukan yang
diperlukan untuk mendukung berbagai langkah dalam menentukan pencapaian tujuan dari
sistem harus diidentifikasi secara hati-hati melalui konsultasi dengan berbagai sektor, dan
kunci administrator pejabat sekolah dan pengguna data potensial lainnya. Ini akan
memastikan bahwa persyaratan data dan kebutuhan kebijakan dan pengambil keputusan dan
pengguna kunci lainnya yang diambil dari perawatan sementara pada saat yang sama
meminimalkan overload data yang tidak perlu. Tujuan khusus dan penggunaan data tersebut
harus dibuat jelas selanjutnya.
Tahap Keempat proses : pembentukan database. Database adalah koleksi terpadu dari data
dan informasi, terorganisir dan disimpan dengan cara yang memudahkan pengambilan.
Kedua database pengguna dan berbasis komputer menentukan sifat dari file atau sistem
pengarsipan. Pelabelan yang tepat dari database tersebut dan elemen data yang sesuai yang
diperlukan untuk melihat mudah dan akses ke hard / eksemplar dicetak.Label ini berpola
setelah sekelompok data yang sama atau terkait dengan komponen utama dari guru siswa
Program kurikulum, keuangan, fasilitas fisik dan peralatan, dan lain-lain.
Tahap kelima : desain bentuk monitoring / pengumpulan data. Formulir ini dirancang untuk
menangkap data yang dibutuhkan dan diperlukan diidentifikasi selama tahap ketiga
pembangunan. Perancang kuesioner memiliki pilihan untuk memilih mode dan saluran
pengumpulan data dari berbagai sumber yang tepat. Formulir diuji-coba untuk memastikan
bahwa instruksi, definisi data dan elemen data yang diminta dipahami oleh penyedia data
sebelum bentuk ini diberikan pada skala yang lebih luas atau nasional
Tahap Keenam : Data dan pengumpulan informasi. A Manual Operasi harus disiapkan
untuk menguraikan informasi penting tentang pengumpulan data dalam hal tujuan jadwal
kegiatan, pedoman untuk melakukan pengumpulan survey / data, tugas dan tanggung jawab
dari monitor / surveyor dan supervisor, yang spesifik petunjuk tentang cara untuk mengelola
kuesioner termasuk definisi istilah, dan koleksi atau penyerahan formulir kuesioner. Hal ini
juga pada tahap ini bahwa pelatihan berlangsung bagi mereka yang akan terlibat dalam
kegiatan pengumpulan data baik di tingkat nasional dan sub-nasional untuk tujuan
keseragaman dan istilah umum acuan.
Tahap Ketujuh : Pengolahan data. Sebuah sistem prosedur verifikasi data dan kontrol
harus diterapkan sebelum pengolahan berlangsung. Bentuk-bentuk yang telah diverifikasi
untuk akurasi dan konsistensi dari entri data. Semua elemen data dikodekan sesuai dengan
sistem yang dirancang oleh programmer.
Sebuah sesi latihan dapat terjadi pada tahap ini untuk melatih encoders data / operator entri
data untuk menafsirkan petunjuk, mendefinisikan elemen data dan menerapkan perangkat
lunak dengan cara yang seragam. dari Spesifikasi laporan yang akan dihasilkan dari data
yang diolah juga didefinisikan pada tahap ini
Tahap Kedelapan : Diseminasi data dan pembuatan laporan. Kemasan data ini ke dalam
statistik buletin, kompendium, laporan, profil dan lain-lain akan membantu memfasilitasi
penyebaran dan penggunaan data oleh pengguna. Di tingkat nasional, para Menteri,
legislator, para anggota Kabinet / Parlemen dan kepala badan-badan internasional
memerlukan informasi ini untuk pengambilan kebijakan, legislasi, pengembangan program
dan kekhawatiran nasional lainnya. Tengah tingkat mengelola, termasuk birokrat, perlu
untuk organisasi dan kontrol, pelaksanaan proyek, penyusunan anggaran, pemrograman,
pemantauan dan evaluasi. Pada tingkat operasional, koordinator, organisasi lokal / unit dan
kantor meja membutuhkan informasi untuk mereka sehari-hari operasi, pengawasan,
pelaporan, perencanaan tindakan, dan kegiatan advokasi dan mobilisasi. Masyarakat umum,
kelompok-kelompok seperti sektor bisnis masyarakat, para profesional, mahasiswa, media
dan lembaga akademis atau pendidikan dianggap bunga untuk konsumsi data dan informasi
pengguna yang berpartisipasi dalam mempertahankan proses pembangunan
Tahap Kesembilan : Evaluasi output . Tujuan akhir dari sebuah EMIS adalah untuk
menghasilkan informasi yang relevan dan tepat waktu berkualitas baik. Menjelang akhir ini,
mekanisme evaluasi harus dirancang untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang
dihadapi dalam pengembangan dan pengoperasian EMIS. Hasil dari proses evaluasi
merupakan dasar untuk penguatan sistem.
E. Informasi Pendidikan dan Perubahan Managemen Pendidikan
1. Perubahan dalam Managemen Pendidikan
System Pendidikan telah menjadi lebih kompleks dan tuntutan meningkat pada tingkat
berbagai sistem tersebut. Secara khusus, ada bukti bahwa partisipasi langsung dan
bermakna proses dalam pendidikan pengambilan keputusan mengarah ke peningkatan
kualitas. Akibatnya,
sub-keterampilan.
Indikator
seperti
pendidikan
akan
digunakan
untuk
mengidentifikasi
pendidikan harus memastikan bahwa guru menerima informasi seperti ini, dan
membantu mereka untuk menggunakannya.
c. Kepala Sekolah
Kepala sekolah perlu beberapa titik perbandingan untuk mengetahui dimensi dan di mana
tingkat kelas nya / sekolahnya mengalami kemajuan dibandingkan dengan sekolah-sekolah
yang sama dan dengan semua di sekolah distrik sekolah.
Titik pertama perbandingan akan menjadi relatif ukuran kinerja difokuskan pada
tingkat kinerja sekolah sehubungan dengan sekolah lain. Yang kedua akan ukuran
mutlak menjadi kinerja ditujukan untuk memberikan indikasi dari jumlah kurikulum
dimaksudkan yang telah dikuasai oleh siswa.
Sebuah ukuran relatif kinerja dapat dibangun dengan membandingkan nilai ratarata sekolah dimensi pada yang sama dengan sekolah-sekolah lain yang sejenis
dalam distrik sekolah yang sama, atau di tempat lain.
Istilah"mirip" di sini mengacu pada sekolah lain yang melayani siswa dari jenis yang
sama sosial-ekonomi, latarbelakang memiliki standar yang sama staf dan peralatan,
dan mengajar kurikulum yang sama.
Perbandingan antara sekolah-sekolah ini dapat dilakukan dengan menggunakan
variabel kerusakan yang menentukan kelompok penting dari siswa di sekolahsekolah dalam hal jenis kelamin, usia atau faktor lainnya, misalnya jika
milikkelompok yang kurang beruntung.
d. Petugas Pendidikan tingkat Kota
Beberapa pejabat ini mungkin inspektur sekolah atau pengawas. Di negara-negara di
mana tingkat ini ada, OEOs biasanya peduli dengan monitoring input pendidikan dan
proses seperti pendaftaran dan absensi. Mereka juga cara lain membantu pekerjaan
tingkat berikutnya pendidikan pengambil keputusandan perencana. Di banyak negara
yang lebih besar ini personil provinsi atau tingkat negara bagian.
e. Petugas Pendidikan tingkat Provinsi
Ini manajer pendidikandan perencana terutama tertarik dalam penyebaran daya yang
efisien sumberdi bawah yurisdiksi mereka sehingga semua sekolah yang mereka
bertanggung jawab kesempatan untuk memilikimengoptimalkan kualitas lingkungan
pendidikan mereka.
Selain staf dan peralatan , sumber daya ini dapat terdiri dari sumber daya kurang
berwujud seperti informasi dan ide-ide inovatif yang meningkatkan hasil pendidikan
tanpa memerlukankeuangan input yang cukup besar. Contoh dari penyebaran tipe
yang terakhir dari sumber daya akan ditemukan
keputusan
kadang-kadang
dengan
hak
suara
yang
sama.
Data untuk informasi yang dibutuhkan dalam pengelolaan pendidikan disediakan di dasarnya
salah satu dua
daricara,atau arus, arah.
Kedua vertikal dan horizontal penyebaran informasi yang penting jika semua yang terlibat dalam
keputusan yang
menjadi diinformasikan dan untuk pekerjaan mereka secara efektif dan efisien.
komunikasi vertikal. Informasi yang sering diminta oleh orang tingkat kabupaten,
diregional dan nasional, dan aliran informasi seringkali salah satu cara -. Atas
Namun, aliran komunikasi dua arah sangat penting. Misalnya, kepala sekolah
memerlukan umpan balik tentang informasi yang mereka kumpulkan untuk Departemen
Pendidikan, khususnya
dalam survei khusus.
komunikasi horizontal. Informasi melibatkan komunikasi antara
daerahyang berbeda tetapi tumpang tindih pemerintah untuk memastikan bahwa layanan yang
diperlukan fungsi
untuksekolah yang disediakan dan dipelihara. Misalnya, pemberian
tentangpasokan air bersih ke sekolah, kepala sekolah mungkin harus berkomunikasi
langsung dengan kementerian terkait di tingkat regional kabupaten atau bukan melalui
distrikatau kantor propinsi Kementerian Pendidikan.
Setiap mode transmisi informasi diperlukan untuk manajemen pendidikan,
dalam situasi yang berbeda. Hal ini juga penting bahwa manajer pendidikan informasi
menerimasecara vertikal atau horizontal sebagai keadaan membutuhkan.
Pembentukan EMIS membutuhkan baik. Hal ini berlaku sehubungan dengan desentralisasi
di bidang pendidikan, juga di daerah penting lainnya dari manajemen pendidikan keuangan
-. Sepertipendidikan
Pembahasan sejauh ini difokuskan pada isu-isu yang berkaitan dengan memperluas dasar untuk
pengambilan keputusan pendidikan. Desentralisasi bertujuan untuk memiliki keputusan yang erat
mencerminkan "akar rumput" kebutuhan pendidikan - dan yang lebih mungkin untuk
a. Tipe Desentralisasi
b. Keuntungan Desentralisasi
c. Kerugian Desentralisasi
6. Strategi Peningkatan Partisipasi Komunitas
7. Hambatan
ini perlu dipertimbangkan oleh manajer pendidikan, termasuk implikasi informasi mengatasi
untukhambatan.
Tidak ada tradisi atau budaya partisipasi. Di beberapa negara nilai-nilai budaya menempatkan
paling penting pada keputusan yang dibuat di tingkat pemerintah. Ada sedikit atau tidak ada
pengalaman dalam jenis masyarakat partisipasi dan oleh karena itu atau tidak mau
mampuberpartisipasi.
terlibat di dalamnya. Selain itu, perbedaan kelas, agama atau etnis masyarakat
dalamdapat menyebabkan dominasi oleh elit lokal dan efektif membatasi
keterlibatanorang lain dalam pengambilan keputusan.
Resistensi terhadap perubahan. Individu, serta sistem pendidikan di mana
mereka bekerja, bisa menjadi resisten terhadap perubahan atau tidak berubah. Sebagai contoh,
selama
programkeaksaraan inovatif, di mana anak-anak yang diproduksi teks mereka sendiri untuk
sekolah
perpustakaanbeberapa guru yang bersangkutan hanya itu teks tidak mengganggu
akademik - aspek berorientasi kurikulum. Di beberapa negara, orang percaya bahwa
banyakguru lebih tahu dari orang tua, dan orang tua menawarkan sedikit penggunaan
kesumbersekolah..
Kurangnya daya Hal ini mengacu pada keuangan, personil, tenaga kerja sukarela dan
waktu.sibukdan
Guru orang tua berjuang untuk bertahan hidup tidak merasa mudah untuk dalam kegiatan
memakan waktu
Berpartisipasi seperti pertemuan atau membantu untuk mengumpulkan informasi untuk EMIS.
The pasif dan buta huruf di beberapa komunitas menambah masalah, dan di mana ada sedikit
dana yang tersedia untuk sekolah, ketika
ataubimbingan tidak datang dari pusat EMIS regional atau pusat, staf pendidikan mungkin
melihat partisipasi sebagai tidak layak usaha mereka.
Kurangnya keterampilan dan pengetahuan. Partisipasi masyarakat dalam pendidikan
pengetahuan
membutuhkandan keterampilan tertentu sering tidak mudah bagi sistem pendidikan untuk
mendorong. orang tua
Misalnya,dianjurkan untuk terlihat lebih aktif di sekolah anak-anak mereka
harusdididik untuk melihat melampaui hasil pemeriksaan untuk melihat manfaat lain, pelatihan
keterampilan
sepertihidup,yang harus mendapat perhatian yang sama. Sehubungan dengan EMIS, penting
mereka yang
bahwaberpartisipasi dalam pengumpulan informasi atau analisis berkomitmen untuk itu,
dan juga menerima pelatihan yang sesuai untuk peran mereka dalam pengumpulan data.
Jarak dan waktu. Jarak fisik, serta waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan
antara masyarakat,membuat partisipasi untuk beberapa orang tua sangat sulit, jika tidak mustahil.
ini membuat lebih
Hal memberatkan oleh jalan yang tidak memadai dan kurangnya transportasi. budaya dan
Faktorkewajiban keluarga di banyak negara akan melarang partisipasi perempuan malam
dihari.
Kendala ini merupakan kendala penting untuk EMIS mana yang tepat dari
pelaporandata yang bersangkutan. Mungkin perlu, misalnya, untuk datang dengan yang lebih
cepat
F. Identifikasi Indikator
Untuk lebih memahami sistem, terutama ketika sasaran dari sistem tersebut untuk
mencapai tujuan tertentu dengan batasan waktu, diperlukan deskripsi proses yang bersifat
dinamis. Pola interaksi dengan berbagai macam komponen dan proses monitoring harus
dideskripsikan. Beberapa indikator hanya dapat diidentifikasi per-tahun (drop out rate/
enrollmen-ratio), sedangkan indikator yang lain dapat diidentifikasi secara reguler. Bebearap
indikator lain harus dikomputasi dengan penelitian khusus menggunakan metode dan teknik
sampling, seperti sosio ekonomi dan pemetaan wilayah pendidikan.
1. Kerangka Kerja : Fungsi Pendidikan
Komponen sistem:
a. Input :
sumber data nyata yang
digunakan
dalam
adalah
karakteristik siswa, sekolah, guru, fasilitas, materi dan alat pembelajaran, atau
dalam hal finansial seperti pengeluaran untuk gaji guru, perawatan peralatan dan
pembangunan kelas.
2) Indikator Proses
Indikator proses merupakan interaksi yang terjadi antar indikator input. Indikator
dapat dimanipulasi oleh managemen pendidikan dengan cara meningkatkan
proses belajar mengajar atau merubah waktu lamanya belajar.
Indikator proses memiliki peranan penting di level yang berbeda-beda dengan
beragam aplikasi pengukuran yang berbeda pula. Namun, indikator proses lebih
berperan penting di level rendah dalam sistem pendidikan. Kebanyakan dari
indikator proeses merefleksikan tentang apa yang terjadi di sekolah dan di dalam
kelas. Biasanya data dikumpulkan dengan cara observasi perilaku.
Contoh indikator proses di level regional / provinsi:
- Jumlah hari wajib sekolah per tahun
- Jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menyelesaikan program studi
3) Indikator Output
Indikator output merupakan efek langsung atau perubahan yang siap untuk
diobservasi. Pengukuran indikator proses dilakukan untuk melihat efek langsung
dalam aktifitas pendidikan. Contohnya, efek pencapaian, efek prestasi, efek
tingkah laku, dan efek persamaan.
4) Indikator Kuantitatif
Indikator kualitataif mereflesiksikan kondisi secara numerik dalam waktu
tertentu. Ukuran statistik dari jumlah data, nilai dari input atau sumber data yang
tersedia. Indikator ini dapat tergolong sebagai dimensi input, proses, output, atau
outcome dari sistem pendidikan.
Contoh dari indikator kuantitatif:
Inputs:
Persentase pendaftaran siswa
Rasio penerimaan kotor
Rasio penerimaan bersih
Rata-rata kehadiran per hari
Cost
Pengeluaran per siswa berdasarkan tingkat dan daerah
Fasilitas dan peralatan berdasarkan tingkat dan daerah
Fasilitas
Ruangan kelas
Buku sumber berdasarkan tingkat dan daerah
Output
-
dalam sistem untuk menginterpretasi lebih lanjut hasil dari angka yang tercantup
dalam indikator kuantitatif.
6) Indikator Efisiensi
Digunakan untuk memonitor pencapaian dari salah satu program atau sasaran
sistem yang menghasilkan hasil cepat dengan tenaga dan biaya minimum.
7) Indikator Persamaan
Digunakan untuk mengukur derajat pengeluaran untuk pendidikan yang
disediakan untuk populasi tanpa memandang status ekonomi, tempat tinggal, dan
kemampuan intelektual. Indikator ini juga digunakan untuk mengukur kualitas
akses tidak hanya untuk fasilitas fisik, seperti sekolah tapi juga kualitas dari
pendidikan yang diberikan.
b. Identifikasi Umum
Indikator merupakan tindakan pengukuran sebuah komponen, atau interkasi dan
hubungan antar komponen pendidikan. Indikator pendidikan merupakan sebuah
statistik yang memudahkan managemen untuk memonitor efektifitas dan efisiensi
dalam proses pelayanan pendidikan. Indikator sangat berguna untuk meidentifikasi
dan mengukur perubahan dalam sistem pendidikan dari waktu-waktu termasuk efek
dari rencana pencegahan masalah. Indikator diproduksi secara reguler diharapkan
dapat memperlihatkan kemungkinan perubahan yang menjadi patokan pengambilan
kebijakan pendidikan.
Indikator sendiri memiliki beberapa keterbatasan karena hanya memberikan
informasi umum dibandingkan dengan observasi yang lebih memberikan hasil
spesifik. Berikut adalah beberapa batasan dari indikator:
1) Indikator merupakan ikhtisar dari data dalam jumlah besar. Indikator tidak
merekomendasikan langkah untuk mencapai situasi yang diinginkan atau
mencegah situasi yang tidak diinginkan.
2) Indikator hanya menyediakan secara sekilas profil dari kondisi yang sedang
terjadi, sehingga memperlihatkan pengertian baru tetapi bukan ukuran yang
presisi atau pertimbangan keputusan.
3) Sebuah indikator dapat memperlihatkan status performa atau perilaku dari
sebuah sistem pendidikan. Namun, tetap membutuhkan interpretasi yang
handal dari manusia agar dapat mampu menghasilkan tindakan yang tepat.
Dalam beberapa kasus, indikator yang menjadi faktor penentu ternyata bukan
hanya dari sistem pendidikan tetapi juga dari faktor lain seperti perubahan populasi,
tingkat ekonomi negara, dan alokasi dana pemerintah. Hal ini merupakan tantangan
untuk membangun sebuah EMIS yang akan beroperasi dengan cakupan area yang
luas. Fokus awal dari pembangunan EMIS disarankan dalam indikator dengan
cakupan kecil namun dirasakan besar pengaruhnya untuk perencanaan pendidikan.
c. Kategori Indikator
Pemilihan indikator dimulai dari sasaran, strategi dan tujuan dari perencanaan
pengembangan pendidikan. Indikator sendiri terbagi menjadi beberapa kategori
yaitu:
1) Indikator Sederhana
Indikator sederhana tidak merefleksikan aspek tertentu dari kualitas pendidikan.
Indikator ini berguna untuk mengukur proses kuantitatif engukuran dilakukan
berdasarkan jumlah atau persentase. Contohnya jumlah dan persentase guru
terlatih secara keluruhan dalam materi belajar yang berbeda-beda.
2) Indikator Performa
Indikator performa didefinisikan sebagai hubungan antara salah satu
komponen dalam sistem pendidikan dengan komponen lainnya. Indikator ini
merefleksikan nilai kualitatif atau efisiensi dimensi sumber data yang dapat
mengukur dinamika interaksi dari sebuah proses. Indikator performa terdapat
dalam hubungan input menuju proses atau output menuju input.
Nilai dari indikator performa dapat dikalkulasikan setelah pengumpulan data
yang dibutuhkan kemudian dilakukan proses perhitungan statistik sehingga
menghasilkan informasi. Indikator performa gabungan dapat diukur dengan
menggunakan analisis statistik minimal dua variabel.
3) Berdasarkan Alat Pengukuran
Setiap pengukuran selalu dapat dihitung dengan rumus matematik yang
tepat sehingga menghasilan angka yang dapat diinterpretasikan mengacu pada
prosedur yang telah ditentukan. Contoh dari alat ukur indikator adalah jumlah
total indikator yang sama yang diintegrasikan ke dalam data series, persentase,
dan rasio.
4) Indikator Tidak Langsung
Tabel 1.1
Karakteristik dan Deskripsi Indikator
2. Output
3. Hasil
J. Indikator Persamaan
1. Dimensi
2. Efisiensi Internal
3. Efisiensi Eksternal
K. Indikator Kualitas di setiap Tingkatan
1. Tingkat Lokal
2. Tingkat Negara
L. Batasan dalam Penggunaan Indikator
M. Teknik Komputer yang diaplikasikan dalam Indikator Performa Pendidikan
berada di sekolah tidak dapat terus bertahan dan menyelesaikan sekolah. Sejumlah alasan
konkret telah disebutkan menjadi penyebab penyelesaian sangat rendah dan tingginya insiden
putus.
Berbagai laporan negara rupanya yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya
memperoleh dan pengetahuan tangan pertama tentang situasi. Laporan berisi data yang tidak
akurat dan bertentangan, konsep dan definisi istilah dan langkah-langkah pendidikan tidak
konsisten dan standar, data tidak mewakili populasi keseluruhan, tingkat dan lokasi.
Kelengkapan updatedness dan tingkat kehandalan membuat beberapa ketidakseimbangan dan
distorsi dalam menggambarkan gambaran yang benar tentang situasi pendidikan.
Milenium baru sinyal imperatif baru, tuntutan baru, tantangan baru dan prioritas untuk
sektor pendidikan. Hal ini membutuhkan artikulasi yang lebih baik, koordinasi dan kolaborasi
dengan sektor-sektor lain. Untuk dapat meletakkan segala sesuatu dalam perspektif yang tepat
dan memperbaiki tindakan / langkah-langkah tertentu, rencana baru aksi perlu dirumuskan.
Tujuan PUS baru ditetapkan untuk dekade berikutnya becomethe titik fokus dari setiap
planningefforts.These hanya dapat realisticallytranslated ke dalam istilah yang lebih layak dari
tindakan dengan data dan informasi yang diperoleh dari sumber yang akurat dan dapat
diandalkan dan sistem diterima koleksi. Pendidikan Sistem Informasi Manajemen (EMIS) adalah
alat manajemen potensi untuk membawa tentang karakterisasi handal, akurat dan tepat waktu
dari kondisi pendidikan. Hal ini dapat memberikan jawaban komprehensif untuk pertanyaanpertanyaan seperti: apa itu? mengapa? dimana itu? bagaimana itu? kapan itu? dan oleh siapa itu?
Sebuah pemahaman menyeluruh tentang situasi pendidikan saat ini adalah penting untuk
perumusan perencanaan yang efektif.
A. KERANGKA PERENCANAAN
Fokus Perencanaan adalah Anak. Perhatian adalah akses ke sekolah, akses ke
pembelajaran, kualitas proses pembelajaran teachingand, relevanceof ajaran-proses
belajar, isi dan struktur kurikulum, prestasi belajar dan sistem pendukung untuk
mengaktifkan anak bertahan dan menyelesaikan pendidikannya.
Proses Perencanaan melibatkan tugas menganalisis / meninjau sektor dalam hal
struktur dan kinerja sistem berdasarkan indikator yang relevan, manajemen sistem
pendidikan, dan kebijakan, dan program-program yang memberikan arah dalam
pencapaian tujuan dan tujuan dari sistem. Secara khusus, sektor ini harus berusaha untuk
menganalisis berikut komponen sistem pendidikan: pengembangan siswa / klien, profil
guru / pelatih, isi kurikulum, bahan ajar, tanaman fisik dan fasilitas, sumber daya
keuangan, kemitraan sekolah-masyarakat dan pengiriman mode. Analisis harus kualitatif
dan kuantitatif di alam. Setelah mengidentifikasi masalah, masalah, kesenjangan,
kekurangan, ancaman, peluang dan kekuatan, kebijakan strategis, tujuan dan sasaran
dapat dirumuskan. Dalam rangka untuk membuat rencana yang lebih berorientasi
keluaran, target yang layak dan realistis harus ditetapkan. Ini dapat dinyatakan dalam hal
indicatorsor measureswhich akhirnya menjadi tolok ukur dari performance.The
aktualisasi tujuan dan target ini tergantung pada kesesuaian program dan proyek yang
dirancang untuk mewujudkan amanat dari rencana. Program-program / proyek / tugas
yang merupakan paket dari tindakan untuk mengatasi berbagai rencana perlu dijabarkan
untuk memastikan pemahaman yang lebih baik dari dasar-dasar dan imperatif aksi.
Elaborasi dapat memberikan perkiraan yang realistis dan akurat dari dana yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan rencana tersebut. Pelaksanaan rencana sinyal aktualisasi
rencana. Menggunakan berbagai taktik dan strategi, rencana harus memiliki persyaratan
yang jelas dan didefinisikan dengan baik dari referensi sehingga peran dan tanggung
jawab berbagai pelaksana atau pelaku dapat lebih dipahami dan dilaksanakan. Periode
activitiesduringthe pelaksanaan perlu monitoredto menentukan apakah activitiesare
proceedingaccordingto jadwal. Dalam pelaksanaan processof masalah atau hambatan
tertentu akan datang sepanjang jalan yang dapat menyebabkan keterlambatan atau
membatasi pengiriman yang efisien dan efektif dari rencana. Sistem pengawasan yang
efektif harus dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan ini. Hasil yang diharapkan akan
diperoleh dari proses pelaksanaan. Ini harus dinilai dan dievaluasi untuk menentukan efek
atau dampak terhadap target penerima manfaat dan tujuan keseluruhan rencana.
B. PENDIDIKAN UNTUK SEMUA (EFA) TUJUAN UNTUK TAHUN 2015
Untuk dekade berikutnya dan setengah, tujuan berikut telah ditetapkan dan
disepakati selama Forum Pendidikan Dunia di Dakar, Senegal. Tujuan dan sasaran
lainnya dapat dirumuskan oleh negara-negara anggota masing-masing di samping tujuantujuan umum mencerminkan kondisi unik dan berbeda dan keprihatinan tentang
pendidikan.
Memperluas dan meningkatkan perawatan anak usia dini yang komprehensif dan
pendidikan bagi anak-anak yang paling rentan dan kurang beruntung
Memastikan tahun 2015 semua anak, khususnya anak perempuan, anak-anak
dalam keadaan sulit dan mereka belongingto etnis minoritas, memiliki akses ke
dan pendidikan dasar gratis dan wajib lengkap berkualitas baik
Memastikan bahwa kebutuhan belajar semua anak muda dan orang dewasa
terpenuhi melalui akses yang adil untuk program pembelajaran dan keterampilan
hidup yang tepat
Mencapai peningkatan 50% di tingkat keaksaraan orang dewasa pada tahun 2015,
especiallyfor perempuan, dan akses yang adil untuk melanjutkan pendidikan dasar
dan untuk semua orang dewasa
Menghapus disparitas gender dalam pendidikan dasar dan menengah pada tahun
2005, dan mencapai kesetaraan gender dalam educ tahun 2015 dengan fokus pada
perempuan
Meningkatkan semua aspek kualitas pendidikan dan menjamin keunggulan
terutama dalam keaksaraan, berhitung dan keterampilan hidup yang penting
C. DIAGNOSIS/ANALISIS SITUASI
Inisiatif dari sektor lain, organisasi, dll dapat menjadi masukan untuk Rencana
EFA untuk datang dengan pendekatan yang lebih holistik dan terfokus dalam menangani
masalah EFA. Mekanisme yang layak harus diadopsi untuk mengidentifikasi masalah
umum dan meninggalkan keprihatinan sektor / organisasi masing-masing yang berbeda
dengan mereka.
H. APA PERENCANAAN PENDIDIKAN
Perencanaan pendidikan adalah proses Mempersiapkan seperangkat keputusan
untuk tindakan di masa depan diarahkan mencapai tujuan dengan cara yang optimal.
D Perencanaan pendidikan adalah penentuan sadar tindakan untuk mencapai tujuan praconcieved. Hal ini memutuskan di muka apa yang dilakukan oleh siapa e itu harus
dilakukan, bagaimana itu harus selesai. Ini berkisar dari rinci, spesifik dan kaku dengan
desain yang luas, umum dan fleksibel
I. MENGAPA ADA KEBUTUHAN PERENCANAAN PENDIDIKAN
Dasar untuk mengevaluasi / menilai kinerja sistem pendidikan,efek ekuitas dalam
distribusi dan pemanfaatan sumber daya,untuk peningkatan kualitas,untuk membutuhkan
perubahan, reformasi dan inovasi,memaksimalkan penggunaan sumber daya yang
terbatas,membawa tentang sistem pendidikan yang seimbang, berkorelasi upaya
pendidikan dengan kebijakan nasional,pengembangan keseimbangan baik untuk ekspansi
kuantitatif dan peningkatan kualitatif,memastikan bahwa investasi dalam pendidikan
membawa dividen yang baik atau kembali,meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam
pelayananpendidikan, mempersempit kesenjangan kekurangan pendidikan,dasar
intervensi yang tepat.
dan
mengajar
2.2 Pelatihan untuk guru dalam rangka
meningkatkan kualitas pre-servise dan in3. Rehabilitasi / perbaikan pra-sekolah
service
3.1 Rekontruksi fasilitas
3.2 Mempersiapkan dan mempublikasi alat dan
nutrisi
4.1 Ketentuan pra-sekolah yang berbasis klinik
dan keluarga
perencanaan, dan
perencanaan program,
implementasi,
umum
Total jumlah siswa berdasarkan subjek wilayah materi belajar
Total jumlah guru berdasrkan tipe pelatihan
Total jumlah guru berdasarkan sertifikasi per tahun
Tipe sekolah
Managemen sekolah (negeri, swasta)
Akreditasi sekolah
Profil sekolah: tahun didirikan, alamat
Tipe bangunan sekolah: permanen, semi permanen, kayu, daun dll
Area situs sekolah; kepemilikan tanah; dimiliki, donasi, sewa
Jumlah ruangan dan penggunaannya: ruang belajar mengajar, kantor, laboratorium,
P. Definisi Istilah
1. Cohort Survival Rate
Persentase siswa terdaftar diawal tahun pembelajaran yang mencapai akhir masa studi.
2. Completion Rate
Persentase siswa terdaftar di awal tahun pembelajaran yang menyelesaikan masa studi.
3. Data
Unit terkecil atau item yang merepresentasikan sebuah fakta, contohnya nama, jenis
kelamin, status, umur, dll.
4. Database
Semua yang berkaitan dengan file yang dikompilasi atau digabungkan kedalam 1 grup.
5. Dropout-Rate
Persentase siswa yang tidak mencapai akhir masa studi atau tidak menyelesaikan masa
studi, dibandingkan dengan jumlah total siswa terdaftar di awal tahun pembelajaran.
6. Graduation-rate
Persentase siswa yang menyelesaikan masa studi dan lulus secara akademik,
dibandingkan dengan jumlah total siswa terdaftar di awal tahun pembelajaran
7. Gross Enrolment Ratio
Total siswa terdaftar di level pendidikan tertentu tanpa memertimbangkan faktor lain.
8. Net Enrollment Ratio/ Participation Rate
Jumlah siswa terdaftar berdasarkan usia spesifik resmi yang menyatakan sebuah
persentase dari total populasi berdasarkan grup usia tersebut
9. Repetition Rate
Persentasi siswa terdaftar di kelas / tahun yang sama, dimana siswa tersebut terdaftar
pada tahun sebelumnya.
10. Retention Rate
Persentase siswa terdaftar di suatu lembaga pendidikan dimana siswa tersebut tetap
berada di lembaga pendidikan yang sama pada tahun berikutnya
11. Teacher-student Ratio
Proporsi guru dan siswa dalam satu institusi
12. Transition Rate
Persentase siswa yang lulus dari satu tingkat pendidikan dan melanjutkan ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi.