Konstruksi Dr. Eng. Halwan Alfisa Saifullah Jurusan Teknik Sipil - Universitas Sebelas Maret Aspek-Aspek dalam Kontrak Konstruksi • Lingkup Pekerjaan (Scope of Work) Uraian pekerjaan harus dibuat sejelas mungkin serta didukung dengan gambar-gambar dan spesifikasi teknis. Aspek teknis merupakan aspek yang paling • Waktu Pelaksanaan (Construction dominan di dalam kontrak Period) konstruksi. Meliputi : dimulai kapan?!? (Sejak Syarat-syarat Umum penandatanganan kontrak/tanggal Syarat-syarat Khusus. kontrak atau terbitnya Surat Perintah Spesifikasi Teknis Kerja atau tanggal penyerahan lahan Gambar-gambar kontrak. atau tanggal Jaminan Pelaksanaan atau tanggal diterima Uang Muka) >> keterlambatan penyelesaian pekerjaan. • Metode Pelaksanaan (Construction Method) sangat dipengaruhi oleh : waktu dimulainya pelaksanaan, penyerahan lahan, jalan masuk ke site, dll. • Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule). diperlukan sebagai alat pemantauan dan pengendalian proyek. bentuk jadwal : bar chart, kurva “s”, network planning (Critical Path Method),dll. • Cara/Metode Pengukuran (Method of Measurement). ex : perhitungan volume galian dan timbunan. • Penghentian Sementara Pekerjaan (Suspension of Work) Bagaimana mengatur ganti rugi akibat pekerjaan terhenti? Berapa lama “Seluruh perjanjian yang penghentian diijinkan? Apabila tenggak dibuat secara sah merupakan undang-undang waktu terlampui, apa dampak hukum bagi mereka yang bagi pihak yang menghentikannya?!? membuatnya” Penghentian sementara harus dicantumkan dan diatur tata carana di dalam kontrak, alasan serta akibatnya. • Pengakhiran Perjanjian/Pemutusan Kontrak. Ketentuan pengakhiran perjanjian/kontrak wajib dicantumkan dalam dokumen kontrak. Konsekuensi hukum yang timbul termasuk hak dan kewajiban para pihak. • Ganti Rugi Keterlambatan • Penyelesaian Perselisihan (Liquidated Damages). (Settlement of Dispute). keterlambatan pekerjaan Batas waktu musyawarah menimbulkan kerugian, maka untuk mufakat harus pihak yang dirugikan ditetapkan (misal : 30 hari mendapat ganti rugi. sejak sengketa timbul). saat mulai kerja tidak pasti >> Lembaga yang akan perselisihan perhitungan menyelesaikan perselisihan jumlah keterlambatan. harus ditetapkan (kasus Ditetapkan besaran musyawarat mufakat tidak keterlambatan per hari (misal : berhasil). 1%0) dan ganti rugi maksimum • Keadaan Memaksa (Force (misal : 5%). Bagaimana jika Majeure) keterlambatan maksimum Contoh : gempa bumi, gunung terlampaui ?!? meletus, banjir, dll. Terkait dengan asuransi. Tata cara pemberitahuan, penanggulangan atas kerusakan, dan tindak lanjut pekerjaan harus dicantumkan dalam dokumen kontrak. • Hukum yang Berlaku • Bahasa Kontrak (Contract (Governing Law) Language) Hukum yang berlaku harus Kontrak antara sesama dicantumkan dalam dokumen perusahaan Indonesia kontrak untuk mengantisipasi dilakukan dalam bahasa apabila timbul Indonesia. perselisihan/sengketa. Kontrak antara perusahaan Di dalam kontrak kontruksi di Indonesia dengan asing, Indonesia dimana para pihak dilakukan dalam bahasa merupakan WNI maka Indonesia dan bahasa Inggris ketentuan mengenai hukum dengan bahasa Indoenesia bisa jadi tidak dicantumkan sebagai “the rulling dengan keyakinan bahwa yang language” berlaku adalah UU Republik • Domisili. Indonesia. Kesepakatan mengenai domisili PP No 29/2000 secara tegas (tempat kedudukan) para pihak menyatakan bahwa kontrak dalam suatu kontrak ditetukan kerja di Inoonesia wajib hanya dengan maksud jika terjadi tunduk pada hukum Indonesia penyelisihan, pemutusan kontrak walaupun salah satu pihak akan diselesaikan oleh merupakan WNA. pengadilan. • Jaminan penyedia jasa : Jaminan uang muka (Advance Payment Bond). Jaminan pelaksanaan (Performance Bond) Jaminan perawatan atas cacat (Defect Aspek Liability Bond) keuangan/perbankan yang Uraian pekerjaan harus dibuat sejelas penting di dalam kontrak mungkin serta didukung dengan gambar- kontruksi adalah : gambar dan spesifikasi teknis. • Nilai Kontrak (Contract • Jaminan pengguna jasa : Amount) Jaminan pembayaran (payment gurantee) • Cara Pembayaran • Bentuk-Bentuk Jaminan (Method of Payment) Jaminan yang paling lazim dipergunakan • Jaminan-jaminan dalam suatu kontrak konstruksi adalah Bank (Guarantee/Bonds) Garansi. Selain itu, ada juga Standby Letter of Credit (“Standby LC”) dan “Surety Bond”. Akan tetapi ada juga yang tidak memiliki daya jamin seperti “Letter of Comfort” dan “Warranty”. Ada juga yang daya jaminnya diragukan menurut hukum di Indonesia yaitu “Idemnity” Besarnya tarif PPN adalah 10% Cara menghitung pajaknya adalah tarif dikalikan dengan nilai kontrak. Contoh : Bagaimanapun pajak adalah beban yang harus Harga pokok (Real Cost) Rp 10.000.000.000,- dipikul oleh pelaku jasa Keuntungan kontraktor Rp 1.000.000.000,- konstruksi sebagai Wajib Nilai kontrak Rp 11.000.000.000,- Pajak Pajak yang perlu PPN 10% Rp 1.100.000.000,- diperhatikan dalam kontrak Jumlah yang harus dibayar Rp 12.100.000.000,- konstruksi adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh). Tarif Pajak PPh dari jumlah bruto Penyedia Jasa Kontruksi
2% pelaksana, kualifikasi usaha kecil
4% pelaksana, tidak memiliki kualifikasi usaha 3% pelaksana, kualifikasi menengah dan besar 4% perencana dan pengawasan, memiliki kualifikasi usaha 6% perencana dan pengawasan, tidak memiliki kualifikasi usaha. • Unsur yang terlibat dalam asuransi : Penanggung (insurer) yang memberikan proteksi. Tertanggung (insured) yang menerima proteksi. Peristiwa (accident) yang tidak diduga Asuransi adalah suatu atau tidak diketahui sebelumnya, persetujuan, dimana peristiwa yang dapat menimbulkan penanggung mengikat diri kerugian. terhadap tertanggung untuk Kepentingan (interest) yang mengganti kerugian karena diasuransikan, yang mungkin akan kehilangan, kerugian, atau mengalami kerugian disebabkan oleh tidak diperolehnya peristiwa itu. keuntungan yang • Premi asuransi dibayar untuk meyakinkan diharapkan , yang dapat bahwa proyek berada di bawah tanggungan diderita karena peristiwa asuransi. yang tidak diketahui terlebih dahulu. • Besarnya premi asuransi dapat saja tercantum khusus di dalam kontrak atau langsung dibayar/disediakan pengguna jasa. • Keharusan menggunakan tenaga kerja dan bahan tertentu. • Tenaga kerja setempat. • Tenaga kerja keahlian khusus. • Material dalam negeri. • Dampak lingkungan. • Keterangan para pihak. • Laporan kemajuan pekerjaan. • Korespondensi. • Hubungan kerja antar para pihak.