KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi warabakatuh.
Segala puja dan puji saya haturkan kehadirat Sang Pencipta dan Pemilik
alam semesta yaitu Allah SWT. Dan Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan seluruh umatnya.
Berkat pertolongan Allah melalui ilmu yang saya proleh selama ini, sehingga
saya mampu menyelesaikan penyusunan makalah tentang, Ilmu Gharib Al
Hadits, yang kami susun untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Ulumul
Hadits. Dan kami harapkan makalah ini dapat menggugah teman–teman untuk
mendalaminya lebih jauh.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................................
Daftar isi.....................................................................................................................................
Bab I Pendahuluan......................................................................................................................
a. Latar belakang ..............................................................................................................
b. Rumusan masalah...........................................................................................................
BAB II Pembahasan..................................................................................................................
a. Pengertian Hadits Gharib ..............................................................................................
b. Macam-macam Hadits Gharib.......................................................................................
c. Cara-cara menafsirkan ke-ghariban hadits...................................................................
d. Hukum-hukum Hadist Gharib......................................................................................
e. Sejarah Perkembangan Ilmu Gharib al-Hadits dan Kitab-kitabnya
a. Kesimpulan................................................................................................................
Daftar Pustaka.......
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Memahami hadis sebagai warisan Nabi saw. haruslah menyeluruh dan universal.
Menyeluruh dalam artian memahami secara benar, sedang universal berarti tidak
meninggalkan satu lafadh pun dalam menelaahnya. Terkait dengan memahami secara
menyeluruh dan universal di era kini akan terbentur dengan pemahaman bahasa yang
tentunya berkembang sebanding dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri.
Hadits mulanya merupakan bahasa lisan kemudian berubah menjadi bahasa teks setelah
terjadi proses transformasi. Hal ini menjadi pertanyaan besar apakah esensi dari bahasa yang
meliputi rasa dan karsa bisa terwakili dengan bahasa teks yang pembukuannya pun tidak
disaksikan oleh pelaku dan saksi-saksi kejadiannya. Berangkat dari itu perlu adanya
peninjauan hadits secara etimologi sebagai upaya dalam melestarikan bahasa hadits sehingga
tidak asing diterima generasi yang semakin menjahui zaman Nabi saw.
Peninjauan hadits dari segi dirayahnya yang lebih spesifik dalam membahas istilah yang
sulit dikenal atau sering disebut ilmu gharib al-hadis. Dengan adanya pembahasan secara
khusus ini diharapkan generasi yang semakin menjauhi bahasa hadis bisa memahami lebih
tepat terhadap arti kosakata hadits itu sendiri. Sehingga dengan pemahaman yang tepat akan
dihasilkan hukum yang tepat pula.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Hadits Gharib ?
2. Macam-macam Hadits Gharib ?
3. Cara-cara menafsirkan ke-ghariban Hadits
BAB II
PEMBAHASAN
1
Rahman Fathur, (1987), Ikhtisar Mushthalahul Hadist, Bandung, PT. Al Ma’Arif.
1) Ghorib Muthlaq atau Fardu Mutlaq
Ghorib Muthlaq atau Fardu Mutlaq Yaitu bila mana keghoribannya terletak pada asal
sanadnya, artinya hadis yang diriwayatkan oleh seorang rawi sendirian pada asal sanadnya.
Contohnya:
“ Dari Abu Huroiroh berkata : rosulullah saw bersabda : Ada dua kalimat yang dicintai Allah
yang Maha pengasih, yang ringan diucapkan dan berat dalam timbangan amal. Yakni “
Subhanallah Wabihamdihi Subhanallahil ‘adzim” (HR. Bukhori Muslim)”.
Hadis ini dikatakan ghorib sebab hanya diriwayatkan oleh Abi Hurairah r.a lalu darinya
hanya diriwayatkan oleh Abu Zur’ah, dari Abu Zur’ah hanya diriwayatkan oleh ‘Umaroh dan
dari ‘Umaroh hanya diriwayatkan oleh Muhammad bin Fudhoil.
Adapun berbagai keghariban atau ketersediaan yang dianggap sebagai gharib nisby antara
lain :
1. Seorang perawi terpercaya secara sendirian meriwayatkan hadis.
2. Seorang perawi tertentu meriwayatkan secara sendirian dari seorang perawi tertentu
pula.
3. Penduduk negri atau penduduk daerah secara tersendiri meriwayatkan hadis.
Sejak dimulainya pembukuan hadits pada akhir abad kedua dan awal abad ketiga hijriyah,
para ulama sudah menyusun buku-buku tentang ilmu gharib al hadits. Orang yang pertama
menyusun dalam ilmu gharib al hadits adalah Abu Ubaidah Mu’ammar bin Al Mutsanna At
Taimi (wafat 210 H).
Ilmu yang telah dirintis oleh kedua ulama tersebut disempurnakan dan dikenbangkan oleh
ulama-ulama kemudian, hingga melahirkan beberapa kitab gharibil-Hadits yang sangat
berguna dalam memahami Al-Hadits. Kitab-kitab itu antara lain :
1) Gharibil Hadits oleh Abu Ubaid al-Qasim bin Salam (157-224 H). Tidak sedikit para ahli
ilmu yang memuji kitab itu sebagai kitab yang kaya akan faidah dan berharga.
2) Al-Faiqu fi Gharibil-Hadits, karya Abu Qasim Jarullah Mahmud bin Umar Az-
Zumakhsyary (468-538) Kitab yang mencangkup seluruh ilmu Gharibil Hadits yang telah
ditulis oleh ulama-ulama yang mendahuluinnya itu telah dicetak berulang kali di Hayderabab
dan Mesir.
3) An-Nihayah fi Gharibil-Hadits wal-Atsar, karya Imam Majdudin Abis- Sa’adat Al-
Mubarak bin Muhammad ( Ibnu’I Atsir ) Al-Jazary (544-606 H). Buku ini merupakan buah
daripada hasil-karya ulama-ulama sebelumnya yang diperbaiki susunannya menurut alfabetis
dari lafadh-lafadh yang gharib. Hadits-Hadits yang ada hubungannya dengan hadits yang
Gharib itu dikemukakan pula serta ditafsirkankanlah kalimat demi kalimat hingga hilang ke
Gharibannya. Kitab yang terdiri dari 4 jilid itu dicetak berulang kali diMesir. Pada cetakan
yang terakhir, ia dijadikan 5 jilid dengan diberi tahqiq ( interpensi ringkas ) oleh kedua ulama
besar, Tharir Ahmad Az-Zawy dan Mahmud Muhammad At-Thanahy dan dicetak oleh Daru
Ihya’l-kutubi’l Arabiyah (Mesir) pada tahun 1383 H atau 1963 M.
4) Kemudian disusul oleh Abu Hafsh umar bin Muhammad bin Raja’I Al-Ukbury (380-
458H). Ia adalah salah seorang guru Abu Yahya Muhammad bin Al-Husain
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu gahrib al-hadits adalah ilmu yang membahas tentang matan hadits yang
sulit dan sukar untuk difahami sehingga membutuhkan keahlian yang khusus
untuk memahaminya.
Objek dari ilmu gharibil hadist adalah kata-kata yang musykil dan susunan
kalimat yang sukar dipahami maksudnya.
Sebagian ulama berbeda pendapat terkait siapa promotor atau perintis pertama
ilmu gharib al-hadist. Golongan para muhaditsin menganggap bahywa perintis
ilmu gharib al-hadis adalah Abu Ubaidah Ma’mar bin Mutsana at-Taimy.
Sementara sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa perintis pertama ilmu
ini adalah Abu Hasan an-Nadrl bin Syamil al Maziny.
Hukum hadis ghorib begitu pula dengan hadits fardu, kalau memang dibedakan
bisa berkedudukan shohih atau hasan bila telah memenuhi syarat-syarat dari
salah satunya. Namun mayoritas hadis ghorib berkualitas dho’if. Berangkat dari
banyaknya hadis ghorib yang masuk dalam kategori dho’if inilah kemudian para
ulama sangat berhati-hati terhadapnya dan melarang untuk memperbanyak
periwayatan hadis jenis ini
DAFTAR PUSTAKA