Anda di halaman 1dari 42

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KELAS DALAM MENGEFEKTIFKAN

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SETELAH PANDEMI KELAS VII DI

SMPN 1 SANROBONE

DRAFT SKRIPSI

Oleh:

H A ER A N I
029.01.01.2017
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
STAI YAPIS TAKALAR
2021

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah swt. Penentu segalanya, atas limpahan

Rahmat, taufik hidayahNya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

judul “Implementasi Manajemen Kelas Dalam Mengefektifkan Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam Setelah Pandemi Kelas VII di SMPN 1 Sanrobone”.

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad saw. Beserta

keluarganya dan para Sahabat serta pengikutnya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab

itu kritik dan saran yang sifatnya konstruktif, senantiasa penulis harapkan dari semua

pihak sebagai bahan masukan dalam penyempurnaan proposal ini.

Tersusunnya skripsi ini adalah berkat adanya partisipasi dari berbagai pihak

sehingga penulis berhutang budi oleh karena itu disampaikan penghargaan yang setinggi tingginya

kepada :

1. Muh. Nur Fithri D,S.T.,MM, selaku Ketua STAI YAPIS Takalar


2. Wardiansyah, S.Ag.,M.H, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam (YAPIS) Takalar.

3. Bapak/ Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan tuntunan kepada penulis

selama perkuliahan.

4. Kedua orang tua yang selalu mendidik, membesarkan, medukung dan membantu baik

moral maupun material di setiap aktivitas hidup penulis semoga Allah swt.

membalas kebaikan dan jasa jasa mereka.

5. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Takalar, , 2021

Penulis

H A ER A N I
NIM: 029.01.01.2017
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus 4
C. Rumusan Masalah 5
D. Tinjauan Pustaka 5
E. Tujuan dan kegunaan penelitian 6
BAB II TINJAUAN TEORETIS
A. Pengertian Manajemen 6
B. Pengertian Manajemen Kelas 7
C. Tujuan Manajemen Kelas 9
D. Prinsip-prinsip Manajemen Kelas 12
E. Kegiatan utama dalam Manajemen Kelas 14
F. Hambatan-hambatan dalam Manajemen Kelas 21
G. Pengelolaan Kelas 23
H. Pembelajaran Efektif 24
I. Pengerian Pendidikan Agama Islam 27
J. Definisi Pandemi 30
BAB III Metodologi Penelitian
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
B. Pendekatan Penelitian 31
C. Sumber Data 32
D. Metode Pengumpulan data 32
E. Instrumen Penelitian 33
F. Tekhnik Pengolahan Data dan Analisis Data 34
G. Tujuan Penelitian 34
DAFTAR PUSTAKA 36
KOMPOSISI BAB 38
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latarbelakangmasalah

Secara umum pendidikan dijadikan sebagai salah satu upaya utama

untuk mengembangkan, meningkatkan, menciptakan manusia yang berkualitas, berakhlak

mulia. Dan bermartabat sehingga dapat dijunjung tinggi oleh negara lain. Adapun patokan yang

bisa dijadikan tolak ukur dalam melihat keberhasilan pendidikan tersebut yaitu dengan

melihat keberhasilan- keberhasilan yang telah dicapai dan kemajuan-kemajuan yang telah

diaplikasikan.

Untuk meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik, guru sangat berperan

penting dalam pengelolaan suasana belajar, guru harus mengetahui komponen-komponen

dasar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu guru bukan

sekedar hanya mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga mampu mengetahui sejumlah perilaku

yang dimiliki oleh peserta didik serta bagaimana guru memanajemenkan kelas agar peserta didik

tidak merasa jenuh dalam proses pembelajaran.

Keberhasilan dari usaha mencerdaskan siswan itu sendiri harus didukung dengan

keberadaan seorang guru di dalam pendidikan sangatlah penting sebab tanpa guru pendidikan

tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya begitupun sebaliknya tanpa kehadiran siswa, guru pun

tidak dapat menjalankan proses pendidikan serta siswa dan guru memiliki keterkaitan yang

kuat dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.

Manajemen dikelas perlu dilaksanakan, tidak hanya peraturan belajar tetapi juga
memperhatikan kondisi kelas dan lingkungan sekolah agar menciptakan lingkungan belajar yang

efektif. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki kemampuan atau keahlian untuk

menciptakan suasana kelas yang mendukung efektivitas pembelajaran agar tercipta suasana

pembelajar yang nyaman, kondusif, komunikatif, serta dinamis agar menghasilkan hasil belajar

yang optimal dan maksimal sesuai dengan tujuan pendidikan.

Seorang guru harus mengetahui dan memiliki gambaran yang menyeluruh

mengenai bagaimana proses belajar mengajar itu terjadi, serta Langkah-langkah apa yang

diperlukan sehingga tugas-tugas keguruan dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh

hasil sesuai dengan tujuan yang di harapkan.

Pengelolaan kelas adalah tindakan yang menunjukkan pada kegiatan-kegiatan

yang menciptakan kondisi kelas yang optimal pada proses belajar. Tindakan yang dilakukan guru

dalam melakukan pengelolaan kelas bukan tindakan yang semata-mata, akan tetapi memerlukan

kegiatan yang sistemattis berdasarkan Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan.

Dalam proses pembelajaran keefektifan peserta didik tergantung pada tingkat kesadaran

peserta didik dalam proses tersebut, peserta didik harus menyadari bahwa dalam

proses pembelajaran ada tujuan yang akan di capai yaitu tujuan belajar, kesadaran peserta

didik akan memicu semangat belajar dan berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Sedangkan tugas guru yaitu mendorong peserta didik, membimbing, dan

memberikan fasilitas bagi siswa untuk mencapai tujuan belajar,guru memiliki tanggung jawab

dalam segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses pembelajaran

seperti menentukan pokok pembahasan dan kegiatan kelas serta membuat rencana

dan persiapan belajar mengggunakan waktu dan ruangan yang efisien , agar dapat

mengembangkan aturan di dalam


kelas dan kebiasaaan yang mendorong suasana pembelajaran yang baik.

Dalam pelaksanaan pengelolaan kelas sangat diperlukan karena semakin hari bahkan dari

waktu ke waktu tingkah laku peserta didik dan perbuatan peserta didik selalu berubah. Misalnya

hari ini peserta didik belajar dengan baik dan tenang tetapi besok belum tentu. Pengelolaan kelas

setiap hari guru harus rajin dan selalu sibuk membuat persiapan bahan ajar yang mau di ajarkan.

apalagi selama pandemi yang mengakibatkan peserta didik belajar di rumah bukan di dalam kelas,

guru harus mempersiapkan sebaik mungkin tentang pengelolaan kelas yang baik bagi peserta

didik, agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien.

Dari penjelasan di atas, berdasarkan hasil observasi pada tanggal 5 Maret 2020 di

sekolah SMPN 1 Sanrobone setelah angka covid menurun sekolah tersebut melakukan

pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan pada dua kali dalam seminggu. Dalam observasi

tersebut peneliti melihat bahwa guru tidak terlalu memperhatikan manajemen kelasnya sehingga

pada proses pembelajaran tidak berjalan dengan kondusif terkhusus pada pembelajaran

pendidikan agama Islam yang pada umumnya menggunakan metode ceramah yang

menyebabkan peserta didik merasa jenuh karena tidak adanya pengelolaan kelas yang baik

sehingga dalam kelas peserta didik merasa tidak semangat dalam mengikuti proses

pembelajaran. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Implementasi Manajemen

Kelas Dalam Mengefektifkan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Setelah Pandemi kelas VII di

SMPN 1 Sanrobone”.

B. FokusPenelitiandanDeskripsiFokus

1. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu adanya fokus penelitian. Fokus penelitian

ini adalah seorang guru, karena peneliti harus mengetahui cara seorang guru

menerapkan
Manejemen Kelas dalam mengefektifkan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam setelah Pandemi

pertama kelas VII di SMPN 1 Sanrobone.

2. Deskripsi Fokus

Fokus pembahasan ini yaitu Implementasi Manajemen Kelas Dalam Mengefektifkan

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Setelah Pandemi di SMPN 1 Sanrobone. Di bawah

ini beberapa penjelasannya :

a. Manajemen kelas merupakan kegiatan-kegiatan yang di upayakan oleh seorang guru untuk

menciptakan situasi kelas yang kondusif dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang

maksimal.

b. Pembelajaran efektif dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang berhasil mencapai tujuan

belajar peserta didik sebaimana yang diharapkan oleh guru.

c. Pendidikan agama islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran islam.

Pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap

anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati,

dan mengamalkan ajaran-ajaran islam yang telah diyakini secara menyeluruh.

C. RumusanMasalah

1. Bagaimana mengefektifkan pembelajaran pendidikan agama islam setelah pandemi

kelas VII di SMPN 1 Sanrobone ?

2. Bagaimana implementasi manajemen kelas dalam mengefektifkan

pembelajaran pendidikan agama islam setelah pandemi kelas VII di SMPN 1 Sanrobone ?

D. KajianPustaka
Pertama Yuli Pratiwi skripsinya yang berjudul “Pengaruh Manajemen Kelas Terhadap Hasil

Belajar Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pedamaran Ogan Komering Ilir” skripsi ini

menyimpulkan bahwa suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu

mengatur anak didik dan saran pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang

menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpersonal yang baik antara

guru dan anak didik dan anak didik dengan anak didik, merupakan syarat mutlak bagi terjadinya

proses belajar mengajar. Siswa yang berhasil dalam belajar maka akalnya akan berkembang

dengan dimilikinya ilmu pengetahuan, sehingga ia mampu mengingat, memahami,

menguraikan dan mengambil kesimpulan tentang pengajaran islam.1

Kedua Suharian Amiril Akbar skripsinya yang berjudul “ Penerapan Manajemen Kelas

Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SMA IT AL FITYAN SCHOOL ACEH”

Skripsi ini menyimpulkan bahwa Penerapan manajemen kelas merupakan suatu proses

menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan belajar mengajar dapat

berlangsung secara efektif dan efisien. Dalam penerapannya tentu juga di butuhkan berbagai

opsi pendekatan yang tepat dalam kegiatan manajemen kelas dan setiap guru sebagai seorang

manajer kelas dituntut untuk dapat memahami serta menguasai berbagai pendekatan tersebut

sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien dan juga tentunya akan

berdampak kepada peningkatan motivasi belajar siswa.2

1
Yuli pratiwi pengaruhmanajemenkelasterhadaphasilbelajarsiswadisekolahmenengahpertamanegeri1
pedamaran ogan komering ilir, skripsi ( fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan, universitas islam negeri raden fatah
Palembang 2017)
2
Suharian Amiril Akbar PenerapanManajemenKelasDalamMeningkatkanMotivasiBelajarSiswadi SMA It Al
Fityan School Aceh, skripsi ( fakultas tarbiyah dan keguruan universitas islam negeri ar-raniry Darussalam-banda
aceh 2018)
Dari kedua kajian pustaka di atas pertama membahas tentang Pengaruh Manajemen

Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pedamaran Ogan

Komering Ilir, kedua membahas tentang Penerapan Manajemen Kelas Dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa di SMA IT AL FITYAN SCHOOL ACEH, Sedangkan peneliti sendiri

meneliti tentang “Implementasi Manajemen Kelas Dalam Mengefektifkan Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Setelah Pandemi Kelas VII di SMPN 1 Sanrobone. disimpulkan bahwa

dalam penerapan manajemen kelas sangat penting dilakukan sebelum memasuki pembelajaran

dalam hal ini guru sangat berperan penting dalam mengelola kelas agar peserta didik dapat

belajar dengan nyaman sehingga dapat mengefektifkan pembelajaran khususnya pada

pembelajaran pendidikan agama islam.

E. TujuandanKegunaan

1. Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk Mengetahui Bagaimana Mengefektifkan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Setelah

Pandemi Kelas VII di SMPN 1 Sanrobone

b. Untuk Mengetahui Implementasi Manajemen Kelas Dalam Mengefektifkan Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Setelah Pandemi Kelas VII di SMPN 1 Sanrobone

2. Kegunaan dari penelitian ini adalah

a. Secara teoritis

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru baik secara teoritis

dan praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah ilmu

pengetahuan mengenai implementasi manajemen kelas dalam mengefektifkan pembelajaran

pendidikan agama
islam setelah pandemi.

b. Secara praktis

1) Masukan dan tambahan wawasan bagi guru di SMPN 1 Sanrobone

2) Menambah pemahaman bagi guru-guru di SMPN 1 Sanrobone tentang pentingnya

penerapan manajemen kelas dalam mengefektifkan pembelajaran pendidikan

agama islam.

3) Menambah pengetahuan dan mengembangkan bagi pembaca mengenai

implementasi manajemen kelas dalam mengefektifkan pembelajaran pendidikan agama

islam.

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. PengertianManajemen

Menurut bahasa ( Etimologis ) manajemen berasal dari bahasa inggris, management,

yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.3 Menurut kamus terbaru

bahasa Indonesia kata manajemen berarti, pemanfaatan sumber daya secara efektif untuk

mencapai

3
Salman rusydie, prinsip-prinsipmanajemenkelas, (jogjakarta: Diva prees, 2011),
h.24
tujuan atau sasaran yang dimaksudkan.4 Manajemen juga berasal dari bahasa latin, yaitu dari

asal kata manusyang berarti tangan dan ageteyang berarti melakukan. Kata-kata tersebut

digabung menjadi kata kerja managereyang artinya menangani. Managerediterjemahkan ke

dalam bahasa inggris dalam bentuk kerja to manage, dengan kata benda management,

dan manager untuk orang yang melakukan manajemen.

B. PengertianManajemenKelas

Penciptaan kelas yang nyaman merupakan kajian dari manajemen kelas, sebab

manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upayanya menciptakan dan

memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan baik,

keefektifan manajemen kelas sangat tergantung kepada bagaimana guru memahami

berbagai aspek pelaksanaannya, aspek sifat kelas, situasi kelas, dan tindakan efektif efektif

kreatif dari guru sangat menentukan apakah manajemen kelas yang dilakukannya dapat

dilaksanakan sesuai dengan apa yang diharapkan atau tidak. Sifat dan situasi kelas perlu

diperhatikan dan hasilnya dapat digunakan untuk menentukan bentuk dan metode

pendekatan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan, selanjutnya guru juga harus paham

dengan apa yang menjadi tujuan dari manajemen kelas yang dilakukannya, sehingga apa yang

dikerjakan mengarah pada satu titik tujuan yang hendak di capai dengan batasan-batasan

yang sudah ditentukan. Sehingga setiap apa yang dilakukannya dapat diukur dalam

pengertian pemahaman tentang faktor-faktor pendukung terhadap lancarnya kegiatan

pengelolaan menjadi satu aktivitas di dalamnya.5 Adapun ayat Al- Quran yang menejelaskan

tentang manajemen kelas terdapat pada QS. An-nahl:16(125)


4
Tim reality, kamusterbarubahasaIndonesia, ( Surabaya: reality publisher,2010) h.433
5
Gunawan imam manajemenkelas:teoridanaplikasinyacetakan ke-1; Depok:PT RajaGrafindo 2019.h. 2
‫ﺇﻥ ﺭﺑﻚ ﻮ‬
‫ﭐﺩ ﺇﻟﻰ ﺳﺒﻴﻞ ﺭﺑﻚ ﺑﭑﻟﺤﻜﻤﺔ ﻭﭐﻟﻤﻮﻋﻈﺔ ﭐﻟﺤﺴﻨ ﻭﺟﺪﻟ ﻢ ﺑﭑﻟﺘﻲ ﻫﻲ ﺃﺣﺴ‬

(٥٢١)
‫ﺃﻋﻠ ﺑﻤﻦ ﺿﻞ ﻋﻦ ﺳﺒﻴﻠﻪۦ) ﻭ ﻮ ﺃﻋﻠ ﺑﭑﻟ ﻬﺘﺪﻳﻦ‬

Terjemahnya:“serulah(manusia)kepadajalantuhan-Mudenganhikmahdanpelajaran
yangbaikdanbantahlahmerekadengancarayangbaik.SesungguhnyaTuhanmu,Dialah
yanglebihmengetahuitentangsiapayangtersesatdarijalan-NyadanDialahyanglebih
mengetahuiorang-orangyangmendapatkanpetunjuk”.

Ayat di atas menjelaskan tentang manajemen kelas yang mengajarkan dalam pendekatan

pengelolaan kelas untuk selalu berbuat baik di jalan yang benar dan apabila ada yang salah maka

tegurlah dengan cara yang baik pula.

Manajemen kelas merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki pleh guru dalam

memahami,mendiagnosis, memutuskan dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana

kelas yang dinamis.6 untuk itu seorang guru harus andil dan memiliki peran terhadap

keberhasilan pembelajaran di sekolah dan membantu perkembangan peserta didik untuk

mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.

Menurut Dzamarah dan Zain manajemen kelas merupakan masalah tingkah laku

yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan

kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran

secara efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar.7

Didalam kelas guru memiliki dua pokok tugas yaitu kegiatan mengajar dan mengelola

kelas. Kegiatan belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi

lingkungan
6
Mulyadi. Classroommanajemen
mewujudkansuasanamenyenangkanbagisiswa, malang: Aditya media
2009 .h.4

7
Djamarah dan Zain. Strategibelajarmengajar, jakarta: Rineka cipta,2010 h.173
yang ada disekitar siswa , sedangkan dalam kegiatan mengelola kelas berupa pengaturan dalam

kelas, fasilitas fisik dan rutinitas .maksud dari kegiatan mengelola kelas yaitu untuk menciptakan

dan memepertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses pembelajaran dapat

berlangsung secara efektif dan efisien.

C. TujuanManajemenKelas

Tujuan manajemen kelas adalah penyedia fasilitas bagi berbagai macam kegiatan belajar

siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas, fasilitas yang disediakan

itumemungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan

kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap apresiasi pada

siswa.. arikunto berpendapat bahwa tujuan manajemen kelas adalah agar setiap anak

dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajar secara efektif dan

efisien.

Jika mengacu pada pengertian manajemen kelas, maka tujuan manajemen kelas adalah

menciptakan suasana atau kondisi kelas yang menungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat

belajar dengan efektif. Beberapa pemgertian manajemen kelas seperti yang telah di uraikan

diatas, dapat diketahui pengertian berdasarkan konsep lama, berdasarkan konsep

modern dan berdasarkan pandangan pendekatan operasional tertentu. Manajemen kelas menurut

konsepsi lama diartikan sebagai upaya mempertahankan ketertiban kelas. Guru menurut konsepsi

lama bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem organisasi kelas sehingga

individu dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya dan energinya pada tugas-tugas

individual. Sedangkan manajemen kelas menurut konsepsi modern adalah proses seleksi yang

menggunakan alat yang tepat terhadap problem dan situasi manajemen kelas. Manajemen kelas

berdasarkan pandangan pendekatan operasional tertentu menurut Weber adalah :


a) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahanakan ketertiban suasana

kelas melalui penggunaan disiplin (pendekatan otoriter),

b) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahanakan ketertiban suasana

kelas melalui intimidasi (pendekatan intimidasi).

c) Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa (Pendekatan permisif).

d) Seperangkat kegiatan guru menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk atau

resep yang telah disajikan (pendekatan buku masak).

e) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui

perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik (pendekatan

instruksional).

f) Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku yang diinginkan

dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan (Pendekatan perubahan perilaku).

g) Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim

sosio-emosional kelas yang positif (pendekatan penciptaan iklim sosio-emosional) dan

h) Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi sosial yang

efektif (pendekatan sistem sosial).

Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa tujuan manajemen kelas adalah

untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat

memotivasi siswa utnuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuannya. Manajemen

kelas merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar

secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan ajar, penyiapan

sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi dan kondisi

proses belajar mengajar, dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik

dan tujuan kurikuler dapat tercapai.


Manajemen kelas ditujukan pada kegiatan yang menciptakan dan menjaga kondisi yang

optimal bagi terjadinya proses belajar siswa, seperti membina hubungan baik antara siswa

dengan guru, reinforcement,punishment,dan pengaturan tugas. Tujuan manajemen kelas adalah

a) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun

sebagai kelompok belajar yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan

kemampuan semaksimal mungkin.

b) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalagi terwujudnya interaksi pembelajaran.

c) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung

dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan

intelektual siswa dalam kelas dan

d) Membina dan membimbing siswa dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, serta

sifat- sifat individunya.8

D. Prinsip-prinsipManajemenKelas

Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama

oleh para calon guru, guru baru, dan bahkan guru senior yang telah berpengalaman

sekalipun. Alasannya ialah karena calon guru, guru baru, dan guru senior yang telah

berpengalaman memiliki keinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal. Hal ini

dalam arti bahwa guru mampu menyampaikan bahan pelajaran dan dapat diserap oleh para

peserta didik dengan baik. Penciptaan harapan seperti itu merupakan kajian dari manajemen

kelas. Sebab manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upayanya

menciptakan dan memelihara kondisi kelas

8
Gunawan imam manajemenkelas:teoridanaplikasinyacetakan ke-1; Depok:PT RajaGrafindo 2019.h. 11
yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan-tujuan belajarnya secara efisien,

atau memungkinkan peserta didik belajar dengan baik.

Manajemen kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap

problem dan situasi kelas, hal ini berarti guru bertugas menciptrakan, memperbaiki, dan

memelihara sistem/ organisasi kelas, sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuannya,

bakatnya, dan energinya pada tugas-tugas individual. Manajemen kelas adalah suatu

upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung

proses interaksiedukatif mencapai tujuan pembelajaran. Manajemen kelas merupakan suatu

kegiatanyang dilakukan oleh guru yang erat hubungannya dengan pengajaran dan salah satu

prasyarat untuk terciptanya proses belajar mengajar yang efektif.

Segala aspek pembelajaran di kelaslah bertemu dan berproses. Guru dengan

segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan

segala komponennya, metode dengan segala pendekatannya, media dengan segala

perangkatnya, materi dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas.

Lebih lanjut hasil pembelajaran di tentukan pula oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh karena itu,

selayaknyalah kelas harus dikelola secara baik, profesional, terus-menerus, dan berkelanjutan.

Untuk sampai pada tujuan yang dimaksud, diperlukan pemahamanakan hal-hal umum dan

prinsip-prinsip manajemen kelas terlebih dahulu sebelum sampai kepada pemahaman yang lebih

khusus. Pemahaman guru dalam hal ini yang krusial dalam meningkatkan keefektifan

pembelajaran.

Prinsip adalah asas atau kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir dan bertindak.

Prinsip-prinsip manajemen adalah hal yang dapat dijadikan pedoman atau pegangan guru di dalam

mengelola, agar menjadi terarah dan efisien. Manajemen kelas sebagai proses mengelola kelas
agar tercapai tujuan juga harus memerhatikan beberapa prinsip manajemen kelas, agar dalam

dalam implementasinya sesuai dengan yang di rencanakan, prinsip-prinsip tersebut hal yang yang

penting dalam manajemen kelas. Djamarah menyatakan seorang guru dalam

rangka meminimalisasi masalah gangguan dalam mengelola kelas dapat menggunakan

prinsip-prinsip manajemen kelas, yaitu :

a. Hangat dan antusias

b. Tantangan

c. Bervariasi

d. Keluwesan

e. Penekanan pada hal-hal yang positif

f. Penanaman disiplin diri.9

E. KegiatanUtamaDalamManajemenKelas

Manajemen kelas merupakan kegiatan utama proses pemberdayaan sumber daya yang

ada di dalam kelas, sehingga memberikan kontribusi dalam pencapaian efektivitas pembelajaran.

Sebagai sebuah proses, maka dalam pelaksanaan manajemen kelas memiliki berbagai kegiatan

yang harus dilakukan, dalam manajemen kelas, guru melakukan sebuah proses atau

tahapan kegiatanyang dimulai dari merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi, sehingga

apa yang dilakukannya merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling terkait.10 Kegiatan

manajemen kelas meliputi dua kegiatan secara garis besar yaitu ;

9
Gunawan imam manajemenkelas:teoridanaplikasinyacetakan ke-1; Depok:PT RajaGrafindo 2019.h.
15
10
Euis Karwati dan Donni Junni Priansa. Manajemenkelas. Bandung ;
alfabeta.2014. h.23
a. Pengaturan peserta didik

Peserta didik adalah orang yang melakukan aktivitas dan kegiatan dikelas

yang ditempatkan sebagai objek dan arena perkembangan ilmu pengetahuan dan

kesadaran manusia, maka peserta didik bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai

subjek. Artinya peserta didik bukan barang atau objek yang hanya dikenai akan tetapi

juga merupakan objek yang memiliki potensi dan pilihan untuk bergerak.

b. Pengaturan fasilitas

Aktivitas yang dilakukan oleh guru maupun peserta didik didalam kelas

sangat mempengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik lingkungan kelas. Oleh karena itu,

lingkungan fisik kelas merupakan interaksi yang terjadi di ruang kelas, sehingga harmonisasi

kehidupan kelas dapat berlangsung dengan baik, dari permulaan masa kegiatan belajar

mengajar sampai akhir masa belajar mengajar, pengaturan fisik kelas di arahkan untuk

meningkatkan efektivitas belajar peserta didik sehingga peserta didik merasa senang,

nyaman, aman, dan belajar dengan baik.Pengaturan peserta didik dan fasilitas kelas dapat

dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Kegiatan guru dalam manajemen kelas

Kegiatan dalam
manajemen
kelas

Pengaturan peserta didik


2. Kedisipinan
(kondisi emosional)

1. Tingkah laku
Pengaturan

fasilitas

(kondisi

fisik)

1. Ventilasi
Berbagai aktivitas yang dilakukan guru didalam ruang antara lain ;

a) pengecek presentasi peserta didik

siswa di lihat dari keberadaannya satu persatu terutama di arahkan untuk melihat

kesiapannya dalam mengikuti proses belajar mengajar, kesiapan secara fisik terutama

mental karena dengan perhatian dari awal akan memberikan dorongan kepada mereka untuk

dapat mengikuti kegiatan dalam kelas dengan baik.

b) Mengumpulkan, memeriksa dan menilai hasil belajar peserta didik

Memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut yang sudah diberikan

hendaknya dengan cepat dikumpul dan diberikan komentar sehingga rasa penghargaan yang

tinggi dapat memberikan motivasi atas kerja yang sudah dilakukan.

c) Pendistribusian bahan dan alat

Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaan harus didistribusikan

secara adil dan professional kepada setiap peserta didik, sehingga semua peserta didik

memperoleh
kesempatan untuk melakukan praktik atau menggunakan alat dan bahan dalam

proses pembelajaran.

d) Mengumpulkan informasi dari peserta didik

Informasi tentang peserta didik maupun berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan

peserta didik yang harus dan sudah dikerjakan.

e) Mencatat data

Berbagai data peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok,

yang menyangkut individu maupun pekerjaan penting untuk di catat karena akan

mendukung guru dalam memberikan evaluasi akhir terhadap pencapaian hasil pekerjaan

peserta didik.

f) Pemeliharaan arsip

Arsip tentang kegiatan dalam kelas disimpan dan ditata dengan rapi dan dipelihara

sebagai tanggung jawab bersama sehingga dapat memberikan informasi baik bagi

guru maupun peserta didik.

g) Menyampaikan materi pembelajaran

Memberikan informasi tentang bahan belajar yang harus dilakukan peserta

didik dengan teratur dan dapat menggunakan berbagai media dan informasi yang ada di

dalam kelas.

h) memberikan tugas/PR

Penugasan adalah proses pemberian tanggung jawab kepada peserta didik

untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat mengevaluasi kemampuan secara

sendiri.

Dalam kegiatan belajar mengajar siswa memerlukan tempat duduk yang tidak

mengganggu siswa karena kurang aman atau tidak nyaman dipakai jika siswa duduk
berjam-jam di tempat
duduk dengan keadaan tidak cukup aman dan tidak nyaman mereka tidak akan dapat berpikir

tentang pelajaran tersebut dan terus-menerus kan siksaan sebagai akibat dari tempat duduk

tidak nyaman.

Pada prinsipnya kriteria tempat duduk yang memadai adalah tempat duduk yang

bisa menunjang kegiatan belajar-mengajar yaitu aman dan nyaman dipergunakan titik diantara

aspek yang perlu diperhatikan mengenai tempat duduk di antaranya adalah sebagai berikut:

1) Segi Keamanan

Guru dan murid yang menempati tempat duduk tersebut benar-benar merasa

aman sehingga tidak perlu khawatir akan jatuh atau celaka titik Dengan demikian

mereka dapat berkonsentrasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.

2) Segi Kenyamanan

kenyamanan disini bukan berarti tempat duduk itu harus tempuh tetapi jika mampu demikian

tidak masalah dilihat dari alas yang diduduki harus datar dan jangan sampai miring mempunyai

sandaran, tidak terlalu ke depan atau ke belakang titik perbedaan tinggi antara tempat duduk

dengan tempat menulis harus memadai.

3) Segi Ukuran

Agar merasa aman dan nyaman sebaiknya diperhatikan kondisi tempat duduk yang

memenuhi hal-hal sebagai berikut :

a. Tempat duduk guru lebih tinggi dari tempat duduk siswa, agar guru mudah mengawasi

Setiap kegiatan siswa.

b. meja dan kursi untuk siswa sebaiknya

Pada umumnya, tempat duduk siswa diatur menurut tinggi pendeknya siswa, serta diatur
secara berderet, namun pada situasi dan kondisi tertentu hal tersebut tidak berlaku

titik macam-macam pengaturan tempat duduk.

a) Pengaturan tempat duduk tipe formal atau berderet

jenis pengaturan tersebut kadang-kadang mengurangi kemampuan belajar siswa karena

membuat guru mempunyai otoritas mutlak dan membuat siswa tergantung pada guru dan

tidak terjadi komunikasi kelompok.

b) Pengaturan tempat duduk tipe kelompok

pada tipe tempat duduk ini Siswa lebih mudah berkomunikasi tanpa terbatas, sehingga

interaksi dan tolong-menolong antara anggota, dua unsur penting tipe ini, yaitu: kepemimpinan

dan kerjasama. Hal yang diperhatikan guru adalah anggota tiap keluarga tidak lebih dari 6

siswa, dengan seorang pemimpin dan posisi guru adalah sebagai pembina kelompok.11

c) Pengaturan tempat duduk tipe Tapal Kuda

Tipe tempat duduk Tapal Kuda menggambarkan otoritas guru dan memisahkan guru dari

semua kelompok, namun tetap memberikan pengawasan pada setiap anggota kelompok. Tipe

ini mempermudah konsultasi dan komunikasi antara guru dan siswa, namun Farmasi ini akan

memakan banyak waktu ketika setiap anggota kelompok harus mempersentasikan tugas pada

anggota kelompok lain atau memerlukan adanya diskusi antar anggota, karena harus

mengubah formasi tempat duduk.

d) Pengaturan tempat duduk tipe bundar dan persegi

Tipe Meja Bundar dan persegi dapat digunakan untuk format pembelajaran diskusi, pada

tipe ini tidak terdapat pemimpin kelompok, dan tipe ini sangat sesuai untuk pembelajaran yang

11
Mardianto. TeknikPengelompokkanSiswa. medan: perdana mulys sarana.
2013. h.16-17
memerlukan ingatan atau praktek langsung.

F. Hambatan-hambatandalammanajemenkelas

Ada beberapa faktor penyebab timbulnya masalah dalam manajemen kelas yaitu:

a) Pengelompokan, adanya pengelompokan siswa berdasarkan kriteria tertentu

b) Karakteristik individual siswa

c) Kelompokkan pandai merasa terhalangi terhadap kelambanan teman-temannya yang

tidak secerdas mereka

d) Adanya keharusan bagi siswa untuk tenang dan bekerja selama jam pelajaran sehingga akan

menimbulkan ketegangan dan kecemasan

e) Adanya organisasi kurikulum tentang tim teaching

Timbulnya masalah dalam manajemen kelas dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara

lain:

1. Faktor Guru

Beberapa faktor penyebab timbulnya masalah dalam manajemen kelas yang berasal dari

guru diantaranya :

a) Tipe kepemimpinan guru dan otoriter tipe kepemimpinan guru dalam mengelola proses

belajar mengajar yang otoriter dan kurang demokratis akan menumbuhkan sikap agresif

atau pasif dari murid-murid. Kedua sikap murid ini merupakan sumber masalah manajemen

kelas.

b) Format pembelajaran yang menonton. Format belajar yang menonton akan menimbulkan

kebosanan bagi siswa. Format belajar yang tidak bervariasi dapat menyebabkan para siswa
bosan, kecewa, frustasi dan hal ini merupakan pelanggaran disiplin titik

c) Kepribadian guru titik seorang guru yang berhasil dituntut untuk bersikap adil,

hangat, objektif dan fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang menyenangkan

dalam proses belajar mengajar titik

d) Terbatasnya kesempatan guru untuk memahami tingkah laku siswa dan latar belakangnya.

e) Terbatasnya pengetahuan guru tentang masalah manajemen dan pendekatan manajemen

baik sifat teoritis maupun pengalaman praktis

f) Kurangnya kedekatan guru dengan semua siswanya di kelas.

2. Faktor Siswa.

Kekurangan kesadaran siswa dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota kelas dapat

merupakan faktor utama penyebab masalah manajemen kelas.12

3. Faktor Keluarga

kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga seperti tidak patuh pada disiplin, tidak

tertib, kebebasan yang berlebihan ataupun dikekang berlebihan akan menyebabkan

siswa melanggar disiplin di kelas.

4. Faktor Fasilitas

5. Ruang Kelas

Ruang kelas yang kecil dibanding dengan jumlah siswa dan kebutuhan siswa untuk

bergerak dalam kelas merupakan salah satu problema yang ada pada manajemen kelas.13

G. PengelolaanKelas.

12
Donni Juni Priansa. KinerjadanProfesionalismeGuru. Bandung: Albeta Cv. 2014. h.254-255
13
Afriza. Manajemenkelas. pekanbaru: kreasi edukasi publishing and consulting company. 2014. h. 103-
105
Kontrol atau pengendalian perilaku orang lain hanyalah merupakan salah satu segi

pengelolaan kelas. Setiap hari guru sekolah dasar guru sekolah rajin selalu sibuk membuat

persiapan mengajar, memilih pokok bahasan atau tugas-tugas yang akan diberikan kepada murid,

bergerak keliling guna mengawasi kelasnya, mengorganisir kegiatan yang dilakukan murid-

muridnya secara perorangan ataupun keseluruhan, memberikan penghargaan, memilih strategi

pembelajaran yang efisien dan efektif, semua ini adalah aspek-aspek pengelolaan kelas.

Kontrol atau pengendalian perilaku orang lain hanyalah merupakan salah satu segi pengelolaan

kelas. Setiap hari guru sekolah dasar guru sekolah rajin selalu sibuk membuat persiapan

mengajar, memilih pokok bahasan atau tugas-tugas yang akan diberikan kepada murid,

bergerak keliling guna mengawasi kelasnya, mengorganisir kegiatan yang dilakukan murid-

muridnya secara perorangan ataupun keseluruhan, memberikan penghargaan, memilih strategi

pembelajaran yang efisien dan efektif, semua ini adalah aspek-aspek pengelolaan kelas.

Dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang baik di kelas, ada lima elemen yang

harus diperhatikan oleh guru atau sekolah yang bertindak sebagai penyelenggara belajar di sekolah

atau kelas yaitu : kurikulum, bangunan, dan fasilitas yang mendukung, guru, peserta didik, dan

dinamika kelas.

Pengelolaan orang, dan sumber-sumber merupakan keterampilan yang amat

penting dalam berbagai jabatan titik dalam pembelajaran, kemampuan menggunakan waktu

secara efisien dan menggunakan sarana dan prasarana yang serba kurang yang secara efektif

merupakan inti kemampuan profesional. Demikian juga halnya dengan penggunaan waktu

untuk memperbaiki pengelolaan kelas. Berdasarkan uraian di atas ada dua prinsip yang dapat

dikemukakan :

a) Pengelolaan kelas adalah segala sesuatu yang dilakukan guru agar anak-anak berpartisipasi
aktif dalam kegiatan belajar mengajar, bagaimanapun cara dan bentuknya.

b) Ada berbagai cara untuk menciptakan keadaan dimana anak-anak berpartisipasi aktif dalam

kegiatan belajar.14

H. PembelajaranEfektif

Efektif yang berarti ada efeknya atau ada pengaruhnya. Istilah pembelajaran

berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar titik belajar mengajar dan

pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan

mengajar dan pembelajaran formal lain. Mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam

kelas.

Definisi belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau (KBBI), belajar adalah berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu. Berikut ini adalah definisi belajar menurut para ahli :

a) Pembelajaran menurut gagne belajar adalah proses dimana suatu organisasi berubah

perilakunya akibat dari pengalaman

b) Pembelajaran menurut skinner belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah

laku yang berlangsung secara progresif

c) Pembelajaran menurut Robert m gagne belajar adalah suatu proses yang kompleks dan hasil

belajar berupa kapabilitas timbulnya kapabilitas disebabkan stimulasi yang berasal dari

lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar.15

Berdasarkan definisi belajar dan pembelajaran secara efektif maka

hakekatnya pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus

kepada hasil

14
Salman Rusydie. Prinsip-prinsipManajemenKelas. Jogjakarta: Diva Press. 2015.
h. 47-48

15
Ngalimun. KapitaSelektaPendidikan. Yogyakarta: Parama Ilmu. 2017. h. 32
yang dicapai peserta didik, namun berbagai proses pembelajaran yang efektif mampu

memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan ketekunan kesempatan dan mutu serta dapat

menimbulkan perubahan perilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.

Pembelajaran efektif juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi siswa.

Pembelajaran efektif juga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

sehingga memberikan kreativitas siswa untuk mampu belajar dengan potensi yang sudah mereka

miliki yaitu dengan memberikan kebebasan dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara

belajarnya sendiri titik di dalam menempuh dan mewujudkan tujuan pembelajaran yang efektif

maka perlu dilakukan sebuah cara agar proses pembelajaran yang diinginkan tercapai yaitu dengan

cara belajar efektif. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu adanya pembimbingan

guru.16

Pembelajaran yang efektif dan bermakna membawa pengaruh dan makna tertentu bagi

peserta didik, Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran yang telah dirancang guru

harus dilaksanakan dengan tepat dan mencapai hasil belajar dan kompetensi yang ditetapkan titik

artinya pembelajaran yang efektif dan bermakna menunjukkan bahwa selama pembelajaran

berlangsung dapat mewujudkan keterampilan yang diharapkan di kelas tidak harus selalu

mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan

belajarnya.17 Bahkan pembelajaran efektif juga harus efisien dan menyenangkan agar tercapai

kompetensi dasar yang diinginkan.18

I. PengertianPendidikanAgamaIslam

Pendidikan agama islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran islam.

16
Khadijah. BelajardanPembelajaran. Medan: Cipta Pustaka. 2013. h. 51
17
Syaiful Sagala. SupervisiPembelajarandalamProfesiPendidikan. bandung: Alfabetha. 2010. h. 60
18
Syafaruddin dkk. IlmuPendidikanIslam. Medan: Hujri Pustaka Utama. 2006.h. 120
Pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak

didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan

mengamalkan ajaran-ajaran islam yang telah diyakini secara menyeluruh.19

Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta

didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia

dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci Al-Quran dan Al-

Hadist, melalui bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman yang

disertai dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain sehingga menciptakan

hubungan kerukunan antar umat agama dan masyarakat hingga terwujud kesatuan dan

persatuan bangsa.

a. Dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama islam

Pelaksanaan pendidikan agama islam mempunya dasar yang kuat.dasar tersebut menurut

zuhairini dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu sebagai berikut :

1) Dasar yuridis/hukum

Dasar yuridis, yakni dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dari perundang

-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan

pendidikan agama disekolah secara formal. Dasar yudiris formal tersebut terdiri dari tiga

maca, yaitu :

a) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara pancasila, sila pertama; Ketuhanan yang Maha Esa.

b) Dasar Struktural/ Konstitusional, yaitu UUD 45 dalam Bab XI Pasal 29 Ayat 1 dan 2, yang

19
Iwirna perananpendidikanagamaislamdalammengatasidampaknegativeperkembanganteknologidiSMP
negeri4takalarkecamatanpolongbangkengselatankabupatentakalar. Skripsi ( jurusan pendidikan Agama Islam ) h.
12
berbunyi : negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa, Negara

menjamin kemerdekaan tiap0tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing

dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.

c) Dasar Operasional, yaitu terdapat dalam UU RI No 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Pasal 30 No

3 Pendidikan Keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, non formla,

dan informal. Dan terdapat pada pasal 12 No 1/A setiap peserta didik pada setiap

satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan gama sesuai dengan agama yang

dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.20

2) Dasar Religius

Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran islam. Menurut ajaran islam,

pendidikan agama adalah perintah dari tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepadanya.

b. Fungsi pendidikan agama islam

Fungsi pendidikan agama islam disekolah yaitu sebagai berikut :

1) Pengembangan

yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah swt. Yang

telah ditanamkan dari lingkungan keluarga. Pada dasarnya setiap orangtua dan

keluarga memiliki kewajiban untuk menanamkan keimanan dan ketaqwaan bagi anaknya.

2) Penanaman nilai

yaitu sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.

3) Penyesuaian mental

yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun
20
UU RI Nomor 20 Tahun 2003 SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional)
lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran islam.

4) Perbaikan

yaitu untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan kelemahan peserta didik dalam

keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

5) Pencegahan

yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang

dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia

indonesia seutuhnya.

c. Tujuan pendidikan agama islam

Pendidikan agama islam bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan

keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman

serta pengamalan peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim

yang terus berkembang dalam hal keimanan.

Tujuan pendidikan agama islam diatas merupakan turunan dari tujuan pendidikan

nasional, suatu rumusan dalam UUSPN (UU No.20 tahun 2003) berbunyi :’’pendidikan

nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.21

J. DefinisiPandemi

Pandemi merupakan salah satu level penyakit yang berdasarkan pada penyebarannya.
21
Abdul Majid. Belajardanpembelajaran(cet:II, bandung, Ptremaja rosdakarya 2014) h. 11-16
Pada umumnya ada tiga level penyakit yang dikenal dalam dunia epidemiologi, yaitu endemi,

epidemi, serta pandemi. Ketiga level penyakit tersebut masing-masing definisinya diberikan

oleh center for Disease control and prevention (CDC). Sedangkan endemi

merupakan kehadiran konstan suatu penyakit yang dapat menular dalam suatu populasi

cakupan wilayah tertentu. Epidemi merupakan pertambahan angka kasus penyakit dan

biasanya secara tiba- tiba, diatas batas normal yang dapat diprediksi pada suatu

populasi dalam suatu area. Pandemi merupakan epidemic yang sudah menyebar ke

beberapa negara dan benua.22

22
Khoirunnisa, pembelajaranonlinepadamasapandemicovid-19sebagaistrategipembelajarandancapaian
hasilbelajarpadasiswakelasIIIBMIAL-ittihaadCitrosonokecamatangrabagkabupatenMagelang, Skripsi ( fakultas
Tarbiyah dan ilmu keguruan institut islam salatiga 2020). h. 33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. JenisdanLokasiPenelitian

Peneliti menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian untuk

menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks

waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai

dengan kondisi di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang

dikumpulkan terutama data kualitatif23. Proses penelitian yang dimaksud antara lain

melakukan pengamatan,wawancara, observasi dan dokumentasi yang terkait dengan

sasaran peneliti.

Adapun lokasi penelitian yang peneliti lakukan ini berada di SMPN 1 Sanrobone

lokasi ini di pilih karena ingin mengetahui manajemen kelas guru apakah sudah kondusif dan

nyaman bagi peserta didik. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah guru

pendidikan agama islam dan peserta didik di SMPN 1 Sanrobone.

B. Pendekatan penelitian

Penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif yang di mana sumber data

yang di peroleh dari beberapa informasi dan keterangan dari sebuah objek

penelitian. penelitian ini di upayakan mendasar, mendalam, berorientasi, pada proses serta

di dasarkan oleh beberapa pendapat.

C. SumberData

Penelitian ini mengangkat dua jenis sumber data yaitu :

23
Zainal Arifin. Penelitianpendidikan(Cet.1, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011).
h. 29
a) Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung

dari informan. Yang dimaksud informan adalah seseorang yang memberikan informasi

kepada peneliti, baik dari guru pendidikan agama islam dan peserta didik.

b) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu data yang di dapat dari catatan, buku, majalah

atau dokumentasi atau referensi yang relefan dengan fokus penelitian.

D. MetodePengumpulanData

Adapun metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Yaitu salah satu Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Observasi

adalah Teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung berbagai kondisi

yang terjadi pada objek penelitian. Peneliti melakukan penelitian dengan cara mengamati

guru dan peserta didik di SMPN 1 Sanrobone.

b. Wawancara

Salah satu metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, yaitu suatu

kegiatan dilakukan untuk mendapat informasi secara langsung dengan mengungkapkan

pertanyaan-pertanyaan pada responden.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang telah berlalu, dokumen bisa

berbentuk tulisan,gambar, atau karya-karya monumental seseorang.

E. InstrumenPenelitian
Penelitian ini menggunakan instrument penelitian sebagai alat bantu agar kegiatan

penelitian berjalan dengan secara sistematis dan terstruktur, yaitu berupa observasi, interview

(wawancara) dan Dokumentasi.

a. Pedoman Observasi digunakan dalam rangka untuk mengumpulkan data dalam suatu

penelitian yang merupakan hasil perbuatan siswa sendiri secara aktif dan penuh untuk

menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan.

b. Pedoman Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal semacam percakapan

yang bertujuan memperoleh informasi dan komunikasi tersebut yang dilakukan secara

berhadapan.

c. Dokumen yaitu peninggalan tertulis dalam berbagai kegitan atau kejadian yang dari segi waktu

relative belum terlalu lama. Dan juga Dokumen merupakan tekhnik pengumpulan data dengan

cara hal-hal tau variabel yang berupa catatan transkrip, buku, surat keluar, majalah,

prasasti, natulen rapat, agenda dan sebagainya.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Setelah peneliti mengumpulkan data baik dalam bentuk observasi dan wawancara, maka

peneliti mengolah dan menganalisis data yang menggunakan analisis deskriptif kualitatif

Adapun teknik analisis datanya adalah sebagai berikut :

a) Reduksi Data

Reduksi data adalah bentuk analisis data yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data

sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat di ambil.

b) Penyajian Data
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun sehingga

kemungkinan akan adanya kesimpulan.

c) Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan.
24

24
Sugiono, metodepenelitiankualitatif, ( Bandung : Alfabeta, 2014 ), h. 338
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. Belajardanpembelajaran(cet:II, bandung, Ptremaja rosdakarya 2014).

Afriza. 2014. Manajemen kelas. pekanbaru: kreasi edukasi publishing and


consulting company.

Djamarah dan Zain. 2010. Strategibelajarmengajar, jakarta:

Rineka cipta. Donni Juni Priansa. 2014.

KinerjadanProfesionalismeGuru. Bandung: Albeta Cv.

Euis Karwati dan Donni Junni Priansa. 2014. Manajemenkelas. Bandung ; alfabeta.

Gunawan imam manajemen kelas : teori dan aplikasinya cetakan ke-1; Depok:PT
RajaGrafindo 2019.h. 15

Iwirna perananpendidikanagamaislamdalammengatasidampaknegativeperkembangan
teknologidiSMPnegeri4takalarkecamatanpolongbangkengselatankabupatentakalar. Skripsi
( jurusan pendidikan Agama Islam ).

Khadijah. 2013. BelajardanPembelajaran. Medan: Cipta Pustaka.

Khoirunnisa, pembelajaran online pada masa pandemi covid-19 sebagai


strategi pembelajaran dan capaian hasil belajar pada siswa kelas III B MI AL-ittihaad Citrosono
kecamatan grabag kabupaten Magelang, Skripsi ( fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan institut
islam salatiga 2020).

Kompri, manajemen sekolahteoridanpraktik, (Bandung; alfabeta, 2014)


Mulyadi. 2009. Classroommanajemen
mewujudkansuasanamenyenangkanbagisiswa,
malang: Aditya media.

Ngalimun. 2017. KapitaSelektaPendidikan. Yogyakarta: Parama Ilmu.


Novan ardy wiyani.manajemenkelasteoridanaplikasimenciptakankelasyangkondusif.
2013.

Rahmad hidayat. Candra Wijaya.2017. ayat-ayat aquanrl tentang manaemenj


pendidiikanislam. medan:LPPPI.

Salman rusydie, prinsip-prinsipmanajemenkelas, (jogjakarta:


Diva prees, 2011). Salman Rusydie. 2015.
Prinsip-prinsipManajemenKelas. Jogjakarta: Diva Press.
Suharian Amiril Akbar Penerapan Manajemen KelasDalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa di SMA It Al Fityan School Aceh, skripsi ( fakultas tarbiyah dan keguruan universitas islam
negeri ar-raniry Darussalam-banda aceh 2018)

Syafaruddin dkk. 2006.IlmuPendidikanIslam. Medan: Hujri Pustaka Utama.

Syaiful Sagala. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. bandung:


Alfabetha.

Tim reality, kamusterbarubahasaIndonesia, ( Surabaya: reality publisher,2010)

UU RI Nomor 20 Tahun 2003 SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional)

Yuli pratiwi pengaruhmanajemenkelasterhadaphasilbelajarsiswadisekolahmenengah


pertama negeri 1 pedamaran ogan komering ilir, skripsi ( fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan,
universitas islam negeri raden fatah Palembang 2017)

Yusuf Hadijaya. 2016. Strategi Penerapan Kurikulum Integratif Tematik Di Madrasah


Aliyah. medan:perdana publishing.

Zainal Arifin. Penelitianpendidikan(Cet.1, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011).


KOMPOSISI BAB

BAB I PENDAHULUAN
A. latar belakang masalah
B. fokus penelitian dan deskripsi fokus
C. rumusan masalah
D. kajian pustaka
E. tujuan penelitian dan kegunaan
penelitian. BAB II TINJAUAN TEORETIS
A. Pengertian Manajemen
B. Pengertian Manajemen Kelas
C. Tujuan manajemen kelas
D. Prinsip-prinsip Manajemen Kelas
E. Kegiatan Utama Dalam Manajemen Kelas
F. Hambatan-hambatan Dalam Manajemen Kelas
G. Pengelolaan Kelas
H. Pembelajaran Efektif
I. Pengertian Pendidikan Agama Islam
J. Definisi Pandemi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan lokasi penelitian
B. pendekatan Penelitian
C. sumber data
D. metode pengumpulan data
E. instrument penelitian
F. tekhnik pengolahan data
G. analisis data
BAB IV HASIL PENELITIAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai