Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN
METODE DELPHI

DISUSUN OLEH :

Aisyah Sab’ina Al mu’min (J1A121104)


Aisya Risang Ayu (J1A121103)
Anawai Maryam Taridala (J1A121107)
Anggi Defani (J1A121112)
Sarmila (J1A121071)
Shira Nopales (J1A121073)
Siti Rahmawati (J1A121075)
Sitty Qaryani Taros Bikutob (J1A121080)
Sri Nova Alfani (J1A121082)
Wa Ode Salsabillah Arivia Palaido (J1A121091)

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PENENTUAN
PRIORITAS MASALAH KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
DELPHI” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Dosen IRMAN, AMK., S.KM., M.Ked.Trop. dalam mata kuliah PENGANTAR ILMU
PESISIR DAN KEPULAUAN. Selain itu, makalah ini pula bertujuan untuk menambah
wawasan tentang penentuan prioritas masalah kesehatan dengan menggunakan metode
delphi bagi para pembaca dan bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak IRMAN, AMK., S.KM.,
M.Ked.Trop. selaku dosen yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 12 Desember 2021

PENULIS
KELOMPOK 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan .......................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Metode Delphi ............................................................................ 4
B. Karakteristik Metode Delphi ......................................................................... 6
C. Prosedur Metode Delphi................................................................................. 6
D. Langkah-Langkah Prioritas Masalah Menurut Metode Delphi ..................... 8
E. Kelebihan dan Kelemahan Metode Delphi ………………………………………... 10
F. Proses Evaluasi dan Contoh Kasus Terhadap Metode Delphi …………………... 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

3
ABSTRAK

Masalah cakupan program kesehatan tidak tercapai bisa terpecahkan dengan


metodologi penelitian yang komprehensif dan bersifat holistik. Langkah-langkah
pemecahan masalah bisa ditinjau dari sudut menetapkan proritas masalah, mengenal
pasti desain penelitian, membuat alat-alat ukur/instrumen penelitian, melakukan
pengumpulan data,menganalisis data statistik dan mengenalpasti ukuran-ukuran
epidemiologi yang terlibat.
Kata kunci : cakupan program kesehatan tidak tercapai, prioritas masalah, desain
penelitian

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam upaya peningkatan kualitas perencanaan program kesehatan,


dibutuhkan suatu upaya perencanaan yang dapat menghasilkan rencana yang
komprehensif dan holistik. Perencanaan kesehatan adalah kegiatan yang penting
untuk dilakukan di masa yang akan datang guna menghadapi berbagai masalah
dalam bidang kesehatan. Langkah-langkah perencanaan pokok yang perlu
dilakukan adalah analisis situasi, identifikasi masalah dan menetapkan prioritas,
menetapkan tujuan, melakukan analisis untuk memilih alternatif kegiatan
terbaik, dan menyusun rencana operasional.
Kegiatan untuk menentukan prioritas pada suatu masalah adalah suatu
proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode-
metode tertentu untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting
sampai yang kurang penting. Penentuan prioritas masalah ini dinilai oleh
sebagian besar staf di bidang kesehatan sebagai inti proses perencanaan. Setelah
prioritas dari masalah telah ditetapkan, langkah berikutnya dapat dikatakan
merupakan gerakan progresif menuju pelaksanaan.
Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan yang
harus diperhatikan, yakni: besarnya masalah yang terjadi, pertimbangan politik,
persepsi masyarakat, dan bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan. Secara
garis besar pemilihan prioritas masalah dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Scoring
Technique (metode Bryant, Multiple Criteria Utility Assesment Methode-
MCUAM, metodeUSG, metode CARL, PAHO, metode Hanlon, dan metode
teknik multi-voting), dan Non Scoring Technique (metode Delbeque, metode
Delphi, metode estimasi beban kerugian, metode NGT, metode strategi Grids,
dan metode analisis ABC).

1
Ketika data tidak tersedia, teknik non-skoring lazim digunakan, salah
satunya adalah metode Delphi dimana sekelompok orang yang mempunyai
keahlian yang sama mendiskusikan masalah-masalah kesehatan yang ada. Objek
dari metode ini adalah untuk memperoleh konsensus yang paling reliable dari
sebuah grup ahli sehingga dihasilkan suatu prioritas masalah yang disepakati
bersama. Penetapan prioritas dari sekian banyak masalah kesehatan di
masyarakat saat ini merupakan tugas yang penting dan semakin sulit untuk
dilakukan. Oleh karena itu, manajer kesehatan masyarakat diharapkan dapat
memahami dan menetapkan prioritas secara adil, masuk akal, dan mudah
dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian metode Delphi !


2. Bagaimana karakteristik metode Delphi ?
3. Bagaimana prosedur metode Delphi ?
4. Bagaimana langkah-langkah prioritas masalah menurut metode Delphi ?
5. Kemukakan kelebihan dan kelemahan metode Delphi !
6. Jelaskan proses evaluasi dan contoh kasus terhadap metode Delphi !

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :


1. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah pengantar ilmu pesisir dan kepulauan.
2. Untuk mengetahui konsep dari metode Delphi.
3. Untuk memahami karakteristik metode Delphi.
4. Untuk mengetahui prosedur metode Delphi.
5. Untuk memahami langkah-langkah prioritas masalah menurut metode
Delphi.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan metode Delphi.
7. Untuk mengetahui proses evaluasi dan contoh kasus terhadap metode
Delphi.

2
D. Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini memiliki manfaat sebagai berikut :


1. Bagi penyusun, makalah ini dapat dijadikan pembelajaran dalam menulis
makalah yang baik dan menambah pengetahuan tentang materi yang ditulis.
2. Bagi pembaca, makalah ini dapat dijadikan bahan pembelajaran tentang
bentuk-bentuk penentuan prioritas masalah kesehatan dengan menggunakan
metode Delphi.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Metode Delphi

Metode Delphi adalah modifikasi dari teknik brain writing dan survei.
Dalam metode ini, panel digunakan dalam pergerakan komunikasi melalui
beberapa kuisioner yang tertuang dalam tulisan. Teknik Delphi dikembangkan
pada awal tahun 1950 untuk memperoleh opini ahli. Objek dari metode ini
adalah untuk memperoleh konsensus yang paling reliable dari sebuah grup ahli.
Teknik ini diterapkan di berbagai bidang, misalnya untuk teknologi peramalan,
analisis kebijakan publik, inovasi pendidikan, program perencanaan dan lain-
lain. Metode Delphi merupakan metode yang menyelaraskan proses komunikasi
suatu grup sehingga dicapai proses yang efektif dalam mendapatkan solusi
masalah yang kompleks.

Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Derlkey dan diasosiasi Rand
Corporation pada tahun 1960an. Pada metode delphi, penetapan prioritas
masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang sama
keahliannya. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus.
Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan
beberapa masalah pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah
prioritas masalah yang dicari. Dimana pada metode ini, sekelompok pakar atau
orang yang dianggap memahami permasalahan mengisi kuesioner, moderator
menyimpulkan hasilnya dan memformulasikan menjadi suatu kuesioner baru
yang diisi kembali oleh kelompok tersebut, demikian seterusnya. Hal ini
merupakan proses pembelajaran (learning process) dari kelompok tanpa adanya
tekanan atau intimidasi individu.

4
Metode Delphi didesain sebagai sebuah proses komunikasi grup yang dapat
membantu melakukan pemeriksaan terperinci dan diskusi isu spesifik yang
bertujuan penetapan tujuan, penyelidikan kebijakan, atau memprediksi
terjadinya kejadian masa depan. Delbecq, Van de Ven, dan Gustafson (1975)
secara spesifik menunjukkan penggunaan teknik Delphi dapat digunakan untuk
mencapai tujuan berikut:

1. Untuk menentukan atau mengembangkan jarak alternatif program yang


mungkin.
2. Untuk menggali atau membuka asumsi yang mendasari atau informasi yang
mengarah ke penilaian yang berbeda.
3. Untuk mencari informasi yang dapat menghasilkan konsensus dari pihak
kelompok responden.
4. Untuk menghubungkan penilaian informasi pada topik yang mencakup
berbagai disiplin ilmu.
5. Untuk mendidik kelompok responden terhadap aspek topik yang beragam
dan saling terkait.

Pendekatan Delphi memiliki tiga grup yang berbeda yaitu : Pembuat


keputusan, staf, dan responden. Pembuat keputusan akan bertanggung jawab
terhadap keluaran dari kajian Delphi. Sebuah grup kerja yang terdiri dari lima
sampai sembilan anggota yang tersusun atas staf dan pembuat keputusan,
bertugas mengembangkan dan menganalisis semua kuisioner, evaluasi
pengumpulan data dan merevisi kuisioneryang diperlukan. Grup staf dipimpin
oleh kordinator yang harus memiliki pengalaman dalam desain dan mengerti
metode Delphi serta mengenal problem area. Tugas staf kordinator adalah
mengontrol staf dalam pengetikan. Mailing kuesioner, membagi dan proses hasil
serta perjadwalan pertemuan. Responden adalah orang yang ahli dalam masalah
dan siapa saja yang setuju untuk menjawab kuisioner.

5
B. Karakteristik Metode Delphi

Metode Delphi sangat cocok sebagai sarana dan metode untuk


membangun persetujuan dengan menggunakan serangkaian kuisioner untuk
mengumpulkan datadari panel pada subjek terpilih. Pada studi Delphi, hasil dari
pengulangan sebelumnya mengenai pernyataan spesifik dan/atau hal tersebut
dapat diubah atau dimodifikasi oleh anggota panel individu pada pengulangan
selanjutnya berdasarkan kemampuan mereka untuk mengulas dan menilai
komentar dan umpan balik yang diberikan oleh panelis Delphi lainnya.

Karakteristik lainnya dengan menggunakan metode Delphi adalah


kemampuan untuk memberikan anonimitas pada responden, mengontrol proses
umpan balik, dan kesesuaian berbagai teknik analisis statistik untukmenafsirkan
data. Salah satu karakteristik utama dan keuntungan dari proses Delphi adalah
subyek yang tanpa nama dapat mengurangi efek pada individu yang dominan
yang mana seringkali menjadi perhatian saat menggunakan kelompok untuk
mengumpulkan dan mensintesis informasi. Melalui pengoperasian beberapa
pengulangan, subyek diharapkan menjadi lebih berorientasi pada pemecahan
masalah, untuk menawarkan pendepat yang lebih berwawasan, dan
meminimalkan efek kebisingan.

C. Prosedur Metode Delphi

Prosedur Delphi mempunyai ciri-ciri yaitu : (1) mengabaikan nama, (2)


Iterasi dan Feedback yang terkontrol, (3) respons kelompok secara statistik
(Chang et al, 1993). Jumlah dari iterasi kuesioner Delphi bisa tiga sampai lima
tergantung pada derajat kesesuaian dan jumlah penambahan informasi selama
berlaku. Prosedur metode Delphi adalah sebagai berikut :

6
1. Problem identification and specification. Peneliti mengidentifikasi isu
danmasalah yang berkembang di lingkungannya (bidangnya), permasalahan
yang melatar belakangi, atau permasalahan yang dihadapi yang harus segera
perlu penyelesaian.
2. Personal identification and selection. Berdasarkan bidang permasalahan
danisu yang telah teridentifikasi, peneliti menentukan dan memilih orang-
orang yang ahli, manaruh perhatian, dan tertarik bidang tersebut, yang
memungkinkan ketercapaian tujuan. Jumlah responden paling tidak sesuai
dengan sub permasalahan, tingkat kepakaran (experetise), dan atau
kewenangannya.
3. Questionaire Design. Peneliti menyusun butir-butir instrumen berdasarkan
variabel yang diamati atau permasalahan yang akan diselesaikan. Butir
instrumen hendaknya memenuhi validitas isinya (content validity).
Pertanyaan dalam bentuk open-ended question, kecuali jika permasalahan
memang sudah spesifik.
4. Sending questioner and analisis responded for first round. Peneliti
mengirimkan kuesioner pada putaran pertama kepada responden, selanjutnya
meriview instrumen dan menganalisis jawaban instrumen yang telah
dikembalikan. Analisis dilakukan dengan mengelompokkan jawaban yang
serupa. Berdasarkan hasil analisis, peneliti merevisi instrument.
5. Development of subsequent Questionaires. Kuesioner hasil review pada
putaran pertama dikembangkan dan diperbaiki, dilanjutkan pada putaran
kedua, dan ketiga. Setiap hasil revisi, kuesioner dikirimkan kembali kepada
responden. Jika mengalami kesulitan dan keraguan dalam merangkum,
peneliti dapat meminta klarifikasi kepada responden. Dalam metode delphi
biasanya digunakan hingga 3-5 putaran, tergantung dari keluasan dan
kekomplekan permasalahan sampai dengan tercapainya konsensus.
6. Organization of Group Meetings. Peneliti mengundang responden untuk
melakukan diskusi panel, untuk klarifikasi atas jawaban yang telah
diberikan. Disinilah argumentasi dan debat bisa terjadi untuk mencapai

7
konsensus dalam memberikan jawaban tentang rancangan suatu produk atau
intrumen penelitian. Dengan face-to-face contact, peneliti dapat menanyakan
secararinci mengenai respon yang telah diberikan. Keputusan akhir tentang
hasil jajak pendapat dikatakan baik apabila dicapai minimal 70% konsensus.
7. Prepare final report. Peneliti perlu membuat laporan tentang persiapan,
proses, dan hasil yang dicapai dalam Metode Delphi. Hasil Metode Delphi
perlu diuji coba di lapangan dengan responden yang akan memakai model
atau produk dalam jumlah yang jauh lebih besar.

D. Langkah-Langkah Prioritas Masalah Menurut Metode Delphi

Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai


keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas
masalah yang disepakati bersama. Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus. Setiap pesertayang sama keahliannya dimintakan
untuk mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling banyak
dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari.

Secara ringkas metode Delphi yang digunakan untuk menetukan prioritas


masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Seleksi anggota kelompok yang terdiri dari 6 sampai 10 orang.


2. Masing-masing anggota diminta mengajukan pendapatnya terhadap
kuesioner yang dibagikan.
3. Hasil pendapat masing-masing anggota dihitung, kemudian dibagikan
kepada seluruh anggota, untuk dibandingkan pendapatnya dengan pendapat
anggota yang lain.
4. Proses diulangi berkali-kali, melalui pembahasan-pembahasan, perbaikan-
perbaikan, dan penjelasan-penjelasan yang akhirnya dicapai kesepakatan.

8
Langkah-langkah prioritas masalah menurut metode Delphi adalah sebagai
berikut :

1. Identifikasi masalah yang hendak/ perlu diselesaikan.


2. Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli yang dianggap
mengetahui dan menguasai permasalahan.
3. Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali jawaban
kuesioner yang berisikan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalah.
4. Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yang muncul dan
mengirim kembali hasil rangkuman kepada partisipan.
5. Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala prioritas/
memeringkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan mengembalikan
kepada pemimpin kelompok/pembuatan keputusan.

Sedangkan menurut Mansoer (1989) Ciri khas langkah-langkah proses


metode Delphi adalah sebagai berikut :

1. Masalah diidentifikasikan dan melalui seperangkat pertanyaan yang disusun


secara cermat anggota kelompok diminta menyampaikan kesimpulan-
kesimpulannya yang potensial.
2. Kuesioner pertama diisi oleh anggota secara terpisah dan bebas tanpa
mencantumkan nama.
3. Hasil kuesioner pertama dihimpun, dicatat dan diperbanyak dipusat
(sekretariat kelompok).
4. Setiap anggota dikirimi tembusan hasil rekaman.
5. Setelah meninjau hasil, para anggota ditanyai lagi tentang kesimpulan-
kesimpulan mereka. Hasil yang baru biasanya menggugah para anggota
untuk memberi kesimpulan baru, malah ada kalanya mereka mengubah sama
sekali kesimpulan pertama mereka
6. Langkah ke-4 dan ke-5 ini diulangi sesering ia diperlukan, sampai tercapai
satu konsensus.

9
E. Kelebihan dan Kelemahan Metode Delphi

Pada metode Delphi, (tingkat respons yang buruk) diperbesar 4x lipat


karena maksimum 4 survey dapat dikirim ke panelis yang sama. Jika posisi
tertentu subyek menghentikan tanggapan mereka selama berbagai tahap proses
Delphi, kualitas informasi bisa diperoleh bisa diabaikan atau paling tidak kritis.
Ludwig (1994) secara spesifik mengatakan motivasi subyek merupakan kunci
suksesnya implementasi studi Delphi dan investigator dibutuhkan bermain peran
penting untuk membantu memastikan respons yang tinggi sedapat mungkin.

Pengulangan karakteristik proses Delphi menyediakan kesempatan pada


investigator dan subyek untuk meningkatkan hasil akurasi. Sebaliknya, karakter
yang sama juga meningkatkan beban kerja investigator dan jumlah waktu yang
dibutuhkan untuk keberhasilan menyelasaikan proses pendataan. Pengulangan
karakteristik pada teknik Delphi dapat secara potensial membuat investigator
mencetak pendapat.

Menurut Cyphert dan Gant (1971) menyimpulkan bahwa metode Delphi


dapat digunakan untuk mencetak data sebaik mengumpulkan data. Investigators
Delphi perlu waspada, berhati-hati dan melaksanakan pengamanan untuk
menangani masalah ini. Potensi untuk Mengidentifikasi Peryataan Umum vs.
Topik Spesifik berkaitan dengan informasi subyek yang mempunyai
pengetahuan yang kurang dalam mengenai topik tertentu tidak dapat secara
sepesifik mengenai pernyataan penting yang mana telah diindentifikasi oleh
subyek yang memiliki pengetahuan dalam mengenai isu target.

Dampak dari studi Delphi dapat merupakan hasil dari identifikasi


serangkaian pernyataan umum bukan penjelasan mendalam tentang topik ini.
Kelebihan metode Delphi adalah sebagai berikut.

10
1. Teknik ini sangat fleksibel untuk diaplikasikan dalam berbagai situasi dan
berbagai permasalahan yang rumit, dimana seringkali tidak ada metode
analisis yang cocok untuk diterapkan.
2. Prosedur literasinya memungkinkan para ahli untuk memikirkan kembali
penilaian mereka berdasarkan feedback dari rekan ahli yang lain.
3. Proses ini juga memberikan lebih banyak waktu kepada partisipan untuk
memikirkan kembali ide-ide mereka sebelum memberikan penilaian, hal ini
tentunya akan memberikan respon yang lebih berkualitas.
4. Pendekatan anonimitas memungkinkan para ahli untuk lebih bebas
berpendapat, tanpa adanya tekanan dari pihak mana pun.
5. Adanya kemungkinan pengaruh individual juga otomatis dihilangkan.
6. Adanya pengalihan isu yang keluar dari fokus utama diskusi dapat
dikendalikan oleh project manager.
7. Proses ini akan menghasilkan catatan dari pemikiran grup dapat direview
saat diperlukan.
8. Metode ini dapat digunakan untuk mengevaluasi sebaran pendapat dari para
ahli ataupun poin-poin konsensus (hal-hal yang telah disepakati).

Kelemahan metode Delphi adalah sebagai berikut.

1. Delphi bisa sangat sensitif terhadap hal-hal berikut.

a.) Level keahlian dari para panelis.


b.) Komposisi panelis.
c.) Kejelasan pertanyaan.
d.) Cara project manager melaporkan outlier.
e.) Administrasi kuesioner.

2. Teknik ini mengasumsikan para ahli memperbolehkan penilaian mereka di-


revisi oleh pendapat dari orang lain.
3. Panel ahli rentan terhadap atrisi (proses pelemahan) disebabkan karena

11
a.) Kejenuhan dengan subjek/topik penelitian.
b.) Ketidakpuasan dengan proses dan atau
c.) Kekurangan waktu untuk melengkapi kuesioner.
d.) Beberapa praktisi/pengguna delphi menggunakan pengaruh
uang/persuasi secara moral untuk meyakinkan panelis supaya keep on
track dalam kasus ini, akan tetapi hal ini dapat menyebabkan bias terkait
hasil studi.
e.) Ada kemungkinan terbentuk konsensus semu, dimana panelis menyetujui
dan menyesuaikan penilaian dari grup.
f.) Teknik ini seringkali memerlukan sejumlah waktu yang berkualitas
untuk melengkapi kuesioner dan seringkali menyita banyak waktu dari
periset

F. Proses Evaluasi dan Contoh Kasus Terhadap Metode Delphi

Metode evaluasi Delphi merupakan salah satu alat dari metode evaluasi
yang digunakan dalam teknik evaluasi dengan pendekatan keputusan teoritis.
Sedangkan teori keputusan teoritis adalah pendekatan yang menggunakan
metode-metode diskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat
dipertanggung-jawabkan dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara
eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku kebijakan.

Perbedaan pokok antara evaluasi teoritis keputusan di satu sisi, dan


evaluasi semu dan evaluasi formal di sisi lainnya, adalah bahwa evaluasi
keputusan teoritis berusaha untuk memunculkan dan membuat eksplisit tujuan
dan target dari pelaku kebijakan baik yang tersembunyi atau dinyatakan. Ini
berarti bahwa tujuan dan target dari para pembuat kebijakan dan administrator
merupakan salah satu sumber nilai, karena semua pihak yang mempunyai andil
dalam memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan dilibatkan dalam
merumuskan tujuan dan target di mana kinerja nantinya akan di ukur.

12
Teori Delphi ini sangat baik untuk memecahkan masalah yang bersifat
general, dimana rencana kebijakan tersebut berkaitan erat dengan ahli-ahli
bidang tertentu. Karena dari setiap ahli pada bidang tertentu akan dapat
mengeluarkan aspirasinya yang memiliki kemampuan dari segi yang
didalaminya. Selain itu, metode ini tidak memperhatikan nama dari ahli untuk
mencegah pengaruh besar satu anggota terhadap anggota yang lainnya, dan
masing–masing responden memiliki waktu yang cukup untuk
mempertimbangkan masing–masing bagian dan jika perlu melihat informasi
yang diperlukan untuk mengisi kuisioner sehingga dapat menghindari tekanan
social psikologi.

Namun, teori ini juga mempunyai beberapa kekurangan yang juga harus
diperhatikanya itu waktu yang akan dihabiskan dalam mengisi kuisioner akan
cukup lama, karena metode ini menggunakan pendapat para ahli yang berbeda-
beda aspek maka dikhawatirkan akan merepresentasikan opini yang tidak dapat
dipertahankan secara ilmiah dan cenderung berpikir hanya dari aspek yang
terbaik baginya.

Salah satu contoh penerapan metode Delphi sebagai metode penentuan


prioritas masalah dijelaskan oleh Bryar dkk dalam penelitian yang berjudul
“Usingthe Delphi Approach to Identify Priority Areas for Health Visiting
Practice in an Area of Deprivation”. Jurnal ini menjelaskan penelitian mengenai
evidence based practice untuk mensupport praktek pengunjung kesehatan
(perawat/bidan) terhadap kehidupan keluarga di daerah Tower Hamlets, London.
Pada tahap awal penelitian untuk menentukan prioritas kebutuhan kesehatan
pada masyarakat digunakan metode Delphi.

Banyak metode yang bisa digunakan dalam penentuan prioritas masalah,


namun metode Delphi digunakan karena tujuan jangka panjang dari proyek ini
adalah mengembangkan sumber daya untuk digunakan pengunjung kesehatan

13
dalam praktik mereka kedepannya, sehingga sangat penting untuk melibatkan
pengunjung kesehatan dan penyedia layanan untuk mengidentifikasi prioritas.

Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juli tahun 2012. Tiga tahap proses
Delphi diikuti oleh 25 orang: empat pengunjung kesehatan, empat anggota lain
darilayanan kunjungan kesehatan, 17 perwakilan dari layanan lain yang bekerja
dengan keluarga. Acara kelompok fokus dilaksanakan pada tahap kedua dimana
individu melengkapi kuesioner untuk menentukan prioritas dari 27 masalah yang
diidentifikasi pada tahap pertama. Tahapan diakhiri dengan peserta mengisi
kuesioner, melaluiemail, untuk mengkonfirmasikan atau mengubah prioritas
topik mereka.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan untuk menentukan prioritas pada suatu masalah adalah suatu


proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode-
metode tertentu untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting
sampai yang kurang penting. Penentuan prioritas masalah ini dinilai oleh
sebagian besar staf di bidang kesehatan sebagai inti proses perencanaan. Setelah
prioritas dari masalah telah ditetapkan, langkah berikutnya dapat dikatakan
merupakan gerakan progresif menuju pelaksanaan.

Pada metode Delphi, penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan


melalui kesepakatan sekelompok orang yang sama keahliannya. Pemilihan
prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus. Setiap peserta yang sama
keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah pokok,
masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari.
Dimana pada metode ini, sekelompok pakar atau orang yang dianggap
memahami permasalahan mengisi kuesioner, moderator menyimpulkan hasilnya
dan memformulasikan menjadi suatu kuesioner baru yang diisi kembali oleh
kelompok tersebut, demikian seterusnya.

Banyak metode yang bisa digunakan dalam penentuan prioritas masalah,


namun metode Delphi digunakan karena tujuan jangka panjang dari proyek ini
adalah mengembangkan sumber daya untuk digunakan pengunjung kesehatan
dalam praktik mereka kedepannya, sehingga sangat penting untuk melibatkan
pengunjung kesehatan dan penyedia layanan untuk mengidentifikasi prioritas.

15
B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, mudah-mudahan apa yang


kami paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua mengenai
hal-hal terkait menentukan masalah dan prioritas masalah kesehatan. Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tentu masih belum sesuai apa
yang diharapkan, dan dengan ini kami berharap masukan yang lebih banyak lagi
dari dosen mata kuliah dan teman-teman semua.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bryar, M 2008, Teori Praktik Kebidanan, Jakarta: EGC.

Chyphert FR, Gant WL (1971). The Delphi technique : A case study. Phi Delta
Kappan, 52:272-273

Delbecq, A. L., Van De Ven, A. H. & Gustafson, D. H. 1975. Group Techniques

for Program Planning: A Guide to Nominal Group and Delphi Process.


Glenview, IL: Scott, Foresman and Company.

Fahrmeir, Ludwig dan Tutz, Gerhard. 1994. Multivariat Statistical Modelling

Statistics. Based on Generalized Linear Models. Munchen : Springer


Series in

Hamdan Mansoer (1989) Pengantar Manajemen. Jakarta ;Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

https://id.scribd.com
http://modelphimethod.blogspot.com
https://www.dictio.id
https://www.academia.edu
http://modelphimethod.blogspot.com

17

Anda mungkin juga menyukai