SYAHPUTRA LUBIS
20.149.01068
TAHUN 2020
ASUHAN KEPERAWATAN
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Program Profesi Ners
SYAHPUTRA LUBIS
20.149.01068
TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Nim : 20.149.01068
Laporan Tugas Akhir Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh Pembimbing Untuk
Menyetujui
Yuliatil Adawiyah,S.Kep,Ns,M.Kep
Mengetahui
Nim : 20.149.01068
Deli Serdang,
TIM PENGUJI
1. Hj.Zuidah,S.Kep,Ns,SKM,M.Kes
Mengesahkan :
Dr.Hj.Masdalifa Pasaribu,S.Kep,Ns,M.Ke
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia- Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang
Rumah Sakit Umum Sei Dadap”. Shalawat beriring salam peneliti sampaikan kepada
Rasulullah SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan kealam
Tujuan dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai pengantar dan
pedoman dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir di Universitas Haji Sumatera Utara.
Selain itu, tujuan lain dari pembuatan Laporan Tugas Akhir ini adalah agar pada saat
Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan tugas akhir, Sangatlah sulit
bagi peneliti untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Oleh karena itu, peneliti
2. Ibu Yetti Fauziah, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan
menyelesaikan LTA
LTA
5. Kepala RSU Sei Dadap yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
Keluargaku, Ayahku, Ibuku, serta Istriku dan anak ku yang penuh kesabaran
memberikan bantuan, motivasi dan Doa yang tulus kepada penulis selama
persatu yang dengan sabar selalu memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis,
kebersamaan kita selama ini merupakan momen terindah yang pernah ada dalam
MOTTO ...........................................................................................................
ABSTRAK .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
C. Penyebab .................................................................................... 14
D. Patofisiologi ............................................................................... 17
G. Komplikasi ................................................................................. 24
H. Penatalaksanaan ......................................................................... 25
B. Pengkajian .................................................................................. 43
C. Rumusan masalah ...................................................................... 56
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian .................................................................................. 64
C. Intervensi .................................................................................... 65
D. Implementasi .............................................................................. 66
E. Evaluasi ...................................................................................... 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 68
B. Saran .......................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Diare saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi
menyerang semua kelompok usia terutama pada anak. Anak lebih rentan
(Soedjas, 2011).
buang 6 air besar dengan tinja yang cair atau lembek dengan jumlah lebih
hari. Gastroenteritis atau diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi.
Gastroenteritis atau diare infeksi dapat disebabkan virus, bakteri, dan parasit.
merupakan 10 penyakit penyebab utama kematian. Tahun 2012 terjadi 1,5 juta
kematian akibat diare. Sepanjang tahun 2012, terdapat sekitar 5 juta bayi
(12%).
Target penemuan kasus diare pada tahun 2015 adalah 2,14% dari 92,4%
penduduk Kota Padang, dengan capaian kasus adalah 49,7% kasus dan
semuanya ditangani. Jumlah kasus ini naik dari tahun sebelumnya (41,7%
Diare pada bayi dan balita ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor
diare pada anak. Infeksi enteral disebabkan karena bakteri, virus dan parasit.
terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun (Ngastiyah, 2014).
Angka kematian yang tinggi akibat diare akan berdampak negatif pada
salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan yang optimal, kurang
berhasilnya usaha dalam proses pencegahan diare merupakan salah satu faktor
dengan baik, maka peningkatan penyakit diare pada balita akan semakin
meningkat (Depkes, 2010). Faktor-faktor penyebab diare akut pada balita ini
adalah faktor lingkungan, tingkat pengetahuan ibu, sosial ekonomi
persisten yaitu : bayi berusia kurang atau berat badan lahir rendah (bayi atau
infeksi saluran nafas, ibu berusia muda dengan pengalaman yang terbatas
higienis, kesehatan dan gizi, baik menyangkut ibu sendiri ataupun bayi,
pendamping ASI, pengenalan susu non ASI/ penggunaan susu botol dan
pengobatan pada diare akut yang tidak tuntas. Seseorang dapat menjadi sehat
atau sakit akibat dari kebiasaan atau perilaku yang dilakukannya. Kebiasaan
ibu dalam pemenuhan kebutuhan gizi berpengaruh terhadap status gizi anak,
status gizi yang baik dapat mencegah terjadinya berbagai macam penyakit
Pada diare akut dengan dehidrasi berat, volume darah berkurang sehingga
dapat terjadi dampak negatif pada bayi dan anak–anak antara lain syok
denyut nadi cepat, kecil, tekanan darah menurun, pasien lemah, kesadaran
menurun, dan diuresis berkurang), gangguan elektrolit, gangguan
keseimbangan asam basa, gagal ginjal akut, dan proses tumbuh kembang anak
terhambat yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup anak di masa
depan.
selanjutnya
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Gastroenteritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan erosi pada bagian superficial (Mattaqin & Kumala, 2011).
Gastroenteristis akut yang ditandai dengan diare dan pada beberapa kasus muntah-
muntah yang berakibat kehilangan cairan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan
Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses.
Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, dan bila buang
air besar lebih dari tiga kali, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam
WHO (2009), mengatakan diare adalah suatu keadaan buang air besar (BAB) dengan
konsistensi lembek hingga cair dan frekuensi lebih dari tiga kali sehari. Diare akut
berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan diare persisten terjadi selama ≥ 14 hari.
Untuk bayi yang minum ASI secara eksklusif definisi diare yang praktis adalah
meningkatnya frekuensi buang air besar atau konsistensinya menjadi cair yang menurut
ibunya abnormal atau tidak seperti biasanya. Kadang – kadang pada seorang anak buang
air besar kurang dari 3 kali perhari, tetapi konsistensinya cair, keadaan ini sudah dapat
disebut diare.
2.2 Etiologi
Pada saat ini, dengan kemajuan di bidang teknik laboratorium kuman- kuman
patogen telah dapat diidentifikasikan dari penderita diare sekitar 80 % pada kasus
Pada saat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis mikroorganisme
yang dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi. Penyebab infeksi utama
timbulnya diare umumnya adalah golongan virus, bakteri dan parasit. Dua tipe
dasar dari diare akut oleh karena infeksi adalah non inflammatory dan
inflammatory.
Hampir sekitar 70%-90% penyebab dari diare sudah dapat dipastikan. Secara
Penyebab diare akut dapat dibagi menjadi dua golongan, diare sekresi (secretory
diarrhoea) dan diare osmotis (osmotic diarrhea). Diare sekresi dapat disebabkan
gizi / gizi buruk, hygiene atau sanitasi yang buruk, kepadatan penduduk, sosial
makanan (seperti keracunan makanan, makanan yang pedas atau terlalu asam),
gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin atau alergi, dan
sebagainya.
mengakibatkan berlipat gandanya bakteri atau flora usus dan jamur (terutama
Candida).
kekurangan kalori protein (KKP), bayi berat badan lahir rendah (BBLR), dan
selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu
gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran
a. Faktor Infeksi
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut :
a) Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan
b. Faktor malabsorbsi
2) Malabsorbsi lemak.
3) Malabsorbsi protein.
Selain kuman, ada beberapa perilaku yang dapat meningkatan resiko terjadinya
diare, yaitu :
a. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama dari
kehidupan.
e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja,
1. Agens virus
a. Rotavirus, masa inkubasi 1-3 hari. Anak akan mengalami demam (38ºC
atau lebih tinggi), nausea atau vomitus, nyeri abdomen, disertai infeksi
saluran pernapasan atas dan diare dapat berlangsung lebih dari 1 minggu.
Biasanya terjadi pada bayi usia 6-12 bulan, sedangkan pada anak terjadi di
terganggu, malaise. Sumber infeksi bisa didapat dari air minum, air di
tempat rekreasi (air kolam renang, dll), makanan. Dapat menjangkit segala
2. Agens bakteri
berupa cairan berwarna hijau dengan darah atau mukus bersifat menyembur.
vomitus, nyeri abdomen, demam, BAB kadang berdarah dan ada lendir,
peristaltik hiperaktif, nyeri tekan ringan pada abdomen, sakit kepala, kejang.
3. Keracunan makanan
hebat pada abdomen, syok. Disebabkan oleh makanan yang kurang matang
atau makanan yang disimpan di lemari es seperti puding, mayones, makanan
sedang hingga berat. Penularan bisa lewat produk makanan komersial yang
nausea, vomitus, mulut kering, dan disfagia. Ditularkan lewat makanan yang
2.3. Patofisiologi
difusi balik ion H+meningkat; (2) perfusi mukosa lambung yang terganggu; dan
(3) jumlah asam lambung yang tinggi (Wehbi, 2009 dalam Muttaqin dan Kumala
2011).
Faktor- faktor tersebut biasanya tidak berdiri sendiri, contohnya, stress fisik akan
daerah infark kecil; selain itu sekresi asam lambung juga terpacu. Mucosal
barrier pada pasien strees fisik biasanya tidak terganggu (Muttaqin & Kumala,
2009).
Bakteri yang masuk akan memproteksi dirinya dengan lapisan mukus. Proteksi
lapisan ini akan menutupi mukosa lambung dan melindungi dari asam lambung.
enzim untuk mengaktifkan IL-8. Hal tersebut Gastroenteristis Akut akibat infeksi
dirinya dengan lapisan mukus. Proteksi lapisan ini akan menutupi mukosa
lambung dan melindungi dari asam lambung. Penetrasi atau daya tembus bakteri
Widagdo (2011) menjelaskan bahwa virus tersebar dengan cara fekal- oral
bersama makanan dan minuman, dari beberapa ditularkan secara airborne yaitu
norovirus, Virus penyebab diare secara selektif menginfeksi dan merusak sel-sel
di ujung jonjot yang rata disertai adanya sebukan sel radang mononuclear pada
klinik hilang.
Kerusakan akibat virus tersebut mengakibatkan adanya adanya absorpsi air dan
garam berkurang dan terjadi perubahan keseimbangan rasio sekresi dan absorpsi
dari cairan usus, serta aktivitas disakaridase menjadi berkurang dan terjadilah
lebih banyak mengenai bayi dibandingkan dengan anak besar adalah fungsi usus
spesifik seperti asam lambung dan mukus. Enteritis virus juga meningkatkan
Pedoman dari Laboratorium/ UPF Ilmu Kesehatan Anak, Uniersitas Airlangga dalam
a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-5 hari.
c. Diare kornik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari. Diare kronik bukan suatu
dibuat tinjauan pustaka ini untuk dapat melakukan pemeriksaan lebih terarah.
a. Diare akut
Merupakan penyebab utama keadaan sakit pada balita. Diare akut didefenisikan sebagai
peningkatan atau perubahan frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agens
infeksius dalam traktus Gastroenteritis Infeksiosa (GI). Keadaan ini dapat menyertai
infeksi saluran napas atau (ISPA) atau infeksi saluran kemih (ISK). Diare akut biasanya
sembuh sendiri (lamanya sakit kurang dari 14 hari) dan akan mereda tanpa terapi yang
b. Diare kronis
dalam feses dengan lamanya (durasi) sakit lebih dari 14 hari. Kerap kali diare kronis
terjadi karena keadaan kronis seperti sindrom malabsorpsi, penyakit inflamasi usus,
defisiensi kekebalan, alergi makanan, intoleransi latosa atau diare nonspesifik yang
kronis, atau sebagai akibat dari penatalaksanaan diare akut yang tidak memadai.
c. Diare intraktabel
Yaitu diare membandel pada bayi yang merupakan sindrom pada bayi dalam usia
minggu pertama dan lebih lama dari 2 minggu tanpa ditemukannya mikroorganisme
patogen sebagai penyebabnya dan bersifat resisten atau membandel terhadap terapi.
Penyebabnya yang paling sering adalah diare infeksius akut yang tidak ditangani secara
memadai
Diare ini juga dikenal dengan istilah kolon iritabel pada anak atau diare todler,
merupakan penyebab diare kronis yang sering dijumpai pada anak-anak yang berusia 6
hingga 54 minggu. Feses pada anak lembek dan sering disertai dengan partikel makanan
yang tidak tercerna, dan lamanya diare lebih dari 2 minggu. Anak- anak yang menderita
diare kronis nonspesifik ini akan tumbuh secara normal dan tidak terdapat gejala
malnutrisi, tidak ada darah dalam fesesnya serta tidak tampak infeksi enterik.
Menurut Manjoer Arief (2000) tanda dan gejala gastroenteritis dapat berupa bayi
atau anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan menurun,
mengalami diare, feses cair dengan darah atau lendir, warna tinja berubah
menjadi kehijauan karena tercampur empedu, anus dan sekitarnya menjadi lecet
Infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta gejala lainnya
gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut dan muntah. Sedangkan manifestasi
karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa
dan elektrolit. Jika anak telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, serta
yaitu berat badan turun, turgor kulit kembali sangat lambat, mata dan ubun-ubun
Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion
natrium, klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila
ada muntah dan kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat
hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan kematian bila tidak diobati dengan tepat.
Dehidrasi yang terjadi menurut tonisitas plasma dapat berupa dehidrasi isotonik,
dehidrasi berat.
hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan kematian bila tidak diobati dengan tepat.
Dehidrasi yang terjadi menurut tonisitas plasma dapat berupa dehidrasi isotonik,
Tabel 2.1 Derajat Dehidrasi Berdasarkan Persentase Kehilangan Air dari Berat
Badan.
Gejala neurologik dari infeksi usus bisa berupa paresthesia (akibat makan
botulinum).
atau akibat dehidrasi. Panas badan umum terjadi pada penderita dengan
inflammatory diare.. Nyeri perut yang lebih hebat dan tenesmus yang terjadi
pada perut bagian bawah serta rektum menunjukkan terkenanya usus besar.
Mual dan muntah adalah simptom yang non spesifik akan tetapi muntah
Muntah juga sering terjadi pada non inflammatory diare. Biasanya penderita
tidak panas atau hanya subfebris, nyeri perut periumbilikal tidak berat, watery
diare, menunjukkan bahwa saluran cerna bagian atas yang terkena. Oleh
dasarnya tidak diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau pada
urine dan tinja pada sepsis atau infeksi saluran kemih. Pemeriksaan laboratorium
(1). Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah,
(2). Urine : urine lengkap, kultur dan test kepekaan terhadap antibiotika.
(3). Tinja :
a. Pemeriksaan makroskopik
yang watery dan tanpa mukus atau darah biasanya disebabkan oleh
gastrointestinal.
Tinja yang mengandung darah atau mukus bisa disebabkan infeksi bakteri
tinja dan pada infeksi EHEC terdapat garis-garis darah pada tinja. Tinja yang
b. Pemeriksaan Mikroskopik
Lekosit yang ditemukan pada umumnya adalah lekosit PMN, kecuali pada S.
mencari telur atau parasit kecuali terdapat riwayat baru saja bepergian
kedaerah resiko tinggi, kultur tinja negatif untuk enteropatogen, diare lebih
organisme ini hidup di saluran cerna bagian atas, prosedur ini lebih tepat
antibodi juga tersedia. Serologis test untuk amuba hampir selalu positif pada
Kultur tinja harus segera dilakukan bila dicurigai terdapat Hemolytic Uremic
Syndrome, diare dengan tinja berdarah, bila terdapat lekosit pada tinja, KLB diare
Diare akut secara arbitrer didefinisikan sebagai keluarnya satu atau lebih
tinja diare per hari selama kurang dari 14 hari. Sebagian besar penyakit diare
pad anak disebabkan oleh infeksi. Pada sebagian kasus, tidak perlu
tinja mengandung leukosit atau darah makroskopik atau anak tampak toksik,
dirawat inap memerlukan evaluasi yang lebih ekstensif karena resiko infeksi
kategori khusus. Infeksi bakteri lebih sering dan lebih parah pada kelompok
usia ini. Selain itu virus atau bakteri enteroptogen dapat menimbulkan
Pada kelompok usia ini lebih sering terjadi intoleransi laktosa persisten yang
anak perlu diperiksa untuk mengukur hidrasi dan nutrisi secara objektif (mis.
2.8.1 Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat keperawatan
Awal serangan : gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia
kadir mulut dan bibir kering, frekuensi BAB lebih dari 4x dengan
konsisten encer.
e. Kebutuhan dasar
1. Pola Eliminasi
2. Pola Nutrisi
penurunan BAB
4. Pola Aktifitas
f. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
2. Feses
3. Elektrolit
4. Urinalisa
g. Data Fokus
1. Subjektif
a). Kelemahan
e). Perut mulas s/d nyeri (nyeri pada kuadran kanan bawah,
2. Objektif
a). Lemah, gelisah
f). Hipertermi
normal.
psikologis
terhadap dehidrasi
psikologis
mempunyai bentuk
Intervensi :
antidiare
Kriteria Hasil : turgor baik CRT < 2 detik mukosa lembab tidak pucat
Intervensi :
Intervensi:
nyeri
paling nyaman
anoreksia
mual / muntah
Intervensi :
5. Berikan diit tinggi kalori, protein dan mineral serta rendah zat
terhadap dehidrasi
Intervensi:
3. Beri kompres
dapat turun
2.8.4 Implementasi
membantu
adanya stressor.
lain.
c. Rujukan/ketergantungan (dependent)
2.8.5 Evaluasi
a. Tujuan tercapai
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien
1. Biodata
4. Agama : Islam
5. Pendidikan :-
1. Ayah
b. Usia : 32 Tahun
c. Pendidikan : SMA
e. Agama : Islam
b. Usia : 29 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : IRT
e. Agama : Islam
B. Pengkajian
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Kesehatan
3. Riwayat Imunisasi
N Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi Setelah pemberian
o
1 BCG Pada Usia 6 bulan Membentuk abses 1-2 bulan
2 DPT (I,II,III,IV) Usia 3,4,5 bulan Demam 1 hari
3 Polio (I,II,III,IV) Usia 3,4,5, bulan Tidak ada reaksi
4 Campak - -
5 Hepatitis Usia 0 bulan Tidak Ada Reaksi
a) Pertumbuhan Fisik
bantuan
5. Riwayat Nutrisi
a) Pemberian ASI
(1) Pertama kali disusui : An. C Pertama kali disusui umur 2 minggu
(3) Lama pemberian : Saat ini An. C masih disusui oleh ibunya
c) Pola Perubahan Nutrisi Setiap Tahun Usia Sampai Nutrisi Saat Ini
Pada usia 0-4 bulan jenis nutrisi yang diberikan adalah ASI dan lama
pemberian 6 bulan. Pada usia 4 -12 jenis nutrisi yang diberikan yaitu
bubur saring ditambahkan telur. Sedangkan pada saat ini jenis nutrisi
An. C diasuh oleh kedua orang tuanya dan tinggal dirumah yang sama.
(b) Lingkungan rumah
Rumah tempat tinggal An. C jauh dari sekolah dan tidak ada tempat
bermain.
7. Riwayat Spritual
keputusan.
8. Reaksi Hispotalisasi
(5) Ibu klienyang menemani atau tinggal dengan klien pada saat ini
Anak belum paham karena masih dibawah umur, hanya saja ibu
9. Aktivitas Sehari-hari
a) Nutrisi
baik menurun
bubur dihabiskan
4 Cara makan An. C disuap oleh Tidak mau makan
ibunya
b) Cairan
minuman
c) Eliminasi
b) Tanda-Tanda Vital
(1) Suhu : 37
c) Antropometri
(1) Tinggi badan : 60 cm
d) Sistem Pernapasan
(2) Dada
f) Sistem Pencernaan
g) Sistem Indra
(1) Mata
b. Pemeriksaan virus :-
c. Lapang pandang :-
(2) Hidung
(3) Telinga
telinga.
h) Sistem Saraf
c. Bicara ekspresive :-
j. Sistem Intagumen
k. Sistem Endokrin
n. Sistem Imun
(c) Bahasa :-
PLT - - -
1. IVFDRL 18 TPM
2. L Bio 2
3. Zinc 2
a) Klasifikasi Data
Data Subyektif
(1) Ibu klien mengatakan anaknya BAB sejak 5 hari yang lalu
(2) Ibu klien mengatakan anaknya BAB encer 3 sehari sejak tadi pagi
Data Obyektif
(8) IV RL 18 TPM
ANALISIS DATA
No DATA ETIOlOGI MASALAH
Data obyektif
- Namapak BAB Hipersekresi air dan elektrolit
encer 3
- Peristaltik 24 menit
- Anak tampak Isi rongga usus berlebihan
lemah dan lemas
Diare
D. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa keperawatan
Keperawatan (NOC)
Tindak Keperawatan
NIM : 20.149.01068
A:
- Diare(sedang)
- Kerusakan integritas kulit
P : Intervensi di pertahankan
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
penanggung jawab dengan klien adalah sebagai orang tua klien. Penulis
melakukan pengkajian pada tanggal 25 Juni 2021 pada pukul 09:00 WIB dan
didapatkan data dari keterangan ibu klien yang mengatakan bahwa klien
dibawa ke UGD RSU Sei Dadap dengan keluhan BAB encer yang di alami
sejak 5 hari yang lalu, diselingi muntah-muntah 2 kali sejak 5 hari sebelum
masuk ke RSU Sei Dadap kemudian di Ruang IGD RSU Sei Dadap klien
Perawatan Anak. Pada tanggal 25 Juni 2021 pukul 09.00 WIB di Ruang
keterangan ibu klien yang mengatakan klien BAB sudah 3x sehari dengan
konsistensi feses encer, berlendir disertai muntah 2 kali sehari, Ibu klien
mengatakan nafsu makan klien menurun, panas sudah 2 hari yang lalu dengan
suhu 37°C.
Sesuai dengan data yang di dapat dari ibu klien bahwa anaknya BAB
sudah 3 kali sehari dengan konsistensi feses encer, jadi penulis menyatakan
(2008), mengatakan diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar
yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Diare
merupakan gangguan buang air besar atau BAB ditandai dengan BAB lebih
dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah
2. Diagnosa Keperawatan
didukung dengan data-data yang di dapatkan dari ibu klien. Datanya berupa
frekwensi BAB dan konsistensi feses, serta status dehidrasi dan tanda-tanda
dukung dengan data-data yang di dapat dari ibu klien. Adapun datanya
3. Intervensi
yanga didapatkan dari ibu klien. Adapun data-data yang didapatkan yaitu
data frekuwensi dan konsistensi dari feses klien, serta status dehidrasi dan
tanda-tanda vital ( nadi dana suhu badan ) dari klien. Selain melakukan
obat anti diare serta mencatat frekuwensi dan konsistensi feses pada klien.
ibu klien. Adapun data-data yang didapatkan yaitu adanya kemerahan pada
bagian anus klien akibat seringnya BAB. Selain mengkaji data-data penulis
kebersihan kulit pada klien agar integritas kulit terjaga dengan baik.
4. Implementasi
sebagai berikut :
kepada ibu klien untuk memberikan obat anti diare kepada klien,
status dehiddrasi serta tanda-tanda vital dari klien, setelah itu melakukan
kepada ibu klien untuk memakaikan pakaian yang longgar pada klien,
klien untuk mengoleskan lotion atau baby oil dan menjaga kebersihan serta
5. Evaluasi
Pada tanggal 27 Juni 2021 pukul 12.00, Masalah sudah teratasi yang
ditandai dengan ibu klien mengatakan klien tidak mengalami diare. BAB
tanggal 27 Juni 2021 pukul 12.00, masalah integritas kulit pada klien
sudah teratasi yang di tandai dengan ibu klien mengatakan bahwa pada
BAB V
A. KESIMPULAN
dehidrasi ringan+low diruang perawatan anak RSU Sei Dadap peneliti dapat
1) Hasil pengkajian pada An. C didapatkan anak BAB kali, BAB encer, tidak
2) Hasil pengkajian dan analisa data terdapat 5 diagnosa yang muncul pada
manajemen tekanan.
implementasi keperawatan.
5) Evaluasi tindakan keperawatan yang dpat dilakukan selama lima hari dalam
B. SARAN
1. Bagi RSU Sei Dadap
2. Perawatan ruangan
3. Peneliti selanjutnya
dia alami pasien khususnya dan mampu bekerja sama dengan baik dengan
Kemenkes RI, ( 2011 ). Buletin data dan kesehatan :Situasi Diare di Indonesia, Jakarta :
Kemenkes
Wong Donna L. ( 2008 ). Buku Ajaran Keperawatan Pediatrik. Vol 2. EGC : Jakarta.
Ngastiyah. ( 2005 ). Perawatan Anak Sakit Edisi Dua. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
Medika.
North American Nursing Diagnosis Association ( NANDA ). ( 2016 ). Diagnosis