KARYAWAN
PROPOSAL
NIM. 195030201111085
Cover
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa sehingga penulis dapat
menyusun proposal dengan judul: " Pengaruh Kompensasi langsung terhadap
Kinerja Karyawan" sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan UAS mata
kuliah Metedologi penelitianpada Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya.
Proposal ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
Latar Belakang...................................................................................................1
Rumusan Masalah..............................................................................................3
Tujuan Penelitian...............................................................................................3
Manfaat Penelitian.............................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
TINJAUAN PUSKATA.........................................................................................4
D. Membangun Motivasi.................................................................................10
2.2.Kompensasi.................................................................................................12
A. Pengertian Kompensasi...........................................................................12
D. Bentuk-Bentuk Kompensasi...................................................................15
E. Sistem Kompensasi..................................................................................16
H. Tunjangan................................................................................................19
I. Intensif........................................................................................................20
2.4.Kinerja.........................................................................................................22
A. Pengertian Kinerja..................................................................................22
B. Indikator Kinerja.....................................................................................23
C. Penilaian Kinerja.....................................................................................24
BAB III..................................................................................................................27
METODE PENELITIAN....................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebuah perusahaan pasti ingin untuk menjadi yang paling terdepan dimana
perusahaan dapat bersaing secara sehat dengan melalui kinerja karyawan yang ada
di dalam perusahaan. Pastinya perusahaan ingin dapat mencapai tujuannya sesuai
dengan visi dan misi dapat terus bertahan ditengah semakin sulit nya ekonomi di
dunia. Sumber daya manusia yang ada didalam perusahaan harus mampu
digunakan secara efisien dan efektif, karena sumber daya manusia yang ada
adalah kunci sebuah perusahaan dapat melaju dengan sukses.
Pada era sekarang Sumber Daya Manusia bukan hanya hanya sekedar
menjadi tenaga kerja. Sumber daya Manusia pada era globalisasi dapat dikatakan
sebagai aset dan memiliki peran yang vital dalam mewujudkan tujuan perusahaan.
SDM mencakup keseluruhan manusia yang ada dalam organisasi yaitu mereka
yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari level yang paling
bawah (lower management) hingga yang paling atas (top management). seluruh
Sumber Daya Manusia pada semua level tersebut memiliki peran yang sama
terhadap tercapainya tujuan perusahaan. Selain hal tersebut, kunci dalam
mewujudkan tujuan perusahaan bukan hanya terletak pada modal dan teknologi
yang tersedia, namun juga terdapat faktor manusia didalamnya khususnya
motivasi karyawan pada persahaan.
1
Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo dalam bukunya manajemen tenaga
kerja Indonesia ( 2001 : 267 ) motivasi dapat diartikan sebagai keadaan kejiwaan
dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau
menggerakkan dan mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai
kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.
Motivasi dapat didapat melalui salah satunya dengan adanya penghargaan maupun
kompensasi.
2
kinerja atau performance merupakan sebuah penggambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan dalam
suatu perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja karyawan yang baik
dihasilkan dari adanya kombinasi antara skill dan motivasi dalam bekerja.
Motivasi merupakan hal yang Penting karena hal ini akan mendorong karyawan
agar bekerja secara optimal
Rumusan Masalah
Bedasarkan Latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh kompensasi finansial
langsung terhadap kinerja karyawan?
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Manfaat Praktis
3
BAB II
TINJAUAN PUSKATA
Pada era sekarang Sumber Daya Manusia bukan hanya hanya sekedar
menjadi tenaga kerja. Sumber daya Manusia pada era globalisasi dapat dikatakan
sebagai aset dan memiliki peran yang vital dalam mewujudkan tujuan perusahaan.
SDM mencakup keseluruhan manusia yang ada dalam organisasi yaitu mereka
yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari level yang paling
bawah (lower management) hingga yang paling atas (top management).
2.2.Motivasi
A. Pengertian Motivasi
4
Motivasi dapat didapat melalui salah satunya dengan adanya penghargaan maupun
kompensasi.
1. Faktor intern
5
Faktor intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada
seseorang antara lain:
a. Keinginan untuk dapat hidup
Keinginan untuk dapat hidup merupakan kebutuhan untuk setiap
manusia yang hidup yang dimuka bumi ini. Untuk
mempertahankan hidup ini orang akan melakukan apa saja, apakah
pekerjaan itu baik atau jelek, apakah halal atau haram dan
sebagainya. Misalnya untuk mempertahankan hidup manusia perlu
makan dan untuk memperoleh makan tersebut, manusia akan
mengerjakan apa saja asal hasilnya dapat memenuhi kebutuhan
untuk makan. Keinginan untuk dapat hidup meliputi kebutuhan
untuk:
1. Memperoleh kompensasi yang memadai
2. Pekerjaan yang tetap walau penghasilan tidak begitu memadai,
dan
3. Kondisi kerja yang aman dan nyaman
b. Keinginan untuk dapat memiliki
Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong seseorang
untuk mau melakukan pekerjaan. Hal ini banyak kita alami dalam
kehidupan kita sehari-hari, bahwa keinginan yang keras untuk
dapat memiliki itu dapat mendorong orang untuk mau bekerja
c. Keinginan untuk memperoleh penghargaan
Seseorang mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk diakui,
dihormati oleh orang lain. Untuk memperoleh status sosial yang
lebih tinggi, orang mau mengeluarkan uangnya, untuk memperoleh
uang itupun ia harus bekerja keras. Jadi harga diri, nama baik,
kehormatan yang dimiliki itu harus diperankan sendiri, mungkin
dengan bekerja keras memperbaiki nasib, mencari rizki, sebab
status untuk diakui sebagai orang yang terhormat tidak mungkin
diperoleh bila yang bersangkutan termasuk pemalas, tidak mau
bekerja dan sebagainya.
6
d. Keinginann untuk memperoleh pengakuan
Bila kita perinci, maka keinginan untuk memperoleh pengakuan itu
dapat meliputi hal-hal berikut:
1. Adanya penghargaan terhadap prestasi
2. Adanya hubungan yang harmonis dan kompak
3. Pimpinan adil dan bijaksana, dan
4. Perusahaan tempat bekerja dihargai oleh masyarakat
e. Keinginan untuk berkuasa
Keinginan untuk berkuasa akan mendorong seseorang untuk
bekerja. Kadang-kadang keinginan untuk berkuasa ini dipenuhi
dengan cara-cara tidak terpuji, namun cara-cara yang dilakukannya
itu termasuk bekerja juga. Apabila keinginan untuk berkuasa atau
jadi pimpinan itu dalam arti positif, yaitu ingin dipilih menjadi
ketua atau kepala, tentu sebelumnya si pemilih telah melihat dan
menyaksikan sendiri bahwa orang itu benar- benar mau bekerja,
sehingga ia pantas untuk dijadikan penguasa dalam organisasi.
7
Lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan sarana prasarana yang
ada disekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang
dapat memenuhi pelaksanaan pekerjaan. Lingkungan kerja ini,
meliputi tempat bekerja, fasilitas dan alat bantu pekerjaan,
kebersihan, pencahayaan, ketenangan termasuk juga hubungan
kerja antara orang-orang yang ada ditempat tersebut. Lingkungan
baik dan bersih, mendapat cahaya yang cukup, bebas dari
kebisingan dan ganguan, jelas akan memotivasi tersendiri bagi
karyawan dalam melakukan pekerjaan dengan baik. Namun
lingkungan kerja yang buruk, kotor, gelap, pengap dan sebagainya
akan menimbulkan cepat lelah dan menurunkan kreativitas tinggi
akan dapat menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan
bagi para karyawan
b. Kompensasi yang memadai
Kompensasi merupakan sumber penghasilan yang utara bagi para
karyawan untuk menghidupi diri dan keluarganya. Kompensasi
yang memadai merupakan alat motivasi yang paling ampuh bagi
perusahaan untuk mendorong para karyawan bekerja dengan baik.
Adapun kompensasi yang kurang memadai akan membuat mereka
kurang tertarik untuk bekerja keras, dan memungkinkan mereka
bekerja tidak tenang, dari sini jelaslah bahwa besar kecilnya
kompensasi akan sangat mempengaruhi motivasi kerja para
karyawan
c. Supervise yang baik
Fungsi supervise dalam suatu pekerjaan adalah memberikan
pengarahan, membimbing kerja para karyawan, agar dapat
melaksanakan kerja dengan baik tanpa membuat kesalahan.
Dengan demikian, posisi supervise sangat dekat dengan para
karyawan dan selalu menghadapi para karyawan dalam
melaksanakan tugas sehari-hari. Bila supervise yang dekat para
karyawan ini menguasai lika-liku pekerjaan dan penuh dengan
8
sifat-sifat kepemimpinan, maka suasana kerja akan bergairah dan
bersemangat. Akan tetapi supervisor yang angkuh merasa benar
sendiri, tidak ingin mendengarkan keluhan para karyawan, akan
menciptakan situasi kerja yang tidak menyenangkan. Dengan
demikian, peranan supervisor yang melakukan pekerjaan supervise
amat mempengaruhi motivasi kerja para karyawan.
d. Adanya jaminan pekerjaan
Setiap orang mau bekerja mati-matian mengorbankan apa yang ada
pada dirinya untuk perusahaan, kalau yang bersangkutan ada
jaminan karier yang jelas dalam melakukan pekerjaan. Hal ini akan
dapat terwujud bila perusahaan dapat memberikan jaminan untuk
masa depan, baik jaminan adanya promosi jabatan, pangkat,
maupun jaminan pemberian kesempatan untuk mengembangkan
potensi diri. Sebaliknya, orang-orang akan lari meninggalkan
perusahaan bila jaminan karier ini kurang jelas dan kurang di
informasikan kepada mereka
e. Status dan tanggung jawab
Status atau kedudukan dalam jabatan tertu merupakan dambaan
setiap karyawan dalam bekerja. Mereka bukan hanya
mengharapkan kompensasi semata, tetapi pada suatu masa mereka
juga berharap akan dapat kesempatan menduduki jabatan dalam
suatu perusahaan.
f. Peraturan yang fleksibel
Bagi perusahaan besar, biasanya harus ditetapkan sistem dan
prosedur kerja yang harus dipatuhi oleh seluruh karyawan. Sistem
dan prosedur kerja ini dapat disebut dengan peraturan yang berlaku
dan bersifat mengatur dan melindungi para karyawan. Semua ini
merupakan aturan main yang mengtur hubungan antara karyawan
dan perusahaan, termasuk hak dan kewajiban para karyawan,
pemberi kompensasi, promosi, mutasi, dan sebagaianya. Banyak
perusahaan besar yang memperlakukan sistem prestasi kerja dalam
9
memberikan kompensasi kepada para karyawan, sehingga tidak
lagi bertanya-tanya, atau merasa tidak mempunyai pegangan dalam
melakukan pekerjaan.
D. Membangun Motivasi
10
c. Mempercai orang
d. Loyal pada teman sekerja
e. Menghindari politik kantor
3. Memperbaiki komunikasi Komunikasi antara manajer dengan bawahan
dengan menyediakan informasi secara akurat dan detail secepat mungkin.
Informasi menyangkut apa yang ingin diberitahukan manajer maupun apa
yang ingin mereka ketahui. Manajemen yang motivasional mendorong dan
membina diskusi tentang keterlibatan dan konteribusi bawahan lebih
lanjut. Diskusi dapat dilakukan secara formal maupun informal. Perlu
dibuka kesempatan untuk menyampaikan pendapat berbeda yang sering
menghasilkan konsensus. Untuk memotivasi anggota tim perlu melibatkan
mereka yang akan terkena pengaruh dari keputusan manajer. Melibatkan
pekerja pada tahap awal akan mendorong semua anggota tim merasa
bahwa mereka dapat membuat perbedaan, namun manajer tidak boleh
terlibat politik kantor.
4. Menciptakan budaya tidak menyalahkan Setiap orang yang mempunyai
tanggung jawab harus dapat menerima kegagalan. Tetapi untuk
memotivasi secara efektif diperlukan „budaya tidak menyalahkan‟.
Kesalahan harus dikenal dan kemudian menggunakannya untuk
memperbaiki kesempatan keberhasilan dimasa yang akan datang.
Mengambil sikap konstruktif dan simpatik pada kegagalan akan
memotivasi dan mendorong bawahan. Menghukum kegagalan atau
memotivasi berdasar ketakutan, tidak akan menciptakan keberhasilan
jangka panjang.
5. Memenangkan kerja sama Komponen dasar dari lingkungan motivasional
adalah kerja sama, yang harus diberikan manajer kepada bawahannya dan
sebaliknya diharapkan dari mereka. Adalah penting mengawasi dan
mendukung bawahan, namun perlu diperhatikan tidak merusak motivasi
ditempat kerja. Memberikan insentif yang murah atau mudah adalah cara
sederhana dan penting untuk memenangkan dan memelihara kerja sama.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyampaikan pengakuan
11
didepan publik, memberi penghargaan tertulis, dan melalui pertemuan
yang meningkatkan moral.
6. Mendorong inisiatif Tanda yang pasti untuk motivasi tinggi adalah banyak
inisiatif. Kemampuan mengambil inisiatif tergantung pada pemberdayaan
dan lingkungan yang mengenal kontribusi. Semakin banyak kita
mengharapkan orang lain, semakin banyak mereka memberi, selama kita
mendukungnya.
2.2.Kompensasi
A. Pengertian Kompensasi
Indikator Kompensasi
12
b) Bonus adalah kompensasi tambahan yang diberikan seorang
karyawan yang nilainya diatas gaji normalnya.
c) Gaji pokok adalah mengikuti upah minimum regional (UMR) bila
anda bekerja diperusahaan kecil atau bila pekerjaan anda tidak
membutuhkan skill yang khusus.
Kompensasi langsung adalah suatu balas jasa yang diberikan perusahaan kepada
karyawan karena telah memberikan prestasinya demi kepentingan
perusahaan.Kompensasi ini diberikan, karena berkaitan secara langsung dengan
pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut.Sebagai contoh upah/gaji,
insentif/bonus.
13
berhubungan dengan lingkungan kerjaKompensasi yang berhubungan
dengan pekerjaan misalnya kebijakan perusahaan yang sehat, pekerjaan
sesuai (menarik).
14
2. Mempertahankan karyawan yang ada sekarang
3. Menjamin keadilan
5. Mengendalikan biaya-biaya
Menurut Hasibuan (2017:122), asas kompensasi harus berdasarkan asas adil dan
asas layak serta mempertahankan undang-undang perburuhan yang berlaku.
1. Asas adil
Besarnya kompensasi harus sesuai dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan,
tanggung jawab dan jabatan
2. Asas layak dan wajar
Suatu kompensasi harus disesuaikan dengan kelayakannya. Meskipun
tolak ukur layak sangat relatif, perusahaan dapat mengacu pada batas
kewajaran yang sesuai dengan ketentuan yang diterapkan oleh pemerintah
dan aturan lain secara konsisten
D. Bentuk-Bentuk Kompensasi
1. Kompensasi langsung
Artinya adalah suatu balas jasa yang diberikan perusahaan kepada
karyawan karena telah memberikan prestasinya demi kepentigan
perusahaan. Kompensassi ini diberikan, karena berkaitan secara langsung
dengan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut. Contohnya:
upah/gaji, insentif/bonus, tunjangan jabatan.
2. Kompensasi tidak langsung
Pemberian kompensasi kepada karyawan sebagai tambahan yang
didasarkan kepada kebijakan pimpinan dalam rangka upaya meningkatkan
15
kesejahteraan karyawan. Tentu kompensasi ini tidak secara langsung
berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut.
Contoh: tunjangan hari raya, tunjangan pensiun, tunjangan kesehatan dan
lainnya
E. Sistem Kompensasi
1. Sistem waktu
Dalam sistem waktu kompensaasi diterapkan berdasarkan standar waktu
seperti jam, hari, minggu, atau bulan. Sistem waktu ini dapat diterapkan
jika prestasi kerja sulit diukur perunitnya, dan bagi karyawan tetap
kompensasinya dibayar atas sistem waktu secara priodik setiap bulannya.
Kebaikan sistem waktu adalah administrasi pengupahan mudah dan
besarnya kompensasi yang akan dibayarkan tetap. Kelemahan system
waktu adalah yang malaspun tetap dibayar sebesar perjanjian
2. Sistem hasil
Besarnya kompensasi ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan
pekerja, seperti perpotong, permeter, liter dan kilogram. Dalam sistem
hasil besarnya kompensasi yang akan dibayar selalu didasarkan kepada
banyaknya hasil yang dikerjakan bukan berdasarkanlamanya waktu
mengerjakannya. Kebaikan sistem ini memberikan kesempatan kepada
karyawan yang bekerja bersungguhsungguh serta berprestasi baik akan
memperoleh balas jasa yang lebih besar. Kelemahan sistem hasil ini adalah
kualitas barang yang dihasilkan kurang baik dan karyawan yang kurang
mampu balas jasanya kecil, sehingga kurang manusiawi
3. Sistem borongan
Suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas
volume pekerjaan dan lama mengerjakannya. Dalam sistem borongan ini
pekerja biasa mendapat balas jasa besar atau kecil tergantung atas
kecermatan kalkulasi mereka. Prinsip pengupahan dan pengajian serta
16
problema yang sering dijumpai dalam masalah itu antara lain adalah
berkenaan dengan tingkat pembayaran, struktur pembayaran, penentuan
pembayaran kepada individu, metode pembayaran, intensif, dan
pengendalian pembayaran.
17
kesanggupan perusahaan menentukan besarnya kompensasi untuk
karyawannya.
3. Serikat buruh atau organisasi karyawan
Pentingnya eksistensi karyawan dalam perusahaan, maka karyawan
akan membentuk suatu ikatan dalam rangka proteksi atas
kesemenamenaan pimpinan dalam memberdayakan karyawan. Dalam
hal ini muncul rasa yang menyatakan bahwa perusahaan tidak akan
bisa mencapai tujuannya tanpa ada karyawan. Dengan demikian maka
akan mempengaruhi besarnya kompensasi
4. Produktivitas kerja/prestasi kerja karyawan
Kemampuan karyawan dalam menghasilka prestasi kerja akan sangat
mempengaruhi besarnya kompensasi yang akan diterima karyawan
5. Biaya hidup
Tingkat biaya hidup disuatu daerah akan menentukan besarnya
kompensasi
6. Posisi atau jabatan karyawan
Tingkat jabatan yang dipegang karyawan akan menentukan besar
kecilnya kompensasi yang akan diterimanya, juga berat ringannya
beban dan tanggung jawab suatu pekerjaan
7. Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja
Pendidikan dan pengalaman berperan dalam menentukan besarnya
kompensasi bagi karyawan. Semakin tinggi pendidikan karyawan dan
semakin banyak pengalaman kerja, maka semakin tinggi pula
kompensasinya
8. Sektor pemerintah
Pemerintah sebagai pelindung masyarakat berkewajiban untuk
menerbitkan sistem kompensasi yang diterapkan
perusahaan/organisasi, serta instansi-instansi lainnya, agar karyawan
mendapatkan kompensasi yang adil dan layak, seperti dengan
dikeluarkannya kebijakan pemerintah dalam pemberian upah minimum
bagi karyawan
18
G. Pembayaran Berdasarkan Prestasi
Menurut widodo (2015:164) dalam hal ini ada berbagai cara pembayaran
berdasarkan prestasi yang perlu diketahui antara lain
19
H. Tunjangan
I. Intensif
20
pengalaman kerja, prestasi, kelangkaan propesi, prestasi kepemimpinan dalam
membawa keuntungan perusahaan, dan lain-lain.
Sistem dan program insentif harus jelas dan diketahui oleh semua
karyawan. Untuk itu perlu disosialisasikan kesemua karyawan. Penyelengaraan
program ini agar diselengarakan berkesinambungan, namum besarnya insentif
harus tetap disesuaikan dengan perkembangan dan kemampuan perusahaan, data
yang lengkap dan relevan untuk menunjang program tersebut juga harus
diperhatikan.
21
5. Kesenangan perseorangan dan kepuasan dalam hubungan-
hubungan sosial dan organisasi
6. Persesuaian dengan kebiasaan praktik dan sikap biasa, serta dapat
menerima aturan dan pola-pola tingkah laku perusahaan
7. Perasaan turut serta dalam kejadian atau peristiwa yang penting
dalam perusahaan Jadi dapat dilihat pemberian insentif dapat
berupa insentif material dan insentif non material.
2.4.Kinerja
A. Pengertian Kinerja
Produktivitas perusahaan tentu tidak lepas dari bagaimana kinerja dari para
karyawan yang dapat ditingkatkan motivasinya lewat system kompensasi yang
ada pada perusahaan . Menurut Moeheriono (2012:95), kinerja atau performance
merupakan sebuah penggambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan
misi organisasi yang dituangkan dalam suatu perencanaan strategis suatu
organisasi.
Kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau kelompok
orang sesuai dengan wewenang atau tanggung jawab masingmasing karyawan
selama periode tertentu (Pabunda Tika, 2006: 121).
22
Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan kita selaku perusahaan dalam
mengambil keputusan yang menyangkut dengan pemberian penghargaan dan
motivasi. Selain apa yang telah dikatakan oleh Mangkunegara di atas, pemberian
penghargaan kepada pegawai pun dapat didasarkan pada tingkat aktivitas kerja
yang telah disumbangkannya bagi kemajuan dan keberhasilan perusahaan
(Sedarmayanti, 2001:73)
B. Indikator Kinerja
1. Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai
dimasa yang akan datang. Dengan demikian, tujuan menunjukkan arah
kemana kinerja harus dilakukan
2. Standar
Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan akan
tercapai
3. Umpan balik
Umpan balik merupakan masukan yang diperlukan untuk mengukur
kemajuan kinerja, standar kinerja dan pencapaian tujuan. Dengan umpan
balik dilakukan evaluasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya dapat
dilakukan perbaikan kinerja
4. Alat atau sarana
Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk
membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat atau sarana
merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan
5. Kompensasi
Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja. Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan
pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
6. Motif
23
Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan
sesuatu
7. Peluang Tugas
mendapatkan perioritas lebih tinggi, mendapat perhatian lebih banyak, dan
mengambil waktu yang tersedia
C. Penilaian Kinerja
24
Dasar-dasar penilaian adalah uraian pekerjaan dari setiap individu karyawan yang
berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab setiap karyawan. Standar
penilaian secara garis besar dibedakan atas ada dua:
a. Tangible standar, yaitu sasaran yang dapat ditetapkan alat ukurnya atau
standarnya. Standar ini terbagi dua :
a) Standar dalam bentuk fisik, berupa standar waktu, kuantitas,
kualitas.
b) Standar dalam bentuk uang yang terbagi atas standar biaya,
penghasilan dan standar investasi.
b. Intangiable standart, yaitu sasaran yang tidak dapat diukur, misalnya
perilaku, kesetiaan, partisipasi serta dedikasi karyawan terhadap
perusahaan.
c. Unsur-unsur penilaian kinerja
1) Prestasi kerja, dapat menilai hasil kerja baik kualitas maupun
kuantitas yang dihasilkan oleh karyawan.
2) Tanggung jawab, menilai kesediaan karyawan dalam
mempertanggung jawabkan.
3) Kebijaksanaannya, pekerjaanya hasil kerjanya, sarana dan
prasarana yang di pergunakannya, serta perilaku kerjanya.
4) Ketaatan (kesetiaan), mengukur kesetiaan karyawan terhadap
pekerjaannya, jabatannya, dan organisasinya yang tercermin dari
kesediaaan menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di
luar pekerjaan dari ronrongan orang-orang yang tidak bertanggung
jawab.
5) Kejujuran (integritas), menilai kejujuran dalam melaksanakan
tugas-tugasnya, memenuhi perjanjian baik bagi dirinya sendiri
maupun orang lain. 6) Kerjasama (kooperatif), menilai kesediaan
karyawan berpartisipasi dan bekerjasama dengan karyawan lainnya
secara vertical atauhorisontal sehingga hasil pekerjaan semakin
baik.
25
6) Prakarsa, menilai kemampuan berpikir yang orisinal dan
berdasarkan inisiatif sendiri untuk menganalisis, menilai,
menciptakan, memberikan alasan, mendapatkan kesimpulan dan
membuat keputusan penyelesaian masalah yang dihadapinya.
7) Kepemimpinan (leadership), menilai kemampuan untuk
memimpin, berpengaruh, mempunyai pribadi yang kuat, dihormati,
berwibawa dan dapat memotivasi orang lain untuk bekerja secara
efektif.
8) Kreativitas, menilai kemampuan karyawan dalam mengembangkan
kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga
bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Data primer adalah data yang langsung memberikan kepada pengumpul data.
Pada penelitian ini data primer dikumpulkan dengan metode survey menggunakan
kuesioner
2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari berbagai sumber- sumber
yang sudah ada sebelumnya
Kuesioner
Studi Pustaka
27
3.4 Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
28
29