Anda di halaman 1dari 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP PEDULI


PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 21
PALEMBANG
PADA TOPIK PENCEMARAN LINGKUNGAN

SKRIPSI

Oleh
Alfiyah Khairani
NIM: 06091381823043
Program Studi Pendidikan Biologi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................
DAFTAR TABEL..................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
1.3 Batasan Masalah ...............................................................................................
1.4 Tujuan Penelitian...............................................................................................
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Pembelajaran.................................................................................
2.1.1 Pengertian Belajar....................................................................................
2.1.2 Pengertian Pembelajaran .......................................................................
2.2 Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).....................................
2.3 Pencemaran Lingkungan..................................................................................
2.4 Sikap Peduli Lingkungan..................................................................................
2.5 Hipotesis ..........................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu............................................................................................
3.2 Metode Penelitian.............................................................................................
3.3 Variabel Penelitian............................................................................................
3.4 Definisi Operasional Variabel..........................................................................
3.5 Populasi dan Sampel.........................................................................................
3.6 Prosedur Penelitian...........................................................................................
3.7 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................
3.8 Teknik Analisis Data........................................................................................
3.8.1 Uji Hipotesis............................................................................................
3.8.2 Uji Normalitas.........................................................................................
3.8.3 Uji Homogenitas
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Peran Guru, Siswa dan Masalah dalam PBL.............................................


Tabel 2. Tahapan-tahapan Model PBL....................................................................

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lingkungan Perairan yang Mengalami Pencemaran................................


Gambar 2. Pencemaran Udara Akibat dari Kebakaran Hutan dan Lahan..................
Gambar 3. Tanah yang Tercemar...............................................................................

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan di abad 21 bertujuan untuk membangun kemampuan intelegensi
peserta didik dalam pembelajaran agar mampu menyelesaikan permasalahan yang
ada di sekitarnya. Membentuk intelegensi dalam dunia nyata tidak hanya dengan
sekedar tahu, namun dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi di sekitar
lingkungan secara berarti, relevan dan kontekstual (Insyasiska, dkk., 2015). Dalam
hal ini, diperlukan adanya arahan dari pendidik untuk mengarahkan peserta didik
terhadap masalah yang ada disekitarnya dengan tujuan untuk meningkatkan rasa
kepedulian peserta didik dengan lingkungan yang ada disekitarnya.Untuk itu,
diperlukan adanya pembelajaran IPA terutama Biologi untuk membantu peserta
didik dalam memecahkan masalah yang berada di lingkungan sekitar mereka.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bagi sebagian peserta didik
masih dirasakan sulit untuk dipahami. Hal ini terjadi karena peserta didik baru
mampu mempelajari fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan pada tingkat
ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif
dalam pemecahan masalah sehari-hari (Rofisian, 2017). Suatu proses pembelajaran
tidak hanya tentang berfikir dan menerima informasi saja, tetapi juga dengan
memahami dan mengimplementasikannya agar supaya pembelajaran tersebut tidak
mudah dilupakan. Pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan jika peserta didik
merasa terkesan dengan pembelajaran tersebut. Namun, kebanyakan peserta didik
kurang antusias terhadap pelajaran Biologi yang diberikan. Hal ini terjadi karena
kebanyakan pendidik hanya menggunakan metode ceramah.Sehingga membuat
peserta didik cenderung pasif, merasa bosan, bahkan tidak mengerti dan sulit untuk
mengaitkannya dengan keadaan di sekitar mereka.Ada banyak permasalahan yang
terjadi di sekitar mereka, yaitu pembuangan limbah rumah tangga di lahan kosong
sehingga terjadinya penumpukan sampah di sepanjang jalan hingga menimbulkan
bau tak sedap, dan juga asap kendaraan yang menyebabkan polusi udara. Namun
menanggapi hal itu, peserta didik cenderung bersikap tidak peduli meskipun

v
sebenarnya telah memiliki bekal yang cukup untuk memecahkan masalah tersebut
(Pratiwi, 2014).Ini artinya rasa kepedulian peserta didik terhadap permasalahan
tersebut masih rendah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, pendidik sudah seharusnya membuat
suatu perencanaan baru dalam hal memilih model dan metode pembelajaran Biologi
yang tepat terutama pada topik pencemaran lingkungan sehingga mampu
meningkatkan rasa kepedulian peserta didik terhadap lingkungan sekitar.Dalam
pembelajaran konsep pencemaran lingkungan terkait dengan peduli terhadap
lingkungan serta pelestarian lingkungan sudah seharusnya tidak hanya sebagai
konsep materi dan pengetahuan saja, tetapi bagaimana agar peserta didik dapat
mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam konsep tersebut. Sikap peduli
lingkungan ini harus ditanamkan oleh pendidik saat pembelajaran IPA biologi
berlangsung di kelas (Haniyya& Bintari, 2017).
Ada banyak model pembelajaran yang kita ketahui salah satunya adalah
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan.Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem
Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang
memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik (Nisa, 2015). Problem Based
Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan menghadapkan
siswa pada permasalahan yang nyata pada kehidupan sehari-hari, sehingga siswa
dapat menyusun pengetahuannya sendiri dalam memecahakan masalah dan
mengupayakan berbagai macam solusinya, yang mendorong siswa untuk berpikir
kreatif (Purnamaningrum, dkk., 2012). Dalam Problem Based Learning (PBL)
dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapatkan pengetahuan
yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki
strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim
(Wahyudi, dkk., 2014).
Proses pembelajaran PBL ditandai dengan adanya masalah, kemudian
peserta didik memperdalam pengetahuannya tentang apa yang diketahui dan
bagaimana untuk memecahkan masalah secara berkelompok agar saling membantu
sehingga mampu berkolaborasi dalam memecahkan masalah (Nurkhasanah, dkk.,

vi
2019). Melalui PBL dengan anggota kelompok yang berbeda, memungkinkan
peserta didik untuk saling bertukar pikiran dan bekerjasama dalam memecahkan
masalah yang terjadi di sekitar mereka.PBL menekankan pada peningkatan dan
perbaikan cara belajar dengan tujuan untuk menguatkan konsep dalam situasi nyata,
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, keterampilan memecahkan
masalah, meningkatkan keaktifan belajar peserta didik, mengembangkan
keterampilan membuat keputusan, menggali informasi, meningkatkan percaya diri,
tanggung jawab, kerjasama dan komunikasi (Supiandi & Julung, 2016). Selain
memiliki keunggulan, Problem Based Learning (PBL) juga memiliki kelemahan,
antara lain ketika peserta didik merasa bahwa masalah akan sulit untuk dipecahkan
maka peserta didik akanmerasa enggan untuk mencoba. Tanpa pemahaman
mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari,
maka mereka tidak akan belajar apa yang akan mereka pelajari, serta membutuhkan
waktu cukup lama untuk persiapan (Widayanti, 2013).
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) Untuk Meningkatkan Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik Kelas VII di
SMP Negeri 21 Palembang Pada Topik Pencemaran Lingkungan”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana proses penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan sikap peduli
lingkungan peserta didik kelas vii di SMP Negeri 21 Palembang pada topik
pencemaran lingkungan?”

1.3 Batasan Masalah


Untuk menghindari perluasan permasalahan, penulis membatasi masalah
penelitian yaitu model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan topik pencemaran
lingkungan sebagai bahasan masalah dalam penelitian ini.

vii
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap sikap peduli lingkungan
peserta didik kelas vii di SMP Negeri 21 Palembang pada topik pencemaran
lingkungan.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Pendidik
Sebagai sumber informasi dan saran bagi pendidik tentang penggunaan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai bahan pembelajaran.
2. Bagi Peserta Didik
Diharapkan dapat meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar
yang akan sangat berguna untuk mempertahankan kelestariannya di masa
depan.
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah pemahaman dan pengalaman yang digunakan sebagai bekal
untuk menjadi seorang pendidik yang profesional di masa yang akan datang.

viii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belajar dan Pembelajaran


2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan aktivitas ke arah perubahan tingkah laku melalui interaksi
aktif individu terhadap lingkungan. Aktivitas disini dapat berupa aktivitas fisik,
aktivitas mental, dan aktivitas emosional. Belajar diperoleh melalui usaha, baik
melalui kehidupan, belajar dalam organisasi,, belajar dalam sebuah perkumpulan,
maupun belajar bersama teman. Belajar diperlukan karena manusia memiliki
potensi yang bersifat laten (tersembunyi/terpendam) maupun potensi yang
bersifataa terbuka. Selain itu, belajar juga diperlukan karena pertumbuhan dan
perkembangan manusia lebih banyak terjadi secara alamiah.

2.1.2 Pengertian Pembelajaran


Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UNDANG-UNDANG SISTEM
PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 , 2003). Pembelajaran diperlukan karena
seorang peserta didik memerlukan bantuan untuk mengembangkan potensi yang
ada pada dirinya dan juga seorang peserta didik terkadang tidak mempunyai
inisiatif sendiri untuk belajar. Sehingga dorongan dan motivasi dari pendidik sangat
diperlukan.

2.2 Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan
menghadapkan siswa pada permasalahan yang nyata pada kehidupan sehari-hari,
sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri dalam memecahakan
masalah dan mengupayakan berbagai macam solusinya, yang mendorong siswa
untuk berpikir kreatif (Purnamaningrum, 2012). Problem Based Learning (PBL)
adalah model pembelajaran yang dirancang agar siswa mendapat pengetahuan

ix
penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki
model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan
masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari (Kemendikbud, 2014).
Peran guru, siswa dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat
digambarkan sebagai berikut (Kemendikbud, 2014).

Tabel 1. Peran Guru, Siswa dan Masalah dalam PBL


Guru sebagai pelatih Siswa sebagai problem Masalah sebagai awal
solver tantangan dan motivasi

 Asking about  Peserta yang aktif  menarik untuk


thinking  terlibat langsung dipecahkan
(bertanya dalam  menyediakan
tentang pembelajaran kebutuhan yang
pemikiran)  membangun ada
 memonitor pembelajaran hubungannya
pembelajaran dengan pelajaran
 probing yang dipelajari
( menantang
siswa untuk
berfikir )
 menjaga agar
siswa terlibat
 mengatur
dinamika
kelompok
 menjaga
berlangsungnya
proses

x
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, siswa terlebih
dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian
siswa diminta mencatat masalah- masalah yang muncul.Setelah itu tugas guru
adalah meransang siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan

Tabel 2. Tahapan-tahapan Model PBL


FASE-FASE PERILAKU GURU

Fase 1  Menjelaskan tujuan


Orientasi siswa kepada masalah pembelajaran, menjelaskan
logistik yg dibutuhkan
 Memotivasi siswa untuk
terlibat aktif dalam pemecahan
masalah yang dipilih
Fase 2  Membantu siswa
Mengorganisasikan siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut
Fase 3  Mendorong siswa untuk
Membimbing penyelidikan individu dan mengumpulkan informasi
kelompok yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah
Fase 4  Membantu siswa dalam
Mengembangkan dan menyajikan hasil merencanakan dan
karya menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan, model dan
berbagi tugas dengan teman

xi
Fase 5  Mengevaluasi hasil belajar
Menganalisa dan mengevaluasi proses tentang materi yang telah
pemecahan masalah dipelajari /meminta kelompok
presentasi hasil kerja

2.3 Pencemaran Lingkungan


Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan (UNDANG-UNDANG LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 32, 2009).
Terdapat beberapa pencemaran lingkungan yang terdapat di sekitar kita, yaitu :
1. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah pencemaran tubuh-tubuh air seperti danau, sungai,
laut, dan airtanah disebabkan oleh kegiatan manusia yang dapat
membahayakan organisme dan tumbuhan yang hidup pada tubuh-tubuh air
tersebut. Bahan-bahan tambahan yang masuk ke dalam tubuh-tubuh air
mengurangi kemampuan air untuk menyediakan oksigen bagi kebutuhan
organisme yang hidup di air, sehingga sedikit atau bahkan tidak ada organisme
yang mampu hidup di air yang tercemar (Setiawan, 2011).

Gambar 1. Lingkungan Perairan yang Mengalami Pencemaran.

2. Pencemaran Udara
Udara terdiri atas sejumlah unsur dengan susunan atau komposisi
tertentu. Unsur-unsur tersebut diantaranya adalah Nitrogen (78,09 %), Oksigen

xii
(21,94 %), Argon (0,93 %), karbon dioksida (0,032 %), dan lain-lain. Jika ke
dalam udara tersebut masuk atau dimasukkan zat asing yang berbeda dengan
penyusun udara dalam keadaan normal tadi, maka dikatakan bahwa udara
tersebut telah tercemar. Berdasarkan uraian tadi, maka yang dimaksud dengan
pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya bahan-bahan atau zat-zat
asing ke udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari
keadaan normalnya. Zat-zat asing tersebut mengubah komposisi udara dari
keadaan normalnya dan jika berlangsung lama akan mengganggu kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya (Setiawan, 2011).
Tabel 3. Komposisi Udara dalam Keadaan Normal.

Gambar 2. Pencemaran Udara Akibat dari Kebakaran Hutan dan Lahan.

3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke
dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat
kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah
industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping) (Muslimah, 2015).

xiii
Gambar 3. Tanah yang Tercemar.

2.4 Sikap Peduli Lingkungan


Sikap peduli lingkungan berarti sikap yang diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari untukmelestarikan, memperbaiki dan mencegah kerusakan dan
pencemaran lingkungan. Sikap-sikap itu dapat dilihat dari respon perilaku atau
konatif (respon berupa tindakan dan pernyataan mengenai perilaku) (Ani, 2013).
Sikap peduli lingkungan diharapkan mampu menyadarkan siswa agar siswa
memiliki kepedulian pada alam dan lingkungan sekitar. Membina sikap peduli
lingkungan dapat dilakukan dengan membiasakan siswa membuang sampah
berdasarkan jenis sampah, merawat tanaman, menjaga kebersihan kelas dan sekolah
dan sebagainya (Dwi Ambar, 2014).

2.5 Hipotesis
Ho : Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
Topik Pencemaran Lingkungan berpengaruh tidak signifikan terhadap
Sikap Peduli Lingkungan peserta didik kelas VII di SMP Negeri 21
Palembang.
H1 : Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
Topik Pencemaran Lingkungan berpengaruh signifikan terhadap Sikap
Peduli Lingkungan peserta didik kelas VII di SMP Negeri 21 Palembang.

xiv
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 21 Palembang. Waktu Penelitian
dimulai pada bulan April tahun 2019. Waktu pengambilan data dilakukan pada
semester genap tahun pembelajaran 2018/2019.

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy
Experimental Design dengan bentuk desain penelitian Nonequivalent Comparison-
Group Design yang menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Tabel 4. Nonequivalent Control Group Design.
O1 X O2
O3 X O4
(Zakiyatun, dkk., 2017)
Keterangan :
O1 : Pretest pada kelas eksperimen
O3 : Pretest pada kelas kontrol
X : Perlakuan (treatment)
O2 : Posttest pada kelas eksperimen
O4 : Posttest pada kelas kontrol

3.3 Variabel Penelitian


Adapun variabel penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada topik pencemaran lingkungan.

xv
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap peduli lingkungan
peserta didik SMP Negeri 21 Palembang.

3.4 Definisi Operasional Variabel


1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Problem Based
Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar siswa
mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya
menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah
atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari (Kemendikbud, 2014).
2. Sikap peduli lingkungan berarti sikap yang diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari untukmelestarikan, memperbaiki dan mencegah kerusakan
dan pencemaran lingkungan. Sikap-sikap itu dapat dilihat dari respon
perilaku atau konatif (respon berupa tindakan dan pernyataan mengenai
perilaku) (Ani, 2013).

3.5 Populasi dan Sampel


• Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada wilayah dan
waktu dengan kualitas tertentu yang akan diamati/diteliti (Sugiyono,
2014). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP
Negeri 21 Palembang.
• Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan subyek penelitian
sebagai"wakil" dari para anggota populasi (Sugiyono, 2014). Penelitian
ini menggunakan teknik Probability Sampling yaitu pengambilan sampel
penelitian secara random (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan sampel sebanyak dua kelas dari kelas VII SMP Negeri 21
Palembang yaitu kelas VII.4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.2
sebagai kelas kontrol.

3.6 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap penyelesaian :

xvi
1. Tahap 1 (Persiapan Penelitian)
a. Menentukan kelas sampel untuk disajikan sebagai sampel penelitian dimana
dipilih satu kelas eksperimen satu kelas kontrol.
b. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti: Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model PBL pada KD.3.8
Mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup.
c. Membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) mengenai materi
pencemaran lingkungan yang divalidasi oleh ahli yang berisi wancana
beserta masalahnya sebanyak satu pertemuan per sub materi untuk diskusi
peserta didik dengan kelompoknya.
d. Membuat instrumen soal yang digunakan sebagai tes awal dan tes akhir.
e. Mengadakan validasi instrumen tes.
2. Tahap 2 (Pelaksanaan Penelitian)
a. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan memberikan tes awal (pretest)
sebelum pertemuan pertama.
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai rencana yang telah dibuat pada
tahap persiapan penelitian. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
model PBL pada materi pencemaran lingkungan terdiri dari kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup.
c. Pada kegiatan inti kelas ekperimen menerapkan langkah-langkah model
PBL, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab.
d. Melakukan tes akhir (postest) setelah dilakukannya empat kali pertemuan.

3.7 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan dengan adanya kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Kelas eksperimen dilakukan dengan model Problem Based Learning
dengan materi pembelajaran sedangkan kelas kontrol menggunakan model ceramah
dan diskusi yang masing-masing model dengan materi pencemaran lingkungan dan
dampak-dampaknya.
Kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum adanya perlakuan akan diuji
menggunakan soal pretest terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan awal
peserta didik. Pemilihan kelas dilakukan dengan cara teknik sampling purposive.
Pemilihan kelas A hingga kelas D yang akan digunakan penelitian dilakukan
dengan adanya ketentuan pemahaman peserta didik yang terpenuhi dngan baik
sehingga kelas untuk penelitian ini adalah kelas D sebagai kelas eksperimen dan

xvii
kelas C sebagai kelas kontrol. Kemudian pemberian soal postest untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol setelah adanya perlakuan untuk mengetahui adanya
peningkatan pada hasil belajar peserta didik dalam keterampilan pemecahan
masalah.

3.8 Teknik Analisis Data


Analisis data dilakukan untuk mengelolah data yang diperoleh setelah
mengadakan pengambilan data sehingga diperoleh suatu kesimpulan mengenai
keadaan objek yang diteliti. Analisis data data jawaban literasi lingkungan pada
tahap ini dilakukan setelah selesai mengumpulkan data di lapangan. Analisis data
dilakukan dengan statistik deskriptif. Adapun perolehan angka-angka didasarkan
pada skoring terhadap jawaban soal. Dalam soal tersebut terdapat pilihan jawaban.
Pada domain pengetahuan dan keterampilan kognitif menggunakan jawaban benar
salah dan untuk domain sikap dan perilaku masing-masing jenis jawaban terdapat
statement positif dan statement negatif. Statement positif maksudnya adalah
pernyataan yang sesuai dengan berpikir tentang lingkungan. Sedangkan statemen
negatif dimaksudkan bahwa pernyataan bertolak belakang atau tidak sesuai dengan
kepekaan dan perasaan terhadap lingkungan. Masing-masing jawaban pada soal
domain sikap dan domain perilaku di skor menggunakan rubrik skala sikap.
Rubrik dibuat penilaian jawaban soal dirincikan sebagai berikut:
1. Untuk jawaban domain pengetahuan dan keterampilan kognitif
menggunakan pensekoran :
a. Benar = 1
b. Salah = 0
2. Untuk jawaban domain environmental affect dan behavior menggunakan :
Tabel 5. Alternatif jawaban domain environmental affect dan behavior
Alternatif Skor Pertanyaan
Jawaban
Positif Negatif
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3

xviii
Sangat tidak 1 4
setuju

3.8.1 Uji Hipotesis


Uji hipotesis dilakukan apabila telah lolos uji prasyarat yaitu uji normalitas
dan uji homogenitas. Uji hipotesis ini menggunakan data nilai gain score pada
kedua kelas (kelas kontrol dan kelas eksperimen).
Dimana :
Ho : Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Topik
Pencemaran Lingkungan berpengaruh tidak signifikan terhadap Sikap
Peduli Lingkungan peserta didik kelas VII di SMP Negeri 21 Palembang.
H1 : Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Topik
Pencemaran Lingkungan berpengaruh signifikan terhadap Sikap Peduli
Lingkungan peserta didik kelas VII di SMP Negeri 21 Palembang.

3.8.2 Uji Normalitas


Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang akan dianalisis
berdistribusi normal atau tidak. Data yang digunakan yaitu nilai dari pretest dan
posttest pada kelas yang menggunakan model Problem Based Learning dan kelas
model ceramah dan tanya jawab. Sampel nilai yang dianalisis yaitu menggunakan
data nilai gain score pada aplikasi SPSS 18.0.

3.8.3 Uji Homogenitas


Uji kesamaan digunakan untuk menguji apakah data tersebut homogen yaitu
dengan membandingkan variansnya. Jika kedua varians sama besarnya, maka uji
homogenitas tidak perlu dilakukan lagi karena data sudah dianggap homogen.
Persyaratan agar pengujian homogenitas dapat dilakukan ialah apabila data sampel
telah terbukti berdistribusi normal. Data yang digunakan dalam uji homogenitas
yaitu nilai dari pretest dan posttest dari kelas dengan model Problem Based
Learning dan kelas dengan model ceramah dan tanya jawab. Uji homogenitas
menggunakan program SPSS 18.0 dengan nilai signifikansi (Sig) > 0,05 yang
dinyatakan bahwa data tersebut homogen.

xix
DAFTAR PUSTAKA

Ani, H. (2013). “Peningkatan Sikap Peduli Lingkungan Melalui Implementasi


Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (Stm) Dalam Pembelajaran Ipa
Kelas Iv.1 Di Sd N Keputran A.”

Dwi Ambar, W. (2014). Upaya Meningkatkan Sikap Peduli Lingkungan. 8–21.

Haniyya, F., & Bintari, S. H. (2017). Pengaruh Pembelajaran Model Pbl Terhadap
Hasil Belajar Dan Sikap Peduli Lingkungan Kelas X Ma Miftahussalam
Demak. Journal of Biology Education, 6(1), 26–30.
https://doi.org/10.15294/jbe.v6i1.14044

Insyasiska, D., Zubaidah, S., & Susilo, H. (2015). Pengaruh Project Based Learning
Terhadap Motivasi Belajar, Kreativitas, Kemampuan Berpikir Kritis, Dan
Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan
Biologi, 7(1), 9–21. https://doi.org/10.17977/jpb.v7i1.713

Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun


Ajaran 2014/2015. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan.

Muslimah. (2015). Dampak Pencemaran Tanah Dan Langkah Pencegahan. Jurnal


Penelitian Agrisamudra, 2(1), 11–20. Retrieved from
http://ejurnalunsam.id/index.php/jagris/article/view/224

Nisa, A. K. (2015).” IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM


BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PEMROGRAMAN DESKTOP KELAS XI RPL SMK MA’ARIF
WONOSARI TUGAS. 151, 10–17.
https://doi.org/10.1145/3132847.3132886

Nurkhasanah, D., Wahyudi, W., & Indarini, E. (2019). Penerapan Model Problem
Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

xx
Kelas V Sd. Satya Widya, 35(1), 33–41.
https://doi.org/10.24246/j.sw.2019.v35.i1.p33-41

Pratiwi, G. (2014). DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH


SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN.
Purnamaningrum, A., Dwiastuti, S., Probosari, R. M., & Noviawati. (2012).
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Problem Based Learning
( Pbl ) Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X-10 Sma Negeri 3
Surakarta. Pendidikan Biologi, 4(3), 39–51.
Rofisian, N. (2017). LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI MEDIA.
(99), 84–90.
Setiawan, I. (2011). Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan Hidup. Jakarta, 91–
122.
Sugiyono, P. D. (2014). Populasi dan sampel. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D, (April 1952), 80.
Supiandi, M., & Julung, H. (2016). Pengaruh Model Problem Based Learning
(PBL) terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah dan Hasil Belajar
Kognitif Siswa Biologi SMA. JPS (Jurnal Pendidikan Sains), 4(2), 60–64.
https://doi.org/10.17977/jps.v4i2.8183
UNDANG-UNDANG LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 32 TAHUN 2009.
(2009).
UNDANG-UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN
2003. (2003). 6–8. https://doi.org/10.16309/j.cnki.issn.1007-
1776.2003.03.004
Wahyudi, B. S., Hariyadi, S., & Hariani, S. A. (2014). Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Model Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan Pencemaran
Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negegi
Grujugan Bondowoso. Pancaran, 3(3), 83–92.
Widayanti, L. (2013). PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS
VIIA MTs NEGERI DONOMULYO KULON PROGO TAHUN
PELAJARAN 2012 / 2013. XVII(April), 32–35.
Zakiyatun, C., Cawang, C., & Kurniawan, R. A. (2017). Pengaruh Media Peta
Konsep Dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together (Nht) Terhadap Hasil Belajar Dan Daya Ingat Siswa Pada Materi
Hidrolisis Garam Kelas Xi Mipa Sma Negeri 7 Pontianak. AR-RAZI Jurnal
Ilmiah, 5(2). https://doi.org/10.29406/arz.v5i2.629

xxi

Anda mungkin juga menyukai