PADA TINGKAT
POPULASI DAN EKOSISTEM
• konservasi pada tingkat spesies tidak
dapat terlepas dari konservasi tingkat
populasi dan komunitas.
• Populasi adalah sekelompok individu
spesies yang sama yang menempati suatu
ruang, dan secara kolektif mempunyai
sifat yang khas sebagai suatu kelompok
Minimum Viable Population (MVP)
• Suatu lingkungan yang ideal dan stabil
dapat meningkatkan populasi sampai
mencapai kemampuan daya dukung
lingkungan. Pada kondisi tersebut rata
rata angka kelahiran tiap individu akan
setara dengan angka kematian dan tidak
ada perubahan ukuran populasi yang
berarti
• Minimum Viable Population (MVP) untuk
mendifinisikan jumlah individu minimal yang
diperlukan untuk menjaga kelangsungan
hidup spesies.
• MVP untuk satu spesies adalah ukuran
terkecil dari suatu populasi yang (yang
terisolasi penuh) yang memiliki peluang 99%
untuk bertahan hidup selama 100 tahun,
ditengah berbagai resiko bencana yang
ditimbulkan.
• MVP merupakan populasi terkecil yang
diperkirakan memiliki peluang yang amat
tinggi untuk bertahan hidup dimasa
mandatangdalam jangka waktu yang relatif
singkat.
Minimum Dynamic area (MDA).
• MDA diperoleh dengan memperkirakan
luas jelajah bagi individu individu atau
kelompok
• Contoh: untuk mempertahankan beruang
gizzly di Canada diperlukan areal yang
luasnya 49.000 km2 untuk 50 individu dan
2.420.000 km2 untuk 100 individu.
HANYUTAN GENETIK
• Dalam populasi dengan individu
kecil,frekwensi alel dapat berubah ubah
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Alel yang jarang dijumpai, mempunyai
probaliltas tingi untuk hilang pada generasi
berikutnya atau dikenal dengan hanyutan
genetik.
• Rumus penurunan heterozigositas sebagai
berikut:
∆ F=1/2 Ne
• Dimana ∆ F adalah penurunan jumlah
individu yang memiliki alel yang berbeda
untuk satu sifat genetik,
• dan Ne adalah jumlah populasi dewasa yang
bebiak
• . Menurut rumus ini, populasi yang terdiri atas
50 individu akan menunjukkan penurunan
heterozigositas sebesar 1 % atau (1/2 x 50)
untuk setiap generasi.
• Satu populasi dengan jumlah 10 individu
akan menunjukkan penurunan 5 % atau (1/2
x 10) untuk setiap generasi.
• Rumus diatas menunjukkan bahwa
kehilangan keragaman genetik dapat terjadi
pada populasipopulasi kecil yang terisolasi
• Populasi kecil yang mengalami hanyutan
genetik lebih rentan terhadap tekanan
yang merugikan misalnya tekanan silang
dalam (inbreeding depression).
EFECTIVE POPULATION SIZE
• Adalah ukuran populasi yang paling efektif
untuk menghasilkan keturunan
• Beberapa hal yang menyebabkan
menurunnya nilai EPS adalah:
perbandingan jumlah jantanbetina yang
tidak seimbang, variasi luaran reproduktif;
dan efek penciutan populasi
• Usia; kesehatan yang buruk; mandul; atau
struktur sosial yang menghalangi individu
individu tertentu menemukan pasanganya
(misalnya pada kelompok primata, jantan
lemah cenderung tidak mendapatkan
pasangan betinanya) menyebabkan
ukuran populasi efektif (efective population
size) lebih rendah dari ukuran populasi
yang sebenarnya.
Population Viability Analysis (PVA)
• Analisis daya hidup populasi.
• menentukan apakah suatu spsies mempuyai
kemampuan untuk bertahan hidup di suatu
lingkungan.
• Suatu analisis yang mengkaitkan kisaran
kebutuhan spesies dengan sumber sumber
yang tersedia dalam lingkungan dengan
tujuan untuk mengidentifikasi tahap tahap
hidup spesis yang rentan terhadap
perubahan lingkungan
Pendekatan Ekosistem Dan Wilayah
Biogeografi
• Salah satu cara untuk menentukan
keberhasilan program konservasi
ekosistem adalah dengan
membandingkan prioritas prioritas
keanekaragaman hayati dalam kawasan
konservasi yang telah ada atau sedang
diusulkan.
• Dalam rangka menetapkan prioritas
konservasi, IUCN beserta organisasi
internasional lainnya telah menetapkan
ekosistem eskosistem kunci di dunia yang
memiliki keanekaragaman hayati dan tingkat
endemisitas yang tinggi. Wilayah wilayah ini
dikenal dengan istilah wilayah hot spot
konservasi. Untuk tumbuhan, telah
diidentifikasi 12 hotspot tropika yang
mncakup 145 spesies tumbuhan.
KONSERVASI
PADA TINGKAT
SPESIES
spesiasi
Ø yaitu suatu rangkaian evolusi yang sangat
panjang yang memisahkan spesies tetua
dengan spesies keturunannya.
Ø Spesiasi dimulai dari satu jenis mahluk hidup
yang beradaptasi terhadap perubahan
lingkungannya. Kompetisi dan seleksi
alamlah yang menyebabkan keturunan
menyesuaikan diri secara morfologi, fisiologi
dan genetik.
Ø Penyesuaian diri bertahap, dari generasi ke
generasi dan memakan waktu sangat panjang ini
pada akhirnya menyebabkan keturunan tersebut
memiliki perbedaan morfologi, fisiologi dan
genetik dengan tetuanya. Sebagai akibatnya,
perkawinan antara spesies tetua dengan
keturunannya yang sudah berubah, tidak dapat
dilakukan.
Ø Hilangnya satu spesies di muka bumi, berarti
hilang satu karya evolusi yang prosesnya jutaan
tahun.
. “Dan Allah telah menciptakan semua jenis
hewan dari air. Maka sebagian dari mereka ada
yang berjalan di atas perutnya dan sebagian
berjalan dengan dua kaki sedang sebagian
berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan
apa yang dikehendakiNya, sesungguhnya Allah
maha kuasa atas segala sesuatu” (QS An Nur:
45).
AlQuran surat Shad ayat 27 : ” Kami tidak
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
diantaranya dengan bathil. Yang demikian itu
adalah anggapan orang orang kafir, maka
celakalah orang orang kafir itu karena mereka
akan masuk neraka (QS Shad:27).
3 kriteria spesies yang mendapat
prioritas konservasi :
Umbrellaspecies,
flagshipspecies
keystonespecies
1. Umbrellaspecies diberikan untuk spesies
yang memiliki penyebaran yang luas yang
membutuhkan banyak spesies lain; spesies
ini membutuhkan area yang luas sehingga
perlindungan jenis ini juga melindungi hewan
lain yang juga menempati daerah yang
sama.
Contoh :Banteng (Bos javanicus) di
Taman Nasional Meru Betiri
2. Flagshipspecies, spesies yang menarik,
unik, endemik atau khas suatu daerah yang
merupakan penciri dari daerah tersebut.
Contoh: Harimau Sumatra (Pantera tigris
sumatrae), Gajah Sumatra (
Elephas maximus sumatrensis)
dan orang utan (pongo
pigmaeus).
3. Keystone species : spesies memainkan
peranan yang penting di dalam struktur,
fungsi atau produktifitas dari habitat atau
ekosistem.
Contoh : kekelawr gua
Beberapa spesies perlu mendapat
perlindungan karena rentan terhadap
kepunahan. Ciri ciri yang spesies yang rentan
terhadap kepunahan adalah:
� Spesies dengan kisaran geografi sangat
sempit
� Spesies dengan hanya satu atau beberapa
populasi
� Spesies berukuran populasi kecil
� Spesies dengan kepadatan populasi rendah.
� Spesies yang memerlukan kisaran tempat
tingal yang luas
� Spesies yang memiliki ukuran tubuh besar
� Spesies dengan laju perkembangan populasi rendah.
� Spesies yang tidak efektif berdispersi.
� Spesies dengan keragaman genetik kecil
� Spesies dengan persyaratan relung khusus.
� Spesies yang selalu ditemukan di lingkungan yang
stabil.
� Spesies yang membentuk kelompok sementara atau
tetap.
� Spesies yang dipanen atau diburu
IUCN (International Union Concervation
Nation)1984, 1988
1. Extinct (punah): species yg tidak ditemukan
lagi di alam
2. Endangerad (genting) : species yang
mempunyai kemungkinan tinggi untuk punah
3. Vulnerable (Rentan) : Species yang genting
dlm waktu dekat krn populasinya menurun
dan sebaranya menyusut
4. Rare (langka): species yang jumlah
pupulasi rendah
5. Insufficiently known (Belum cukup dikenal)
Mace and Lande (1991)
1. Critically (kritis) : kemungkinan 50% punah
dalam waktu 5 tahun atau 2 generasi
2. Endangered (genting) : kemungkinan 20%
50% untuk punah dalam 20 tahun atau 10
generasi
3. Vulnerable (rentan) : 10 – 20 % punah
dalam waktu 100 tahun
IUCN 1994
1. Extinc (punah)
2. Extinc in the wild (punah di alam) :
spesies hanya ditemukan di perkebunan
atau penangkaran
3. Critically endangered ( Kritis) : Resiko
tinggi untuk punah dalam waktu dekat
4. Endangered (genting) Mengalami resiko
kepunahan sangat tinggi
5. Vulnerable ( rentan): Tidak tergolong
kritis namun memiliki resiko punah
6.Lower risk ( resiko relatif rendah)
a. tergantung upaya konservasi
b. Nyaris terancam
c. Kekhawatiran minimal
7. Kurang data
8. Tidak dievaluasi.
IUCN (International Union for Conservation of
Nature) :
1. Extinct (EX; Punah) adalah status
konservasi yag diberikan kepada spesies
yang terbukti (tidak ada keraguan lagi)
bahwa individu terakhir spesies tersebut
sudah mati. Dalam IUCN Redlist tercatat
723 hewan dan 86 tumbuhan yang berstatus
Punah. Contoh satwa Indonesia yang telah
punah diantaranya adalah; Harimau Jawa
dan Harimau Bali.
2. Extinct in the Wild (EW; Punah Di Alam Liar)
adalah status konservasi yang diberikan
kepada spesies yang hanya diketahui
berada di tempat penangkaran atau di luar
habitat alami mereka. Dalam IUCN Redlist
tercatat 38 hewan dan 28 tumbuhan yang
berstatus Extinct in the Wild.
3. Critically Endangered (CR; Kritis) adalah
status konservasi yang diberikan kepada
spesies yang menghadapi risiko kepunahan
di waktu dekat. Dalam IUCN Redlist tercatat
1.742 hewan dan 1.577 tumbuhan yang
berstatus Kritis.
4. Endangered (EN; Genting atau Terancam)
adalah status konservasi yang diberikan
kepada spesies yang sedang menghadapi
risiko kepunahan di alam liar yang tinggi
pada waktu yang akan datang. Dalam IUCN
Redlist tercatat 2.573 hewan dan 2.316
tumbuhan yang berstatus Terancam.
5. Vulnerable (VU; Rentan) adalah status
konservasi yang diberikan kepada spesies
yang sedang menghadapi risiko kepunahan
di alam liar pada waktu yang akan datang.
Dalam IUCN Redlist tercatat 4.467 hewan
dan 4.607 tumbuhan yang berstatus Rentan.
6. Near Threatened (NT; Hampir Terancam)
adalah status konservasi yang diberikan
kepada spesies yang mungkin berada dalam
keadaan terancam atau mendekati terancam
kepunahan, meski tidak masuk ke dalam
status terancam. Dalam IUCN Redlist
tercatat 2.574 hewan dan 1.076 tumbuhan
yang berstatus Hampir Terancam.
7. Least Concern (LC; Berisiko Rendah) adalah
kategori IUCN yang diberikan untuk spesies
yang telah dievaluasi namun tidak masuk ke
dalam kategori manapun. Dalam IUCN
Redlist tercatat 17.535 hewan dan 1.488
tumbuhan yang berstatus Contoh satwa
Indonesia yang berstatus Terancam antara
lain; Ayam Hutan Merah, Ayam Hutan Hijau,
dan Landak.
8. Data Deficient (DD; Informasi Kurang), Sebuah
takson dinyatakan “informasi kurang” ketika
informasi yang ada kurang memadai untuk
membuat perkiraan akan risiko kepunahannya
berdasarkan distribusi dan status populasi.
Dalam IUCN Redlist tercatat 5.813 hewan dan
735 tumbuhan yang berstatus Informasi kurang.
Contoh satwa Indonesia yang berstatus
Terancam antara lain; Punggok Papua,
Todirhamphus nigrocyaneus,
9. Not Evaluated (NE; Belum dievaluasi);
Sebuah takson dinyatakan “belum
dievaluasi” ketika tidak dievaluasi untuk
kriteriakriteria di atas. Contoh satwa
Indonesia yang berstatus Terancam antara
lain; Punggok Togian,
� SK Mendagri no 522.4/1458/SJ tanggal 2 Juni
1990 tentang flora dan fauna maskot propinsi.
Terdapat 27 maskot untuk masingmasing
propinsi. Contohnya maskot propinsi
Sumatera Barat adalah andalas (Morus
macroura) untuk flora dan burung kuau
(Argusianus argus) untuk faunanya
Pembentukan flora dan fauna maskot bertujuan:
Satwa Nasional,
1. Komodo (Varanus komodoensis), sebagai
satwa nasional;
2. Ikan Siluk Merah (Sclerophages formosus),
sebagai satwa pesona; dan
3. Elang Jawa (Spizaetus bartelsi), sebagai
satwa langka.
Bunga nasional :
a. Melati (Jasminum sambac), sebagai puspa
bangsa;
b. Anggrek bulan (Palaenopsis amabilis),
sebagai puspa pesona; dan
c. Padma Raksasa (Rafflesia arnoldi), sebagai
puspa langka.
NILAI KEANEKARAGAMAN
HAYATI
Ø Ekosistem memiliki sifatsifat ekologi atau
memainkan fungsi yang tergantung pada
organisme didalamnya. Terjadi keterkaitan
yang erat pada tingkat makro.
Ø ketika nilai keanekaragaman hayati
didifinisikan. Suatu keanekaragaman
hayati dapat memiliki nilai ganda,
meskipun semua menfaatnya tidak dapat
dimaksimalkan dalam waktu yang
bersamaan.
Nilai Antropocentris dan Nonantropocentris
• Nilai keanekaragaman hayati berdasarkan
kegunaannya bagi manusia disebut nilai
antropocentris,
• nilai berdasarkan kegunaannya bagi selain
manusia disebut nilai non
antropocentris.
NILAI ANTROPOSENTRIS
1. Nilai Benda (thing value).
Suatu keanekaragaman hayati yang
dinilai berdasarkan manfaat ‘kebendaannya’
bagi manusia.
2. Nilai jasa (service value)
Dari sisi kemanfaatan bagi
manusia, keanekaragaman
hayati dapat dinilai
berdasarkan jasa (service)
yang diberikan bagi manusia.
3. Nilai estetika
• Sadar atau tidak disadari setiap manusia
memiliki kesukaan atau terhadap hal hal
yang indah dan eksotik.
• Berbagai keanekaragaman hayati
memberikan manfaat memenuhi kebutuhan
manusia akan rasa tersebut.
• Nilai estetika keanekaragaman hayati
terkadang dapat dikonversi ke dalam mata
uang. Misalnya seekor burung murai bisa
dihargai 50 juta rupiah karena memiliki suara
merdu.
4. Nilai religi (Religious value)
Nilai religi dari suatu keanekaragaman
hayati adalah nilai keanekaragaman hayati
dari sudut pandang kepercayaan akan
kekuatan gaib baik animisme, dinaminsme
maupun agama.
• Hewan Babi memiliki nilai religi tersendiri
karena Allah SWT jelas menyebutkannya
dalam AlQuran surat Al Baqarah ayat
173: “ Sesungguhnya Allah SWT hanya
mengharamkan bagimu bangkai, darah
dan daging babi dan binatang yang ketika
disembilih disebut nama selain Allah.
NILAI NON ANTROPOCENTRIS
(bio sentris)
• nilai keanekaragaman hayati dari sudut
pandang bukan manusia.
• Suatu keanekaragaman hayati memiliki
nilai karena bermanfaat bagi anggota
ekosistem atau mahluk hidup lain selain
manusia.
Nilai Ekonomi Keanekaragaman Hayati.
1. Nilai kegunaan konsumtif
Ø Diberikan kepada keanekaragaman dalam
ekosistem yang digunakan oleh
masyarakat.
Ø Nilai kegunaan komsumtif biasanya tidak
dapat terditeksi dalam pasar nasional
maupun internasional, karena masyarakat
menggunakannya secara langsung tanpa
melewati jalur perdagangan.
2. Nilai kegunaan produktif.
Ø Diberikan pada keanekaragaman hayati
yang
diambil di alam kemudian dijual ke
pasar pada tingkat nasional maupun
internasional
Berdasarkan apakah keanekaragaman hayati
dapat dikonversi dengan mata uang, dapat
dibedakan nilai ekonomi langsung dan nilai
ekonomi tidak langsung.
• Nilai ekonomi tidak langsung ini diberikan
pada keanekaragaman hayati yang
memberikan manfaat ekonomi tanpa
harus memanen atau mengurangi
jumlahnya di alam. (contoh : hutan
lindung, ekosistem pegunungan dan
pantai)
• “Kami tidak menciptakan langit dan bumi
dan apa yang ada di antara keduanya
dengan bermain main. Kami tidak
menciptakan keduanya melaikan dengan
haq, tetapi kebanyakan dari mereka tidak
mengetahui” (QS. AdDhukan: 3839).
PENYEBAB HILANGNYA
KEANEKARAGAMAN HAYATI
1. Hilangnya habitat dan fragmentasi.
2. Invasi spesies pendatang (introduction
spesies).
3. Eksploitasi berlebihan.
4. Pencemaran udara, tanah dan air.
5. Perubahan iklim global.
6. Budidaya tanaman dengan monokultur.
PENGELOLAAN KAWASAN
PERLINDUNGAN
Dasar penetuan katagori kawasan adalah :
1. Ciriciri biologi
2. Kadar perlakuan pengelolaan yang
diperlukan
3. Kadar toleransi atau kerapuhan
ekosistem
4. Tipe pemanfaatan yang sesuai tujuan
peruntukan
5. Tingkat permintaan dan kepraktisan
pengelolaan
Kawasan dinilai berdasarkan kriteria fisik dan
klimatik; perhitungan sosialekonomi; dan
keunikan atau kelayakan pengelolaan (FAO):
1. Prioritas satu, diberikan kepada kawasan
yang memiliki kepentingan nasional yang
utama, yang mengandung percontohan
yang paling bernilai atau merupakan satu
satunya yang mungkin dilindungi dari
berbagai tipe habitat yang ada.
2. Prioritas dua, diberikan kepada suatu
kawasan yang merupakan areal penting
untuk mengisi gap gap yang lebih kecil
dalam keseluruhan liputan perlindungan.
3. Prioritas tiga, diberikan kepada kawasan
yang memiliki kepentingan pelestarian
rendah, yang umumnya tidak memiliki
daya tarik nasional, namun cukup
memberikan perlindungan pada tingkat
regional.
Selain pertimbangan diatas, suatu kawasan
perlindungan dapat dikaji berdasarkan
aspek ekologi,sosial, ekonomi, regional, dan
pragmatik.
Berdasarkan aspek ekologi:
1. Keanekaragaman, varietas atau
kekayaan (richness) ekosistem, habitat,
komunitas dan spesies.
2. Alamiah, apakah ekosistem asli dan
tidak ada gangguan atau perusakan oleh
manusia.
3. Ketergantungan, apakah suatu spesies
tergantung pada habitat yang ditempati,
atau suatu ekosistem tergantung pada
proses ekologis yang terjadi di daerah
tersebut.
4. Perwakilan (Representativeness), apakah
kawasan tersebut mewakili suatu tipe
habitat, proses ekologis, komunitas biologis,
kondisi fisiografis atau karakteristik alam
lainnya.
5. Keunikan, apakah kawasan tersebut dihuni
oleh spesies langka atau spesies endemik
yang terdapat hanya di satu daerah; atau
kawasan tersebut memiliki keunikan tipe
ekosistem, misalnya gua karst.
6. lntegritas, apakah suatu kawasan yang
merupakan sutu unit yang berkaitan
7. Produktivitas, apakah kawasan tersebut
menyumbangkan keuntungan
keuntungan kepada spesies lain
termasuk manusia.
8. Kerentanan (Vulnerability), apakah
kawasan tersebut rentan terhadap
kerusakan oleh peristiwa alam atau
aktivitas manusia.
Bedasarkan aspek sosial:
1. Penerimaan masyarakat, yaitu tingkat
dukungan masyarakat lokal.
2. Kesehatan masyarakat, yaitu tingkat
kebersihan kawasan konservasi laut dari
pencemaran atau penyakit pada
manusia.
3. Rekreasi, yaitu apakah kawasan trsebut
digunakan untuk rekreasi oleh
masyarakat sekitar.
4. Budaya, yaitu nilainilai agama, sejarah,
artistik atau nilainilai lainnya di lokasi.
5. Estetika, apakah kawasan trsebut
memiliki keindahan, panorama laut,
daratan, atau lainnya.
6. Konflik kepentingan, apakah kawasan
tersebut merupakan daerah lindung yang
akan mempengaruhi kegiatan
masyarakat lokal.
7. Penyelamatan, yaitu bagaimanakah
tingkat tingkat bahaya terhadap manusia
, misalnya arus deras, ombak,
rintangan/halangan dasar laut,
gelombang dan bahayabahaya lain.
6) Berdasarkan aspek regional, suatu
kawasan dikaji atas dasar
pertimbangan berikut:
• Perwakilan wilayah, apakah suatu
kawasan mewakili sifatsifat
wilayah, baik kondisi alam, proses
ekologis atau lokasi budaya. (3)
• Pengaruh subwilayah, apakah suatu
kawasan mengisi gap dalam
jaringan daerahdaerah lindung dari
perspektif subwilayah. (3)
SEJARAH GERAKAN
KONSERVASI
FILSAFAT MANUSIA
Imperialisme biologis
I versus not I
Filsafat ekonomi
Mentalitas frontier
Filsafat Religi
Ø Berlatar belakang kekhawatiran penipisan
dan pemusnahan sumber daya alam :
Ø Dimulai di Amerika
Ø Terjadi dalam 3 gelombang
Gelombang I ( 1901 – 1909)
• Dibawah kepemimpinan Theodore
Roosevelt
• Melakukan inventarisasi sumber daya
alam dan pencanangkan perundang
undangan pengelolaan sumber daya alam
• Menarik 200 juta are tanah milik swasta
dan umum dan merubahnya sebagai
lahan “cadangan”.
Gelombang II ( 1933 1941)
• Dibawah kepemimpinan Franklin D. Rooselvelt
• Mencangakan program Public Works
Administration. Sebagai program
pengembangan sumber daya alam. Salah satu
kegiatannya Prairie State Forestry Project :
Penanaman pohon pelindung (shelterbelt)
sepanjang garis bujur 100 untuk mengurangi
efek angin dari wilayah pertanian.
Gelombang III ( 1962 – sekarang )
• Dipimpin : John F. Kennedy
• Mencanangkan pengawetan wilayah hutan
rimba, pengembangan sumber daya
kelautan dan pengawetasn sumberdaya
air tawar.
• Tahun 1970 penerusnya : Jimmy Carter
Membentuk EPA (Environmental
Protected Area)
GERAKAN KONSERVASI DUNIA
• 15 desember 1979 : Sidang umum PBB
mencanangkan strategi konservasi alam.
• IUCN 1981: Sustainable yield.
• Puncak : Earth Summit 5 Juni 1992. Rio
de jenero. Dihadiri 100 negara termasuk
Indonesia.
• Menghasilkan lima dkumen utama.
Lima dokumen earth summit :
1. Pendidikan konservasi
2. Peran aktif dalam dunia politik
3. Pengelola komunitas biologi
4. Motivasi kegiatan konservasi
5. Praktisi efektif bagi kegiatan konservasi
Gerakan Konservasi di Indonesia
1. UU no 4 tahun 1982 : Ketentuan pokok
Pengelolaan lingkungan hidup
2. GBHN tiap pelita.
KATAGORI KAWASAN
PERLINDUNGAN
PERTIMBANGAN DALAM PENETAPAN
KAWASAN PERLINDUNGAN
• Ciri kawasan yang dilindung : ciri biologi
dan fisik
• Tingkat (kadar) perlakuan yang diperlukan
• Tingkat kerapuhan ekosistem
• Tipe pemanfaatan kawasan
• Kepraktisan pengelolaan
Kriteria penetapan kawasan
lindung
• Keunikan ekosistem
• Species khusus (flag ship species), nilai,
kelangkaan atau keterancaman
• Habitat dengan keanekaragaman species
yang tinggi
• Landscape dengan ciri geofisik yang
bernilai estetik
• Fungsi perlindungan
• Peninggalan budaya
Penentuan kawasan perlindungan
• Membuat undang undang perlindungan
kawasan
• Merencanakan strategfi pengelolaan
• Membuat keputusan pengelolaan yang
tepat
• Mengawasi tipe dan intensitas
pemanfaatan
• Menentukan manfaat perlindungan
kawasan (evaluasi)
Tipe kawasan perlindungan
Katagori Kawasan Perlindungan
Tujuan pengelolaan
I II III IV V V VII VIII I X
I X
Mempertahankan 1 1 1 1 2 3 1 2 1 1
contoh ekosistem
dalam kondisi
alaminya
Mempertahankan 3 1 1 2 2 2 1 2 1 1
keanekaragaman
ekologis dan
pengaturan
lingkungan
Melestarikan 1 1 1 1 2 3 1 3 1 1
sumber daya plsma
nutfah
Pendidikan, 1 2 1 1 2 3 2 2 1 1
penelitian dan
pemantauan
lingkungan
Melestarikan 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
kawasan tangkap
air
Melindungi 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
kawasan hilir dan
mengendalikan
erosi
Keterangan :
1. Tujuan utama pengelolaan
2. Tujuan penting
3. Sebagai tujuan bila memungkinkan
Ø Perlindungan terhadap berlangsungnya
proses proses ekologis dan sistem
penyangga kehidupan .
Ø Pengawetan sumber daya alam dan
keanekaragaman sumber plasma nutfah.
Ø Pemanfaatan secara lestari sumber daya
alam dan lingkungannya.
Sumberdaya alam adalah :
• Semua kekayaan alam yang meliputi
ekosistem sebagai suatu tatanan kesatuan
secara utuh menyeluruh , termasuk
didalamnya sumber daya hayati dan
sumber daya non hayati yang dapat
dimanfaatkan secara langsung ataupun
tidak langsung bagi kesejahteraan
manusia.
• Sumber daya alam dapat berupa sumber
daya alam hayati, sumber daya alam non
hayati dan sumberdaya buatan.
Sumber daya alam hayati meliputi semua
variasi di dalam komunitas biologi dan
ekosistem serta interaksi antar tingkatan
tersebut.
• Konservasi sumber daya
alam hayati meliputi
kegiatan perlindungan,
pengawetan, pemeliharaan,
rehabilitasi, introduksi,
pelestarian, pemanfaatan
serta pengembangan
keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati meliputi tiga
tingkatan yaitu :
Ø Tingkat spesies mencakup seluruh organisme di bumi.
Keanekaragaman spesies menyediakan bagi manusia
sumber daya dan alternatifnya.
Ø Tingkat genetik mencakup variasi genetik di dalam
spesies, di antara populasi yang terpisah secara
geografik dan antara induvidu dalam populasi.
Keanekaragaman genetik diperlukan oleh setiap species
untuk menjaga vitalitas reproduksi, ketahanan terhadap
penyakit dan kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan lingkungan.
Ø Tingkat komunitas mencakup variasi di dalam
komunitas.
Keanekaragaman komunitas mewakili tanggapan
spesies secara kolektif pada kondisi lingkungan yang
berbeda.