Mata Kuliah Dosen Pengampu-1
Mata Kuliah Dosen Pengampu-1
UNIVERSITAS ANDALAS
KELAS 9
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
SEMESTER GANJIL
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar proses pengerjaan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi dalam pengerjaan makalah ini. Terutama ibu Dra. Efri Yades, M.Hum
selaku dosen pengampu untuk mata kuliah Bahasa Indonesia.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala bentuk kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
pemahaman terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
ISI.............................................................................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak zaman dahulu manusia telah berinteraksi satu sama lain menggunakan
bahasa, baik bahasa tubuh maupun isyarat bunyi-bunyian. Bahasa seiring
berjalannya waktu juga mengalami perkembangan, yang pada awalnya hanya
isyarat bunyi-bunyian ataupun bahasa tubuh, saat ini telah berkembang menjadi
bahasa yang kita ketahui sekarang, yang kita ucapkan maupun kita tulis untuk
berkomunikasi satu sama lain. Dengan begitu banyak bahasa yang digunakan
manusia di seluruh dunia saat ini, hal itu tak hanya mampu menghubungkan
orang-orang dari negara yang sama saja, tetapi juga menghubungkan orang-
orang dari seluruh dunia.
Seluruh bahasa yang telah kita ketahui itu merupakan perkembangan dari
bahasa yang sudah ada sejak dulu. Hal itu juga berlaku dengan bahasa Indonesia,
bahasa Indonesia sendiri merupakan perkembangan dari bahasa Melayu Riau.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahasa Melayu Riau merupakan induk dari
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sendiri juga telah mengalami perubahan
ejaan sebanyak tujuh kali hingga saat ini. Hal ini membuktikan bahwa bahasa
selalu berkembang dari waktu ke waktu.
BAB II
2
ISI
Bahasa, menurut Hidayat (2006: 263-264), adalah sine qua non, sesuatu yang
mesti ada bagi kebudayaan dan manusia. Dengan bahasa, manusia mampu
mengabstraksikan seluruh pengalaman empiris, rasional, dan spiritualnya secara
konseptual, sistematis, dan terstruktur yang pada gilirannya dapat melewati
sekat-sekat ruang dan waktu. Dengan bahasa, manusia sanggup memasuki dunia
lain yang jauh lebih luas dan kompleks. Dengan bahasa, manusia dapat pula
menyampaikan dan mengembangkan pemikirannya dalam aneka wujud
kebudayaan. Bahkan lebih dari itu, dengan bahasa manusia dapat memengaruhi
dan mendominasi orang lain, baik dalam sikap maupun pikirannya.
3
Bahasa, dalam pengertian Linguistik Sistemik Fungsional (LSF), adalah
bentuk semiotika sosial yang sedang melakukan pekerjaan di dalam suatu
konteks situasi dan konteks kultural, yang digunakan baik secara lisan maupun
secara tulis. Dalam pandangan ini, bahasa merupakan suatu konstruk yang
dibentuk melalui fungsi dan sistem secara simultan.
Tentang prinsip bahwa bahasa harus selalu dianggap sebagai teks, Fowler
(1986) menegaskan bahwa untuk kebutuhan analisis teks, analisis dapat
dilakukan tidak hanya terhadap teks linguistik, tetapi juga teks-teks lain (seperti
teks sastra), baik teks faktual maupun teks fiksi.
4
2.2 Sejarah Bahasa
Sejak abad ke-7 Masehi, bahasa Melayu kuno yang menjadi cikal bakalnya
dan digunakan sebagai bahasa perhubungan pada zaman kerajaan Sriwijaya.
Selain sebagai bahasa perhubungan, bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa
kebudayaan, bahasa perdagangan, dan sebagai bahasa resmi kerajaan.
Faktor psikologis, yaitu adanya kerelaan dari penutur bahasa Jawa dan Sunda,
serta penutur bahasa-bahasa lain, untuk menerima bahasa Melayu sebagai
bahasa persatuan,
5
Bahasa Melayu memiliki kesanggupan untuk dapat dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.
Letak geografis yang istimewa, karena kediaman Bangsa melayu itu terletak
di Selat Malaka yang menjadi lokasi perhubungan dan perdagangan yang
sangat penting antara Barat dan Timur di lingkungan Asia Tenggara.
6
dijaga, pelihara dan kembangkan serta rasa kebanggan pemakainya
senantiasa kita bina.
7
surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan
lainya, serta pidato-pidato kenegaraan.
8
Chaer (dalam Diah & Wulandari, 2015) mengemukakan fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi manusia mencakup lima fungsi dasar, yaitu fungsi
ekspresi, fungsi informasi, fungsi eksplorasi, fungsi persuasi dan fungsi
entertainment. Fungsi ekspresi mewadahi konsep bahwa bahasa merupakan
media untuk melahirkan ungkapan-ungkapan batin yang ingin disampaikan
penutur kepada orang lain. Fungsi informasi adalah fungsi untuk menyampaikan
pesan atau amanat kepada orang lain. Fungsi eksplorasi adalah penggunaan
bahasa untuk menjelaskan suatu hal, perkara dan keadaan. Fungsi persuasi
merupakan penggunaan bahasa yang mengajak atau memengaruhi. Sedangkan
fungsi entertainment bahasa adalah penggunaan bahasa untuk menghibur,
menyenangkan dan memuaskan batin.
9
6. The heuristic function (fungsi heuristik), melibatkan penggunaan bahasa untuk
memperoleh ilmu pengetahuan, mempelajari seluk-beluk lingkungan.
1. Fungsi ekspresi dalam bahasa, sebagai alat untuk mengungkapkan hal-hal yang
dirasakan.
2. Fungsi komunikasi dan informasi dalam bahasa, komunikasi tanpa ekspresi diri
memungkinkan komunikasi tidak akan berlanjut dengan baik sehingga
informasi tidak diterima dengan jelas.
10
bahasa secara baik dan benar, manusia diharapkan dapat belajar tentang apa itu
karakter positif maupun karakter negatif lainnya dalam kehidupannya. Ketika
manusia sudah bisa memilah mana karakter yang positif dan karakter yang
negatif, diharapkan karakter tersebut dapat diintegrasikan dalam kehidupannya
sehari-hari.
1. Manusiawi
Manusiawi maksudnya bahwa hanya manusia-lah yang memiliki sistem
simbol untuk berkomunikasi. Manusia telah berbahasa sejak dini dan
perkembangan bahasanya inilah yang membedakan manusia dari makhluk
lainnya sehingga membuat dirinya mampu berpikir.
2. Dipelajari
Ketika dilahirkan, manusia tidak langsung mampu berbicara. Anak yang
tidak mempunyai kontak dengan orang lain yang berbahasa seperti dirinya
sendiri, akan mengembangkan bahasanya sendiri untuk memenuhi hasrat
komunikasinya. Namun, bahasa tidaklah ada artinya bila hanya untuk diri
sendiri. Paling tidak haruslah ada dua orang supaya ada proses komunikasi
3. Sistem
Bahasa memiliki seperangkat aturan yang dikenal para penuturnya. bahasa
sebagai suatu sistem adalah persoalan pemakaian dan kebiasaan (usage);
bukan ditentukan oleh panitia atau lembaga perumus. Aturan ini dibuat dan
diubah oleh cara orang-orang yang menggunakannya. Aturan ini ada karena
para penuturnya menggunakan bahasa dalam cara tertentu dan tidak dalam
cara lain.
4. Arbitrer
Manusia mempergunakan bunyi-bunyi tertentu dan disusun dalam cara
tertentu pula merupakan secara kebetulan saja. Orang-orang menggunakan
11
satu kata untuk melambangkan satu benda, misalnya kata sapi ditujukan
hanya untuk binatang berkaki empat tertentu karena orang lain berbuat
demikian. Demikian pula kalimat berbeda dari satu bahasa ke bahasa lainnya.
Dalam bahasa Latin, kata kerja cenderung menempati posisi akhir. Dalam
bahasa Perancis, kata sifat diletakkan setelah kata benda, seperti halnya
bahasa Indonesia.
5. Simbol
Bahasa terdiri atas rentetan simbol arbitrer yang memiliki arti. Kita bisa
menggunakan simbol-simbol ini untuk berkomunikasi sesama manusia karena
manusia sama-sama memiliki perasaan, gagasan, dan keinginan. Dengan
demikian, kita menerjemahkan orang lain atas acuan pada pengalaman sendiri.
Ragam bahasa adalah variasi yang terjadi karena pemakaian bahasa. Hal ini
menandakan bahwa antara si penutur bahasa yang satu dengan lainnya
menggunakan bahasa yang berbeda-beda. Tentu perbedaan itu hanya dalam
pengucapan atau penulisan sementara maknanya jika disandingkan akan
memiliki makna yang sama atau mengacu pada suatu benda atau kondisi yang
sama.
Dari istilah ragam bahasa, sebenarnya sifat kearbitreran bahasa itu yang
menjadi sebab yang mendasar sehingga bahasa itu bervariasi.Hal itu pula yang
memberi gambaran bahwa kita diciptakan tidak homogen, melainkan
beranekaragam dengan keunikan-keunikannya masing-masing seperti sebagai
sebuah suku, adat, agama, bangsa, dan negara.
12
penting bagi masyarakat sosial agar dapat bekerja sama, berpolitik, menjalankan
perekonomian, dan berhubungan dengan manusia lain di seluruh penjuru dunia.
Untuk menjaga komunikasi tetap berlangsung maka diperlukan penggunaan
ragam bahasa.
13
Banyak faktor sosial yang mempengaruhi penggunaan ragam bahasa.
Komponen-komponen berikut: partisipan (participants), situasi dan konteks
sosial (setting and social context), topik (topic), dan fungsi (function). Namun,
ada komponen dasar dalam penjelasan sosiolinguistik mengapa tidak semua
orang berbicara dengan cara yang sama, dan mengapa tidak semua orang
berbicara dengan cara yang sama sepanjang waktu, di antaranya adalah: skala
kesenjangan sosial (a social distance scale), skala status (a status scale), skala
formalitas (a formality scale), dan skala dua fungsi (two functional scales).
Hubungan penggunaan ragam bahasa sangat berkaitan erat dengan peristiwa
tutur. Setiap ujaran dalam peristiwa tutur mengandung komponen-komponen
tutur.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
Herisetyanti, T., & Suharyati, H. (2019). Ragam Bahasa Dalam Komponen Tutur.
Media Bahasa, Sastra, Dan Budaya Wahana, 25(2), 1–15.
https://doi.org/10.33751/wahana.v25i2.1602
Mubaligh, A. (2011). Relasi Bahasa Dan Ideologi. LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa
Dan Sastra, 5(2). https://doi.org/10.18860/ling.v5i2.622
Rahmah, D. (2019). Fungsi Bahasa Indonesia dan Fungsi Teks dalam Kehidupan
Sehari-hari.
Wiratno, T., & Santosa, R. (2014). Bahasa, Fungsi Bahasa, dan Konteks Sosial.
Modul Pengantar Linguistik Umum, 1–19.
http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/BING4214
-M1.pdf
16