Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BACA

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN LUKA

Disusun untuk memenuhi Praktik Klinik Keperawatan Luka

Dosen pembimbing praktik klinik :

Ilhamsyah., S. Kep., Ns., M. Kep

Disusun Oleh:

Nur Hidayanti

70300117043

Keperawatan B

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2020/2021
A. Patofisiologi nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam
bentuk kerusakan Mekanisme.
Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel yaitu nosisepsi, sensitisasi
perifer,perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksitabilitas ektopik, reorganisasi struktural,
dan penurunan inhibisi. Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subjektif nyeri
terdapat empat proses tersendiri yaitu:
a. Transduksi adalah suatu proses dimana akhiran saraf aferen menerjemahkan
stimulus (misalnya tusukan jarum) ke dalam impuls nosiseptif. Ada tiga tipe serabut
saraf yang terlibat dalamproses ini yaitu serabut A-beta, A-delta, dan C dimana
Serabut yang berespon secara maksimal terhadap stimulasi non noksius
dikelompokkan sebagai serabut penghantar nyeri atau nosiseptor. Serabut ini adalah
A-delta dan C Silent nociceptor juga terlibat dalam proses transduksi yang merupakan
serabut saraf aferen yang tidak bersepon terhadap stimulasi eksternal tanpa adanya
mediator inflamasi.
b. Transmisi adalah suatu proses dimana impuls disalurkan menuju kornu dorsalis dan
medulla spinalis kemudian sepanjang traktus sensorik menuju otak. Neuron aferen
primer merupakan pengirim dan penerima aktif dari sinyal elektrik dan kimiawi
Aksonnya berakhir di kornu dorsalis medula spinalis dan selanjutnya berhubungan
dengan banyak neuron spinal.
c. Modulasi adalah proses amplifikasi sinyal neural terkait nyeri (pain related neural
signals) Proses ini terutama terjadi di kornu dorsalis dan medula spinalis Serangkaian
reseptor opioid seperti mu, kappa, dan delta dapat ditemukan di kornu dorsalis.
Sistem nosiseptif juga mempunyai jalur desending berasal dari korteks frontalis,
hipotalamus, dan area otak lainnya ke otak tengah (midbrain) dan medula oblongata.
selanjutnya menuju medula spinalis dari proses inhibisi desendens ini adalah
penguatan bahkan penghambatan sinyal nosiseptif di kornudorsalis.
d. Persepsi nyeri adalah kesadaran akan pengalaman nyeri. Persepsi merupakan hasil
dari interaksi proses transduksi, transmisi, modulasi, aspek psikologis, dan
karakteristik individu lainnya. Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi
untuk menerima rangsang nyeri,Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri
adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat
yang secaara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga Nociseptor. Secara
anatomis, reseptor nyeri (nociseptor) ada yang bermiyelin dan ada juga yang tidak
bermiyelin dari syaraf aferen. (Anas Tamsuri, 2006)
Rangsangan nyeri diterima oleh nociceptors pada kulit bisa intesitas tinggi
maupun rendah seperti perennggangan dan suhu serta oleh lesi jaringan. Sel yang
mengalami nekrotik akan merilis K + dan protein intraseluler dan Peningkatan kadar K +
ekstraseluler akan menyebabkan depolarisasi nociceptor, sedangkan protein pada
beberapa keadaan akan menginfiltrasi mikroorganisme sehingga menyebabkan
peradangan inflamasi. Akibatnya mediator nyeri dilepaskan seperti leukotrien,
prostaglandin E2, dan histamine yang akan merangasng nosiseptor sehingga rangsangan
berbahaya dan tidak berbahaya dapat menyebabkan nyeri (hiperalgesia atau allodynia)
dan Selain itu lesi juga mengaktifkan faktor pembekuan darah sehingga bradikinin dan
serotonin akan terstimulasi dan merangsang nosiseptor.

B. Kerusakan integritas kulit


Kerusakan integritas kulit dapat berasal dari luka. Luka yang dideskripsikan sebagai
cedera fisik yang menyebabkan kerusakan kulit atau membran mukosa Jenis luka yang
paling umum adalah luka trauma (tidak disengaja atau dibuat oleh diri sendiri), insisi
bedah, dan beberapa jenis ulkus. Ulkus eksternal adalah defek atau kerusakan di kulit
yang disebabkan oleh peluruhan jaringan inflamasi yang telah mati dan ulkus juga dapat
terjadi dalam membrane mukosa (Widiarti, Anastasia 2015)

C. Hubungan support nutrisi terhadap luka


Kebutuhan paling utama yang harus dipenuhi pada proses luka adalah nutrisi yang
baik untuk sistem imun dan penyembuhan luka Hal ini dikarenakan ada beberapa zat gizi
yang memang sangat diperlukan untu mendukung sistem imun tubuh serta berperan
penting dalam proses penyembuhan luka.
Nutrisi secara spesifik diperlukan untuk meningkatkan kekuatan luka menurunkan
dehisensi luka, menurunkan kerentanan terhadap infeksi dan sedikit menimbulkan parut.
Simpanan nutrisi yang baik juga akan mempercepat penyembuhan dan menurunkan
angka infeksi. Nutrisi yang baik sangat penting untuk mencapai keberhasilan
penyembuhan luka. Namun, nutrisi disini harus mematuhi rekomendasi diet seimbang
dan bergizi tinggi dan Bahan makanan yang terdiri dari empat golongan utama, yaitu
protein lemak, karbohidrat, dan mikronutrien (vitamin dan mineral) penting untuk proses
biokimia normal yang juga dapat membantu tubuh dalam meningkatkan mekanisme
pertahanan tubuh(sistem imun) dan pada akhirnya akan membantu proses penyembuhan
luka. Karena Tingkat konsumsi gizi yang baik dan benar diperlukan untuk proses
penyembuhan luka Pada akhirnya dengan pola konsumsi serta tingkat konsumsi gizi yang
baik, diharapkan proses penyembuhan luka dapat berjalan dengan sempurna, serta
terhindar dari masalah infeksi postnatal karena luka missal: pasca bedah sesar.
Berikut penjelasan dan contoh support nutrisi yang baik untuk keperawatan luka : ikan
gabus,sayur-sayuran dan buah-buahan.
a. Ikan gabus
Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan yang banyak digunakan oleh
masyarakat untuk proses penyembuhan luka terutama luka pasca operasi, luka bakar
dan setelah persalinan, karena kandungan utama dalam ikan gabus adalah protein
atau albuminnya yang cukup tinggi dan juga albumin merupakan protein terbanyak
dalam plasma, sekitar 60% dari total plasma protein (Nurpudji, 2007). Sedangkan
salah satu faktor
proses percepatan penyembuhan luka yaitu membutuhkan protein tinggi yang
terdapat pada ikan gabus.

b. Vitamin B

Vitamin B adalah sebagai pemecah nutrisi penting yang masuk kedalam tubuh dan
mengubahnya menjadi energi.

c. Vitamin C
Vitamin C pada proses penyembuhan luka berperan untuk meningkatkan system
imun dan membantu proses sintesis pada kolagen untuk proses penyembuhan luka
DAFTAR PUSTAKA
 Maryunani, Anik. 2015. Perawatan Luka Modern (Modern Woundcare) Terkini
Dan Terlengap. Jakarta. In Media
 Painedu.org, 2017. Physiology of Pain, http://www.painedu.org.
 Baharuddin, M. 20018. Patofisiologi nyeri ( pain ) santaika medika : jurnal
kesehatan dan kedokteran ,13 (1 ),7-13
 Said, S.,taslim.,& bahar B. ( 20013 ). Gizi dan penyembuhan luka . Jakarta EGC
 Fitriani,N.2016.ekstara ikan gabus mempercepat penyembuhan luka . ( Doctoral
dissertation )

Anda mungkin juga menyukai