Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan


kesehatan.Mempunyai daya ungkit yang besar dalam mencapai tujuan yang besar
dalam mencapai tujuan pembangunan bidang kesehatan. Perawat sebagai profesi dan
perawat sebagai tenaga profesional bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan
keperawatan sesuai kompetensi dan kewenangan yang dimiliki secara mandiri
maupun bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain. Pelayanan keperawatan
yang bermutu merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh perawat. Pelayanan
keperawatan yang bermutu memerlukan tenaga professional yang didukung oleh
factor internal antara lain motivasi mengembangkan karir professional dan tujuan
pribadinya serta factor sistem penugasan dan sistem penguasaan dan sistem
pembinaan (Depkes,2005).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana teori, konsep, dan prinsip dasar kepemimpinan managemen
keperawatan ?
2. Bagaimana fungsi , peran dan tanggung jawab dari manajer keperawatan ?
3. Bagaimana gaya kepemimpinan dari managemen keperawatan ?
4. Bagaimana penerapan dari managemen keperawatan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui teori, konsep, dan prinsip dasar kepemimpinan managemen
keperawatan.
2. Untuk mengetahui fungsi, peran dan tanggung jawab dari manajer keperawatan.
3. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan dari managemen keperawatan.
4. Untuk mengetahui penerapan dari managemen keperawatan.

Makalah Manajeme Keperawatan Page 1


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Teori, Konsep, dan Prinsip Dasar Keperawatan Manajemen

2.1.1 Pengembangan teori kepemimpinan


1. Teori “Trait” (Bakat)
Teori ini menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pemimpin
dibawah sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik
tertentu yang membuat mereka lebih baik dari orang lain (Marqius dan
Huston, 1998). Teori ini disebut dengan “Great Man Theory”. Banyak
penelitihan tentang riwayat kehidupan Great Man Theory, terapi menurut
teori kontemporer, kepemimpinan seseorang dapat dikembangkan bukan
hanya dari pembawaan sejak lahir, di mana teori trait mengabaikan dampak
untuk mempengaruhi dari siapa yang mengasuh, situasi, dan lingkungan
lainnya. Teori ini mengidentifikasi karakteristik umum tentang intekigensi,
personality, dan kemampuan (perilaku).

Tabal 2.1 Ciri-ciri Pemimpin Menurut Teori Bakat

Intelegensi Keperibadian Perilaku


 Pengetahuan  Adaptasi  Kemampuan bekerja
 Keputusan  Kreatif sama
 Kelancaran berbicara  Kooperatif  Kemampuan
 Siap/siaga interdependen

 Rasa percaya diri  Kemampuan

 Integritas diplomasi

 Keseimbangan emosi  Partisipasi sosial

dan mengontrol  Prestise

 Independen
 Tenang

Makalah Manajeme Keperawatan Page 2


2. Teori Perilaku
Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan
bagiamana seorang manejer menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat
sebagai suatu rentang dari sebuah perilaku otoriter ke demokratis atau dari
focus suatu produksi ke focus pegawai. Menurut Vestal (1994) teori perilaku
ini dinamakan dengan gaya kepemimpinan seorang manajer dalam suatu
organisasi.
2.1.2 Teori managemen
Untuk menajamkan dan juga memfokuskan dengan lebih tepat pengertian
beberapa pakar ekonomi mengenai managemen, ada baiknya kita ketahui teori-
teori managemen. Berikut ini pemaparannya:
1. Konsep
Secara garis besar konsep terbagi lagi menjadi beberapa pengertian,
diantarannya sebagai berikut.
a. Konsep kualitas
Dalam konsep ini, organisasi mementingkan kualitas yang mampu
memasuki pasar, dan dengan demikian harus mementingkan kepuasan
pelangan.
b. Konsep manajemen
Dalam konsep manajemen bukan hanya manajer, melaikan semua
personel, bertugas melaksanakan, manajemen mengunakan fakta, dan
manajemen dengan siklus PDCA (plan do chenk act.
c. Konsep proses
Dalam konsep proses, siapapun yang akan melakuakn tindak lanjut
rangkaian kegiatan, harus dianggap pelangan yang harus dipuaskan.
Ppengendalian proses juga lebh di utamakan agar kesalahan kualitas
dapat dihindari.
d. Konsep standardisasi
Dalam konsep standardisasi, semua pelaksanaan pekerjaan berpangakal
pada standart, seperte standart prosedur, standart kualitas, dan standart
kompetensi.
e. Konsep human respect
Dalam konsep human respect, manusia seutuhnya perlu dihormati untuk
menumbuhkan motivasi.
Makalah Manajeme Keperawatan Page 3
f. Konsep quality assurance
Dalam konsem quality assurance, keikut ertaan pegawai tercermin dalam
kegiatan dalam gugus kendali mutu (quality circle).
g. Konsep manajemen jepang
Secara garis besar konsep manajemen jepang dapat digunakan untuk
memilih karakteristik calon karyawan, melatih karyawan baru,
mengenalkan organisasi, merotasi karyawan di berbagai unit, mengambil
keputusan secara kolektif (kelompok kerja) dan memotifasi karyawan
untuk mencapai hasil maksimal.
2. Administrasi
Manajemen akan selalu berhubungan dengan administrasi. Administrasi
dalam arti sempit adalah clerical works atau ketatausahaan, surat menyurat,
pembukuan, arsip, dal lain-lain. Adminstrasi dalam arti luas adalah kegiatan
sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan.
3. Hubungan administrasi dan manajemen
Ada beberapa bagian (break through) yang menjadi dasar dalam hubungan
administrasi dan manajemen.Tiap bagian tersebut mempunyai posisi masing-
masing.Tetapi pada intinya terdapat dalam satu ruang lingkup.

Gambar 2.1 Bagian-Bagaian Hubungan Admistrasi dan Manajemen

Makalah Manajeme Keperawatan Page 4


2.1.3 Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan dapat dilaksanan secara benar. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan beberapa prinsip dasar berikut
1. Menajemen keperawatan berlandaskan perencanaan. Perencanaan merupakan
hal yang utama dan serangkaian fungsi dan aktivitas manajemen. Tahap
perencanaan dan proses manajemen tidak hanya terdiri dan penentuan
kebutuhan keperawatan pada berbagai kondisi klien, tetapi juga terdiri atas
pembuatan tujuan, pengalokasian anggaran, identifikasi kebutuhan pegawai,
dan penetapan struktur organisasi yang di inginkan. Perencanaan merupakan
pemikiran / konsep – konsep tindakan yang umumnya tertulis dan merupakan
fungsi yang penting didalam mengurangi resiko dalam pengambilan
keputusan, pemecahan masalah, dan efek – efek dan perubahan.
Selama proses perencanaan, yang dapat dilakukan oleh kepemimpinan
keperawatan adalah menganalisis dan mengkaji sistem, mengatur strategi
organisasi dan menentukan tujuan jangka panjang dan pendek, menkaji
sumber daya organisasi, mengidentifikasi kemampuan yang ada, dan aktivitas
spesifik serta prioritasnya. Perencanaan dalam manajemen mendorong
seorang pemimpin keperawatan untuk menganalisis aktivitas dan struktur
yang dibutuhkan dalam organisasinya.
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan mampu
menyusun perencanaan yang terprogram denagan baik dan melaksanakan
kegiatan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Keberhasilan seorang pimpinan keperawatan bergantung pada
penggunaan waktunya yang efektif.Dalam keperawatan, manajemen sangat
dipengaruhi oleh kemampuan pimpinan keperawatan.Dalam konteks ini,
seorang pimpinan harus mampu memanfaatkan waktu yang tersedia secara
efektif.Hal demikian dibutuhkan untuk dapat mencapai produktivitas yang
tinggi dalam tatanan organisasinya.
3. Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai
situasi dan permasalahan yang terjadi dalam pengelolahaan kegiatan
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan yang tepat di berbagai
tingkatan manajerial.

Makalah Manajeme Keperawatan Page 5


Semua tingkat manajer dalam keperawatan dihadapkan pada persoalan
yang berbeda sehingga dibutuhkan metode atau cara pengambilan keputusan
yang berbeda pula. Jika salah dalam pengambilan keputusan akan
berpengaruhi oleh kemampuan komunikasi dan para manajer.
4. Manajemen Keperawatan harus terorganisasi. Perorganisasian dilakukan
sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Terdapat
empat blok struktur organisasi, yaitu unit, departemen, top/tingkat eksekutif
dan tingkat operasional.
Prinsip pengorganisasian mencakup hal-hal pembagian tugas (the
devision of work), koordinasi, kesatuan komando, hubungan staf dan lini,
tanggung jawab dan kewenangan yang sesuai serta adanya tentang pengasan.
Dalam keperawatan, pengorganisasian dapat dilaksanakan dengan cara
fungsional / penugasan, alokasi pasien perawatan grup / tim keperawatan, dan
pelayanan keperawatan utama (Gillies,1985).
5. Manajemen keperwatan menggunakn komunikasi yang efektif. Komunikasi
merupakan bagian penting dan aktivitas manajemen. Komunikasi yang
dilakukan secara efektif mampu mengurangi kesalah pahaman, dan akan
memberikan persamaan pandangan arah dan pengertian di antara pegawai
dalam suatu tatanan organisasi.
Pengendalian merupakan elemen manajemen
keperawatan.Pengendalian dalam manajemen dilakuakn untuk mengarahkan
kegiatan manajemen sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu,
pengendalian dilaksanakan agar kegiatan yang dilakuakan tidak banyak
terjadi kesalahan yang berakibat negatif terhadap klien dan pihak yang terkait
dengan manajemen. Pengendalian meliputi penilaian tentang pelaksanaan
rencana yang telah di buat, pemberian, intrusksi, menetapkan prinsip-prinsip
melalui penetapan standart, dan membandingkan penampilan dengan standart
serta memperbaikan kekurangan.

2.2 Fungsi, Peran, dan Tanggung Jawab Manajer Keperawatan


2.2.1 Fungsi Manajer Keperawatan
1. Perencanaan
Fungsi perencanaan adalah fungsi manajemen terpenting dalam
manjemen,oleh karena fungsiini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen
Makalah Manajeme Keperawatan Page 6
lainya. Fungsi perencanaan merupakan landasan dassar dari fungsi
manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin
manajemen lainya akan dapat di laksanakan dengan baik. Perencanaan
manajerial akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhada
sesame pekerjaan yang akan di jelaskan, siapa yang akan melakukan dan
kapan akan di lakukan. Perencanaan merupakan tuntunan terhadap proses
pencapaian tujuan secara dan efektif.
Melalui perencanaan yang sudah tersususn lengkap, seseorang akan
dapat dengan jelas mengetahui tujuan program atau sebuah proyek, jenis dan
kegiatan yang akan di laksanakan untuk mencapai tujuan program tersebut,
jumlah dan jenis kualifikasi staf yang di butuhkan untuk melaksanakan
kegiatan program, model kepemimpinan,komunikasi dan pengawasan yang
perlu di kembangkan oleh manajer (penanggung jawab program) yang perlu
di laksanakan. Karena perencanaan juga mengandung keuntungan dan
kerugian, para manajer program sebaiknya mewaspadai jenis kerugian yang
mungkin akan muncul pada saat penyusunan perencanaan yang mungkin
akan menjadi hambatan dalam pengembangan program.
a. Langkah-langkah Perencanaan
Perencanaan dimulai sebagai sebuah ide atau cita-cita yang muncul
karena perhatian khusus pada satu situasi tertentu. Perencanaan
kesehatan dapat dibuat skala besar seperti perencanaan untuk upaya
penurunan kematian bayi secara nasional atau hanya dalam skala
kecil misalnya perencanaan untuk pelaksanaan posyandu disuatu
dusun.
Sebagai suatu proses, perencanaan mempunyai beberapa langkah
penting. Ada lima langkah penting yang perlu dilakukan pada
setiap menjalankan fungsi perencanaan.
1) Analisis situasi. Langkah ini bertujuan untuk mengumpulkan
data atau fakta. Pada langkah ini, para anggota kelompok
perencana perlu memanfaatkan seefektif mungkin ilmu
epidemiologi, antropologi, demografi, ilmu ekonomi dan
statistik sederhana. Ilmu demiologi akan bermanfaat untuk
menjelaskan distribusi penyakit dan faktor determinannya.

Makalah Manajeme Keperawatan Page 7


2) Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah.
Terbatasnya sumber daya dan kemampuan organisasi, serta
kompleksnya permasalahan yang dihadapi, mengharuskan para
manajer untuk menetapkan prioritas masalah yang perlu
dipecahkan.
3) Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin
dicapai. Perumusan tujuan ini akan dapat dilakukan apabila
rumusan masalah pada langkah 2 sudah dilakukan dengan baik.
4) Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam
pelaksanaan program. Kajian terhadap hambatan ditujukan
yang bersumber didalam organisasi dan yang besumber dari
lingkungan masyarakat dan sektor lain.
5) Menyusun rencana kerja operasional (RKO).
b. Manfaat sebuah Perencanaan
Melalui perencanaan program akan dapat diketahui :
1) Tujuan dan cara mencapainya,
2) Jenis / struktur organisasi yang dibutuhkan,
3) Jenis dan jumlah staf yang diinginkan, dan uraian tugasnya,
4) Sejauh mana efektifitas kepemimpinan dan pengarahan
yang diperlukan
5) Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan,
Keuntungan dengan tersusunnya perencanaan yang baik
1) Perencanaan menyebabkan berbagai macam aktivitas
organisasiuntuk mencapai tujuan tertentu dapat dilakukan
secara teratur;
2) Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis
pekerjaan yang tidak produktif;
3) Perencanaa dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil
kegiatan yang dicapai,
4) Perencanaan memberikan landasan pokok fungsi
manajemen lainnya, terutama fungsi pengawasan.
Kerugiannya adalah
1) Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan
informasi dan fakta-fakta tentang masa yang akan datang,
Makalah Manajeme Keperawatan Page 8
2) Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak,
3) Perencanaan mempunyai hambatan psikologis,
4) Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif,
5) Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang
perlu diambil.
Perencanaan manajerial terdiri dari dua bagian utama yaitu
perumusan strategi dan penerapan strategi. Pada fase perumusan
strategi ditetapkan tujuan dan kebijaksanaan umum organisasi.
Disini dibutuhkan keterampilan manajerial yang bersifat
konseptual. Untuk fase penerapan strategi ditentukan upaya
pencapaian tujuan. Dalam hal ini dibutuhkan keterampilan
manajerial yang bersifat teknis. Perumusan strategi biasanya
dikerjakan oleh pimpinan puncak suatu organisasi sedangkan
implementasinya dikerjakan sepenuhnya oleh para manajer
pelaksana dikoordinir oleh manajer tingkat menengah.
Batasan perencanaan dibidang kesehatan, perencanaan dapat
didefinisikan sebagai proses untuk merumuskan masalah-masalah
kesehatan di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya
yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan
menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan tersebut.
Dalam buku-buku manajemen akan dijumpai berbagai macam
batasan tentang perencanaan. Dan definisi diatas, perencanan akan
menjadi efektif kalau perumusan masalah dibuat berdasarkan fakta-
fakta, dan bukan didasarkan atas emosi atau angan-angan saja.
Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan data sebagai penunjang
rumusan masalah. Perencaan juga merupakan proses pemilihan
alternatif tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan organisasi.
Perencanaan juga merupakan suatu keputusan apa yang akan
dikerjakan di masa yang akan datang yaitu suatu rencana yang
diproyeksikan dalam suatu tindakan. Salah satu tugas manajer yang
terpenting dibidang perencanaan adalah menetapkan tujuan jangka
panjang dan pendek organisasi berdasarkan analisis secara
sistematis situasi diluar (external) dan di dalam (internal)
Makalah Manajeme Keperawatan Page 9
organisasi perilaku sehat sakit masyarakat. Ilmu demografi akan
membantu tim perencana mengkaji angka-angka vital statistik.
Ilmu statistik juga bermanfaat untuk membantu tim perencana
mengolah dan mempresentasikan data untuk menjadi informasi
dalam bentuk tabel dan grafik. Dengan menggunakan prinsip-
prinsip dasar ilmu ekonomi, tim perencana akan mampu
menganalisis berbagai faktor ekonomi yang mungkin akan
berpengaruh pada perilaku sehat sakit masyarakat, juga bermanfaat
untuk perencanaan sistem asuransi masyarakat, dan mekanisme
penyusunan anggaran, dsb.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai
peranan cukup penting seperti halnya fungsi perencanaan. Melalui fungsi
pengorganisasian seluruh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi
(manusia dan yang bukan manusia) dapat dipadukan dan diatur untuk dapat
digunakan seefisien mungkin untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Agar dapt melaksanakan fungsi pengorganisasian dengan baik
seseorang manajer perlu memahami berbagai prinsip pengorganisasian.
Menurut H. Foyal adalah 14 prinsip pokok fungsi pengorganisasian yang
perlu dipahami oleh pimpinan dan staf sebuah organsasi. Didalam beberapa
buku manajemen pembaca mungkin akan menjumpai variasi tentang prinsip-
prinsip pengorganisasian.
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan. Menggolong-
golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas
dan wewenang seseorang, dan pendelegasian wewenang dalam rangka tujuan.
Berdasarkan definisi diatas, fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk
memadukan (sinkronisasi) semua kegiatan yang beraspek personil, financial,
material dan tatacara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang sebagai wadah
kerja sama sekelompok orang (organisasi sifatnya statis) dan sebagai suatu
proses kerja sama dan bagaimana tatacara staf mencapai tujuan (organisasi
sifatnya dinamis). Organisasi juga dapat sebagai alat pimpinan untuk
mencapai tujuan organisasi.
a. Manfaat Pengorganisasian
Makalah Manajeme Keperawatan Page 10
Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui
a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
b. Hubungan organisator antar orang-orang di dalam organisasi
tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya.
c. Pendelegasian wewenang
d. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik
b. Langkah-langkah Pengorganisasian
Ada enam langkah atau aspek penting dalam fungsi pengorganisasian :
1) Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah
tertuang dalam fungsi perencanaan.
2) Membagi habis pekerjaan dalma bentuk kegiatan-kegiatan pokok
untuk mencapai tujuan. Dan disini akan ada pembagian tugas.
3) Menggolongkan kegiatan-kegiatan pokok kedalam satu-satuan
kegiatan yang praktis (elemen kegiatan). Pembagian tugas staf
harus mencerminkan apa yang harus dikerjakan oleh staf.
4) Menetapkan berbagai kewajiaban yang harus dilaksanakan oleh
staf dan menyediakan fasilitas yang diperlukan. Pengaturan ruang
kerja adalah salah satu contohnya.
5) Penguasaan personil yang cakap (memilih staf yang dipandang
mampu melaksanakan tugas).
6) Mendelegasikan wewenang.
Tugas-tugas staf dan mekanisme pelimpahan wewenang dapat diketahui
melalui struktur organisasi yang dianut. Untuk organisasi seperti
puskesmas yang mempunyai jumlah tenaga yang terbatas tetapi ruang
lingkup kerja dan kegiatannya cukup luas, prinsip kerja yang sifatnya
integrative perlu diterapkan. Dengan menggunakan prinsip kerja intregasi
diharapkan semua kegiatan pokok puskesmas dapat diselesaikan.
Contohnya seperti dalam kegiatan imunisasi. Juru imunisasi hanya satu
tetapi sasaran penduduk dan wilayahnya cukup luas. Untuk melaksanakan
kegiatan ini staf lainnya juga diberikan tugas membantu dilaksanakan
kegiatan imunisasi sehingga semua penduduk sasaran dapat diberikan
pelayanan imunisasi secara efisien dan efektif.
Dalam pembagian tugas harus diperhatikan adanya keseimbangan antara
wewenang dan tanggung jawab staf. Melalui pembagian tugas dan
Makalah Manajeme Keperawatan Page 11
pendelegasian wewenang akan dapat diketahui hubungan organisator
antara satui staf lainnya dalam suatu organisasi.
c. Wewenang dalam Organisasi
Wewenang : adalah kekuasaan atau hak untuk memerntah atau meminta
orang lain berbuat sesuatu. Wewenang seseorang dalam sebuah organisasi
dibatasi melalui uraian tugasnya sesuai dengan fungsi dan kedudukan staf
didalam sebuah organisasi.
Wewenang dapat didelegasikan kepada staf bawahan, tetapi manajer tetap
bertanggung jawab penuh terhadap wewenang yang telah didelegasikan
kepada staf bawahannya. Untuk meningkatkan produktifitas kerja staf,
manajer sebaiknya mengatur agar wewenang yang diberikan kepada staf
dan tanggung jawab yang melekat pada tugas-tugasnya berimbang.
Berdasarkan wewenang, akan dapat dibedakan tipe-tipe organisasi (lini,
staf, dan staf atau panitia).
Wewenang Lini (Linie Authority)
Wewenang yang mengalir secara vertical yaitu pelimpahan wewenang
dari atas ke bawah dan organisasi yang menggunakan wewenang lini
disebut organisasi lini.
1) Wewenang Lini (Linie Authority)
2) Wewenang yang mengalir secara vertical yaitu pelimpahan
wewenang dari atas ke bawah dan organisasi yang menggunakan
wewenang lini disebut organisasi lini.
3) Wewenang staf (staf authority)
4) Wewenang yang mengalir ke samping yaitu wewenang yang
diberikan kepada staf untuk membantu melancarkan tugas staf
yang memiliki wewenang lini. Wewenang staf diberikan karena
spesialisasi tugas-tugas manajerial berdasarkan fungsi staf
seperti : staf pengawasan, staf pribadi, staf pelayanan, staf
penasehat. Organisasi staf adalah organisasi yang menggunakan
wewenang staf.
5) Wewenang staf dan lini
Perpaduan antara wewenang lini dan staf merupakan bentuk
struktuk organisasi yang paling umum dianut saat ini. Bentuk
pelimpahan wewenang di jajaran organisasi kesehatan dan
Makalah Manajeme Keperawatan Page 12
kerjasamanya dengan Departemen dalam Negeri akan dikenal
empat jenis pola kerja kerjasamanya yaitu:
a) Sentralisasi
b) Desentralisasi
c) Dekosentrasi
d) Perbantuan (Medebeuyn)
d. Pengembangan Organisasi
Pengembangan Organisasi adalah upaya pihak manajer untuk
mengembangkan stafnya (pengembangan daya dan sumber manusia/staf)
dengan harapan untuk lebih meningkatkan kapasitas organisasi dapat
dilakukan melalui pengefektifan gaya kepemimpinan manajer, hubungan
yang harmonis antara pimpinan dengan stafnya, meningkatkan kepuasan
kerja staf dan semangat kelompok, kejelasan penyusunan tujuan, dan
perbaikan sistem perencanaan dan pelaporan.
Hal yang paling pokok dalam fungsi pengorganisasian adalah pembagian
tuags. Jika pembagian tugas sudah dilakukan dengan jelas dan sesuai
dengan kemampuan staf, maka staf akan menjadi suatu kelompok kerja
yang kompak. Melalui pembagian tugas yang jelas dan spesifik,
kelompok kerja (working team) akan mempunyai spesialisasi tugas yang
lebih terarah. Dengan spesialisasi tugas, staf akan berusaha
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan
tugasnya mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Tugas-tugas
kelompok kerja juga harus didukung dengan dana dan sumber daya
lainnya yang mencakupi.
Misalnya: jika jimlah peralatan seperti jarum injeksi dan vaksin kurang
memadai, sudah dapat diperkirakan akan mempengaruhi kegiatan
imunisasi (quality of services akan tergantung) dan mungkin kegiatannya
juga akan sukar dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur pelayanan
yang baik (quality of care juga akan tergantung).
Jika dana kurang dan honor yang diterima staf rendah, moral dan motivasi
kerja staf akan turun. Situasi ini lebih diperburuk lagi bila tidak ada
transparansi penggunaan dana oleh pimpinan. Hal ini akan
mengakibatkan hasil yang dicapai, organisasi. Pelaksanaannya perlu lebih
dikembangkan dan sarana pendukungnya juga harus dilengkapi.
Makalah Manajeme Keperawatan Page 13
Misalnya: untuk mencapai target kegiatan imunisasi, pengembanagan
kegiatan pelayanan imunisasi perlu dipertimbangkan, seperti melatih
tenaga (vaksinator) dan penyediaan sarana penunjang lainnya seperti
vaksin dan cold chain, termasuk pengembangan mekanisme kerja
(pembagian wilayah) dan sistem pelaporannya.
Berbagai macam kegiatan pengembangan organisasi harus diupayakan
secara berkelanjutan agar mempunyai hubungan yang logis satu sama
lainnya. Misalnya: untuk melatih staf diperlukan tujuan belajar dan
serangkaian kegiatan belajar yang saling menunjang seperti
merencanakan kurikulum, menyiapkan materi pelatihan serta memilih staf
yang dilatih dan tenaga pelatihnya.
Pengembangan suatu organisasi adalah suatu kegiatan yang perlu di
lakukan secara terus menerus sehingga akan mampu mendinamisir proses
manajemen karena kegiatan pengembangan ini akan mempunyai dampak
untuk lebih memacu fungsi manajemen lainnya secara berkelanjutan.
3. Pergerakan dan Pelaksanaan
Fungsi manajemen ini merupakan fungsi penggerak semua kegiatan yang
telah dituangkan dalam fungsi perencanaan. Oleh karena itu fungsi
manajemen ini lebih menekankan tentang bagaimana manajer mengarahkan
dan menggerakkan semua sumber daya (manusia dan yang bukan) untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati. Dalam menggerakkan dan
mengarahkan sumber daya manusia dalam suatu organisasi, peranan
pimpinan, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf.
4. Pengawasan dan Pengendalian
a. Prinsip Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi
yang terakhir dan proses manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan yang
erat dengan ketiga fungsi manajemen lainnya, terutama dengan fungsi
perencanaan.
Tugas seorang manajer dalam usahanya menjalankan dan
mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan
beberapa prinsip sebagai berikut

Makalah Manajeme Keperawatan Page 14


1) Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan
hasilnya mudah diukur. Misalnya, menepati jam kerja, tugas-tugas
yang diberikan selalu dapat diselesaikan tepat pada waktunya
2) Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Tanpa pengawasan, atau
pengawasan yang lemah, berbagai penyalahgunaan wewenang
akan terjadi.
3) Standar unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada
semua staf. Bila hal ini dapat dilaksanakan, staf akan dapat lebih
meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmennya terhadap
kegiatan program sehingga penerapan standar pengawasan akan
dapat dilakukan secara lebih objektif.
Ada 2 jenis standar pengawasan yaitu:
Norma: didasarkan atas pengalaman masa lalu dalam pelaksanaan
program yang sejenis atau dalam situasi yang sama.
Misalnya: setiap petugas lapangan puskesmas seharusnya dapat
mengunjungi 20 rumah dalm seminggu dalm rangka pelaksanaan
program perawatan kesehatan masyarakat (PHN). Staf UKS
seharusnya dapat mengunjungi semua sekolah diwilayah kerjanya
minimal 3 kali dalm setahun.
Kriteria: standar yang diharapakan dan upaya-upaya pelayanan
tertentu.
Misalnya: setiap kader kesehatan harus mampu menyiapkan
campuran larutan garam gula, mengisi KMS dan menjelaskan 3
metode KB, staf KIA mampu melakukan imunisasi BCG pada
semua anak antara umur 0-1 tahun.
b. Manfaat Pengawasan
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan secara
tepat, organisasi akan memeproleh manfaat sebagai berikut:
1) Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah
dilaksanakan sesuai dengan standar atau rencana kerja dengan
menggunakan sumber daya yang telah ditetapkan. Dalam hal ini,
fungsi pengawasan dan pengendalian bermanfaat untuk
meningkatkan efisiensi program.
Makalah Manajeme Keperawatan Page 15
2) Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan
pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Bila hal ini
diketahui, pimpinan organisasi akan dapatv memberikan latihan
bagi stafnya karena latihan memang dibutuhkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf.
3) Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah
mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar.
4) Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
5) Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau
bentuk promosi dan latihan lanjutan.
c. Proses Pengawasan
Ada 3 langakah penting untuk melakukan pengawasan manajerial.
1) Mengukur hasil / prestasi yang telah dicapai.
2) Membandingkan hasil yang dicapai dengan tolok ukur atau
standar yang telah ditetapakan sebelumnya. Yang dipakai sebagai
tolok ukur adalah rencana kerja operasional, tugas dan wewenang
staf, mekanisme kejasama, peraturan pelaksanaan dan target
program yang ingin dicapai.
3) Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan faktor-
faktor penyebab terjadinya penyimpangan. Bila diperkirakan
terjadi penyimpangan, pimpinan perlu berusaha lebih dahulu
untuk mencari faktor-faktor penyebabnya; kemudian menetapkan
langkah-langkah untuk mengatasinya.
d. Objek Pengawasan
Ada limajenis objek pengawasan
1) Objek tentang kuantitas dan kualitas barang atau jasa ini
merupakan objek pengawasan yang bersifat fisik.
2) Keuangan
3) Pelaksanaan program di lapangan sesuai dengan RKO (Rencana
Kerja Operasional) yang dibuat oleh masing-masing staf.
4) Hal-hal yang sifatnya strategis
5) Pelaksanaan kerjasama dengan pihak Kecamatan; Peraturan
Daerah (Perda) tentang penggunaan anggaran, dsb.
e. Cara Mendapatkan Data untuk Melakuakn Pengawasan
Makalah Manajeme Keperawatan Page 16
1) Pengamatan Langsung
Supervisi oleh pimpinan ke lapangan untuk mengamati kegiatan
staf dan membandingkannya dengan standar adalah cara
pengawasan langsung. Data atau informasi tentang pelaksanaan
suatu program yang diperoleh melalui cara seperti ini mempunyai
kualitas yang terbaik (akurat), tetapi memerlukan motivasi yang
baik juga dan pimpinan untuk turun ke lapangan (dilakukan
dengan objektif).
2) Laporan Lisan
Pimpinan juga dapat memperoleh data langsung tentang
pelaksanaan suatu program dengan mendengarkan laporan lisan
staf. Dengan cara ini, pimpinan hanya memperoleh informasi
terbatas tentang kemajuan program.
3) Laporan Tertulis
Staf penanggung jawab program diminta membuat laporan singkat
tentang hasil kegiatannya. Informasinya hanya terbatas pada hal-
hal yang dianggap penting oleh staf.

2.2.2 Peran Manajer Keperawatan


Peran manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan. Tetapi
factor lain yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas, khususnya
bagaimana manajer bekerja dalam suatu organisasi. Secara umum peran manajer
dapat dinilai dari kemampuan dalam memotivasi dan meningkatkan kepuasan
staf.Kepuasan kerja staf dapat dilihat dari terpenuhnya kebutuhan fisik, psikis,
dimana kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer dalam
memperlakukan stafnya.Hal ini dapat ditanamkan kepada manajer agar tercipta
suasana keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada staf untuk
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Manajer mempunyai lima dampak
terhadap factor lingkungan dalam tugas professional sebagaimana dibahas
sebelumnya: (1) komunikasi, (2) potensial perkembangan, (3) kebijaksanan, (4)
gaji dan upah, dan (5) kondisi kinerja (Nursalam, 2002).

Makalah Manajeme Keperawatan Page 17


2.2.3 Tanggung Jawab manajer keperawatan
1. Management Of Care
a. Manajemen asuhan (care) merupakan pengaturan sumber daya dalam
menjalankan kegiatan keperawatan dengan menggunakan metode proses
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien atau menyelesaikan
masalah klien (Keliat, 2000).
b. Manajemen asuhan keperawatan ada tiga komponen penting yaitu
manajemen sumber daya manusia dengan menggunakan sistem
pengorganisasian pekerjaan perawat, sistem klasifikasi kebutuhan klien
dan metode proses keperawatan (Keliat, 2000).
2. Management Of Services
a. Manajemen operasional (services) adalah pelayanan keperawatan di
rumah sakit yang dikelola oleh departemen atau bidang perawatan
melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak, manajemen
menengah, dan manajemen bawah (Swanburg, 2000).
b. Manajer keperawatan tersebut harus memiliki beberapa faktor agar
penatalaksanaannya berhasil yaitu : (1) Kemampuan menerapkan
pengetahuan, (2) Ketrampilan kepemimpinan, (3) Kemampuan
menjalankan peran sebagai pemimpin, dan (4) Kemampuan
melaksanakan fungsi manajemen (Swanburg, 2000).

2.3 Gaya Kepemimpinan, Perbedaan dan Penggunaanya


2.3.1 Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk
menitegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk mencapai suatu
tujuan. Dasar yang sering digunakan untuk mengelompokkan gaya
kepemimpinan adalah : (1). Tugas yang harus dilakukan oleh pemimpin, (2).
Kewajiban pemimpin, dan (3). Falsafah yang dianut oleh pemimpin.
Gaya diartikan sebagai suatu cara penampilan karakteristik atau tersendiri.
Menurut Follet (1940), gaya didefinisikan sebagaib hak istimewa yang tersendiri
dari ahli dengan hasil akhir yang dicapai tanpa menimbulkan isu sampingan.
Gillies (1970), menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dapat di identifikasikan
berdasarkan perilaku kepimimpinan itu sendiri. Perilaku seseorang dipengaruhi
sebagai adanya pengalaman adanya pengalaman bertahun-tahun dalam
Makalah Manajeme Keperawatan Page 18
kehidupannya. Oleh karena itu, kepribadian seseorang akan mempengaruhi gaya
kepemimpinan yang digunakan. Gaya kepemimpinan seseorang cenderung
sangat bervariasi dan berbeda-beda. Menurut para ahli, terdapat beberapa gaya
kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi antara lain:
A. Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt
Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui
dua titik ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan
kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh
faktor manajer, faktor karyawan, dan faktor situasi. Jika kepemimpinan
memandang bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan jika dibanding
dengan kepentingan individu, maka pemimpin akan lebih otoriter, akan
tetepai jika bawahan mempunyai pengalaman yang lebih baik dan
menginginkan partisipasi, maka pemimpin dapat menerapkan gaya
partisipasinya
B. Gaya Kepemimpinan Menurut Likert
Likert dalam Nursalam (2002) mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam
empat sistem yaitu:
1. Sistem Otoriter – Eksploitatif
Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah
terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau
hukuman.Komunikasi yang dilakukan satu arahke bawah (top-down).
2. Sistem Benovlent – Autoritative
Pemimpin mempercayai bawahan sampai pada tingkat tertentu,
memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu
dan membolehkan komunikasi ke atas.Pemimpin memperhatikan ide
bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan
keputusan masih melakukan pengawasan yang ketat.
3. Sisyem Konsultatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan terhadap bawahan cukup
besar.Pemimpin menggunakan balasan (insentif) untuk memotifasi
bawahan dan kadang-kadang menggunakan ancaman atau
hubungan.Komunikasi dua arah dan menerima keputusan spesifik yang
dibuat oleh bawahan.

Makalah Manajeme Keperawatan Page 19


4. Sistem Partisipatif
Pemimpinan mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan,
selalu memanfaatkan ide bawahan, menggunakan insentif ekonomi untuk
memotivasi bawahan.Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan
sebagai kelompok kerja.
C. Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X dan Teori Y
Teri ini dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor dalm bukunya The Human
Side Enterprise (1960), dia menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam
suatu organisasi dapat dikelompokkan dalam dua kutup utama, yaitu sebagai
teori x dan teori y. Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak
menyukai perkayaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab,
cenderung menolak perubahan, dan lebih suka dipimpin dari pada memimpin.
Sebaliknya teori Y mengasumsikan bahwa bawahan itu senang bekerja, bisa
menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu mengawasi diri, mampu
berimajinasi, dan kreatif. Dari teori ini, gaya kepemimpinan dibedakan
menjadi empat yaitu:
1. Gaya Kepemimpinan Diktator
Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimpulkan ketakutan
serta menggunakan ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari
pelaksanaan teori X.
2. Gaya Kepemimpinan Autokratis
Pada dasarnya gaya kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya
kepemimpinan diktator namum bobotnya agak kurang. Segala keputusan
berada ditangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak pernah
dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari teori X.
3. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan sebuah
atau keputusan yang dilakukan dengan cara musyawarah. Gaya
kepemimpinan ini pada dasarnya sesuai dengan teori Y.
4. Gaya Kepemimpinan Santai
Peran dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan
diserahkan pada bawahan.Gaya kepemimpinan ini sesuai dengan teori Y
(Azwar, 1996).

Makalah Manajeme Keperawatan Page 20


D. Gaya Kepemimpinan Menurut Robert House
Berdasarkan teori motivasi pengharpan, Robert House dalam Nursalam
(2002) mengemukakan empat gaya kepemimpinan yaitu:
1. Direktif
Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana
melaksanakan suatu tugas.Gaya ini cenderung arti bahwa pemimpin
selalu berorientasi pada hasil yang dicapai oleh bawahannya.
2. Suportif
Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap
ramah terhadap bawahan.
3. Partisipatif
Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan
dan saran dalam rangka pengambilan sebuah keputusan.
4. Berorientasi tujuan
Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan
bawahan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal
mungkin (Sujak, 1990).
E. Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey dan Blanchard
Ciri-ciri gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard (1997) meliputi:
1. Instruksi
a. Tinggi tugas dan rendah hubungan.
b. Komunikasi sejarah
c. Pengambilan keputusan berada pada pemimpinan dan peran bawahan
sangat minimal.
d. Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifik
serta mengawasi dengan ketat.
2. Konsultasi
a. Tinggi tugas dan tinggi hubungan.
b. Komunikasi dua arah
c. Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan cukup besar, bawahan diberikan kesempatan untuk
memberikan masukan, dan menampung keluhan.

Makalah Manajeme Keperawatan Page 21


3. Partisipasi
a. Tinggi hubungan tapi rendah tugas
b. Pemimpin dan bawahan bersama-sama memberi gagasan dalam
pengambilan keputusan.
4. Delegasi
a. Rendah hubunga dan rendah tugas
b. Komunikasi dua arah, terjadi diskusi antara pemimpin dan bawahan
dalam pemecahan masalah serta bawahan diberi delegasi untuk
mengambil keputusan.
F. Gaya Kepemimpinan Menurut Harris
Harrismembagi kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu (1).Kepemimpinan
otokratik (autocratic leadership), (2).Kepemumpinan partisipatif
(Participative leadership), dan (3). Kepemimpinan free reign (free reign
leadership).
1. Kepemimpinan otokratik
Seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan otokratik
(autocratic) menganggap bahwa semua kewajiban untuk mengambil
keputusan, menjalankan tindakan, mengarahkan, memberikan motivasi,
dan mengawasi bawahannya berpusat ditangannya. Pemimpin seperti ini
merasa bahwa hanya ia yang berkompeten untuk memutuskan dan
menganggap bahwa bawahannya tidak mampu untuk mengarahkan diri
mereka sendiri. Di lain pihak, ia mungkin mempunyai alasan untuk
mengambil posisi yang kuat untuk mengarahkan dan berinisiatif. Seorang
otokrat juga mengawasi pelaksanaan pekerjaan dengan maksud untuk
meminimalkan penyimpangan dari arah yang ia berikan.
2. Kepemimpinan partisipatif
Seorang pemimpin yang menjalankan kepemimpinannya secara
konsultatif adalah pemimpin yang menggunakan gaya partisipatif.
artinya, ia tidak mendeklarasikan wewenangnya untuk membuat
keputusan akhir dan untuk memberikan pengarahan pengarahan tertentu
kepada staf / bawahannya. Akan tetapi, ia mencari berbagai pendapat dan
pemikiran dari para bawahan mengenai keputusan yang akan diambil.
Pemimpin dengan gaya partisipatif akan secara serius mendengarkan dan
menilai pemikiran para bawahannya dan menerima sumbangan pemikiran
Makalah Manajeme Keperawatan Page 22
mereka, sejauh pemikiran tersebut bisa dipraktikkan. Pemimpin seperti itu
akan mendorong kemampuan mengambil keputusan dari para
staf/bawahannya. Selain itu, ia juga mendorong staf agar meningkatkan
kemampuan mengendalikan diri dan menerima tanggung jawab yang
lebih luas. Pemimpin akan menjadi lebih suportif dalam kontak dengan
para staf/bawahan dan bukan bersikap dictator. Meskipun, tentu saja
wewenang terakhir dalam pengambilan keputusan ada pada pemimpin.
3. Kepemimpinan Free Reign
Dalam gaya kepemimpinan free reign, pemimpin mendelegasikan
wewenang untuk mengambil keputusan pada para bawahan dengan agak
lengkap. Pada prinsipnya pemimpin akan mengatakan, “inilah pekerjaan
yang harus anda lakukan. Saya tidak peduli bagaimana anda
mengerjakannya, asalkan pekerjaan tersebut dalam diselesaikan dengan
baik”.Di sisi pemimpin menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan
pekerjaan tersebut kepada para staff/ bawahan. Dalam hal ini, pemimpin
menginginkan agar staff/bawahan dapat mengendalikan diri mereka
masing-masing dalam menyelesaikan tugas tersebut
G. Gaya Kepemimpinan Menurut Gilles
Gilles mengemukakan ada empat gaya kepemimpinan (bukan tiga) yaitu
otokratik, demokratis, partisipatif, dan laissez faire. Gaya kepemimpinan
otoktatik dan partisipatik telah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan gaya
kepemimpinan demokratis adalah gaya seorang pemimpin yang menghargai
karakteristik dan kemampuan seseorang. Pemimpin demokratis menggunakan
kekuatan pribadi dan kekuatan jabatan untuk menarik gagasan dari para
pegawai dan memotifasi anggota kelompok kerja untuk menentukan tujuan
mereka sendiri, mengembangkan rencana mereka, dan mengontrol praktik
mereka. Lalu, gaya kepemimpinan laissez faire atau gaya “membiarkan”
adalah gaya mengatur atau mengkoordinasi, dan memaksa rencana bawahan
untuk merencanakan, melakukan, dan menilai pekerjaan mereka sendiri.
H. Gaya Kepemimpinan Menurut Edge, William C. Miller
Selain itu, dalam buku creative Edge, William C. Miller menguraikan lima
gaya kepemimpinan, yaitu:
1. Memerintah (tell). Contoh: “berdasarkan keputusan saya, ini adalah
apa yang saya inginkan yang anda lakukan.”
Makalah Manajeme Keperawatan Page 23
2. Membujuk (sell). Contoh: “Berdasarkan keputusan, saya ingin anda
lakukan, karena…”
3. Berkonsultasi (consule). Contoh: “Sebelum saya membuat keputusan,
saya menginginkan masukan dari anda..”
4. Meminta partisipasi (participative). Contoh: “Kita perlu membuat
keputusan bersama.”
5. Mendelegasikan (delegate). Contoh: “Anda saja yang membuat
keputusan.”

Dalam penggunannya sehari-hari, gaya kepemimpinan William C. Miller


tersebut dimodifikasi menjadi tiga gaya saja, yaitu tell, participative, dan
delegate. Gaya tersebut dapat digunakan oleh pemimpin untuk menilai
staf/bawahannya satu persatu, apakah si A termasuk jenis “tell”, pegawai
yang setiap saat harus diarahkan secara detail dalam melakukan tugas. Bila
demikian, pemimpin akan menggunakan “tell” kepada si A tersebut. Akan
tetapi bila si B adalah pegawai yang dapat memberikan masukan-masukan
pada pemimpin, maka si B termasuk dalam golongan “participative” sehingga
pemimpin dapat menggunakan gaya partisipatif dalam memberikan tugas
kepada si B, dan seterusnya.

Gambar 2.2 Kedewasaan Bawahan “ effective styles”

Makalah Manajeme Keperawatan Page 24


Diagram tentang gaya kepemimpinan di atas ditinjau dari perilaku hubungan
kerja sama dan kaitannya dengan kedewasaan bawahan.

Setelah kita menghetahui berbagai gaya kepemimpinan, pertanyaan yang


muncul adalah, gaya kepemimpinan manakah yang dianggap paling baik?
Sukar untuk menjawabnya, karena tidak ada gaya kepemimpinan yang
terbaik untuk semua situasi. Jawaban yang lebih tepat, gaya kepemimpinan
yang diterapkan harus memerhatikan berbagai factor seperti factor organisasi,
pemimpin (manajer), bawahan, dan situasi penugasan.

2.4 Perbedaan Gaya Kepeminmpinan


1. Gaya kepemimpinan Autocratik
Dalam memimpin, pemimpin yang menerapkan gaya autocratik
menganggap bahwa semua kewajiban untuk mengambil keputusan,
menjalankan tindakan, mengarahkan, memberikan motivasi, dan mengawasi
bawahannya berpusat ditangannya. Dan mengganggap tidak ada yang
berkompeten selain dirinya
2. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Seorang pemimpin yang tidak mendeklarasikan wewenangnya untuk
membuat keputusan akhir dan untuk memberikan pengarahan pengarahan
tertentu kepada staf / bawahannya. Akan tetapi, ia mencari berbagai
pendapat dan pemikiran dari para bawahan mengenai keputusan yang akan
diambil. Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan ini dinilai kurang
tegas dalam memimpin
3. Kepemimpinan Free Reign
Dalam gaya kepemimpinan free reign, pemimpin menyerahkan tanggung
jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada para staff/ bawahan.
Dalam hal ini, pemimpin menginginkan agar staff/bawahan dapat
mengendalikan diri mereka masing-masing dalam menyelesaikan tugas
tersebut

Makalah Manajeme Keperawatan Page 25


2.5 Penerapan Teori, Konsep, dan Prinsip Kepemimpinan Manajemen di Ruang Rawat
dan Puskesmas.
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah unit pelaksanaan teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelengarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayan kerja.
Yang akan dibahas berikut ini adalah penerapan kepemimpinan dan manajemen
keperawatan di ruang eawat puskesmas sebagai upaya kesehatan perseorangan. UKP
adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderita akibat
penyakit dan memulihkan kesehatan perseoranagn (PKM No. 75 tahun 2014)
Manajemen puskesman adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efesien.Rangkaian kegiatan
tersebut membentuk fungsi-fungsi manajemen.Ada tiga fungsi manajemen puskesmas
yang dikenak dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian, serta pengawasan
dan pertanggung jawaban.Fungsi manajemen tersebut dilaksanakn oleh seorang
manjer.
Dalam menyelengarakan pembangunan kesehatan puskesmas juga memiliki visi, misi
dan tujuan.Puskesmas dipimpin oleh seorang kepala puskesmas untuk menjalani visi,
misi dan tujuan tersebut.Kepala puskesmasbertanggung jawab atas seluruh kegiatan di
puskesmas. Dalam melaksanakan tanggung jawab, kepala puskesmas sebagai
seseorang yang menjalan peran kepemimpinan merencanakan dan mengusulkan
kebutuhan sumber daya puskesmas kepada dinas kabupaten/kota (PMK No. 75 tahun
2014).
Organisasi puskesmas disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota berdasarkan
katagori upaya kesehatan dan dinas kesehatan dan beban kerja puskesmas. Organisasi
puskesmas paling sedikit terdiri atas:
a. Kepala puskesmas.
b. Kepala sub bagian tata usaha
c. Penanggung jawab UKM dan puskesmas.
d. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium
e. Penanggung jawab jarinagn pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan.

Makalah Manajeme Keperawatan Page 26


Fungsi manajemen dijalankan oleh seorang manajer puskesman dan peran
kepemimpin dijalankan oleh seorang kepala puskesmas. Lima fungsi manajemen dari
setiap fase dari proses manajemen adalah adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan, meliputi penentuan filosofi, tujuan, sasaran, kebijakan, prosedur, dan


aturan, melaksanakan proyeksi jangka panjang dan pendek; menentukan bagian
keuangan untuk tindakan; dan mengelola perubahan yang direncanakan.
2. Pengorganisasian, meliputi membangun struktur untuk melaksankan rencana,
menentukan jenis perawatan yang paling tepat untuk pasien, dan
mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi lain meliputi bekerja
dalam struktur organisasi dan pemahaman menggunakan kekuasaan dan otoritas
dengan tepat.
3. Pengawasan, terdiri dari merekrut, mewawacan, dan mengorientasi staf.
Penjadwalan, pengembangan staf, sosialisasi karyawan, dan membangun tim.
4. Pengarahan, terkadang mencangkup beberapa fungsi kepegawaian. Namun, fungsi
pada fase ini biasanya memerlukan tanggung jawab manajemen sumber daya
manusia, seperti memotivasi, mengelola konflik, mendelegrasikan, komunikasi,
dan memfasilitasi kolaborasi.
5. Pengendalian, meliputi fungsi penilaian kerja, akuntabilitas keuangan, control
kualitas, control hokum dan etika, dan control professional.

Kepemimpinan dan manajemen dapat dan harus dintengrasikan sebagaimana


keduanya dapat dipelajari.Keduanya jelas mempunyai hubungan yang sinergis.Setiap
perawat adalah pemimpin kepemimpinan dan manajemen pada tingkat tertentu, dan
peran perawat membutuhkan kemampuan kepemimpinan dan manajemen. Kebutuhan
terhadap pemimpin yang visioner dan manajer yang efektif dalam keperawatan
mengurangi penekanan peran satu sama lain. Kemampuan manajemen yang baik
dibutuhkan untuk menjaga organisasi yang sehat. Karena begitu cepatnya
perkembangan dan akan terus berlanjut dalam keperawatan dan industry kesehatan,
secara terus-menerus penting untuk para perawat mengembangkan kemampuan di
kedua paran kepemimpinan dan fungsi manajemen, serta berusaha untuk
mengintegrasikan karakteristik kepemimpinan di setiap fase dari proses manajemen.

Makalah Manajeme Keperawatan Page 27


BAB III

APLIKASI TEORI

3.1 Kasus
Rumah sakit kencana ungu, mempunyai ruangan anak dengan kapasitas
tempat tidur 25 buah, 5 TT untuk kelas I, 10 TT untuk kelas II, dan 10 TT
untuk kelas III, BOR sekitar 70-80 % Ruang anak dipimpin oleh perawat
Ruqoyah, lulusan Ners baru (3 tahun bekerja, sudah mendapatkan tugas
untuk menjadi kepala ruang). Anggota yang dipimpin sebagian besar

Makalah Manajeme Keperawatan Page 28


perawat lulusan D3 keperawatan yang masa kerjanya sudah lama,
sehingga pengalamannya sudah banyak.
Dalam rangka mengadakan perubahan, agar ruang anak yang dimpinnya
maju, Ners Ruqoyah berusaha untuk mengemukakan ide-ide baru, namun
ia selalu mendiskusikan dengan para anggota. Dengan gaya
kepemimpinan yang diterapkan, akhirnya anggota yang pada awalnya
menolak kepemimpinannya, (karena dianggap masih baru, belum pantas
untuk menduduki jabatan), akhirnya dapat menerima dengan baik.
Sasaran Belajar
1. Mengidentifikasi teori kepemimpinan.
2. Mengidentifikasi karakteristik kepemimpinan
3. Mengidentifikasi gaya kepemimpinan.
4. Mengidentifikasi kepemimpinan efektif.

3.2 Pembahsan Kasus


1. Teori kepemimpinan yang digunakan dalam kasustersebut yaitu teori
trait (bakat). Teori ini menekankan bahwa didapatkan setiap orang
adalah pemimpin dan mereka mempunyai karakteristik tertentu yang
membuat mereka lebih baik dari orang lain. Dan pada kasus tersebut
mengapa termasuk teori kepemimpinan traik (bakat) karna pada teori
tersebut terdapat cirri-ciri yang mendukung kasus tersebut termasuk
teori ini yaitu pada cirri-ciri pemimpin perilaku pada partisipasi sosial
dan kemampuan bekerja sama, karna dalam kasus tersebut kepala
ruangan selalu mengemukakan ide-idenya dengan mendiskusikan
kepada anggotanya meskipun pada awalnya anggotanya belum setuju
karna kepala ruangan tersebut baru tetapi pada akhirnya anggotanya
menerimanya karna setiap orang bisa menjadi pemimpin karna bakat
yang dimilikinya.
2. Dalam kasus tersebut memiliki karakteristik cirri-ciri pemimpin
menurut teori bakat yaitu meliputi perilaku yang mana perilaku
meliputi : kemampuan bekerja sama, kemampuan interpersonal,
emampuan diplomasi, partisipasi sosial, dan prestise.
3. Pada kasus tersebut gaya kepemimpinan yang digunakan pada ners
ruqoyah adalah gaya kepemimpinan menurut Robert House yaitu
Makalah Manajeme Keperawatan Page 29
Partisipatif yang mana pemimpin berkonsultasi dengan bawahan
untuk mendapatkan masukan dan saran dalam rangka pengambilan
sebuah keputusan. Dalam gaya kepemimpinan menurut harris juga
dipakai oleh ners ruqoyah yaitu kepemimpinan partisipatif yaitu
seorang pemimpin yang menjalankan kepemimpinannya secara
konsultatif adalah pemimpin yang menggunakan gaya partisipatif
yang mana kepemimpinan partisipatir artinya, ia tidak
mendeklarasikan wewenangnya untuk membuat keputusan akhir dan
untuk memberikan pengarahan pengarahan tertentu kepada staf /
bawahannya. Akan tetapi, ia mencari berbagai pendapat dan
pemikiran dari para bawahan mengenai keputusan yang akan diambil.
Pemimpin dengan gaya partisipatif akan secara serius mendengarkan
dan menilai pemikiran para bawahannya dan menerima sumbangan
pemikiran mereka, sejauh pemikiran tersebut bisa dipraktikkan. Dan
ners ruqoyah juga mengunakan gaya kepemimpinan Edge, William C.
Miller yaitu dengan Berkonsultasi (consule).
4. Pada kepemimpinan di kasus tersebut bahwa kepemimpinan tersebut
sudah efektif karna sebaikanya seorang pemimpin tidak hanya
mengeluarkan ide-ide tetapi juga meminta pendapat kepada anggota
agar suatu oraganissai berjalan dengan baik sehingga memerlukan
timbale balik yang baik bukan pemimpin hanya mengeluarkan idenya
tersebit tanpa meminta pendapat dari anggota-anggotanya.

BAB IV

PENUTUP

4. 1 Kesimpulan

1. Perawat sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga profesional


bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan keperawatan sesuai
kompetensi dan kewenangan yang dimiliki secara mandiri maupun
bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain. Pelayanan

Makalah Manajeme Keperawatan Page 30


keperawatan yang bermutu merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh
perawat.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi manajemen kepala
ruangan dengan motivasi perawat pelaksana.

4.2 Saran

1. Diharapkan untuk perpustakaan unusa untuk menambah jumlah


referensi tentang manajemen keperawatan agar seimbang dengan
jumlah mahasiswa yang membutuhkan referensi tersebut.
2. Perawat disarankan untuk meningkatkan kemampuan atau fungsi
pelatihan fungsi manajemen ruang perawatan. Dan untuk kepala
ruangan agar melakukan monitoring dan evaluasi meningkatkan
motivasi baik pada kepala ruangan maupun perawat pelaksana

DAFTAR PUSTAKA

Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jogjakarta: Meha Medika
Nursalam.2009. Manajemen Keperawatan Aplikasi Keperawatan dalam Keperawatan
Profesional, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Ns. Roymand & H. Simamora. 2012. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta:
EGC

Makalah Manajeme Keperawatan Page 31


Makalah Manajeme Keperawatan Page 32

Anda mungkin juga menyukai