Anda di halaman 1dari 9

LK. 1.1.

Identifikasi Masalah

Jenis Masalah yang Analisis Identifikasi


No.
Permasalahn Diidentifikasi Masalah
1 pedagogik, Pedagodik : Pedagodik :
literasi, dan - Guru kurang disiplin - Guru terkendala
numerasi. ketika memenuhi dengan tugas
administrasi KBM. tambahan lain yang
- Guru terkendala dengan banyak.
cara mengatasi Siswa - Beberapa kasus
berperilaku terlalu aktif. perilaku siswa
- Berdasarkan obeservasi dipengaruhi oleh
terdapat 15% siswa lingkungan sekitar
tertentu sering meminta tempat tinggal siswa,
izin ke toilet dengan sehingga dalam proses
waktu yang lumayan pembelajaran anak
lama. yang terlalu aktif juga
- Guru menggunakan harus diperhatikan
bahan ajar dan media khusus agar tidak
pembelajaran yang mengganggu siswa
belum baik. lainnya.
- Siswa kurang fokus / - Selain alasan buang
tidak konsentrasi dalam air kecil, memungkin
menyimak pembelajaran kan bahwa siswa
karena terganggu merasa bosan dengan
adanya beberapa siswa pembelajaran yang
yang gaduh. dilakukan di kelas.
- Siswa masih belum - Keterbatasan bahan
lancar dalam menulis. ajar yang digunakan
Literasi : oleh guru yang
- Siswa masih kurang akhirnya tidak ada
lancar dalam membaca. bandingan isi materi
- Guru jarang meminta yang bervariasi.
siswa untuk membaca - Siswa gaduh
dengan keras (agar disebabkan karena
teman yang lain bisa beberapa siswa
menyimak) secara membutuhkan
bergantian saat perhatian khusus,
pembelajaran. sehingga siswa yang
- Siswa tidak terbiasa menyebabkan gaduh
membaca buku, baik biasanya adalah siswa
buku pelajaran maupun yang over aktif.
buku cerita atau Literasi :
lainnya. - Berdasarkan buku
- Siswa masih kesulitan kunjungan
dalam memahami perpustakaan
bacaan yang dibaca. menunjukan bahwa
- Minat membaca Siswa dalam satu minggu
yang kurang. hanya ada 50 anak
Numerasi : (10% dari total siswa)
- Siswa mengalamai saja yang sering
kesulitan dengan semua mengunjungi
hal yang berhubungan perpustakaan dan
dengan angka meminjam buku.
- Siswa tidak bisa Minimnya minat baca
menghitung harga jual siswa dipengaruhi
barang. juga oleh support dari
- Siswa belum bisa orang tua di rumah,
menghitung ukuran karena tidak dapat
atau proporsi dalam dipungkiri bahwa
mebuat desain orang tua berperan
konstruksi jembatan. lebih banyak waktu
dengan anak di
rumah. (saya
mengetahui minat
baca siswa minim ini
dari beberapa soal
saya berikan kepada
siswa beserta
jawabnya yang saya
buat seperti bacaan
yang berparagraf-
paragraf, sebetulnya
untuk mengerjakan
soal itu tidak
membutuhkan waktu
yang lama, akan tetapi
nyatanya siswa
bingung dengan
memikirkan jawabnya
tanpa membaca
jawaban yang saya
buat seperti materi).
Numerasi :
- Berdasarkan daftar
nilai siswa Terkait
dengan hasil karya
dari mata pelajaran
prakarya adalah
penjualan, siswa
masih bingung dan
cenderung tidak bisa
menghitung total
biaya produksi
sebagai acuan
penentuan harga
barang produksi.
- Pada materi
konstruksi jembatan
mata pelajaran
prakarya, siswa
kesulitan untuk
melakukan
perhitungan skala
untuk menentukan
desain jembatan agar
pada gambar
konstruksi jembatan
seimbang.
2 kesulitan belajar - Siswa kesulitan belajar - Melalui observasi pada
siswa termasuk dalam kelompok saat pembelajaran,
siswa (perbedaan kognitif) terdapat 50% dari
berkebutuhan - Perbedaan antara gaya jumlah siswa yang
khusus dan belajar siswa yang mengalami kesulitan
masalah senang dengan dalam memilih
pembelajaran pembelajaran teori kelompok. Karena
(berdiferensiasi) dengan pembelajaran siswa dalam satu
di kelas yang langsung praktik. kelas tersebut
berdasarkan - Siswa kurang kreatif terkelompokan
pengalaman dalam menentukan ide menjadi beberapa
mahasiswa saat membuat kerajinan bagian, yaitu
menjadi guru. kelompok siswa yang
memiliki tingkat
berfikir tinggi,
kelompok siswa yang
memiliki daya fikir
sedang dan kelompok
siswa yang memiliki
daya fikir menengah
kebawah. Hal tersebut
terjadi karena
kebutuhan siswa
berbeda, daya serap
siswa yang memiliki
daya fikir tinggi
karena mudah
menyerap materi
dengan baik mereka
mengingkan
pembelajaran
berlangsung dengan
cepat, sedangkan
siswa yang memiliki
daya fikir menengah
kebawah kan
membutuhkan waktu
untuk bisa menyerap
materi. Pada akhirnya
terjadilah beberapa
anak yang mempunyai
daya fikir tinggi
merasa bosan jika
pemeblajaran tidak
bisa mengimbangi
kemampuan siswa
dari perbedaan yang
ada tersebut.
- Hampir 85% anak
mengerjakan proyek
kerajinan yang sama
persis dengan contoh
yang diberikan oleh
guru dan hampir 95%
karya mereka tidak
ada aksesoris lain
karena memang
contohnya tidak ada
aksesoris atau
tambahan variasi
lainnya.
3 membangun Guru dengan siswa : Guru dengan siswa :
relasi/hubungan 1. Guru tidak memberi 1.1 Sebanyak 47%
dengan siswa dan kesempatan kepada
teman sejawat saya
orang tua siswa. siswa untuk bertanya berpendapat bahwa Jika
setelah pulang sekolah siswa terlalu dekat
(tidak bersahabat) dengan guru maka siswa
2. Siswa tidak berani untukjadi kurang santun
komunikasi tentang
terhadap guru.
pelajaran melalui WA 2.1 Berdasarkan
3. Gaya mengajar guru
pengalaman saat
menakutkan siswa pembelajaran daring
Guru dengan orang tua melalui google form dan
siswa : yang didukung dengan
1. Wali murid tidak peduli WA banyak anak yang
dengan perkembangan tidak aktif mengikuti
belajar siswa pelajaran dikarenakan
tidak paham dengan
2. Siswa tinggal bersama materi, setelah ditanya
nenek (wali) kurang anak tersebut tidak
pengawasan dan berani berkometar di
perhatian grub bahkan tidak
3. Orang tua siswa yang berani bertanya secara
masih gaptek pribadi dengan guru
4. Terbatasnya waktu melalui WA.
komunikasi antara guru 3.1 Dalam penyampaian
dan wali murid pembelajaran guru
terlalu serius, sehingga
menimbulkan suasana
kelas yang kaku dan
anak cenderung takut.
Guru dengan orang tua
siswa :
1.1 Orang tua terlalu
memanjakan siswa
sehingga orang tua
selalu percaya dengan
apa yang dikatakan
siswa, meskipun apa
yang terjadi tidak sesuai
kenyataan.
2.1 Minimnya
pengawasan orang tua
(biasanya dimanja oleh
nenek) terkadang, guru
juga sulit untuk
mengkomunikasikan
hambatan-hambatan
belajar siswa.
3.1 Orang tua yang
masih gaptek
menjadikendala guru
untuk selalu
memberikan informasi
perkembangan siswa,
karena tidak
memungkinkan jika guru
homevisit secara
menyeluruh.
4.1 Guru melakukan
komunikasi dengan
orang tua siswa hanya
pada waktu tertentu,
yaitu waktu pembagian
hasil rapor dan
menghungi orang tua
jika siswa bermasalah.
4 pemahaman/ 1. Guru sulit 1.1 Guru sulit untuk
pemanfaatan mengimplementasikan memahami tahapan-
model-model pembelajaran inovatif tahapan pembelajaran
pembelajaran sesuai dengan inovatif yang kemudian
inovatif karakteristik siswa harus disusun dengan
berdasarkan 2. Sarana dan Prasaraa karakteristik dan gaya
karakteristik tidak mendukung belajar siswa.
materi dan siswa. 3. Bahan Ajar yang masih 2.1 Hal lain utnuk
minim mendukung tercapainya
4. Guru mengalami tujuan pembelajaran
kesulitan adalah sarana, dan
melaksanakan prasana, jika guru sudah
pembelajaran Problem menyiapkan media
Based Learning pada pembalajaran inovatif
kelompok siswa berupa penawangan
video menggunakan LCD
akan tetapi LCD tidak
ada, otomatis akan
menjadi kendala.
3.1 Terbatasnya bahan
ajar (buku) untuk
menambah variasi
penyampaian materi
terhadap siswa, sehingga
dalam pembelajaran
inovatif banyak materi
yang bisa dijadikan
perbandingan dalam
belajar.
4.1 sebanyak 60% dari
32 anak cenderung
memilih kelompok sesuai
dengan kemampuan
kognitif siswa dan
berdasarkan teman
terdekatnya, sehingga
guru sulit melaksanakan
pembelajaran
berdeferensiasi.
5 Materi terkait - Siswa sulit memahami - Sebanyak 55% anak
Literasi materi kerajinan bahan susah membedakaan
numerasi, keras dan kerajinan bahan keras, baik
Advanced limbah keras. keras alami, keras
material, - Siswa kesulitan buatan, maupun
miskonsepsi, membuat laporan hasil limbah keras yang
HOTS. karya kerajinan bisa dibuat untuk
- Advanced material : menjadi sebuah karya
mengkoordinir siswa saat kerajinan. Sehingga
melalukan pengamatan anak kesulitan
berbagai bahan keras menentukan ide untuk
untuk kerajinan secara dalam membuat karya
langsung di lingkungan kerajinan terutama
sekolah. kerajinan bahan keras
- Siswa belum terbiasa - Setelah siswa
berlatih soal-soal HOTS membuat karya
kerajinan bahan
keras, seperti biasa
saya meminta anak
untuk membuat
laporan mulai dari
judul, alat, bahan,
langkah-langkah
pembuatan karya
kerajinan, kendala
atau hambatan yang
ditemui, penentuan
anggaran dan harga
jual karya kerajinan.
Dari 32 anak yang
sudah terbagi menjadi
8 kelompok, hanya
ada 2 kelompok (25%)
yang mampu
menyelesaiakan
laporan dan
dikumpulkan, dengan
alasan mereka tidak
bisa menghitung biasa
pengeluran dan
menentukan harga
jual.
- Karena terbatas
dengan adanya LCD
Proyektor disekolah,
dalam menjelaskan
prinsip dan karakter
bahan keras mengajak
siswa untuk
melakukan
pengamatan dan
mencari secara
langsung di area
sekitar lingkungan
sekolah, akan tetapi
hampir 85% siswa
tidak fokus untuk
melakukan
pengamatan, mereka
malah main-main,
bahkan mengganggu
kelas lain.
- Pemahaman siswa
terhadap materi masih
kurang, sehingga
siswa susah
mengkaitkan materi
bahan keras dengan
apa yang mereka
temui di lingkungan
sekitar, mungkin
mereka susah
menjumpai di
lingkungan sekitar,
akan tetapi siswa
belum tahu nama atau
jenis bahan keras
yang ditemui itu.
6 pemanfaatan - Sarana prasarana yang - Dalam pembelajaran
teknologi/inovasi kurang memadai. media inovatif yang
dalam - Guru kesulitan membuat digunakan video,
pembelajaran. media pembelajaran dengan harapan siswa
agar lebih mudah
untuk memahami
ragam motif yang bisa
diaplikasikan pada
bahan keras. Akan
tetapi terkendala
dengan LCD
Proyektor.
- Kurangnya
kemampuan guru
dalam pembuatan
media pembelajaran
inovatif seperti
membuat video
langkah-langlah
pembuatan kerajinan
gantungan kunci
dengan limbah bahan
keras.
7

Anda mungkin juga menyukai