Anda di halaman 1dari 18

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Pendidikan Akidah dan Dr. Nor Laila, M.Ag, M.Pd


Akhlak

Akidah Secara Historis

Pertumbuhan Dan Perkembangan Aliran Aliran Kalam

Oleh Kelompok 1 :

Shoumi Mubarak : 220101020625


Nazwa Hidayati : 220101020807
Nor Hasanahtul Bulkiyah : 220101020520
Nor Haida Riani : 220101020543

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

BANJARMASIN

2022/2023

I
KATA PENGANTAR

ِ‫الرحِ ي ِْم‬
َّ ‫ن‬ِِ ‫الرحْ َم‬
َّ ‫للا‬
ِِّ ِ‫سم‬
ْ ِ‫ب‬
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat-Nya
yang sangat besar sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Akidah Secara Historis, Pertumbuhan dan Perkembangan Aliran Aliran
Kalam” dengan baik sebagai tugas mata kuliah kami Pendidikan Akidah dan
Akhlak. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam beserta sahabat, kerabat, dan pengikut
beliau hingga hari akhir.

Didalam makalah ini kami membahas tentang hal-hal yang berkaitan


dengan akidah secara historis, pertumbuhan dan perkembangan aliran aliran
kalam. Harapan kami adalah semoga makalah ini dapat menambah wawasan
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca khususnya para mahasiswa
untuk ke depannya dapat memperbsiki bentuk maupun menambah isi makalah ini
agar lebih baik lagi.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya . Oleh karena itu, kami meminta maaf
atas kesalahan atau kekeliruan di dalam makalah ini serta tolong berikan saran
untuk makalah ini agar nantinya dapat lebih baik lagi.

Banjarmasin, 29 September 2002

Kelompok I

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A.Latar Belakang.................................................................................................1

B.Rumusan Masalah ............................................................................................1

C.Tujuan Penulisan .............................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN .....................................................................................................3

A.Sejarah Lahirnya Ilmu Kalam .........................................................................3

B.Aliran-Aliran Kalam ........................................................................................3

C.Beberapa Masalah Dan Perbandingan Aliran Kalam. ...................................10

BAB III

PENUTUP .............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................15

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kata akidah berasal dari kata al’aqdu yang berarti kokoh, erat, dan kuat.
Dapat disimpulkan bahwa akidah secara bahasa memiliki arti yaitu keyakinan
yang kokoh atas sesuatu sehingga tidak ada keraguan yang
mengiringinya.Sedangkan menurut istilah, akidah adalah iman yang teguh dan
pasti, yang sama sekali tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang
meyakininya.

Adapun didalam akidah terdapat pembelajaran tentang ilmu kalam, yang


mana ilmu kalam merupakan ilmu yang sangat penting bagi kehidupan setiap
muslim. Dengan ilmu kalam, seorang muslim akan dapat mengetahui dasar
hukum tentang keimanan, islam, dan ihsan.

Memang, Pembahasan pokok dalam Agama Islam adalah akidah, namun


dalam kenyataanya masalah pertama yang muncul di kalangan umat Islam
bukanlah masalah teologi, melainkan persolaan di bidang politik, hal ini di dasari
dengan fakta sejarah yang menunjukkan bahwa, titik awal munculnya persolan
pertama ini di tandai dengan lahirnya kelompok-kelompok dari kaum muslimin
yang telah terpecah yang kesemuanya itu diawali dengan persoalan politik yang
kemudian memunculkan kelompok-kelompok dengan berbagai Aliran teologi dan
berbagai pendapat-pendapat yang berbeda-beda.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut

1. Apa sejarah lahirnya ilmu kalam?


2. Sebutkan dan jelaskan aliran-aliran kalam tersebut!
3. Jelaskan permasalahan kalam dan perbandingan atas aliran kalam!
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan sebagai berikut.

1
1. Agar kita mengetahui sejarah pertumbuhan dan perkembangan aliran
islam.
2. Agar kita mengetahui dan memahami apa saja aliran-aliran kalam itu.
3. Agar kita mengetahui berbagai permasalahan kalam dan perbandingan
antar aliran kalam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Lahirnya Ilmu Kalam


Secara historis, ilmu kalam atau teologi islam sebenarnya sebelum dikenal
pada periode awal perkembangan agama islam yakni pada masa Nabi dan para
sahabat. Ilmu ini baru dikenal setelah hampir dua abad kemudian seiring dengan
lahirnya ilmu-ilmu keislaman lainnya satu persatu, tepatnya pada masa kholifah
Al-Makmun (198-218 H)

Lahirnya ilmu kalam sebagai sebuah ilmu yang berdiri sendiri tidaklah
sekaligus, melainkan melalui proses yang cukup lama. Pada mulanya ilmu ini
belum mempunyai dasar-dasar yang jelas. Sesudah melalui pembahasan dan
perdebatan baik intern kaum muslimin maupun dengan pihak luar selama lebih
kurang tiga abad lamanya, barulah ia mempunyai dasar-dasar yang jelas dan
memunculkan berbagai aliran. 1

B. Aliran-Aliran Kalam

Adapun beberapa aliran-aliran kalam, yaitu sebagai berikut.

1. Aliran Khawarij

Asal usul Aliran Khawarij Kata Khawarij adalah dari isim fail dari fiil
madhi’’kharaja yang berarti artinya keluar, dengan demikian Khawarij berarti
artinya orang orang yang keluar.yang di maksud dari orang orang keluar yaitu
orang orang yang keluar dari barisan atau pasukan yg dipimpin oleh Ali bin Abi
Thalib.aliran Khawarij ini awalnya mereka adalah pengikut dan pendukung setia
Ali bin Abi Thalib.kemudian setelah setelah pihak Ali mengalami kekalahan
dalam peristiwa tahkim sesudah perang shiffin,mereka keluar dari pihak Ali
karena kecewa atas sikap Ali yg dilaksanakanya tahkim atau perundingan damai

1
.Mawardy Hatta,Aliran-Aliran Kalam/Teologi Dalam Sejarah Islam,pertama (Yogyakarta: CV
Aswaja Pressindo,2016),Hal 11

3
yg ditawarkan mu’awiyah.i’tiqad Khawarij ini juga adalah aliran yg sesat,dia
beritikad bahwasanya kebajikan itu adalah dari Allah SWT.dan yang menjadikan
kejahatan itu semata mata hanya dari hamba saja,dan ia berkeyakinan
bahWasanya bAllah mengampuni dosa orang yg tetap di dalam sirik 2 . Kemudian
menurut perkembangannya aliran Khawarij ini terpecah belah menjadi beberapa
kelompok. Menurut Al-Syahrastani Khawarij terbagi menjadi 18 golongan,
sementara menurut Al-Baghdadi Khawarij terpecah menjadi 20 golongan. Akan
tetapi mrnurut sejarah dari sekian banyak firqah hanya beberapa saja yang
mendominasi dan menonjol diantaranya,

1. Al-Muhakkimah
2. Al-Azariqah
3. Najdah
4. Al-Shufriyah
5. Al-Ajaridah
6. Al-Baihasiyah
7. Al-Ibadiyah
8. Al-Tha’alibah3

2.Aliran Syiah

Syiah dalam bahasa Arab artinya ialah pihak, puak, golongan, kelompok
atau pengikut sahabat atau penolong. Pengertian itu kemudian bergeser
mempunyai pengertian tertentu. Setiap kali orang menyebut syiah, maka asosiasi
pikiran orang tertuju kepada syiah-ali, yaitu kelompok masyarakat yang amat
memihak Ali dan dan memuliakannya beserta keturunannya. Kelompok tersebut
lambat laun membangun dirinya sebagai aliran dalam Islam. Adapun ahl al-bait
adalah “family rumah nabi”. Menurut syiah yang dinamakan ahl bait itu adalah
Fatimah, suaminya Ali, Hasan dan Husein anak kandungnya, menantu dan cucu-
cucu Nabi, sedang isteri-isteri nabi tidak termasuk Ahl alBait. Sejak jaman
Rasulullah serta khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khatab, belum pernah

2
Eri Susanti,aliran aliran dalam pemikiran kalam ,vol 1, Jurnal Ad-Dirasah: Jurnal Hasil
Pembelajaran Ilmu-ilmu Keislaman,No 1(2018):hal 25
3
Mawardy Hatta,Aliran-Aliran Kalam/Teologi Dalam Sejarah Islam,pertama (Yogyakarta: CV
Aswaja Pressindo,2016),Hal 30

4
ditemukan adanya satu golongan politik atau golongan agama yang memiliki
banyak pengikut, memiliki karakter dan identitas khusus dan memiliki target yang
jelas. Golongan itu baru muncul pada masa Khalifah Utsman. Mereka adalah
orang-orang yang setia pada Ali, yang menganggap bahwa kekhalifahan Ali
berdasarkan Nash Al-quran dan wasiat dari Rasulullah SAW, baik yang
disampaikan secara jelas maupun samar. Menurut mereka seharusnya tampuk
kepemimpinan diduduki oleh Ali dan keturunannya, sertatidak boleh lepas darinya

Para ulama masih berbeda pendapat mengenai asal-usul Syi‟ah dan


perkembangannya. Menurut Prof. Walhus, akidah Syi‟ah banyak terpengaruh oleh
ajaran Yahudi, bukan persia karena mengingat pendirinya adalah Abdullah bin
Saba‟ yang berasal dari Yahudi. Sementara pendapat Prof. Dawzi cenderung pada
pendapat yang menyatakan bahwa pendiri Islam adalah orang Persia, karena orang
Arab bebas memeluk agama. Tokoh-tokoh Aliran Syiah: Jalaludin Rakhmat,
Haidar Bagir, Haddad Alwi, Nashr bin Muzahim, Ahmad bin Muhammad bin Isa
Al-Asy‟ari.

Dalam perkembangan aliran syiah terpecah belah kedalam beberapa firqah


secara umum syiah dikelompokan kepada tiga golongan yaitu syiah ekstrim, syiah
rafidhah, dan syiah yang moderat. 4

3.Aliran Qadariyah

Qodariyyah adalah suatu aliran yang mempercayai bahwa segala tindakan


manusia tidak diintervensi oleh Tuhan. Aliran ini juga berpendapat bahwa tiap-
tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau
meninggalkannya atas kehendak sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut,
qodariyyah merupakan nama suatu aliran yang memberikan suatu penekanan atas
kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatannya.

Paham Qadariyah disebarkan oleh Ma’bad Al- Juhani dan Ghailan Al-
Dimasqi sekitar tahun 70 H/ 689 M pada masa pemerintahan khalifah Abdul
Malik Bin Marwan (685-705M). Banyak ayat-ayat yang mengandung pengertian

4
Eri Susanti,aliran aliran dalam pemikiran kalam ,vol 1, Jurnal Ad-Dirasah: Jurnal Hasil
Pembelajaran Ilmu-ilmu Keislaman,No 1(2018):hal 28-29

5
bahwa manusia mempunyai kebebasan berkehendak dan kemampuan berbuat, dan
tuhan sendiri terkesan memberikan peluang untuk itu. Sebagaimana dijelaskan
dalam surah Al-Kahfi ayat 29.Ayat tersebut menegaskan bahwa beriman atau
menjadi kafir merupakan pilihan manusia yang memang memiliki kebebasan
berkehendak. 5

4.Aliran Jabariyah

Kata Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa dan
mengharuskannya melaksanakan sesuatu atau secara harfiah dari lafadz aljabr
yang berarti paksaan. Kalau dikatakan Allah mempunyai sifat Aljabbar (dalam
bentuk mubalaghah), itu artinya Allah Maha Memaksa. Selanjutnya kata jabara
setelah ditarik menjadi jabariyah memiliki arti suatu aliran. Lebih lanjut Asy-
Syahratsan menegaskan bahwa paham Al jabr berarti menghilangkan perbuatan
manusia dalam arti yang sesungguhnya dan menyandarkannya kepada Allah,
Dengan kata lain manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa.

Secara istilah, jabbariyah berarti menyandarkan perbuatan manusia kepada


Allah SWT. Jabariyyah menurut mutakallimin adalah sebutan untuk mahzab al-
kalam yang menafikkan perbuatan manusia secara hakiki dan menisbatkan kepada
Allah SWT semata.

Aliran Jabbariyah ini sebenarnya sudah ada di kalangan bangsa Aeab


sebelum Islam. Sejarah mencatat bahwa orang yang pertama kali menampilkan
paham jabbariyah di kalangan umat Islam adalah Al-Ja‟d Ibn Dirham.

5.Aliran Mu’tazillah

Persoalan teologis yang cukup hangat diperbincangkan oleh para ulama


pada penghujung abad I hijrah ialah tentang status orang mukmin yang melakukan
dosa besar, apakah ia tetap mukmin atau menjadi kafir. Persoalan tersebut
kemudian muncul pula di majelis taklim yang dipimpin oleh Hasan al-Bashri (21-
110 H/642-728 M) di masjid Bashrah.

5
Eri Susanti,aliran aliran dalam pemikiran kalam ,vol 1, Jurnal Ad-Dirasah: Jurnal Hasil
Pembelajaran Ilmu-ilmu Keislaman,No 1(2018):hal 33-34

6
Masalah status mukmin yang berdosa besar tersebut muncul diforum
ketika dipertanyakan oleh seorang peserta kepada Hasan al-Bashri di
pengajiannya. Disaat Hasan al-Bashri masih berfikir untuk menjawab, secara
spontan salah seorang peserta pengajian yang bernama Washil ibn Atha (80-131
H/699-749 memberikan jawaban. Menurut pendapat saya katanya, orang mukmin
yang berbuat dosa besar maka statusnya tidak lagi mukmin sempurna namun juga
tidak kafir sempurna. Dia berada di antara dua posisi yang disebutnya al-Manzilah
bayn al-Manzilatain (tempat di antara dua tempat). Sesudah mengemukakan
pendapat tersebut, Washil ibn Atha langsung meninggalkan forum pengajian
Hasan al-Bashri dan diikuti oleh temannya yang bernama ‘Amr ibn Ubaid.
Mereka langsung menuju salah satu tempat lain di dalam masjid tersebut.

Melihat tindakan Washil dan temannya itu, Hasan al-Bashri pun


berkomentar dengan kata : I’tazala ‘Anna Washil, (Washil telah memisahkan diri
dari kita). Semenjak itulah Washil dan kawannya-kawannya dinamai dengan
sebutan Mu’tazilah.1 Peristiwa yang diceritakan di atas dinilai oleh banyak ahli
sejarah sebagai faktor utama penyebab lahirnya aliran Mu’tazilah.

Kaum Mu’tazilah sendiri sebenarnya menamakan golongan mereka


dengan sebutan “Ahlu al-‘adli wa al-tauhid, yakni golongan yang
mempertahankan keadilan dan keesaan Tuhan. Sebutan ini lebih mereka sukai
karena bersumber dari dua ajaran pokok yaitu al’Adlu dan al-Tauhid. Tokoh-
tokoh Pendukung Aliran Mu’tazilah diantaranya, Washil ibn Atha (80-131 H),
Abu Huzail Muhammad ibn Huzail ibn Ubaidillah ibn Makhul al-Allaf, Ibrahim
ibn Sayyar ibn Hani al-Nazham, Abu Ali Muhammad ibn Ali al-Jubba’i.6

6.Aliran Ahl Al- Sunnah Wa Al- Jamaah

Asy‟ariyah adalah nama aliran di dalam islam, nama lain dari aliran ini
adalah Ahlu Sunnah wal Jamaah. Aliran Asy’ariyyah adalah aliran teologi yang
dinisbahkan kepada pendirinya, yaitu Abu al-Hasan Ali ibn Islmail al-Asy’ari.

6
Eri Susanti,aliran aliran dalam pemikiran kalam ,vol 1, Jurnal Ad-Dirasah: Jurnal Hasil
Pembelajaran Ilmu-ilmu Keislaman,No 1(2018):hal 30-31

7
Menurut aliran Asy‟ariyyah, Allah mempunyai beberapa sifat dan sifat-
sifat itu bukan zat-Nya dan bukan pula selain zat-Nya, namun ada pada zat-Nya.
Meskipun penjelasan Asy‟ariyyah itu mengandung kontradiksi, hanya dengan
itulah aliran tersebut dapat melepaskan diri dari paham ta’addud al- qudama
(banyaknya yang kadim) setidak-tidaknya menurut pemikiran mereka.

Nama aliran asy’ariyah di ambil atau di kaitkan dengan nama seorang


tokoh pendirinya yaitu imam al asyariah nama lengkapnya adalah Abu Al Hasan
Ali Bin Ismail Bin Ali Basyr Bin Salam Bin Ismail Bin Abdullah Bin Musa Bin
Abu Burdah Bin Musa Al- Asyari.

Yaitu orangyangberpegang kepada al quran dan hadist nabi dan segala


sahabat dan salah satu daripada mazhab seperti mazhab imam abu hasan al asyari
dan imam abu mansur al maturidi dan imam fakhrurrazi dan imam Sanusi maka
semua perbuatan yang berlaku di dalam alam ini seperti gerak dan diam baik dan
jahat, rahmat dan bala, dll. Semuanya itu adalah perbuatan Allah SWT, tetapi
bahwa pada hamba ada ikhtiar yang telah dijadikan Allah SWT maka disuruhlah
berusaha dan berikhtiar untuk memilih akan sekalian perbuatan itu.7

7.Aliran Murji’ah

Murjiah berasal dari bahasa Arab irja artinya penundaan atau


penangguhan. Karena sekte yang berkembang pada masa awal islam yang dapat
diistilahkan sebagai “orang-orang yang diam”. Mereka meyakini bahwa dosa
besar merupakan imbangan atau pelanggaran terhadap keimanan dan bahwa
hukuman atau dosa tidak berlaku selamanya. Oleh karena itu, ia menunda atau
menahan pemutusan dan penghukuman pelaku dosa di dunia ini. Hal ini
mendorong mereka untuk tidak ikut campur masalah politik. Satu diantara doktrin
mereka adalah shalat berjamaah dengan seorang imam yang diragukan
keadilannya adalah sah. Doktrin ini diakui oleh kalangan islam sunni namun tidak
untuk kalangan syiah.

7
Mawardy Hatta,Aliran-Aliran Kalam/Teologi Dalam Sejarah Islam,pertama (Yogyakarta: CV
Aswaja Pressindo,2016),Hal 161

8
Aliran Murjiah muncul sebagai reaksi dari aliran kharjiyyah yang
memandang perbuatan dosa sebagai quasi absolut dan merupakan sifat penentu,
murji‟ah lebih cenderung sebagai reaksi terhadap kharijiyyah daripada terhadap
aliran mayoritas. Sangat kontras dengan aliran kharjiyyah yang mirip sekali
dengan ajaran yang mirip sekali dengan ajaran St. John tentang “dosa yang
dihukum mati”. Aliran Murji‟ah muncul dengan mengusung keyakinan lain
mengenai dosa besar. Masalah yang mulanya hanya bersifat politis akhirnya
berkembang menjadi masalah teologis. Lantara dua aliran tersebut muncul
mendahului aliran Mu‟tazillah, maka tidak salah pula jika Wolfson menyebut
bahwa keduanya sebagai aliran pra-Mu‟tazilah dalam teologi islam. 8

Adadun golongan murji’ah ekstrim terdiri atas beberapa kelompok antara


lain al-jamiah’ash-shalihiyah,al-yunisiyah,al-ghasaniyah,al-tsaubaniyah,al-
tsaumaniyah,al-najariyah,dan al-karamiyah.9

8.Aliran Maturidiah

Nama Maturidiyyah diambil dari nama tokoh pertama yang tampil


mengajukan pemikiran sendiri. Nama lengkapnya adalah Abu Mansur
Muhammad Ibn Mahmud al-Maturidi. Beliau lahir di Samarkand pada
pertengahan kedua abad kesembilan Masehi kedua abad ke-9 M dan meninggal
tahun 944 M.

Aliran Maturidiyyah yang dikatakan tampil sebagai reaksi terhadap


pemikiran-pemikiran mu‟tazzilah yang rasional itu, tidaklah seluruhnya sejalan
dengan pemikiran yang yang diberikan oleh al-asy‟ari. Sebagaimana dijelaskan
sebelumnya bahwa pemikiran teologi asy‟ari sangat banyak menggunakan makna
teks nash agama (Quran dan Sunnah), maka Maturidiyyah dengan latar belakang
mazhab Habafi yang dianutnya banyak menggunakan takwil.

Tokoh pertama dari aliran Maturidiyyah adalah al-Maturidi sendiri.


Sebagai pemikir yang tampil dalam menghadapi pemikiran Muktazilah, almaturidi

8
Eri Susanti,aliran aliran dalam pemikiran kalam ,vol 1, Jurnal Ad-Dirasah: Jurnal Hasil
Pembelajaran Ilmu-ilmu Keislaman,No 1(2018):hal 39
9
Mawardy Hatta,Aliran-Aliran Kalam/Teologi Dalam Sejarah Islam,pertama (Yogyakarta: CV
Aswaja Pressindo,2016),Hal 75

9
banyak menyerang pemikiran mu‟tazillah. Namun karena ia memiliki latar
belakang intelektual pandangan-pandangan rasional Abu Hanifahm dicelah-celah
perbedaan itu terdapat pula kesamaan. Murid terpenting dari Al-Maturidi adalah
Abu al-Yusuf Muhammad alBazdawi. Ia dilahirkan pada tahun 421 H dan
meninggal pada tahun 439 H. Sebagai diketahui bahwa nenek AlBazdawi adalah
murid dari al-Maturidi. Al-Bazwadi sendiri mengetahui ajaran-ajaran alMaturidi
dari orang tuanya. Agaknya pewarisan paham yang sudah melalui tiga jenjang
terhadap AlBazdawi sendiri tidak urung membuat berbagai perbedaan antara al-
bazdawi dengan al-maturidi. Apalagi bila hal itu dikaitkan dengan kebebasan
intelektual di kalangan ulama masa lampau. Inilah kemudian yang membuat
terdapatnya dua cabang aliran dalam Maturidiyyah, yaitu cabang Samarkand
dengan tokoh Maturidi sendiri dan cabang Bukhara dengan tokoh utama al-
Bazdawi.10

Pemikiran-pemikiran kalam aliran Maturidiyyah meliputi:

1. Kemampuan akal dan fungsi wahyu


2. Af’alul ‘Ibad (perbuatan hamba)
3. Keadilan Tuhan
4. Kehendak dan kekuasaan tuhan
5. Sifat Tuhan
6. Anthropomorphisme
7. Rukyatullah
8. Kalam Allah ( Al-Qur’an)
9. Batasan Iman 11
C. Beberapa Masalah Dan Perbandingan Aliran Kalam.

1.Iman dan kufur


a. Aliran Khawarij
Khawarij menetapkan dosa itu hanya satu macamnya, yaitu dosa besar
agar dengan demikian orang Islam yang tidak sejalan dengan pendiriannya dapat

10
Eri Susanti,aliran aliran dalam pemikiran kalam ,vol 1, Jurnal Ad-Dirasah: Jurnal Hasil
Pembelajaran Ilmu-ilmu Keislaman,No 1(2018):hal 38
11
Mawardy Hatta,Aliran-Aliran Kalam/Teologi Dalam Sejarah Islam,pertama (Yogyakarta: CV
Aswaja Pressindo,2016),Hal 222

10
diperangi dan dapat dirampas harta bendanya dengan dalih mereka berdosa dan
setiap yang berdosa adalah kafir. Mengkafirkan Ali, Utsman, orang hakam, orang-
orang yang terlibat dalam perang jamal dan orang-orang yang rela terhadap
tahkim dan mengkafirkan orang-orang yang berdosa besar dan wajib berontak
terhadap penguasa yang menyeleweng.
b. Aliran Murji’ah
Menurut sub sekte murji’ah yang ekstrim adalah mereka yang
berpandangan bahwa keimanan terletak di dalam kalbu. Oleh karena itu, segala
ucapan dan perbuatan seseorang yang menyimpang dari kaidah agama tidak
berarti menggeser atau merusak keimanannya, bahkan keimanannya masih
sempurna dalam pandangan Tuhan.
Sementara yang dimaksud murji’ah moderat adalah mereka yang
berpendapat bahwa pelaku dosa besar tidaklah menjadi kafir. Meskipun disiksa di
neraka, ia tidak kekal
didalamnya bergantung pada dosa yang dilakukannya.
c. Aliran Mu'tazilah
Iman adalah tashdiq di dalam hati, iktar dengan lisan dan dibuktikan
dengan perbuatan konsep ketiga ini mengaitkan perbuatan manusia dengan iman,
karena itu, keimanan seseorang ditentukan pula oleh amal perbuatannya. Konsep
ini dianut pula olah Khawarij.
d. Aliran Asy’ariyah
Menurut aliran ini, dijelaskan oleh syahrastani, iman secara esensial adalah
tasdiq bil al janan (membenarkan dengan kalbu). Sedangkan qaul dengan lesan
dan melakukan berbagai kewajiban utama (amal bil arkan) hanya merupakan furu’
(cabang-cabang) iman. Oleh sebab itu, siapa pun yang membenarkan ke-Esaan
Allah dengan kalbunya dan juga membenarkan utusan-utusan nya beserta apa
yang mereka bawa dari-Nya, iman secara ini merupakan sahih. Dan keimanan
seseorang tidak akan hilang kecuali ia mengingkari salah satu dari hal-hal
tersebut.
e. Maturidiyah
Iman adalah tasdid dalam hati dan diikrarkan dengan lidah, dengan kata
lain, seseorang bisa disebut beriman jika ia mempercayai dalam hatinya akan

11
kebenaran Allah dan mengikrarkan kepercayaannya itu dengan lidah. Konsep ini
juga tidak menghubungkan iman dengan amal perbuatan manusia. yang penting
tasdid dan ikrar.12
2. Kebebasan manusia dan kehendak muthlak Tuhan
a. Aliran Jabariyah
Menurut aliran ini, manusia tidak berkuasa atas perbuatannya yang
menentukan perbuatan manusia itu adalah Tuhan, karena itu manusia tidak
berdaya sama sekali untuk mewujudkan perbuatannya baik atau buruk.
Diumpamakan manusia seperti wayang yang tidak berdaya, bagaimana dan
kemana ia bergerak terserah dalang yang memainkan wayang itu. Dalang manusia
adalah Tuhan, ini dianggap paham Jabariyah yang dianggap moderat, perbuatan
manusia tidak sepenuhnya ditentukan untuk Tuhan, tetapi manusia punya andil
juga dalam dalam mewujudkan perbuatannya.
b. Aliran Qadariyah
Manusia mempunyai iradat (kemampuan berkehendak atau memilih) dan
qudrah (kemampuan untuk berbuat). Menurut paham ini Allah SWT membekali
manusia sejak lahirnya dengan qudrat dan iradat, suatu kemampuan untuk
mewujudkan perbuatan-perbuatan tersebut.
c. Aliran Mu'tazilah
Paham ini dalam masalah af’al ibadah seirama dengan paham Qadariyah
untuk perbuatan-perbuatan Tuhan, mereka berpendapat bahwa Tuhan mempunyai
kewajiban-kewajiban itu dapat disimpulkan dalam satu kewajiban yaitu kewajiban
berbuat baik dan terbaik bagi manusia seperti kewajiban Tuhan menepati janji-
janji-Nya. Kewajiban Tuhan mengirim Rasulrasul- Nya untuk petunjuk kepada
manusia dan lain-lain.
d. Aliran Asy’ariyah
Dalam menggambarkan hubungan perbuatan manusiadengan qodrat dan
iradat Tuhan, Abu Hasan Ali Bin Ismail al- Asy’ari menggunakan paham kasb
yang dimaksud dengan al-Kasb adalah berbarengan kekuasaan manusia dengan

12
e-baca.com:"Perbandingan pemikiran aliran kalam "https://e-baca.com/perbandingan-pemikiran-
aliran-ilmu-kalam/ Dipublikasikan tanggal 18 April 2020.

12
perbuatan Tuhan. Artinya apabila seseorang ingin melakukan suatu perbuatan,
perbuatan itu baru terlaksana jika sesuai dengan kehendak Tuhan.
e. Aliran Maturidiyah
Menurut golongan maturidiyah, kemauan sebenarnya adalah kemauan
Tuhan namun tidak selamanya perbuatan manusia dilakukan atas kerelaan Tuhan
karena Tuhan tidak menyukai perbuatan-perbuatan buruk. Jadi di dalam aliran
Maturidiyah ada 2 unsur: kehendak dan kerelaan. 13

13
e-baca.com:"Perbandingan pemikiran aliran kalam "https://e-baca.com/perbandingan-pemikiran-
aliran-ilmu-kalam/ Dipublikasikan tanggal 18 April 2020.

13
BAB III
PENUTUP
Ilmu kalam berasal dari dua kata yaitu, Ilmu dan Kalam. Prasa ini ingin
menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah ilmu tentang kalam. Ilmu kalam
membahas ajaran-ajaran dasar di dalam agama Islam. Ajaran-ajaran dasar itu
menyangkut wujud Allah, Kerasulan Muhammad, dan Al-Quran, serta orang
yang percaya dengan tiga hal itu, yakni orang muslim dan mukmin, serta orang
yang tidak percaya, yakni kafir dan musyrik, soal surga dan neraka, dll. Ilmu
kalam memiliki banyak aliran yang diantaranya: Khawarij, Syiah, Qadariyah,
Jabariyah, Murji‟ah, Mu‟tazilah, Maturidiyyah, dan Asy‟ariyyah. Setiap aliran-
aliran yang ada di dalam ilmu kalam memiliki doktrin-doktrinnya masingmasing
yang mereka yakini dan mereka pertahankan.

14
DAFTAR PUSTAKA
Hatta,mawardy.(2016).Aliran-Airan kalam/teologi dalam sejarah
pemikiran islam.Yogyakarta:Aswaja Pressindo
Susanti,Eri.2018.” Aliran aliran dalam pemikiran kalam”dalam Jurnal Ad-
Dirasah: Jurnal Hasil Pembelajaran Ilmu-ilmu Keislaman Volume 1 (hlm 23-42).
Pontianak:Fakultas Ushuluddin adab dan dakwah (FUAD) Institut Agama Islam
Negeri (IAIN)
e-baca.com.(2020,18 April).Perbandingan pemikiran aliran kalam
.Dipublikasikan tanggal 18 April 2020,dari https://e-baca.com/perbandingan-
pemikiran-aliran-ilmu-kalam/

15

Anda mungkin juga menyukai