ANASTASYA A25121044
FICKA INDRIANI MOHAMA A25121077
NUR AZISAH A25121038
RAODATUL JANNAH A25121007
SRI RAHAYU NINGSIH A25121022
TRIA TESSALONICA POTAKA A25121090
ZULKARNAIN KALLO A25121050
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan cara dikemas dan disajikan dengan format dan
bahasa sederhana namun penuh manfaat, laporan ini berjudul ”Fungsi Asam
Lemak Dan Biosintesis Asam Lemak”
Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan penulis dalam
menyusun laporan ini. Kami sadar bahwa laporan ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaaan baik dalam materi maupun cara penyajian
penulisannya, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk pengembangan dan kesempurnaan laporan ini dan sangat
berharap semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya. Besar
harapan kami dapat meginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan
lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya. Semoga informasi yang
terdapat dalam laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Penyusun
II
DAFTAR ISI
3.3 TUJUAN.................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
3.1 KESIMPULAN......................................................................................... 12
3.2 SARAN....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
III
BAB I
PENDAHULUAN
Lipida adalah segolongan senyawa yang berasal dari makhluk hidup relatif
tidak larut dalam air, akan tctapi larut dalam zat-zat pelarut nonpolar. Berlainan
dengan karbohidrat atau protein, yang masing-masing memiliki struktur dasar
yang sama, lipida terdiri atas bermacam-macam senyawa heterogen dengan
struktur yang berbeda satu dengan yang lain. Tiap-tiap jenis lipida dapat
mempunyai fungsi sendiri dalam tubuh (Albert,L. Lehninger., 2000)
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
sel, dan vitamin K sangat penting untuk proses pembekuan darah.
Jika Anda tidak memiliki cukup lemak di tubuh, maka tubuh akan
kekurangan satu atau lebih manfaat dari vitamin ini.
3
bertindak sebagai bantalan pelindung jika terjadi benturan keras yang
mengancam organ vitaltadi. Lapisan lemak ini akan menyerap sebanyak
mungkin efek benturan sehingga bisa melindungi organ dan struktur
penting lainnya agar tidak mengalami kerusakan yang para
4
biosintesis asam lemak membutuhkan asam sitrat sebagai kofaktor, dan
diperlukan adanya CO2, dalam biosintesis asam lemak sebagai faktor
pembantu dalam mekanisme pemanjangan rantai asam lemak,
walaupun CO₂ tidak tergabungkan ke dalam asam lemak tersebut.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
5
lemak jenuh 16-karbon). Suatu komponen protein nonenzimatik tetapi
kritis dari sintetase palmitat adalah protein karier asil (ACP), pertama
kali diisolasi dari E. coli oleh P. Roy Vagelos dan rekannya. Penelitian
mereka menun jukkan bahwa ACP secara relatif merupakan protein
kecil yang mengandung 77 residu asam amino dan mempunyai suatu
gugusan prostetik, 4'-fosfopantetein, yang terikat secara kovalen
dengan gugusan hidroksil Ser36 dari protein. Pada hewan yang lebih
tinggi, ACP tampak merupakan bagian integral dari rantai polipeptida
tunggal. Fungsi ACP dalam sintesis asam lemak, seperti yang tidak
langsung dinyatakan dari namanya, adalah bertindak sebagai suatu
karier perantara, yang gugusan asilnya terikat secara kovalen dalam
ikatan tioester pada terminus sulfhidril dari campuran 4'-tostopantetein.
Sintesis de novo adalah pembentukan asam lemak (palmitat) dari
asetil KoA Asetil-KoA ini berasal dari glikolisis dan dari katabolisme
asam-asam amino. Sintesis de novo terjadi terutama di dalam hati untuk
kemudian sebagian besar diangkut dan disimpan dalam jaringan lemak
dalam bentuk trigliserida.Proses ini terjadi di sitosol, sedangkan asetil-
KoA yang merupakan bahan dasarnya, terbentuk dari piruvat di dalam
mitokondria Asetil-KoA keluar dari mitokondria dengan jalan
membentuk sitrat setelah bereaksi dengan oksaloasetat. Reaksi ini
adalah sebagian dari siklus TCA (tricarboxylicacid acid). Sebagian dari
sitrat tidak mengalami oksidasi lebih lanjut pada siklus TCA
(tricarboxylicacid acid), tetapi dipindahkan keluar dari mitokondria
oleh trnasporter-trikarboksilat yang terdapat pada membran dalam
mitokondria. Pada sitosol, dengan adanya ATP dan koenzim A, sitrat
dipecah oleh enzim ATP-sitrat liase, membebaskan kembali asetilKoA
dan oksaloasetat. Dengan demikian, asetil-KoA yang semula terbentuk
dari piruvat dalam mitokondria dipindahkan kesitosol untuk disintesis
menjadi palmitat oksaloasetat yang dibebaskan pada sitosol, dengan
adanya NADH, membentuk malat. Malat kemudian oleh enzim malat
menjadi piruvat dengan melepaskan hidrogen, yang ditangkap oleh
6
NADP. NADPH yang terbentuk digunakan sebagai donor hidrogen
pada sintesis de novo. Piruvat yang terbentuk masuk kembali ke dalam
mitokondria dan dengan dikatalisis enzim piruvat karboksilase,
membentuk kembali oksaloasetat yang semula dipakai untuk
membentuk sitrat. Perjalanan dari suratoksaloasetat-malat-piruvat-
oksaloasetat dan membentuk kembali sitrat ini sebagai siklus sitrat-
pirupat.Malat yang terbentuk, selain membentuk piruvat, juga dapat
memasuki mitokondria dengan bantuan transporter dikarboksilat, yang
kemudian masuk kesiklus TCA (tricarboxylicacid acid) membentuk
kembali oksaloasetat. Selain asetil-KoA denovo juga memerlukan :
NADH, yang diperoleh dari reaksi yang dikatalisis oleh enzim malat,
dari HMP Shunt dan dari yang dikatalisis oleh enzim isositrat
dehidrogenase; ATP dan CO2 untuk sintesis malonil-KoA. CO2
diperoleh dari bikarbonat HMP-shunt (lintasan heksosa monophospat)
merupakan siklus pentosa phospat tidak menghasilkan ATP (jalur
alternatif untuk oksidasi glukosa), tetapi mempunyai dua fungsi utama
yaitu : (1) sebagai produksi NADPH atau digunakan sintesis reduktif
seperti biosintasis asam lemak dan steroid (2) sebagai penghasil ribosa
pada biosintesis nukleotida serta asam lemak.Lintasan ini bekerja aktif
di dalam hati, jaringan adiposa, korteks adrenal, tiroid, eritrosit, testis,
kelenjar mammae dari wanita yang menyusui, dan memiliki aktivitas
yang rendah di dalam otot skelet (otot skelet mampu mensintesisribosa
5-phospat untuk sintesis nukleotida).
7
sintase- B-ketoasil-ACP, aktivitas enzimatik lain dari sintetase pal
mitat. Dengan perlekatan unit asetil pada sintase (sintase-asetil)
dan ACP bebas untuk menerima suatu gugusan asil, sistem ini
sekarang dilengkapi untuk memulai siklus pertama reaksi yang
akan menam bah suatu unit dua karbon (dilengkapi oleh malonil-
KoA).
Masuknya malonil-KoA ke dalam sistem dikatalisis oleh
suatu aktivitas enzimatik ketiga, maloniltransferase-ACP, dan
memerlukan transfer campuran malonil dari malonil-KoA ke
residu Ser dari malo niltransferase- ACP dan kemudian ke ACP,
menghasilkan malonil ACP Pada reaksi selanjutnya, gugusan asetil
yang terikat pada suatu gugusan sulfhidril dari sintase B-ketoasil-
ACP berkondensasi dengan malonil-ACP untuk menghasilkan
asetoasetil-ACPdan CO2 Reaksi ini dikatalisis oleh sintase. Yang
mempunyai makna biologi adalah kenyataan bahwa dekarboksilasi
residu malonil, yang mem buat reaksi eksergonik yang tinggi,
menjamin bahwa keseimbangan jauh ke kanan, yaitu ke arah
sintesis aseto-asetil-ACP.
8
Tiga reaksi selanjutnya dari siklus (IV-VI) mengubah
asetoasetil-ACP menjadi butiril-ACP, yaitu, gugusan keto pada C-3
dari asetoasetil-ACP yang direduksi oleh suatu gugusan metilen. Pada
reaksi pertama, dikatalisis oleh reduktase B-ketoasil ACP, asetoasetil-
ACP direduksi menghasilkan D-hidroksibutiril- ACP. NADPH
bertindak sebagai koenzim dari reaksi. (Reaksi analog pada oksidasi-ẞ
menghasilkan L-isomer dari perantara hidroksi.) Re aksi kedua
dikatalisis oleh dehidratase hidroksiasil-B-ACP dan meli batkan
dehidrasi dari D-hidroksibutiril-B-ACP menghasilkan krotonil ACP,
suatu trans-enoil-A-ACP. Reaksi terakhir, dikatalisis oleh reduktase
enoil-B-ACP, merupakan reduksi kedua, yang mengubah krotonil-ACP
menjadi butin-ACP, dan sekali lagi, NADPH merupakan koenzim
yang diperlukan. Jadi, setelah siklus perpanjangan per tama, prekursor
C4 (butiril) dari palmitat telah disintesis dari suatu unit C2 (asetil) dan
Ca (malonil), dengan gugusan asetil yang merupakan dua atom
terminal dan rantai asam lemak yang bertumbuh.
9
Siklus kedua dalam sintesis palmitat. dan gambaran ini
menekankan pada peranan karier yang diperun tukkan bagi perputaran
lengan 4-tostopantelein dan bagian ACP sintetase palmitat, Pada siklus
kedua, gugusan butiril dan butiril-ACP (produk dari siklus pertama)
pertama kali ditransfer melalui asiltrans ferase-ACP ke gugusan tiol
dan sintase ketoasil-B-ACP-suatu reak si yang analog dengan transfer
dari residu asetil untuk melengkapi sistem. Kemudian terjadi transfer
unit malonil dari malonil Ko-A ke ACP oleh maloniltransferase-ACP.
Yang terjadi selanjutnya adalah kondensasi campuran butiril dari
sintase-butiril dengan malonil-ACP untuk menghasilkan perantara G6,
ketokaproil B-ACP, dan CO2. Untuk melengkapi siklus, ketokaproil-
B-ACP pertama kali direduksi (reduktase ketoasil-B-ACP), kemudian
didehi drasi (dehidratase hidroksiasil-B-ACP), dan akhirnya direduksi
kembali (reduktase enoll-B- ACP) menghasilkan kaproil-ACP, Jadi,
pada akhir dari dua siklus, telah disintesis suatu perantara asam lemak-
C6. reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
10
dari sintetase mengendalikan produksinya sendiri. Sistem ini juga
khas untuk asetil-KoA dan ma lonil-KOA dan tidak akan
menerima setiap derivat asil-KoA dari per antara asam lemak.
Jika dipertimbangkan ciri sintesis asam lemak di atas, maka
menjadi jelas bahwa sintetase palmitat merupakan suatu sistem
sangat terintegrasi dan terkontrol yang terutama dipro gram untuk
sintesis palmitat.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN
Saran yang kami ajukan dari makalah ini yaitu setelah mengetahui
Fungsi Asam Lemak dan Biosintesis Asam Lemak, kita dapat
menerapkan dalam kehidupan kita terutama dalam fungsinya
12
DAFTAR PUSTAKA
XIII