Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH LIPID II

FUNGSI ASAM LEMAK DAN BIOSINTESIS ASAM LEMAK

DISUSUN OLEH : KELOMPOK IV

ANASTASYA A25121044
FICKA INDRIANI MOHAMA A25121077
NUR AZISAH A25121038
RAODATUL JANNAH A25121007
SRI RAHAYU NINGSIH A25121022
TRIA TESSALONICA POTAKA A25121090
ZULKARNAIN KALLO A25121050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan cara dikemas dan disajikan dengan format dan
bahasa sederhana namun penuh manfaat, laporan ini berjudul ”Fungsi Asam
Lemak Dan Biosintesis Asam Lemak”
Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan penulis dalam
menyusun laporan ini. Kami sadar bahwa laporan  ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaaan baik dalam materi maupun cara penyajian
penulisannya, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk pengembangan dan kesempurnaan laporan ini dan sangat
berharap semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya. Besar
harapan kami dapat meginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan
lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya. Semoga informasi yang
terdapat dalam laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Palu, 25 Oktober 2022

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................. ii


DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................. 1

2.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................... 1

3.3 TUJUAN.................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2

2.1 FUNGSI ASAM LEMAK........................................................................ 2

2.2 BIOSINTESIS ASAM LEMAK.............................................................. 4

BAB III PENUTUP......................................................................................... 12

3.1 KESIMPULAN......................................................................................... 12

3.2 SARAN....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lipida adalah segolongan senyawa yang berasal dari makhluk hidup relatif
tidak larut dalam air, akan tctapi larut dalam zat-zat pelarut nonpolar. Berlainan
dengan karbohidrat atau protein, yang masing-masing memiliki struktur dasar
yang sama, lipida terdiri atas bermacam-macam senyawa heterogen dengan
struktur yang berbeda satu dengan yang lain. Tiap-tiap jenis lipida dapat
mempunyai fungsi sendiri dalam tubuh (Albert,L. Lehninger., 2000)

Lipida penting bagi tubuh karena peranannya dalam berbagai fungsi


metabolisme. Sebagai sumber energi sejumlah besar energi dapat dihasilkan dan
oksidasi asam-asam lemak dalam tubuh. Penggunaan lipid yang berlebih harus
diimbangi dengan pemberian karbohidrat, kalau tidak akan terjadi perlemakan
hati, ketosis (secara patologis/ terjadi kelaian keadaan tubuh yang di dalam dan di
luar dengan cara pemeriksaan darah).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Apa saja fungsi dari lemak?


1.2.2. Ada berapa tahapan biosintesis asam lemak?
1.2.3. Tahap-tahap apa saja yang terdapat dalam biosintesis asam lemak?

1.3 Tujuan

1.3.1. Mengetahui fungsi dari lemak


1.3.2. Mengetahui tahapan biosintesis asam lemak
1.3.3. Mengetahui tahap-tahap dalam biosintesis asam lemak

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. FUNGSI ASAM LEMAK

2.1.1. Lemak Sebagai Penyedia Energi

Meskipun sumber utama energi untuk tubuh kita adalah


karbohidrat, lemak digunakan sebagai sumber energi cadangan jika
karbohidrat tidaktersedia. Kehadiran lemak juga sedikit membantu
protein, sehingga fungsi protein dalam tubuh dapat dimaksimalkan
kepada hal lain yang membutuhkansumber protein.Fungsi lemak yang
pertama sebagai sumber energi untukmenunjang fungsi tubuh.Penting
untuk diingat bahwa setiap gram lemakmemiliki sembilan kalori, dua
kali lipat labih banyak dari kalori protein dankarbohidrat. Oleh karena
itu, Anda harus menghindari konsumsi lemak lebihdari 20 – 35% dari
konsumsi kalori harian Anda. Dalam diet 1.800 kalori, Anda hanya
diperbolehkan mengkonsumsi 40-70 gram lemak.Kelebihanlemak di
dalam tubuh disimpan pada bagian tubuh berikut ini: 50% pada jaringan
bawah kulit (daerah subkutan), 45% pada rongga perut
yangmenyelimuti organ dalam, dan 5% pada jaringan intramuscular.

2.1.2. Lemak Membantu Menyerap Vitamin

Beberapa vitamin, dikenal juga sebagai vitamin yang larut


dalamlemak, itu artinya vitamin ini memerlukan lemak agar bisa
diserap dandisimpan dengan baik pada tubuh. Beberapa contohnya
yaitu, vitamin A,vitamin D, vitamin E dan vitamin K, semua vitamin ini
merupakan komponen penting dari makanan yang kita konsumsi sehari-
hari. Tanpa bantuan lemak,tubuhakan kesulitan menyerap jenis vitamin
ini.Vitamin A bertanggung jawabuntuk meningkatkan fungsi
penglihatan dan menjaga kesehatan mata. Vitamin D membantu
menyerap kalsium, vitamin E menetralisir radikal bebas danmelindungi

2
sel, dan vitamin K sangat penting untuk proses pembekuan darah.
Jika Anda tidak memiliki cukup lemak di tubuh, maka tubuh akan
kekurangan satu atau lebih manfaat dari vitamin ini.

2.1.3. Lemak Sebagai Cadangan Energi

Jangan salah mengira kalau lemak di bawah kulit kita tidak


berguna apa-apa, bahkan hanya memperburuk penampilan saja, padahal
dibalik itu fungsi lemak tersebut sangat penting. Tubuh dapat
menyimpan lemak sebagai cadangan energi untuk digunakan di
kemudian hari. Ketika Anda mengonsumsi makanan yang mengandung
lebih banyak energi daripada yang dibutuhkan tubuh, makanan berlebih
itu akan disimpan sebagai lemak subkutan di bawah kulit. Kelebihan
lemak ini juga disimpan pada bagian pahadan perut, efeknya akan
membuat kulit menjadi lebih gemuk atau berisi. Tubuh juga
menyimpan lemak di sekitar organ vital kita, hal ini untuk membantu
melindunginya dari gangguan yang berasal dari luar atau gerakan
mendadak.

2.1.4. Lemak Menjaga Temperatur Tubuh Tetap Normal

Hampir setiap orang memiliki lapisan lemak tipis yang berada


tepat di bawah kulit. Lapisan lemak ini dirancang untuk melindungi
tubuh, menjaga panas di dalam tubuh kita sehingga suhu tubuh tetap
dalam kisaran normal.Selain menahan panas di dalam, lapisan lemak ini
juga bisa melindungi bagian dalam tubuh dari perubahan suhu ekstrim
diluar tubuh. Cara kerjalapisan lemak ini adalah, ketika suhu kulit kita
turun drastis atau ketika cuaca di luar dingin, timbunan lemak tadi akan
menghasilkan panas yang membantu meningkatkan suhu tubuh ke
kisaran normal kembali.
2.1.5 Lemak Melindungi Organ-Organ Penting Dalam Tubuh
Lemak tidak hanya berada di kulit dan sekitarnya, tetapi lapisan
lemak juga ada yang menyelimuti organ utama (termasuk otak dan
jantung), saraf, jaringan tisu dan tulang. Fungsi lemak di area ini untuk

3
bertindak sebagai bantalan pelindung jika terjadi benturan keras yang
mengancam organ vitaltadi. Lapisan lemak ini akan menyerap sebanyak
mungkin efek benturan sehingga bisa melindungi organ dan struktur
penting lainnya agar tidak mengalami kerusakan yang para

2.2. BIOSINTESIS ASAM LEMAK


Biosintesis asam lemak sebagai bagian dari biosintesis lipida
adalah suatu proses metabolisme yang penting dalam jasad hidup. Hal ini
benar jika diingat jaringan hewan mempunyai kemampuan terbatas untuk
menyimpan energi dalam bentuk karbohidrat. Dalam hal ini sebagian dari
polisakarida dirombak melalui proses kolisis menjadi asetil koenzim-A,
yang merupakan prazat untuk biosintesis a lemak dan triasilgliserol.
Senyawa lipida ini mempunyai kandungan energi yang lebih tinggi
daripada karbohidrat dan dapat disimpan sebagai cadangan energi yang
besar di dalam jaringan lemak. Di dalam tumbuhan, senyawa lipida impan
sebagai cadangan energi yang cukup besar di dalam biji dan buah.
Secara keseluruhan, biosintesis asam lemak terbagi menjadi tiga
tahap utama: pertama, pembentukan malonil koenzim-A dari asetil
koenzim-A, kedua, pemanjangan rantai asam lemak sampai terbentuknya
asam palmitat secara kontinu dengan tiap kali penambahan malonil
koenzim-A dan pelepasan CO₂; dan ketiga, pemanjangan rantai asam
palmitat secara bertahap bergantung pada keadaan dan komposisi faktor
penunjang reaksi di dalam sel. Tahap pertama dan kedua adalah
mekanisme de novo biosintesis asam lemak dalam hewan dan tumbuhan,
sedangkan tahap ketiga bukan mekanisme de novo karena berlangsungnya
reaksi di tentukan oleh faktor luar, bukan secara keturunan.

2.2.1. Pembentukan Malonil Koenzim-A Dari Asetil Koenzim-A


Biosintesis asam lemak dari asetil koenzim-A terjadi di hampir
semua bagian tubuh hewan, terutama di dalam jaringan hati, jaringan
lemak, dan kelenjar susu. sintesis ini berlangsung melalui beberapa
mekanisme pertama, biosintesis asam lemak berlangsung di sitoplasma,

4
biosintesis asam lemak membutuhkan asam sitrat sebagai kofaktor, dan
diperlukan adanya CO2, dalam biosintesis asam lemak sebagai faktor
pembantu dalam mekanisme pemanjangan rantai asam lemak,
walaupun CO₂ tidak tergabungkan ke dalam asam lemak tersebut.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

2.2.2. Produksi Malonil-KoA-pada reaksi awal


CO2 sangat merangsang penggabungan dari asetil KOA ke dalam
struktur asam lemak. Peneliti menemukan bahwa asetil- KoA harus
diubah menjadi malonil-KoA sebelum digunakan untuk sintesis asam
lemak. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah asetil-KOA
karboksilase, dan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 18-1,
karboksilasi tergan tung-ATP memerlukan Mn dan biotin sebagai
kofaktor. Produksi malonil-KoA dari asetil-KoA dianggap merupakan
langkah pertama dari proses yang dilaksanakan dalam sintesis asam
lemak, seperti yang diharapkan, juga merupakan reaksi kecepatan
terbatas dari proses primer.

2.2.3. Sintetase Palmitat (Sintetase Asam Lemak)

Produk primer dari sintesis asam lemak adalah palmitat (asam

5
lemak jenuh 16-karbon). Suatu komponen protein nonenzimatik tetapi
kritis dari sintetase palmitat adalah protein karier asil (ACP), pertama
kali diisolasi dari E. coli oleh P. Roy Vagelos dan rekannya. Penelitian
mereka menun jukkan bahwa ACP secara relatif merupakan protein
kecil yang mengandung 77 residu asam amino dan mempunyai suatu
gugusan prostetik, 4'-fosfopantetein, yang terikat secara kovalen
dengan gugusan hidroksil Ser36 dari protein. Pada hewan yang lebih
tinggi, ACP tampak merupakan bagian integral dari rantai polipeptida
tunggal. Fungsi ACP dalam sintesis asam lemak, seperti yang tidak
langsung dinyatakan dari namanya, adalah bertindak sebagai suatu
karier perantara, yang gugusan asilnya terikat secara kovalen dalam
ikatan tioester pada terminus sulfhidril dari campuran 4'-tostopantetein.
Sintesis de novo adalah pembentukan asam lemak (palmitat) dari
asetil KoA Asetil-KoA ini berasal dari glikolisis dan dari katabolisme
asam-asam amino. Sintesis de novo terjadi terutama di dalam hati untuk
kemudian sebagian besar diangkut dan disimpan dalam jaringan lemak
dalam bentuk trigliserida.Proses ini terjadi di sitosol, sedangkan asetil-
KoA yang merupakan bahan dasarnya, terbentuk dari piruvat di dalam
mitokondria Asetil-KoA keluar dari mitokondria dengan jalan
membentuk sitrat setelah bereaksi dengan oksaloasetat. Reaksi ini
adalah sebagian dari siklus TCA (tricarboxylicacid acid). Sebagian dari
sitrat tidak mengalami oksidasi lebih lanjut pada siklus TCA
(tricarboxylicacid acid), tetapi dipindahkan keluar dari mitokondria
oleh trnasporter-trikarboksilat yang terdapat pada membran dalam
mitokondria. Pada sitosol, dengan adanya ATP dan koenzim A, sitrat
dipecah oleh enzim ATP-sitrat liase, membebaskan kembali asetilKoA
dan oksaloasetat. Dengan demikian, asetil-KoA yang semula terbentuk
dari piruvat dalam mitokondria dipindahkan kesitosol untuk disintesis
menjadi palmitat oksaloasetat yang dibebaskan pada sitosol, dengan
adanya NADH, membentuk malat. Malat kemudian oleh enzim malat
menjadi piruvat dengan melepaskan hidrogen, yang ditangkap oleh

6
NADP. NADPH yang terbentuk digunakan sebagai donor hidrogen
pada sintesis de novo. Piruvat yang terbentuk masuk kembali ke dalam
mitokondria dan dengan dikatalisis enzim piruvat karboksilase,
membentuk kembali oksaloasetat yang semula dipakai untuk
membentuk sitrat. Perjalanan dari suratoksaloasetat-malat-piruvat-
oksaloasetat dan membentuk kembali sitrat ini sebagai siklus sitrat-
pirupat.Malat yang terbentuk, selain membentuk piruvat, juga dapat
memasuki mitokondria dengan bantuan transporter dikarboksilat, yang
kemudian masuk kesiklus TCA (tricarboxylicacid acid) membentuk
kembali oksaloasetat. Selain asetil-KoA denovo juga memerlukan :
NADH, yang diperoleh dari reaksi yang dikatalisis oleh enzim malat,
dari HMP Shunt dan dari yang dikatalisis oleh enzim isositrat
dehidrogenase; ATP dan CO2 untuk sintesis malonil-KoA. CO2
diperoleh dari bikarbonat HMP-shunt (lintasan heksosa monophospat)
merupakan siklus pentosa phospat tidak menghasilkan ATP (jalur
alternatif untuk oksidasi glukosa), tetapi mempunyai dua fungsi utama
yaitu : (1) sebagai produksi NADPH atau digunakan sintesis reduktif
seperti biosintasis asam lemak dan steroid (2) sebagai penghasil ribosa
pada biosintesis nukleotida serta asam lemak.Lintasan ini bekerja aktif
di dalam hati, jaringan adiposa, korteks adrenal, tiroid, eritrosit, testis,
kelenjar mammae dari wanita yang menyusui, dan memiliki aktivitas
yang rendah di dalam otot skelet (otot skelet mampu mensintesisribosa
5-phospat untuk sintesis nukleotida).

a. Siklus Pertama Sintesis Palmitat


Siklus ini dimulai dengan melengkapi sistem ini dengan
asetil-KoA dan melibatkan reaksi yang dikatalisis oleh
asiltransferase-ACP, salah satu dari enam aktivitas enzimatik yang
berkaitan dengan sintetase palmitat. Pada reaksi ini, asetil-KoA
bereaksi dengan ACP menghasilkan asetil-ACP, yang kemudian
mentransfer gugusan asetil ke suatu residu sisteinil spesifik dari

7
sintase- B-ketoasil-ACP, aktivitas enzimatik lain dari sintetase pal
mitat. Dengan perlekatan unit asetil pada sintase (sintase-asetil)
dan ACP bebas untuk menerima suatu gugusan asil, sistem ini
sekarang dilengkapi untuk memulai siklus pertama reaksi yang
akan menam bah suatu unit dua karbon (dilengkapi oleh malonil-
KoA).
Masuknya malonil-KoA ke dalam sistem dikatalisis oleh
suatu aktivitas enzimatik ketiga, maloniltransferase-ACP, dan
memerlukan transfer campuran malonil dari malonil-KoA ke
residu Ser dari malo niltransferase- ACP dan kemudian ke ACP,
menghasilkan malonil ACP Pada reaksi selanjutnya, gugusan asetil
yang terikat pada suatu gugusan sulfhidril dari sintase B-ketoasil-
ACP berkondensasi dengan malonil-ACP untuk menghasilkan
asetoasetil-ACPdan CO2 Reaksi ini dikatalisis oleh sintase. Yang
mempunyai makna biologi adalah kenyataan bahwa dekarboksilasi
residu malonil, yang mem buat reaksi eksergonik yang tinggi,
menjamin bahwa keseimbangan jauh ke kanan, yaitu ke arah
sintesis aseto-asetil-ACP.

8
Tiga reaksi selanjutnya dari siklus (IV-VI) mengubah
asetoasetil-ACP menjadi butiril-ACP, yaitu, gugusan keto pada C-3
dari asetoasetil-ACP yang direduksi oleh suatu gugusan metilen. Pada
reaksi pertama, dikatalisis oleh reduktase B-ketoasil ACP, asetoasetil-
ACP direduksi menghasilkan D-hidroksibutiril- ACP. NADPH
bertindak sebagai koenzim dari reaksi. (Reaksi analog pada oksidasi-ẞ
menghasilkan L-isomer dari perantara hidroksi.) Re aksi kedua
dikatalisis oleh dehidratase hidroksiasil-B-ACP dan meli batkan
dehidrasi dari D-hidroksibutiril-B-ACP menghasilkan krotonil ACP,
suatu trans-enoil-A-ACP. Reaksi terakhir, dikatalisis oleh reduktase
enoil-B-ACP, merupakan reduksi kedua, yang mengubah krotonil-ACP
menjadi butin-ACP, dan sekali lagi, NADPH merupakan koenzim
yang diperlukan. Jadi, setelah siklus perpanjangan per tama, prekursor
C4 (butiril) dari palmitat telah disintesis dari suatu unit C2 (asetil) dan
Ca (malonil), dengan gugusan asetil yang merupakan dua atom
terminal dan rantai asam lemak yang bertumbuh.

Siklus Kedua Sintesis Palmitat

9
Siklus kedua dalam sintesis palmitat. dan gambaran ini
menekankan pada peranan karier yang diperun tukkan bagi perputaran
lengan 4-tostopantelein dan bagian ACP sintetase palmitat, Pada siklus
kedua, gugusan butiril dan butiril-ACP (produk dari siklus pertama)
pertama kali ditransfer melalui asiltrans ferase-ACP ke gugusan tiol
dan sintase ketoasil-B-ACP-suatu reak si yang analog dengan transfer
dari residu asetil untuk melengkapi sistem. Kemudian terjadi transfer
unit malonil dari malonil Ko-A ke ACP oleh maloniltransferase-ACP.
Yang terjadi selanjutnya adalah kondensasi campuran butiril dari
sintase-butiril dengan malonil-ACP untuk menghasilkan perantara G6,
ketokaproil B-ACP, dan CO2. Untuk melengkapi siklus, ketokaproil-
B-ACP pertama kali direduksi (reduktase ketoasil-B-ACP), kemudian
didehi drasi (dehidratase hidroksiasil-B-ACP), dan akhirnya direduksi
kembali (reduktase enoll-B- ACP) menghasilkan kaproil-ACP, Jadi,
pada akhir dari dua siklus, telah disintesis suatu perantara asam lemak-
C6. reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Penyelesaian Sintesis Palmitat

Setelah tujuh putaran siklus, sintesis asam lemak berakhir


dengan produksi palmitat (asam lemak jenuh C16). Yang menarik
adalah, pada sebagian besar organisme, palmital merupakan
produk utama dari proses sintesis [sekitar 85 persen palmitat dan
15 persen miristat (C14)]. Setelah sintesis, palmitat dilepaskan
secara hidrolitik dari ACP oleh deasilase palmitoil-ACP atau
ditransfer ke Ko-A. Titik menarik lainnya adalah palmitoil-KoA
menghambat sintetase palmitat dengan terjadinya disosiasi
sintetase palmitat menjadi dua monomer tidak aktif, yaitu, produk

10
dari sintetase mengendalikan produksinya sendiri. Sistem ini juga
khas untuk asetil-KoA dan ma lonil-KOA dan tidak akan
menerima setiap derivat asil-KoA dari per antara asam lemak.
Jika dipertimbangkan ciri sintesis asam lemak di atas, maka
menjadi jelas bahwa sintetase palmitat merupakan suatu sistem
sangat terintegrasi dan terkontrol yang terutama dipro gram untuk
sintesis palmitat.

11
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa terdapat


banyak sekali fungsi lemak didalam tubuh manusia diantaranya;
lemak berfungsi sebagai penyedia energi; membantu penyerapan
energi; lemak sebagai cadangan energi; menjaga suhu tubuh tetap
normal; melindungi organ-organ penting dalam tubuh dari benturan
agar tidak terjadi kerusakan yang parah.

Tahap-tahapan biosintesis asam lemak terdiri atas tiga tahapan


utama diantaranya; Pembentukan Malonil Koenzim-A Dari Asetil
Koenzim-A; Produksi Malonil-KoA-pada reaksi awal; Sintetase
Palmitat (Sintetase Asam Lemak). sintesis palmitat sendiri terbagi
atas dua siklus yakni siklus pertama sintesis palmitat dan siklus
kedua sintesis palmitat, serta terdiri dari penyelesaian sintesis
palmitat.

3.2. SARAN

Saran yang kami ajukan dari makalah ini yaitu setelah mengetahui
Fungsi Asam Lemak dan Biosintesis Asam Lemak, kita dapat
menerapkan dalam kehidupan kita terutama dalam fungsinya

12
DAFTAR PUSTAKA

Gunadarma, A. K. (2013). Biosintesis Lemak. Depok, Jawa Barat:


Uhamka, Online Learnin.

Mamuaja, C. F. (2017). Lipida. Manado: Unsrat Press.

Syaifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan.


Jakarta: Egc.

XIII

Anda mungkin juga menyukai