DI SUSUN OLEH
KELOMPOK III
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas segala
rahmat –Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 2
C. TUJUAN MAKALAH 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. KESIMPULAN 8
B. SARAN 8
DAFTAR PUSTAKA 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia semakin
maju. salah satu disiplin ilmu adalah di bidang filsafat. salah satu cabang ilmu
filsafat yang mempelajari problematika kesusilaan dan moralitas manusia
adalah filsafat moral atau yang biasa disebut dengan Etika. Dalam pergaulan
hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional
di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia
bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati
dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-
lain. (Abdurrozaq.2017)
Dengan etika profesi diharapkan kaum professional bekerja sebaik
mungkin, serta mempertanggung jawabkan tugas yang dilakukan dari segi
tuntutan pekerjaannya. Profesional merupakan suatu profesi yang
mengandalkan keterampilan atau keahlian khusus yang menuntut pengemban
profesi tersebut terus memperbaharui keterampilan sesuai perkembangan
teknologi. (Abdurrozaq.2017)
Kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual adalah dua kecerdasan
yang diperlukan untuk penyelarasan, penyelesaian masalah kebutuhan
seseorang yang bersifat materi (jasmani), tetapi lebih dari itu manusia juga
memerlukan konsep kecerdasan tinggi yang mampu memenuhi keselarasan
rohaninya, kecerdasan itu tidak lain adalah kecerdasan spiritual yang
bersumber dari suara hati. (Pranto.2021)
Ada tiga jenis kecerdasan yang sangat penting dalam menunjang
kesuksesan seseorang. Yaitu, kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosi
(EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ). Di dalam ketiganya, berbagai macam
kecerdasan versi Gardner telah terwakili. Oleh karena itu, tidak heran bila
sebagian orang menganggap bahwa tiga kecerdasan tersebut merupakan
kecerdasan-kecerdasan yang menjadikan seseorang sukses. (Rizem.2017)
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Intellegence quotient (IQ), Emotional quotient
(EQ) dan Spiritual Quotient (SQ)?
2. Apa perbedaan Intellegence quotient (IQ), Emotional quotient
(EQ) dan Spiritual Quotient (SQ)?
C. Tujuan Makalah
1. Memahami pengertian dari Intellegence quotient (IQ), Emotional
quotient (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ)?
2. Mengetahui perbedaan Intellegence quotient (IQ), Emotional
quotient (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ)?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IQ, EQ, dan SQ
1. Pengertian IQ
Sebenarnya, istilah IQ merupakan kepanjangan dari istilah dalam
bahasa Inggris, intelligence quotient. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini
lebih dikenal sebagai kecerdasan intelektual. Kemudian, IQ diartikan
sebagai salah satu indi kator yang digunakan untuk memprediksi prestasi
akademis; orang dengan IQ tinggi tentu lebih berprestasi daripada orang
yang ber-IQ rendah. (Rizem.2017)
Lebih jelasnya, IQ merupakan pengukuran kecerdasan yang umum
dinyatakan dengan angka. Untuk itulah, muncul yang namanya tes IQ,
yaitu sebuah tes untuk mengetahui kecerdasan seseorang. Tentunya,
kecerdasan yang diukur ini ialah kecerdasan yang berhubungan dengan
akademis alias kecerdasan otak atau kecerdasan intelektual. (Rizem.2017)
Kecerdasan Intelektual (IQ) adalah kemampuan intelektual,
analisis, logika, dan rasio. Ia merupakan kecerdasan untuk menerima,
menyimpan dan mengolah infomasi menjadi fakta." 16 Sedangkan Philiph
Carter memberikan pengertian bahwa Kecerdasan Intelektual (IQ) adalah
ukuran tingkat inteligensi yang berkaitan dengan usia, dan didefinisikan
dengan 100 kali usia mental. Kata "quotient" berarti hasil bagi satu
jumlah dengan lainnya, dan inteligensi dapat didefinisikan dengan
kemampuan mental atau ketangkasan pikiran otak. (Pranto.2021)
IQ (Intellegence Quotient), Intellegensi adalah keseluruhan
kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara logis, terarah,
serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif (Marten Pali,
1993). Konsep intellegensi yang awalnya dirintis oleh Alfred Bined 1964,
mempercayai bahwa kecerdasan itu bersifat tunggal dan dapat diukur
dalam satu angka. (Abdurrozaq.2017)
Kecerdasan intelektual adalah kemampuan intelektual, analisa,
logika dan rasio. Ia merupakan kecerdasan untuk menerima, menyimpan
3
dan mengolah infomasi menjadi fakta. Inti kecerdasan intelektual ialah
aktifitas otak. Intelligence Quotient (IQ) pada dasarnya merupakan sebuah
ukuran tingkat kecerdasan yang berkaitan dengan usia, bukan kecerdasan
itu sendiri. (Abdurrozaq.2017)
2. Pengertian EQ
EQ merupakan jenis kecerdasan kedua yang dimiliki manusia.
EQialah kepanjangan dari emotional quotient. Dalam bahasa Indonesia,
istilah ini dikenal dengan kecerdasan emosional. EQ memiliki wilayah
kerja yang berbeda dengan IQ. Wilayah kerja EQ berada di hati atau yang
berkaitan dengan emosi. (Rizem.2021)
Daniel Goleman, seorang ahli psikologi perkembangan dari
Universitas Harvard, Amerika Serikat, mendefinisikan EQ sebagai
kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri,
ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan
menunda kepuasan, serta meng atur keadaan jiwa. (Rizem.2021)
Definisi yang lebih sederhana, EQ adalah kemampuan untuk
menerima, menilai, mengelola, dan mengontrol emosi diri. Oleh karena
EQ bekerja di wilayah hati, maka orang yang EQ-nya tinggi cenderung
menggunakan perasaan daripada logika. (Rizem.2021)
Kecerdasan Emotional (EQ), kecerdasan emosi adalah kemampuan
untuk mengenali, mengendalikan, dan menata perasaan sendiri dan orang
lain secara mendalam sehingga kehadirannya menyenangkan dan
didambakan oleh orang lain. Goleman mendefinisikan kecerdasan
emosional sebagai kapasitas dalam mengenali perasaan-perasaan diri
sendiri dan orang lain, dalam memotivasi diri sendiri dan mengelola
emosi-emosi dengan baik dalam diri kita sendiri maupun dalam
hubungan-hubungan kita. Goleman menjelaskan bahwa koordinasi
suasana hati adalah inti dari hubungan soial yang baik. Apabila seseorang
pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau
dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosional yang
4
baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial
serta lingkungannya. (Pranto.2021)
Kecerdasan Emosional (EQ), Emosi menurut para psikolog adalah
salah satu dari trilogy mental yang terdiri dari kongnisi, emosi, dan
motivasi. Akar kata emosi adalah moverre, kata kerja Bahasa latin yang
berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e” untuk memberi
arti “bergerak menjauh”. Ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak
merupakan hal mutlak dalam emosi. (Abdurrozaq.2017)
3. Pengertian SQ
SQ merupakan kependekan dari spiritual quotient atau dalam
bahasa Indonesia disebut kecerdasan spiritual. Kecerdasan ini disebut-
sebut sebagai kecerdasan terpenting dibandingkan kecerdasan-kecerdasan
lainnya. Sebab, SQ berhubungan dengan keyakinan atau agama.
(Rizem.2021)
SQ berasal dari dalam hati atau yang lebih tepatnya disebut intuisi.
SQ dapat menjadikan kita sebagai orang yang kreatif saat berhadapan
dengan masalah pribadi. Selain itu, dengan kecerdasan ini, kita juga dapat
menyelesaikan beragam masalah secara baik agar memperoleh
ketenangan dan kedamaian hati. (Rizem.2021)
Kecerdasan Spirit (SQ), Spiritual adalah inti dari pusat diri sendiri.
Kecerdasan spiritual adalah sumber yang mengilhami, menyemangati dan
mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu.
Kecerdasan spiritual sering disebut SQ (Spiritual Quotient) penemunya
Danah Zohar dan Lan Marshall, London, 2000) cenderung diperlukan
bagi setiap hamba Tuhan untuk dapat berhubungan dengan Tuhannya.
Melibatkan kemampuan, menghidupkan kebenaran yang paling dalam;
artinya mewujudkan hal yang terbaik, untuk dan paling manusiawi dalam
batin. Gagasan, energi, nilai, visi, dorongan, dan arah panggilan hidup,
mengalir dari dalam dari suatu keadaan kesadaran yang hidup bersama
cinta. (Abdurrozaq.2017)
5
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan
memecahkan masalah makna dan nilai untuk menempatkan prilaku dan
hidup manusia dalam konteks makna lebih luas dan kaya. Kecerdasan ini
menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna atau
kreatif dengan menemukan nilai nilai baru. Ini dikemukakan oleh Zohar
dan Marshall bahwa SQ mempunyai kaitan dengan kreativitas. Namun,
kreativitas ini juga terkait dengan masalah nilai. Dikatakan bahwa
kecerdasan spiritual memungkinkan manusia mengubah aturan dan
situasi, memberi rasa moral, menentukan baik dan buruk dan memberi
bayangan atau gambaran kemungkinan yang belum terwujud.
(Pranto.2021)
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang bertumpu pada bagian
dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa
sadar. Kecerdasan spiritual menjadikan manusia yang benar-benar utuh
secara intelektual, emosional dan spiritual yang dapat membantu manusia
menyembuhkan dan membangun diri secara utuh. (Pranto.2021)
B. Perbedaan IQ, EQ, dan SQ
Perbedaan IQ, EQ, dan SQ berdasarkan system kerja dari jenis
kecerdasan tersebut : (Zazuli, 2017)
IQ EQ SQ
Serial Parallel Unitif/menyatukan
Rasional Emosional Spiritual
Realistitis Imajinatif Intuitif
Naluria Terkondisi Berkesadaran
Kaku Fleksibel Sukar ditebak
Tepat Berubah-ubah Sangat akurat
Intrapersonal (diri Intrapersonal (antar Transpersonal
pribadi) sesama) (melampaui pribadi)
6
Perbedaan IQ, EQ, dan QS yaitu : (Susilo,dkk. 2021)
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecerdasan intelektual adalah kemampuan intelektual, analisa,
logika dan rasio. Ia merupakan kecerdasan untuk menerima,
menyimpan dan mengolah infomasi menjadi fakta. Inti kecerdasan
intelektual ialah aktifitas otak. Intelligence Quotient (IQ) pada
dasarnya merupakan sebuah ukuran tingkat kecerdasan yang berkaitan
dengan usia, bukan kecerdasan itu sendiri.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi
adalah suatu perasaan (efek) yang mendorong individu untuk
merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus dan kecenderungan
untuk melakukan suatu tindakkan, baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar dirinya. Ada kesatuan yang tidak terpisahkan antara
aspek psikis dan aspek organis-fisiologis manusia.
Dalam pengertian yang luas, spiritualitas merupakan hal yang
berhubungan dengan spirit. Sesuatu yang spiritual memiliki kebenaran
abadi yang berhubungan dengan tujuan hidup manusia, sering dibandingkan
dengan sesuatu yang bersifat duniawi dan sementara.
B. Saran
Saran kami untuk makalah ini adalah semoga para penyusun maupun
pembaca dapat memahami isi dari makalah kami, dan semoga dapat
menambah wawasan para pembaca.
8
DAFTAR PUSTAKA