Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KORUPSI DAN INTEGRITAS

Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi


Dosen Pengampu : Raisul Umam Ghozali, M.Pd

Tim Penyusun

Multining Sari

Nur Rahmadhini

PROGRAM STUDI S-1

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH DARUL ISHLAH ( STIT DI )

TULANG BAWANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Kami awali dengan memuji dan bersyukur kepada Allah SWT. Karena
dengan karunia-Nyalah kami dapat melaksanakan segala aktivitas sehari-hari,
termasuk menyelesaikan penulisan makalah dengan judul Korupsi dan Integritas.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kehadirat Rasulullah Muhammad
SAW.
Makalah yang berjudul Korupsi dan Integritas ini disusun guna memenuhi
tugas dari mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi. Tak lupa ucapan terimakasih
kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga makalah
kami dapat terselesaikan dengan baik.Kami selaku penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna baik dalam segi bahasa,penyusunan, maupun
pengetikannya, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk kami terkait
makalah ini agar kami bisa menyusun makalah lebih baik lagi.

Sekali lagi kami selaku penulis mengucapkan maaf dan terimakasi dan
memohon maaf sebesar-besarnya kepada para pembaca makalah ini.

Tulang Bawang, 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................Error! Bookmark not defined.

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN....................................................................................................4

A. .Latar Belakang...........................................................................................4

B. Rumusan Masalah......................................................................................4

C. Tujuan..........................................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Pengertian korupsi ....................................................................................5

B. Faktor-faktor terjadinya korupsi................................................................6

C. Bentuk dan jenis korupsi...........................................................................8

D. Dampak korupsi ........................................................................................9

E. Integritas mahasiswa...............................................................................10

F. Peran mahasiswa sebagai anti korupsi....................................................11

BAB III...................................................................................................................13

PENUTUP..............................................................................................................13

A. kesimpulan.................................................................................................13

B. salam penutup

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi di Indonesia sudah sampai pada permasalahan yang
menimbulkan keresahan pada semua kalangan terutama mahasiswa.
Keterlibatan mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi tentu tidak pada
upaya penindakan yang merupakan kewenangan institusi penegak hukum.
Peran aktif mahasiswa diharapkan lebih difokuskan pada upaya pencegahan
korupsi dengan ikut membangun budaya antikorupsi di masyarakat.
Mahasiswa diharapkan dapat berperan sebagai agen perubahan dan motor
penggerak dari gerakan antikorupsi di masyarakat. Untuk dapat berperan aktif
dalam gerakan anti korupsi, mahasiswa perlu dibekali pengetahuan yang
cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya. Yang tidak kalah
penting, mahasiswa harus memahami dan menerapkan nilai-nilai antikorupsi
dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan anti korupsi di perguruan tinggi
bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk
korupsi dan pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai anti korupsi.
Tujuan jangka panjangnya adalah menumbuhkan budaya anti korupsi di
kalangan
mahasiswa dan mendorong mahasiswa untuk dapat berperan serta secara aktif
dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Latar belakang yang kami sebutkan di atas, yang kemudian menimbulkan
pokok rumusan masalah, yang akan kami bahas dalam makalah ini. Rumusan
masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan korupsi?
2. Apa saja factor yang menyebabkan tindak korpsi?
3. Apakah yang dimaksud dengan integritas?
C. Tujuan
Makalah ini memiliki Tujuan dan manfaat sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan korupsi
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan integritas

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio yang kemudian dikenal
istilah corruption, corrupt (Inggris), corruption (Perancis), dan corruptie/
korruptie (Belanda). Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan,
keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak
bermoral,penyimpangan dari kesucian. Pengertian lainnya, “perbuatan yang
buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya”.
Dengan demikian, arti kata korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat, dan
merusak. Berdasarkan kenyataan tersebut, perbuatan korupsi menyangkut
sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk, menyangkut
jabatan instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam
jabatan karena pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan politik dan
penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan
jabatan.1
Pendidikan anti korupsi merupakan salah satu bentuk pencegahan
terhadap korupsi. Tujuan pendidikan adalah menghaluskan budi. Melalui
pendidikan antikorupsi, diharapkan dapat dibentuk integritas setiap individu,
diharapkan dapat memunculkan keteladanan terutama dari pengajar/dosen,
pimpinan perguruan tinggi, dan lainnya, yang nantinya akan diteladani/diikuti
oleh seluruh mahasiswa. Pendidikan antikorupsi merupakan manifestasi dari
pendidian karakter. Kalau kita menginginkan agar masyarakat berperilaku
tidak koruptif, harus dimiliki sikap atau nilai anti korupsi (yang mendasar
misalnya sikap jujur). Untuk mewujudkan nilai dan perilaku anti korupsi
dalam kehidupan masyarakat suatu perguruan tinggi misalnya, harus dimulai
dari adanya rencana besar (grand design), yaitu sikap pentingnya perilaku anti
korupsi sebagai visi bersama (menyamakan visi). Visi ini harus datang dan
dimulai dari pucuk pimpinan institusi. Bahan/materi kajian pendidikan anti

1
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin
Vol.1, No.6, Mei 2022

5
korupsi harus memuat nilai-nilai anti korupsi yang terdiri atas nilai inti, nilai
etos, dan nilai/sikap. Nilai-nilai pendidikan anti-korupsi di perguruan tinggi
merujuk kepada nilai-nilai yang dikembangkan oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) terdiri atas: Kejujuran, Kepedulian, Kemandirian,
Kedisiplinan, Tanggung jawab, Kerja keras, Kesederhanaan, Keberanian,
Keadilan. Pendidikan Anti korupsi (PAk) pada hakikatnya adalah suatu upaya
pencegahan perilaku korupsi yang dapat dimulai dengan menanamkan nilai-
nilai anti korupsi pada semua individu, khususnya pada diri mahasiswa
sebagai generasi muda yang bertanggung jawab sebagai calon pemimpin
bangsa.

B. Factor-Faktor Terjadinya Korupsi

Seseorang atau masyarakat melakukan tindak pidana korupsi karena


faktorfaktor yang mempengaruhinya. Penyebab berikut berkontribusi pada
korupsi:2
1. Lemahnya Keyakinan Beragama Sebagian besar alasan yang berkontribusi
pada korupsi adalah kurangnya keyakinan moral. Di Indonesia, fakta
menunjukkan bahwa mayoritas penduduknya beragama. Hal ini
menunjukkan bahwa pelaku pada kenyataannya adalah orang beragama
yang sebagian besar beragama Islam. Atas dasar ini, dapat disimpulkan
bahwa para pelaku perbuatan keji itu sebenarnya adalah Muslim. Namun,
yang mengejutkan adalah, meskipun orang-orang tertentu teliti dalam
berpegang pada ajaran agama mereka, aktivitas tidak etis mereka tetap ada.
Pasalnya, ajaran agama tidak dijalankan sesuai dengan hukum yang ada
dan sekaligus tidak menggali konteks peribadatan. Akibatnya, agama
direduksi menjadi ibadah ritual seremonial, bukan ibadah spiritual dan
praktis.
2. Budaya yang BurukSecara umum, budaya atau budaya perusahaan
memiliki pengaruh yang kuat terhadap para partisipan organisasi, terutama
pada perilaku, sudut pandang, dan sikap mereka ketika dihadapkan pada

2
dalam Rusdiana dan Hikmah, 2020, hlm. 22

6
suatu keadaan. Jika budaya ini tidak dikelola dengan baik, berbagai
anggota perusahaan akan melakukan berbagai jenis perbuatan buruk yang
berkembang menjadi pola dari waktu ke waktu. Praktik ini akan
diturunkan kepada masyarakat, dan tindakan tersebut akan diklasifikasikan
sebagai tradisi atau budaya masyarakat yang bersangkutan. Misalnya, di
bagian tertentu organisasi, budaya biaya fasilitasi, "amplop", hadiah, dan
pembelian dan penjualan penemuan akan ada, keduanya akan berdampak
negatif pada organisasi.
3. Penegakan Hukum yang Lemah Dilihat dari kacamata aturan yang berlaku
di bidang korupsi sudah memadai untuk pemberantasan tindak pidana
korupsi, walaupun memang ada kekurangan tertentu di era Undang-
Undang korupsi. Misalnya, rumusan pidana yang bersifat material murni,
ketentuan sanksi hukum yang menetapkan batas maksimal bukan batas
minimal, topik hukum dibatasi pada subjek hukum perorangan bukan
badan hukum, dan subjek hukum dibatasi. kepada subjek hukum individu
daripada perusahaan hukum, sambil menjunjung tinggi mekanisme bukti
basah negatif asli atau memprioritaskan praduga tidak bersalah. Aparat
penegak hukum, mulai dari auditor hingga petugas patroli, penyidik,
hakim, dan pengacara, sering kali membenarkan penggunaan kekurangan
ini sebagai cara untuk memberantas tindakan pelanggaran ilegal.
4. Kurangnya Keteladanan Pimpinan Baik dalam organisasi formal maupun
informal, pemimpin berfungsi sebagai panutan bagi setiap peserta atau
individu yang terkait dengan grup. Dengan ciri-ciri organisasi tertentu,
apapun yang dilakukan pimpinan organisasi dapat ditiru oleh para
pesertanya, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. Jika pemimpin
mencontohkan gaya hidup bersih dan standar hidup yang layak, peserta
organisasi mungkin tampak mengikutinya. Demikian pula, jika kepala
organisasi menjalani gaya hidup boros, peserta organisasi cenderung
melakukan hal yang sama. Jika mereka tidak mau menanggung biaya
hidup yang tinggi, mereka akan melakukan berbagai kegiatan ilegal,
termasuk korupsi.

7
C. Bentuk dan Jenis Korupsi
Korupsi datang dalam berbagai bentuk, salah satunya korupsi di jalur
cepat, seperti yang ditunjukkan oleh penggelapan dana publik, perantara
ekonomi dan politik, suap untuk keuntungan atau hadiah politik kepada partai
politik, dan money politics.3 Korupsi dalam remunerasi merupakan salah satu
bentuk korupsi yang dimungkinkan oleh peran-peran strategis. Seorang
individu menerima persentase pendapatan dari operasi ekonomi dan politik
yang berbeda, termasuk upeti dari bawahan dan aktivitas lain, sebagai hasil
dari statusnya.
1. Korupsi dalam kontrak, khususnya korupsi yang diperoleh dari program
atau pasar. Dan upaya untuk mengamankan instalasi federal.
2. Korupsi pemerasan sehubungan dengan jaminan keamanan dan
ketidakstabilan internal dan eksternal, penunjukan perwira menengah TNI
atau polisi sebagai pengurus departemen sumber daya manusia, atau
penempatan nama perwira tinggi di dewan komisaris, semuanya adalah
contoh penyalah gunaan.

Perbuatan tercela yang terjadi tanpa keterlibatan pihak ketiga, seperti


penggunaan atau pencurian properti kantor, uang kantor, atau jabatan kantor
untuk keuntungan pribadi. Bentuk korupsi ini dapat terjadi karena pangkat atau
jabatan seseorang di tempat kerja. Suap adalah tindakan menawarkan suap atau
minyak kepada suap atau minyak untuk mempengaruhi pembuat keputusan
agar mendukung suap. Nepotisme adalah sejenis korupsi yang
dimanifestasikan oleh kecenderungan untuk membuat penilaian bergantung
pada kedekatan karena hubungan kekerabatan, kekerabatan, atau kedekatan
daripada pertimbangan logis.

Tiga jenis korupsi berdasarkan sifatnya:4


3
Handoyo (2013, hlm. 16)
4
Kurniawan (2011, hlm. 18-20)

8
No Pelaku Korupsi Wujud
Merasa kebutuhannya tidak terpenuhi, sampai
sampai korupsi menjadi suatu keharusan atau satu
satunya cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut
1. Personal (midcorruption) Ada dorongan untuk
mengumpulkan uang sebanyak mungkin atau
motivasi egois.

Hal itu sudah berlangsung lama melalui media


administrasi dan birokrasi yang mapan, sehingga
menjadi prosedur panjang yang sudah mendarah
daging dalam iklim birokrasi. Situasi ini
mempengaruhi hampir setiap aspek pemerintahan,
sehingga dapat dipahami bahwa korupsi
2. Terlembagakan
merajalela. Para pelaku korupsi kemudian menjadi
ragu-ragu dan kehilangan semangat untuk
memberantas korupsi dimasyarakatnya, mereka
juga menunjukkan legitimasi dan toleransi
terhadap aktifitas tidak etis dimasa lalu.

Praktik persekongkolan dan kolusi terjadi antara


pejabat negara yang bertanggung jawab untuk
merumuskan kebijakan dan menjalankan aturan.
3. Politis
Ada budaya yang menolak aktivitas tidak etis
yang sudah mapan, baik di komunitas langsung
mereka maupun di tempat lain.

D. Dampak Korupsi
Korupsi berdampak buruk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara karena
melahirkan kebusukan, ketidakjujuran, dan melemahkan rasa keadilan
masyarakat. konsistensi anggaran akibat korupsi dapat menurunkan kualitas
pelayanan pemerintah. Pada tingkat ekonomi makro, transfer penerimaan pajak
ke kantong pribadi telah merugikan kemampuan negara untuk menyediakan
barang publik seperti pendidikan, perlindungan lingkungan, dan penelitian dan
pengembangan. Pada tingkat mikro, korupsi telah meningkatkan skeptisisme
publik terhadap kapasitas pemerintah untuk menyediakan layanan berkualitas
tinggi.

Akibat lain dari korupsi dapat melibatkan hal-hal berikut:

9
1. Karakter bangsa, moralitas, kejujuran, dan religiusitas semakin
merosot.
2. Ada konsekuensi negatif bagi perekonomian dunia.
3. Korupsi menambah kejatuhan etika pelayanan sosial.
4. Fenomena beberapa individu yang menggunakan modal alam.
5. Dengan menurunnya hubungan masyarakat modal, hal itu memiliki
pengaruh sosial.

E. Integritas Mahasiswa
Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukan kesatuan
yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan
kewibawaan, kejujuran. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
yang namanya integritas dapat diartikan sebagai kejujuran yang ada pada diri
manusia. Sedangkan mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.
Jadi yang disebut mahasiswa dalam penelitian ini adalah seseorang yang
menuntut ilmu di tingkat yang lebih tinggi setelah lulus dari SMA yaitu di
tingkat Perguruan Tinggi yang memiliki potensi dan kemampuan yang
memancarkan kewibawaan dan kejujuran, memenuhi tujuan dan indikator
integritas mahasiswa
Adapun tujuan dan indikator pencapaian dari pendidikan antikorupsi bagi
mahasiswa, antaralain:
1. Tujuan dari Integritas Mahasiswa: Berangkat dari definisi berkaitan
dengan integritas di atas. Maka yang dimaksud dengan tujuan integritas
mahasiswa adalah mewujudkan mahasiswa yang mempunyai sifat jujur
dalam bertindak dan koherensi antara ucapan dan hati atau kesuaian antara
ucapan atau perbuatan.
2. Indikator Integritas Mahasiswa: Adapun indikator integritas mahasiswa
diantaranya.adalah : (a). Berkata benar; (b) Amanah; (c) Tidak hianat; (d)
Jujur, (e) Tanggung jawab; (f) Dapat dipercaya dan terakhir (g) Komitmen.
.

F. Peran Mahasiswa Sebagai Anti Korupsi

10
Pada dasarnya usaha pemberantasan korupsi di Indonesia tidak hanya
menjadi tanggung jawab lembaga Negara saja yang dalam hal ini lembaga
penegak hukum khususnya KPK, akan tetapi usaha pemberantasan merupakan
tanggungjawab semua warga masyarakat Indonesia, oleh karena perbuatan
koruptif telah masuk dalam semua ini kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tanggungjawab usaha pemberantasan korupsi di Indonesia tidak hanya
menjadi tangung jawab penegak hukum saja tapi juga menjadi tanggungjwab
setiap elemen masyarakat khususnya kaum muda yang merupakan generasi
penerus bangsa dan Negara. Pemuda merupakan the high human capital of
Indonesia untuk masa depan Indonesia merdeka, oleh karena itu, pemuda
(young) harus mulai mengambil peran dalam setiap usaha pembangunan
bangsa dan Negara, khususnya usaha pemberantasan korupsi untuk
menciptakan Indonesia yang bersih dari KKN dan untuk Indonesia sejahtera

Pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari usaha


pemeberantasan korupsi di Indonesia, karena hanya dengan pendidikan
penanaman karakter anti karupsi kepada masyarakat khususnya pemuda dapat
ditanamkan. Di sinilah kaum muda dapat mengambil peranan dalam
pemberantasan korupsi, mereka harus menuntut ilmu dengan giat kemudian
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan terhadap hasil
pendidikannya dapat dilakukan sejak dini, misalnya dengan melakukan aksi-
aksi sosial, baik dalam bentuk kerja bakti terhadap masyarakat atau dengan
aksi demonstrasi untuk menyuarakan aspirasinya kepada pemerintah.
Dengan begitu maka pemuda dapat membawa perubahan terhadap bangsa dan
Negara, karena di situlah kekuatan pemuda berada, oleh karena itu tidak hanya
mengatakan bahwa pemuda merupakan the agent of change. Pendidikan budi
pekerti adalah salah satu pendidikan penting untuk bekal hidup setiap
orang. 5

Sebetulnya inti dari pendidikan anti korupsi adalah bagaimana penanaman


kembali nilai-nilai universal yang baikyang harus dimiliki oleh setiap orang

5
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin
Vol.1, No.6, Mei 2022,hal:1833

11
agar dapat diterima dan bermanfaat bagi dirinya sendiri serta lingkungannya.
Di antara sifat-sifat itu ada jujur, bertanggung jawab, berani, sopan, mandiri,
empati, kerja keras, dan masih banyak lagi Nilai-nilai pembelajaran anti
korupsi ini bisa diperoleh dari kampus atau lingkungan sekolah. Upaya
pembekalan pendidikan anti korupsi perlu dilakukan dengan berbagai macam
metode seperti seminar, kegiatan sosialisasi, kampanye atau pada jam
perkuliahan. Dalam kegiatan perkuliahan dapat menggunakan buku ajar yang
berisikan materi dasar pendidikan anti korupsi. Pembelajaran yang tidak
monoton dan kreatif merupakan kunci keberhasilan untuk memaksimalkan
potensi intelektualitas, watak kritis, dan menumbuh kembangkan etika
integritas mahasiswa.

Dosen juga dapat menjadi fasilitator, komunikator, dan motivator untuk


mahasiswa. Dengan adanya pendidikan anti korupsi ini generasi penerus
bangsa lebih dini menguasai permasalahan korupsi serta tidak melaksanakan
tindakan korupsi yang pernah terjadi di generasi sebelumnya. Melalui
pembelajaran anti korupsi tidak hanya memberikan pengetahuan saja. Namun
juga merubah pola pikir, paradigma, dan tingkah laku mahasiswa guna
mempraktikan prinsip hidup yang lebih baik. Dampak dari pendidikan ini akan
terasa dalam waktu yang lama, namun proses yang dilakukan tidak instan.
Adanya pendidikan anti korupsi diharapkan menumbuhkan karakter anti
korupsi pada bangsa Indonesia dan Indonesia mampu menjadi lebih baik.

BAB III
PENUTUP

12
A. Kesimpulan
Korupsi (corruptie) adalah perbuatan buruk yang dilakukan oleh orang
dengan cara menyogok, menyuap, menerima sesuatu yang bertentangan
dengan hukum dan merugi kan keuangan negara. Korupsi juga adalah
perbuatan bejat yang menguntungkan diri sendiri dan orang lain dengan cara
melawan hukum.
Keterlibatan mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi tentu tidak
pada upaya penindakan yang merupakan kewenangan institusi penegak
hukum. Peran aktif mahasiswa diharapkan lebih difokuskan pada upaya
pencegahan korupsi dengan ikut membangun budaya anti korupsi di
masyarakat. Mahasiswa diharapkan dapat berperan sebagai agen perubahan
dan motor penggerak gerakan antikorupsi di masyarakat. Untuk dapat
berperan aktif, mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang cukup
tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya. Yang tidak kalah
penting, untuk dapat berperan aktif mahasiswa harus dapat memahami dan
menerapkan nilai-nilai antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Salam Penutup
Jika dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik yang kami
sengaja maupun tidak sengaja, kami mohon maaf kepada seluruh pihak yang
terlibat maupun tidak terlibat dalam penyusunan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol.1, No.6, Mei 2022,

13
Buku pendidikan anti korupsi untuk perguruan tinggi, hal:23

Kurniawan (2011, hlm. 18-20)

Rusdiana dan Hikmah, 2020, hlm. 22

Penilaian :
Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi

14
Judul Makalah Korupsi dan Integritas
Dosen Pengampu Raisul Umam Ghozali, M.Pd
Tanggal 30-Agustus-2022
Penyusunan
Nilai

15

Anda mungkin juga menyukai