Anda di halaman 1dari 7

‫س ِم هّللا ِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬

ْ ِ‫ب‬
PEMBAGIAN KALIMAH FI’IL DAN CONTOHNYA

Peta Konsep

Madli

Zamannya Mudlori'

Amar

Ma'lum
Failnya
Majhul

Lazim
Maf'ulnya
Muta'addi

Salim Fa'

Shohih Mahmuz A'in

Mudloaf Lam
Illatnya
Mitsal
Pembagian Fiil Dari Segi
Ajwaf
Mu'tal
Naqish
Mujarrad Maqrun
Ziyadahnya Lafif
Mazid Mafruq

Mu'rob
I'robnya
Mabni

Tam
Tamamu Jumlahnya
Naqish

Jamid
Taghyir
Mutasorrif

Taukid
Taukid
Ghairu
Taukid
A. Pengertian Kalimah Fi’il
Kalimah fi’il adalah lafadz yang memiliki arti dan “bersamaan” dengan
salah satu zaman yang tiga. Zaman madhi (telah), zaman hal (sedang/akan) dan
zaman istiqbal (akan). Yang dimaksud bersamaan dengan salah satu zaman yang
tiga adalah apabila arti kalimah tersebut diberi tambahan salah satu zaman yang
tiga dapat diterima oleh akal atau pantas.

B. Tanda-tanda Kalimah Fi’il


Tanda-tanda kalimah fi’il adalah bisa dimasuki :
1. Qod ( ‫) قَ ْد‬
ٍ ‫)س تَ ْنفِ ْي‬
2. Sin tanfis (‫س‬
ٍ ‫) َسوْ فَ تَس ِْوي‬
3. Saufa taswif (‫ْف‬
ِ ‫)تَا ُء التَّْأنِ ْي‬
4. Ta’ ta;nits sakinah (ُ‫ث السَّا ِكنَة‬
ٌ ‫)ض ِم ْي ُر َر ْف ٍع ُمتَ َح ِّر‬
5. Dlamir rafa’ mutaharrik ( ‫ك‬ َ
6. Nun taukid (‫)نُوْ نُ التَّوْ ِك ْي ِد‬
a. Nun taukid tsaqilah (ُ‫)نُوْ نُ التَّوْ ِك ْي ِد الثَّقِ ْيلَة‬
b. Nun taukid khafifah (ُ‫)نُوْ نُ التَّوْ ِك ْي ِد ْال َخفِ ْيفَة‬
7. Ya’ muannatsah mukhatabah (‫)يَا ُء ال ُمَؤ نَّثَ ِة ْال ُم َخاطَبَ ِة‬

C. Pembagian Kalimah Fi’il


1. Fi’il Zaman ((‫زَ َم ْن‬
Fi’il zaman adalah fi’il yang menunjukkan keterangan waktu.
a. Fi’il madhi adalah fi’il yang menunjukkan arti pekerjaan yang
telah lampau.
Contohnya: ‫ص َر ُم َح َّم ٌد َع ْمرًا‬
َ َ‫ن‬
b. Fi’il mudhari’ adalah fi’il yang menunjukkan arti pekerjaan yang
sedang atau akan di kerjakan. Bersamaan dengan zaman hal
(sedang) atau istiqbal (akan).
Contohnya:ً‫يَرْ ُس ُم أحْ َم ٌد َش َج َرة‬
c. Fi’il Amar adalah fi’il yang menunjukkan arti perintah.
َ ‫ِإ ْق َرا ْء هَ َذ ْال ِكت‬
Contohnya: ! ‫َاب‬

2. Fi’il Fail ( ْ‫)فا َ ِعل‬


Fail (subjek) adalah isim marfu’ yang tertelak setelah fi’il ma’lum
(kata kerja aktif) dan merupakan pelaku dari suatu pekerjaan.
a. Fi’il ma’lum adalah fi’il yang berarti aktif.
Contohnya: ‫ب ُع َم ُر زَ ْيدًا‬
َ ‫ص َر‬
َ
b. Fi’il majhul adalah fi’il yang berarti pasif.
Contohnya: ‫ُربَ زَ ْي ٌد َع ْمرًا‬
ِ ‫ض‬

3. Fi’il Maf’ul ( ْ‫) َم ْفعُول‬


Maf’ul bih (objek) adalah isim manshub yang menunjukkan sesuatu
yang dikenai pekerjaan.
a. Fi’il lazim adalah fi’il yang tidak membutuhkan maf’ul bih (objek)
َ ‫فَ ِر‬
Contohnya: ‫ح ُم َح َّم ٌد‬
b. Fi’il muta’addi adalah fi’il yang membutuhkan maf’ul bih (objek)
Contohnya: ‫ب ُم َح َّم ٌد َك ْلبًا‬
َ ‫ض َر‬
َ

4. Fi’il Illat (‫)علَّ ْة‬


ِ
Illat adalah huruf penyakit, karena dapat merusak tatanan kalimat.
Huruf illat yaitu wau, alif, dan ya’.
a. Fi’il shahih adalah fi’il yang unsure fa’fi’il, ain fi’il dan lam
fi’ilnya bukan berupa huruf illat (‫)واي‬
Fi’il shahih dibagi menjadi 3:
 Salim, yaitu fi’il yang unsur fa’ fi’il, ‘ain fi'il dan lam
fi’ilnya terbebas dari huruf ‘illat, terbebas dari huruf
hamzah, serta antara ‘ain fi’il dan lam fi’ilnya bukan
berupa huruf yang sejenis.
Contohnya: ‫َذهَبَتْ فَا ِط َمةُ اِلَى ْال َجا ِم َع ِة‬
 Mahmuz, yaitu fi’il yang salah unsur dari fa’ fi’il, ‘ain
fi’il dan lam fi’ilnya berupa huruf hamzah.
ِ ‫از ْينَتَ ُك ْم وََأ ْش َرجُوْا َواَل نُس‬
Contohnya: ْ‫ْرفُوْ ا َو ُكلُو‬ ِ ْ‫ُخ ُدو‬
Mahmuz ada 3 macam, yaitu :
1. Mahmuz fa’, fi’il yang unsur fa’ fi’ilnya berupa
huruf hamzah.
Contoh : ‫َأ َم َل‬
2. Mahmuz ‘ain, fiil yang unsur ‘ain fi’ilnya berupa
huruf hamzah.
Contoh : ‫َسَأ َل‬
3. Mahmuz lam, fi’il yang unsur lam fi’ilnya berupa
huruf hamzah.
Contoh : ‫قَ َرَأ‬
 Mudha’af, yaitu fi’il yang antara ‘ain fi’il dan lam
fi’ilnya berupa huruf yang sejenis.
Contohnya: ‫َم َّد أحْ َم ُد يده‬
b. Fi’il mu’tal adalah fi’il yang salah satu atau 2 unsur fa’, ain, lam
fi’ilnya berupa huruf illat.
Fi’il mu’tal dibagi menjadi 4:
 Lafif, yaitu fi’il yang huruf illatnya ada dua.
ِ ‫ْإذ أ َوى ْالفِ ْتيَةُ إلَى ْال َكه‬
Contohnya: ‫ْف‬
Fi’il lafif dibagi menjadi dua, yaitu :
1. lafif mafruq, yaitu fi’il yang huruf ‘illatnya terpisah,
terletak pada fa’ fi’il dan lam fi’il.
Contoh :‫َوقَى‬
2. lafif maqrun, yaitu fi’il yang huruf illatnya
bersambung, terletak pada ain fi’il dan lam fi’il.
Contoh : ‫َش َوى‬
 Naqish, yaitu fi’il yang huruf illatnya terletak pada lam
fi’il.
َ ‫َوَأ ْن لَي‬
Contohnya: ‫ْس لِاْل ِ ْن َسا ِن إاَّل َما َس َعى‬
 Mishal, yaitu fi’il yang huruf illatnya terletak pada fa’
fi’il.
ِ ‫َوعَدَهَّللا ُ ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا‬
ٍ ‫ت َجنَّا‬
Contohnya: ‫ت‬
 Ajwaf, yaitu fi’il yang huruf illatnya terletak pada ain
fi’il.
Contohnya: ‫ك لِ ْل َماَل ِئ َك ِة‬
َ ُّ‫َوإذْقَا َل َرب‬

5. Fi’il Ziyadah (‫)زيَادة‬


ِ
Ziyadah artinya tambahan, penambahan huruf atau lafadz yang tidak
mempunyai arti dan faedah sama sekali. Hanya sebagai penghias kata.
a. Fi’il mujarrad adalah fi’il yang hanya terdiri dari unsur fa’ fi’il, ain
fi’il dan lam fi’il saja.
َ ‫د َْخ َر َج زَ ْي ٌد‬
Contohnya: ‫الج َى‬
b. Fi’il mazid adalah fi’il mujarrad yang mendapat tambahan satu,
dua atau tiga huruf ziyadah.
Contohnya:‫قَات ََل زَ ْي ٌد َع ْمرًا‬

6. Fi’il I’rab( ْ‫)إ ْع َرب‬


I’rab adalah perubahan keadaan akhir kata karena perbedaan beberapa
amil (penyebab perubahan akhir kata) yang menyertainya, baik secara
lafal maupun perkiraan.
a. Fi’il mabni adalah fi’il yang harakat huruf akhirnya tidak dapat
berubah-rubah meskipun dimasuki ‘amil.
Contohnya: ‫َم ْن تَ َسب ََّه بِقَوْ ٍم فَهُ َد ِم ْنهُ ْم‬
b. Fi’il mu’rab adalah fi’il yang harakat huruf akhirnya dapat
berubah-rubah sesuai dengan ‘amil yang dimasukinya.
Contohnya: ‫اَل يَ ْسنَ ْمرُ قَوْ ا ٌم ِم ْن قَوْ ٍم‬

7. Fi’il Tamamu jumlah (‫)تَ َم ُم ْال ُج ْملة‬


a. Fi’il tam adalah kata kerja yang membutuhkan pelaku (fa’il) dan
objeknya (maf’ul).

ِ ْ‫ت َوَأْلر‬
Contohnya : ‫ض‬ ِ ‫خَ الِ ِد ْينَ فِ ْيهَا َمادَا َم‬
ِ ‫ت ال َّس َم َوا‬
b. Fi’il naqis adalah kata kerja yang tidak membutuhkan pelaku (fa’il)
dan objeknya (maf’ul). Namun, membutuhkan isim dan khabarnya.
Contohnya: ‫َكانَ هّللا ُ َعلِ ْي ًما َح ِك ْي َما‬

8. Fi’il Taghyir ( ْ‫)تَغ ْيِر‬


Taghyir artinya perubahan.
a. Fi’il jamid adalah fi’il yang menyerupai kalimah huruf, yaitu dari
segi bisa mendatangkannya dia pada makna yang dikosongkan sari
zaman dan perbuatan atau hadats yang keduanya diperhitungkan
dalam kalimah fi’il, sehingga fi’il tersebut akan menetapi satu jalan
dalam pengibaratan, dan tidak mengalami perubahan bentuknya
kebentuk lainnya, akan tetapi dia menetapi satu bentuk saja.
Contohnya: ‫نِ ْع َم ال َّر ُج ُل أحْ َم ُد‬
b. Fi’il mutasharrif adalah fi’ilyang tidak menyerupai kalimah huruf,
karena dia menunjukkan pada makna pekerjaan yang dibarengi
dengan zaman, sehingga dia bisa menerima perubahan dari satu
bentuk kepada bentuk yang lainnya untuk mendatangkan makna
dalam zamannya yang berbeda-beda.
Contohnya ‫ص َر ُم َح َّم ٌد‬
َ َ‫ ن‬:
Fi’il mutasharrif ada dua macam, yaitu:
1. fi’il mutasharrif taam adalah fi’il yang darinya yang secara
umum dapat didatangkan ketiga fi’il.
Contoh : ْ‫َب يَ ْكتُبُ اُ ْكتُب‬
َ ‫َكت‬
2. fi’il mutasharrif naqish adalah fi’il yang darinya hanya bisa
didatangkan dua fi;il saja, adakalanya fi’il madli dan fi’il mudlari’.
Contoh :َ‫يَ َكا ُد َكاد‬

9. Fi’il Taukid(£‫)تَوْ ِكيد‬


Taukid adalah isim atau kata yang mengikuti kata yang dikuatkan baik
dalam keadaan rafa’nya, nashabnya, khafadhnya, dan ma’rifatnya.
a. Fi’il taukid, yaitu fi’il yang berkonjungsi dengan nun taukid atau
menegasan.
Contohnya: ‫يَصُوْ ن ََّن‬
b. Fi’il gairu taukid, yaitu fi’il yang tidak berkonjungsi dengan nun
taukid atau penegasan.
Contohnya:‫ن‬
ُ ْ‫يَصُو‬

Anda mungkin juga menyukai