Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ANALISA MATERI/

PROBLEM BASED LEARNING

Nama Mahasiswa : Nurkomariyah


Kelompok Mapel : MI 3 C
Judul Modul : Teori Belajar dan Pembelajaran
Judul Masalah : Teori Humanisme

No Komponen Deskripsi
1 Identifikasi Masalah Teori belajar humanisme adalah sebuah teori yang
memanusiakan manusia, di mana seorang individu dalam
(Berbasis masalah yang
hal ini peserta didik dapat menggali kemampuanya
ditemukan dilapangan) sendiri untuk di terapkan dalam lingkungannya.
Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia
membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang
positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut
sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran
humanisme biasanya memfokuskan pembelajarannya
pada pembangunan kemampuan positif. Akan tetapi
kenyataannya masih ada peserta didik yang memandang
rendah teman sekelas yang tergolong dari keluarga
kurang mampu.
2 Penyebab masalah 1. Kurangnya penanaman sikap menghargai sesama
peserta didik.
(Dianalisis apa yang menjadi akar
2. Muncul rasa minder pada peserta didik yang kuang
masalah yang menjadi pilihan mampu sehingga peserta didik lain memandang
rendah.
masalah
3 Solusi: a. Dalil yang relevan
Humanisme dalam pandangan Islam dimaksudkan
a. Dikaitkan dengan teori/dalil
sebagai proses memanusiakan manusia sebagaiman
yang relevan dengan tugasnya selaku khalifah di muka bumi. Al-
Qur'an memakai empat istilah dalam menyebutkan
b. Sesuaikan dengan
manusia, yakni bani adam , basyar, an-nas, dan al-
Langkah/prosedur yang insan. Dari Keempat isitilah yang disebutkan
mangandung makna yang beragam sesuai pada
sesuai dengan masalah yang
konteks yang dimaksudkan pada makna al-Qur'an.
akan dipecahkan 1. Bani Adam
Bani Adam terulang pada al-Qur'an sejumlah 7
kali. Term Bani Adam dipakai pada alQur'an
sebagai penunjukan bahwasanya manusia itu
adalah makhluk rasional. Kata Bani Adam
difokuskan pada aspek perbuatan atau aktivitas
manusia, sekaligus memberi sinyal ke mana dan
dalam posisi bagaimana perbuatan itu terlaksana.
Adapun kata bani adam(‫(آد ٌمً ب‬dan zurriyat
Adam(‫ سذآد ٌّمًة‬,(yang bermakna anak Adam atau
keturunan Adam dipakai dalam menyatakan
manusia apabila terlihat dari asal muasal
keturunannya. Sebagaimana firman Allah dalam
al-Qur‟an surat al-Baqarah [2]ayat 58 dan 31:
ُ ‫ْد ُخلُ ْو ٰه ِذ ِه ْلقد ْريدةد فد ُكلُ ْو ِم ْن دها دحي‬
ً‫ْث ِشئْت ُ ْم درَغد‬ ‫دو ِذْ قُ ْلندا‬
ٰ ‫طةٌ نَّ ْغ ِف ْر لد ُك ْم خ‬
‫دط ٰي ُك ْم‬ َّ ‫س َّجً َّوقُ ْولُ ْو ِح‬ُ ‫اب‬ ‫ْلبد د‬ ‫َّو دْ ُخلُو‬
‫ْل ُم ْح ِسنِيْند‬ ًُ‫سن ِدز ْي‬‫دو د‬
Terjemahnya: “Dan (ingatlah) ketika Kami
berfirman, “Masuklah ke negeri ini
(Baitulmaqdis), maka makanlah dengan nikmat
(berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu.
Dan masukilah pintu gerbangnya sambil
membungkuk, dan katakanlah, “Bebaskanlah kami
(dari dosa-dosa kami),” niscaya Kami ampuni
kesalahankesalahanmu. Dan Kami akan
menambah (karunia) bagi orang-orang yang
berbuat kebaikan
ۤ
‫علدى ْل دم ٰل ِٕى دك ِة فدقدا دل‬‫ض ُه ْم د‬ ‫ع در د‬ ‫علَّ دم ٰ دد دم ْْلد ْس دم ۤا دء ُكلَّ دها ث ُ َّم د‬
‫دو د‬
‫د ْۢ ْنبِـُٔ ْونِ ْي بِا ْس دما ِء هؤُْل ِء ِن كنت ْم صٰ ًِقِ ْي دن‬
ُ ْ ُ ْ ۤ ‫د‬ ٰٓ ٰ ۤ ‫د‬
Terjemahnya: Dan Kami berfirman, “Wahai
Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam
surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai
makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi)
janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu
termasuk orangorang yang zalim!”
2. Al-Basyar
Kata Basyr(‫( بشس‬mengandung makna utama
dengan kecenderungan sesuatu dengan bagus serta
indah. berakar kata yang memiliki kesamaan lahir,
kata basyarah yang bermakna kulit. Manusia
disebut basyar dikarenakan kulitnya terlihat jelas
serta berbeda jika dibandingkan dengan kulit
binatang. sehingga, kata basyar dalam Al-Quran
mengkhusus perujukannya pada tubuh dan
lahiriah manusia. Sebagaimana yang terdapat
dalam al-Quran Surah Rum, Ayat 20:
ٍ ‫دو ِم ْن ٰ ٰي ِت ٰٓه د ْن دخلدقد ُك ْم ِم ْن ت ُ در‬
‫ب ث ُ َّم ِذد ٰٓ د ْنت ُ ْم بدش ٌدر ت د ْنت دش ُِر ْوند‬
Terjemahnya: “Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu dari
tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi)
manusia (basyar) yang berkembang biak.” (Q.S.
ar-Rum [30]: 20)
3. Al-Insan
Hampir di seluruh ayat yang menyebutkan
manusia dengan menggunakan kata insan,
konteksnya senantiasa memunculkan manusia
selaku makhluk yang istimewa, secara moral
maupun spiritual. Adanya keistimewaan tersebut
tidak terdapat pada makhluk yang lain. Kata
insan(‫( عبىإ‬berasal dari kata uns yang bermakna
tampak, jinak, serta harmonis. Ada pula yang
menghubungkan istilah insan dengan nasiya yang
bermakna lupa. Misal dari Ibnu Abbas yang
menjelaskan bahwasanya manusia itu dikataan
sebagai insan dikarenakan dia selalu lupa akan
janjinya. Akan tetapi, dari perspektif al-Quran,
pendapat yang menyebutkan Insan berasal dari
kata Uns yang bermakna tampak, jinak, dan
harmonis merupakan penguatan oleh yang
berargumen bahwa dia berasal dari istilah Nasiya
(lupa) serta Nasa-Yanusu (yang berguncang).
Dalam al-Qur‟an, kata insan tersebut lebih
cenderung konteks pembahasannya fokus pada
makna manusia beserta sifat psikologisnya. arti
tersebut bisa terlihat pada al-Qur‟an surat
AzZukhruf ayat 15:
‫دو دجعدلُ ْو لدهٗ ِم ْن ِعبدادِه ُج ْزء َِّن ْ ِْل ْن د‬
ࣖ ‫ساند لد دكفُ ْو ٌر ُّمبِي ٌْن‬
Terjemahnya: “Dan mereka menjadikan sebagian
dari hamba-hamba-Nya sebagai bagian dariNya.
Sungguh, manusia itu pengingkar (nikmat Tuhan)
yang nyata”.
4. An-Nas
Istilah al-Nas (( ‫بض‬secara umum dikaitkan pada
tujuan manusia yang berposisi selaku makhluk
sosial. Pastinya selaku makhluk sosial, manusia
mestinya mengedepankan kerukunan dalam
bermasyarakat. Manusia harusnya hidup sosial
yang berarti jangan meneyendiri dikarenakan
manusia tidak dapat hidup sendiri. Awal
munculnya keberadaan manusia yang berawal dari
sepasang Pria dan perempuan (Adam dan Hawa)
lalu tumbuh menjadi sebuah masyarakat. Atau
dengan istilah lain, adanya pengklaiman kepada
spesis yang terdapat di dunia ini memberikan
sinyal bahwa manusia seharusnya hidup dengan
rasa persaudaraan serta tidak diperbolehkan untuk
saling bercerai berai. Sederhananya, seperti itulah
fungsi sebenarnya manusia yang ada pada konsep
an-Naas. Mengenai asal muasal terjadinya umat
manusia yang berketurunan, sebagaiman hal
tersebut dijelaskan dalam al-Qur‟an surat an-
Nisa‟[4]ayat 1 berikut:
‫ي دخلدقد ُك ْم ِم ْن نَّ ْف ٍس َّو ِحًدةٍ َّو دخلد د‬ْ ‫اس تَّقُ ْو دربَّ ُك ُم لَّ ِذ‬ ُ َّ‫ٰ ٰٓياديُّ دها لن‬
ّٰ‫س ۤاء ۚ دو تَّقُو للهد‬ ‫ث ِم ْن ُه دما ِر دجاْل دكثِيْر َّونِ د‬ َّ ‫ِم ْن دها زد ْو دج دها دوبد‬
‫ام َِّن للّٰهد دكاند د‬
‫علد ْي ُك ْم درقِ ْيبا‬ ‫س ۤا دءلُ ْوند ِبه دو ْْلد ْر دح د‬ ْ ‫لَّذ‬
‫ِي ت د د‬
Terjemahnya: “Wahai manusia! Bertakwalah
kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu
dari diri yang satu (Adam), dan (Allah)
menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya;
dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak.
Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-
Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah)
hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah
selalu menjaga dan mengawasimu”:.
b. Langkah/prosedur yang sesuai dengan masalah.
 Guru memberikan pendekatan dan pengarahan
terhadap peserta didik tentang saling menghargai
terhadap sesama
 Guru memberikan pengertian pentingnya
bersosialisasi dalam kehidupan.
 Membangkitkan rasa percaya diri pada peserta
didik.

Anda mungkin juga menyukai