Anda di halaman 1dari 2

MODUL 5 KETERAMPILAN MENULIS

KegiatanBelajar2 :Kemampuan Lanjut dalam Kegiatan Menulis

            Secara dikotomis, tulisan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu fiksi dan nonfiksi. Fiksi
merupakan sebuah karya tulisan hasil kreatif dan imajinatif penulis.Fiksi cenderung bersifat
imajinatif, contoh fiksi yaitu novel, drama, cerpen dan sebagainya. Sedangkan nonfiksi
merupakan hasil pemikiran dan pengamatan penulis berdasarkan logika yang dituangkan
dengan menggunakan strategi tertentu. Nonfiksi lebih bersifat logis dan empiris,
Contoh nonfiksi yaitu artikel dalam jurnal, artikel dan surat kabar dan laporan penelitian.
Berikut proses penulisan tulisan fiksi dan nonfiksi.
A.      Merencanakan Tulisan Fiksi
Fiksi merupakan hasil imajinasi atau pun khayalan penulis yang dituangkan secara
kreatif menjadi sebuah karya tulis. Dalam proses penulisan fiksi, kadang-kadang inspirasi
penulis muncul secara tiba-tiba dalam pikiran penulis. Namun, terkadang seorang penulis
sengaja mencari inspirasi untuk dapat menulis fiksi tersebut.
Dalam proses penulisan fiksi, biasanya seorang penulis mencatat peristiwa-peristiwa atau
kesan yang menjadikannya inspirasi. Setelah mencatat, peristiwa-peristiwa tersebut dirangkai
menjadi sebuah synopsis atau ringkas cerita. Kemudian dari ringkas cerita tersebut
dikembangkan menjadi sebuah cerpen, novel maupun drama.

B.      Merencanakan Tulisan Nonfiksi


Dalam proses penulisan nonfiksi, seorang penulis harus menentukan dan memilih topik
karangan, setelah topik terpilih penulis merumuskan tujuan dari karangan tersebut, membuat
kerrangka karangan kemudian merangkai kerangka tersebut agar menjadi sebuah karangan.
Berikut dijelaskansatu per satu.

1.      PemilihanTopik
Proses pertama dalam penulisan karya nonfiksi ialah pemilihan topik. Dalam memilih topik
hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut :
·         Topik yang dipilih hendaknya menarik hati bagi penulis dan pembacanya.
Apabila topik yang dipilih menarik hati maka akan menjadi ka bosan bagi penulis dalam
menulisnya dan juga tulisan tersebut tidak dapat disusun dengan baik. Begitu juga bagi
pembaca pasti merasa bosan membacanya.
·         Topik yang dipilih hendaknya actual, sedang hangat, dapat di percaya dan diperlukan
untuk memecahkan masalah.
Kalau topik yang dipilih masih hangat dan berisi berita yang diperlukan pembaca maka pasti
banyak pembaca yang menyukai karya tersebut.
·         Bahan-bahan yang diperlukan untuk menulis tersedia dan dapat dijangkau.
Misalnya bahan-bahan yang diperlukan berupa data yang berhubungan dengan topik dapat
diperoleh dengan batas waktu dan sumber dana yang tersedia.
·         Topik yang dipilih sesuai cakupan ruangl ingkupnya dengan waktu dan biaya yang
tersedia.
Dalam memilih topic cakupan ruang lingkupnya tidak terlalu luas maupun terlalu sempit.

2.      PerumusanTujuan
Setelah selesai menentukan topik Langkah berikutnya yaitu merumuskan tujuan. Perumusan
tujuan ini bermaksud memberikan penjelasan kepada penulis mengenai topik tersebut. Selain
memberikan penjelasan juga dapat mempengaruhi pembaca untuk melakukan tindak
berkaitan dengan topic tersebut.
3.      Penulisan Kerangka Karangan
Penulisan kerangka karangan bermanfaat sebagai pedoman bagi penulis agar tidak keluar dari
topik dan tujuan penulisan tersebut. Kerangka karangan dapat membantu penulis dalam
mengembangkan cerita. Penulisan kerangka karangan dapat ditulis dengan cara
mengelompokkan seluruh subtopik menjadi sebuah struktur kerangka tertentu. Serta dapat
dengan cara langsung menentukan subtopik dan mengurutkannya.
Setelah kerangka karangan selesai dibuat, Langkah terakhir adalah mengembangkan
kerangka karangan tersebut menjadi sebuah karangan yang utuh.

Anda mungkin juga menyukai