Anda di halaman 1dari 4

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama : Minhazul Abidin


No.Peserta : 201699700818

Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi


No. telah masalah penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendanhnya minat  Hussain, Abdus Salam dan Aisha 1. Peserta Didik belum
peserta didik untuk bisa Farid (2020). Generally, menyadari pentingnya
Bahasa Inggris motivation can be categorized into mengerti Bahasa asing
two major types: intrinsic and 2. Kesadaran diri siswa dan
extrinsic motivation. The former lingkungan mengenai
is in built that induces readiness in bahasa Inggris sebagai
the individuals to accept any salah satu factor penting
challenge without the expectation dalam meraih cita-cita
of any reward, whereas the latter 3. Siswa yang lebih
is self-created one that is driven suka menghabiskan
by external factors. waktu dengan gadget
 Gunawan Tambunsaribu1, menonton vidio yang
Yusniaty Galingging (2021) sedang tren
mengelompokkan faktor internal 4. Metode pembelajaran
penyebab masalah ke dalam tiga yang diterapkan guru
kurang menarik
kategori umum, yaitu
5. Sarana prasarana
1. Mereka menganggap bahasa
pembelajaran kurang
Inggris itu membingungkan
memadai
(77%);
2. Mereka tidak suka pelajaran
bahasa Inggris (15 %); dan
3. Mereka mengatakan bahwa
bahasa Inggris itu tidak
penting (8%).
 Menurut Ariastuti (2014:6)
Beberapa indikator tentang siswa
yang memiliki motivasi belajar
rendah adalah
1. siswa tidak memperhatikan
pada kegiatan kelas secara
maksimal,
2. Siswa sibuk dengan kegiatan
mereka sendiri yang bukan
kegiatan akademik, dan
3. Siswa tidak datang lebih awal
ke kelas
2 Siswa kesulitan  Joshua F. Lawrence, Rebecca Stelah dilakukan analisis
memahami bacaan Knoph, Autumn McIlraith, melalui kajian literatur
dalam bahasa Inggris Paulina A. Kulesz, David J. siswa mengalami kesulitan
Francis (2021) on their study dalam memahami bacaan
affirm the strong relation between Bahasa inggris karena :
vocabulary and reading at the  Factor kosa kata Bahasa
individual level Inggris peserta didik yang
 Ferrand, Pallier, & Brysbaert, belum memadai
2006). words with more letters  Kompleksitas kata
take longer to process and are  Kemampuan siswa dalam
read more slowly than shorter mengidentifikasi
words, komponen bacaan
 Nigora Nizomova Nodirovna
(2020) on her journal said that
sequencing is one of many skills
that contributes to students' ability
to understand what they read
 Nurul Fajri & Nurmainiati (2019)
dalam penelitiannya membuktikan
bahwa Faktor penyebab
timbulnya kesukaran memahami
bacaan dalam Bahasa inggris
adalah
1. dibuktikan sebanyak 33,33%
menyatakan kendala
memahami teks bahasa Inggris
adalah penguasaan kosa kata
terlalu sulit,
2. 46,66% menyatakan
penggunaan kosa kata teks
bahasa Inggris di dalam buku-
buku pelajaran bahasa Inggris
atau yang diberikan oleh guru
terdapat penggunaan kata-kata
yang sulit.
3. Di samping itu, terdapat
53,33% penyebab sebagian
orang tidak tertarik dengan
bahasa Inggris karena
kurangnya penguasaan kosa
kata
4. dan 76, 67% menyatakan
bahwa pengaruh kurangnya
konsentrasi dan fokus
memahami teks bahasa Inggris
salah satu penyebab utamanya
adalah kurangnya penguasaan
kosa kata,
5. dan sebanyak 56.67%
menyatakan seseorang tidak
mampu memahami teks
bahasa Inggris dikarenakan
tidak memiliki strategi, tidak
memiliki kebiasaan dan tidak
suka membaca teks bahasa
Inggris
3 Guru belum optimal  Pierre du Plessis (2014) said that Dari kajian literatur tersebut
dalam menerapkan “Conditions of service, dapat disimpulkan bahwa guru
model yang sesuai incentives for teachers in rural kesulitan menggunkan model
dengan kebutuhan areas need to be reviewed to pemebelajaran yang tepat pada
belajar siswa make teaching in rural areas setiap menyampaikan materi
more attractive pelajaran karena
 Nyayu Khodijah (2012) pada 1. Kodisi sekolah
penelitiannya menunjukan hasil 2. Gaji Guru di wilayah
bahwa: pedesaan
1. Profesionalisme guru dalam 3. Profesionalisme guru
penerapan model-model baik aspek
pembelajaran inovatif masih pengetahuan dan
belum sesuai harapan. Hal ini ketrampilan
terlihat baik dari aspek 4. Sedikitnya
pengetahuan maupun workshop/pelatihan
keterampilan sebagian guru yang diikuti oleh guru
yang masih rendah dalam
menerapkan model-model
pembelajaran inovatif, dan
2. Rendahnya kualitas
pelatihan/workshop yang
diikuti dan rendahnya
komitmen dan motivasi guru
untuk menerapkan model-
model pembelajaran inovatif
4 Siswa kurang memahami  Rizki Pratama Dalman and Berdasarkan kajian literatur
soal-soal HOTS Junaidi (2022) on their study dapat disimpulkan bahwa
proved that , the causes of the  Siswa belum mampu
students difficulty answering menganalisis, memecahkan
HOTS questions are masalah dalam beberapa
1. Students Do not Understand bagian dan berfikir kritis
the Material,  siswa belum dapat
2. Students Do not Understand memahami atau
Question Commands, mengaplikasikan ranah
3. and base on their interview, kognitif c4-C6, siswa baru
information was obtained that sebatas c1-c3
the teacher do not discussed  Guru-guru masih
about what HOTS questions memerlukan pelatihan dan
were and what were the pendampingan dalam
requirements for a HOTS membuat soal-soal HOTS
question
 Muawwinatul Laili, Nurul Aini, dan
Ana Christanti (2019) dari Penelitian
mereka yang menggunakan metode
kualitatif dengan memaparkan dan
mendeskripsikan data yang berupa
hasil wawancara, observasi dan butir-
butir soal ujian Bahasa Inggris. Dari
data ulangan harian dan soal ujian
semester yang sudah digunakan
semester genap 2018-2019, ternyata
tidak ada yang menunjukkan soal-
soal HOTS. Dari sekolah A, peneliti
mendapatkan data bahwa soal-soal
yang tergolong C1 sebanyak 26,19%,
C2 ada 54,76%, dan C3 ada 19,05%.
Untuk sekolah B terdapat 22% soal
C1, 66% soal C2, dan 12% termasuk
C3. Sedangkan sekolah C tidak ada
soal yang termasuk C1, yang C2 ada
62,5%, dan C3 ada 37,5%. Apabila
dijumlah seluruhnya, dari total 230
soal, sebanyak 14,35% soal C1,
60,43% tergolong C2, dan 25,22%
termasuk C3. Hasil data ini
menunjukkan bahwa guru-guru
masih memerlukan pelatihan dan
pendampingan dalam membuat soal-
soal HOTS
5 Guru belum maksimal  Ju Seong Lee , Nur Arifah Berdasarkan hasil eksplorasi
memanfaatkan teknologi Drajati (2019) on their study, pada kajian literatur tersebut
dalam pembelajaran showed that students’ willingness dapat disimpulkan
to communicate correlated  bahwa guru dan siswa
significantly with all of the IDLE belum mengoptimalkan
(digital learning of English ) teknologi selama
activities and affective variables pembelajaran.
 Lei (2009) quoted in Handbook of  Terbatasnya jaringan
Technological Pedagogical internet untuk digunakan
Content, Knowledge (TPACK) dalam proses pemebelajaran
found that  Kurangnya sarpras terkait
1. digital-native teachers were dengan teknologi
proficient with basic  Belum meratanya infrastuktur
technologies but were not yang mendukung pemanfaatan
familiar with more advanced TIK dalam pembelajaran
technologies, particularly Web
2.0 technologies,
2. they lacked the experience and
expertise in using Web 2.0
technologies with potential for
classroom applications.
3. the technology proficiency of
this generation of teachers is
limited and lacks depth.
 Rose Winda, Febrina Dafit (2021) di
jurnalnya membuktikan bahwa
kendala guru dalam menggunakan
media pembelajaran online yaitu
1. guru kesulitan merancang media
berbasis IT,
2. mengoperasikan media berbasis
IT,
3. sarana dan prasarana yang tidak
lengkap,
4. serta yang terakhir adalah
kreatifitas guru..

Anda mungkin juga menyukai