Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DALAM PENURUNAN

SEKSUAL PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS


KAPASA KOTA MAKASSAR

Wiwi Hardjono1, Wa Mina La Isa2, Indra Dewi3


1
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Alamat Korespondensi: (wiwi.hardjono022@gmail.com/081393755979)

ABSTRAK

Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan menyebabkan semakin meningkatnya


kemiskinan dan pada akhirnya dapat menyebabkan rendahnya nilai sumber daya manusia.
Kontrasepsi merupakan upaya dalam pencegahan kehamilan, dapat bersifat sementara dan
menetap. Salah satu jenis kontrasepsi yang banyak diminati oleh pasangan usia subur (PUS) di
Indonesia adalah kontrasepsi hormonal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
penggunaan kontrasepsi pil dalam penurunan seksual pasangan usia subur di Puskesmas Kapasa
Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan pendekatan penelitian Cross
Sectional adalah adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data
variabel independent dan dependen hanya satu kali pada satu saat, dengan uji chi square interval
kepercayaan a=0,05. Populasi dalam penelitian berjumlah 65 orang. Teknik sampling dalam
penelitian ini menggunakan metode Non probability Sampling dengan jenis Purposive Sampling
sehingga besar sampel yang didapakan yaitu 56 sampel. Hasil analisis uji statistik didapatkan nilai ρ=
0,009 jadi dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan penggunaan kontrasepsi pil dalam penurunan
seksual pasangan usia subur di Puskesmas Kapasa Kota Makassar. Berdasarkan hasil penelitian
diharapkan bidan dapat memberikan penyuluhan kepada akseptor kb pil mengenai efek samping dan
cara mengatasinya melalui kunjungan ulang sehingga akseptor dapat mengerti dan memahami
perubahan yang terjadi pada dirinya.

Kata kunci: Kontrasepsi Pil, Penurunan Seksual

PENDAHULUAN terhadap organ tubuh wanita baik genitalia


Menurut World Health Organization maupun non genitalia. Dampak negatif yang
(WHO), menyatakan bahwa peningkatan diberikan dari kontrasepsi hormonal
penggunaan kontrasepsi tertinggi adalah di khususnya pil yaitu peningkatan berat badan,
Asia dan Amerika Latin dan terendah di Sub- gangguan haid (siklus menstrusi memendek
Sahara Afrika. Secara global penggunaan atau memanjang, perdarahan spotting, tidak
kontrasepsi modern telah meningkat sedikit haid sama sekali), penurunan densitas tulang,
dari 54% di tahun 1990 menjadi 57% pada gangguan emosi, sakit kepala, nervositas,
tahun 2015. Di Afrika dari 23,6% menjadi jerawat dan juga dapat menimbulkan
28,5%, di Asia telah meningkat sedikit dari kekeringan pada vagina dan penurunan
60,9% menjadi 61,8%, sedangkan di Amerika seksual (Saifuddin, 2006 dalam Batlajery
Latin dan Karibia tetap stabil pada 66,7% Jomim dkk, 2015).
WHO (2015) dalam Jacobus Regina Mitha. Penggunaan kontrasepsi pil dalam
Presentasi peserta KB aktif hormonal waktu yang lama akan menyebabkan disfungsi
Indonesia terhadap pasangan usia subur di seksual berupa penurunan seksual (Saroha,
Indonesia pada tahun 2016 sebesar 74,8%. 2008 dalam Ningsi Agustina dkk, 2012).
Provinsi yang memiliki presentase tertinggi Ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh
hormonal salah satunya pil, Maluku Utara akan mengakibatkan timbulnya suatu reaksi
sebesar 87,03%, Kepulauan Bangka Belitung yang secara langsung mempengaruhi kondisi
83,92, Sulawesi Utara sebesar 83,84% dan fisik tubuh maupun maupun organ reproduksi
Sulawesi Selatan sebesar 77,65% (BKKBN, dan pesikis (Sibagariang, 2016)
2017). Adapun presentase pengguna pil di Berdasarkan hasil studi pendahuluan
kota Makassar sebesar 35% (Dinkes Prov didapatkan pasangan usia subur yang
SulSel 2016). menggunakan kontrasepsi pil di Puskesmas
Kontrasepsi hormonal dapat Kapasa Kota Makassar pada 6 bulan terakhir
memberikan dampak positif dan negatif tahun 2018; 195 orang. Dalam penelitian ini

41
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 1 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531
populasi yang digunakan yaitu bulan memperhatikan dan mengendalikan
November dan Desember 2018 sebanyak 65 adanya variabel-variabel yang tidak diteliti
orang. Dari hasil wawancara yang dilakukan tetapi mempunyai pengaruh terhadap
oleh peneliti pada akseptor kb pil menyatakan variabel yang diteliti.
bahwa keluhan yang dirasakan setelah 4. Menjaga Integritas/validitas penelitian
menggunakan kontrasepsi pil; kenaiikan berat Mempertahankan konsistensi dan
badan, nafsu makan meningkat, emosional pengendalian selama pengumpulan data
dan terjadinya kekeringan pada vagina berarti mempertahankan adanya suatu
sehingga menimbulkan rasa nyeri saat integritas atau validitas penelitian. Untuk
melakukan hubungan seksual. Berdasarkan dapat melaksanakannya, peneliti harus
hasil tinjauan di atas maka dari itu peneliti selalu cermat terhadap adanya sikap
tertarik untuk meneliti dengan judul “Hubungan perubahan atau upaya mengubah suatu
Penggunaan Kontrasepsi Pil Dalam rencana yang telah ditetapkan agar tidak
Penurunan Seksual di Puskesmas Kapasa terjadi ketidaksinambungan.
Kota Makassar” 5. Memecahkan Masalah
Tugas yang terpenting dalam
BAHAN DAN METODE pengumpulan data adalah menyelesaikan
Lokasi, populasi dan sampel masalah-masalah yang terjadi. Jalan yang
Penelitian ini merupakan penelitian biasa ditempuh untuk menyelesaikan
kuantitatif dengan pendekatan penelitian masalah pada pengumpulan data yaitu
Cross-Sectional. Teknik sampling dalam perlu adanya orang lain untuk memberikan
penelitian ini menggunakan metode Non masukan dan berdiskusi untuk mencari
probability Sampling dengan jenis Purposive jalan keluar yang terbaik agar tujuan
Sampling. Penelitian ini dilaksanakan di penelitian dapat dicapai.
Puskesmas Kapasa Kota Makassar. Populasi
dalam penelitian ini semua akseptor kb pil Analisis Data
yang berada di Puskesmas Kapasa Kota 1. Analisis univariat
Makassar dengan jumlah sampel 56 Dilakukan terhadap setiap variabel
rsponden. dari hasil penelitian untuk menghasilkan
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dari distribusi, frekuensi dengan melihat
penelitian ini adalah sebagai berikut: presentasi masing-masing variabel yang
1. Kriteria Inklusi diteliti.
a. Ibu yang memakai kontrasepsi pil 2. Analisis bivariat
b. Ibu yang bersedia menjadi responden Dilakukan untuk mengetahui
2. Kriteria Eksklusi hubungan antara variabel independen
a. Ibu yang membatalkan pengisian dengan variabel dependen dengan
kuesioner mengunakan uji chi-square.
b. Ibu yang tidak koperatif.
HASIL PENELITIAN
Pengumpulan Data 1. Analisis Univariat
1. Memilih Subjek Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik
Subjek dapat dipilih selama responden di Puskesmas Kapasa Kota
pengumpulan data pemilihan subjek Makassar. (n=56)
bergantung pada rancangan penelitian Karakteristik n %
yang digunakan peneliti. Umur
2. Mengumpulkan Data Secara Konsisten Remaja akhir 17-25 tahun 15 26,8
Konsep agar pengumpulan data Dewasa awal 26-35 tahun 21 37,5
dapat akurat adalah perlunya suatu Dewasa akhir 36-45 tahun 16 28,6
konsistensi. Konsistensi tersebut perlu Lansia awal 46-55 tahun 4 7,1
untuk mempertahankan pola pengumpulan Pendidikan
data pada setiap tahap berdasarkan SD 4 7,1
rencana yang telah ditetapkan. Hal ini SMP 15 26,8
penting dilakukan agar tidak terjadi SMA 26 46,4
perbedaan hasi antara waktu pengumpulan PT 11 19,6
data yang satu dengan yang lainnya Kontrasepsi Pil
3. Mempertahankan Pengendalian Dalam < 1 tahun 26 46,4
Penelitian ≥ 1 tahun 30 53,6
Tujuan pengendalian penelitian Penurunan Seksual
adalah untuk meminimalisasi terjadinya Menurun 35 62,5
bias pada hasil penelitian. Penelitian perlu Tidak menurun 21 37,5

42
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 1 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan PEMBAHASAN
bahwa dari 56 responden akseptor kb pil Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pada karakteristik umur terbanyak pada dilakukan dari 56 responden didapatkan
umur 26-35 tahun sebanyak 21 orang mayoritas penggunaan kontrasepsi pil ≥ 1
(37,5%) dan terendah pada umur 46-55 tahun mengalami penurunan seksual
tahun sebanyak 4 orang (7,1%). Pada sebanyak 24 orang (42,9%) dan yang tidak
karakteristik pendidikan akseptor kb pil mengalami penurunan seksual sebanyak 6
terbanyak pada tingkat SMA sebanyak 26 orang (10,7%). Hal ini disebabkan karena
orang (46,4%) dan tertinggi pada tingkat penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka
SD sebanyak 4 orang (7,1%). Pada Panjang dapat mengganggu proses alamiah di
karakteristik penggunaan kontrasepsi pil dalam tubuh. Kontrasepsi pil mengandung
yang akseptor yang menggunakan hormon estrogen dan progesteron yang
kontrasepsi pil ≥ 1 tahun sebanyak 30 apabila digunakan dalam jangka waktu yang
orang (53,6%) dan < 1 tahun sebanyak 26 lama mengakibatkan tterjadinya
orang (46,4%). Pada karakteristik ketidakseimbangan hormone estrogen dan
penurunan seksual akseptor yang progesterone di dalam tubuh sehingga terjadi
mengalami penurunan seksual sebanyak pengeringa pada vagina, menyebabkan rasa
35 orang (62,5%) dan yang tidak nyeri saat bersenggama dan pada akhirnya
mengalami penurunan seksual sebanyak menurunkan keinginan untuk melakukan
21 orang (37,5%). hubungan seksual.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
2. Analisis Bivariat dilakukan didapatkan penggunaan kontrasepsi
Tabel 2 Hubungan penggunaan pil < 1 tahun mengalami penurunan seksual
kontrasepsi pil dalam penurunan seksual sebanyak 11 orang (19,6%) dan yang tidak
pasangan usia subur di Puskesmas mengalami penurunan seksual sebanyak 15
Kapasa Kota Makassar. orang (26,8%). Hal ini dapat disebabkan oleh
kondisi psikologis terutama stress yang dapat
Penurunan Seksual mempengaruhi mood seseorang dalam
Kontr
Total
asep Tidak melakukan aktivitas seksualnya. .
si Pil Menurun Ketidakmampuan manajemen stress
Menurun
n % n % n % mengakibatkan terjadinya tekanan serta
<1 46, gangguan fungsional yang merusak fungsi
11 19,6 15 26,8 26
tahun 4 normal dari proses di dalam tubuh. Dalam
≥1
24 42,9 6 10,7 30
53, keadaan tertekan seseorang tidak dapat
tahun 6 menjalankan tugasnya secara maksimal,
Total 35 62,5 21 37,5 56 100 sehingga anggapan dalam melakukan
p=0,009
hubungan suami istri merupakan tugas dan
α=0.05 tanggung jawab yang harus dipenuhi
walaupun dalam keadaan tertekan.
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa Umur juga dapat mempengaruh
pada kategori kontrasepsi pil dari 56 aktivitas seksual seseorang, baik secara fisik,
akseptor kb pil, pada penurunan seksual mental maupun kehidupan seksnya,
yang mengalami penuruna seksual disebabkan karena terjadi penurunan fungsi
sebanyak 35 orang(62,5%) dan yang tidak hormon.
mengalami penurunan seksual sebanyak Paritas atau jumlah kelahiran juga dapat
21 orang (37,5%). Kemudian pada pada berpengaruh pada penurunan seksual. Wanita
kontrasepsi pil menunjukkan bahwa yang memiliki banyak anak aktivitas
penggunaan kontrasepsi pil < 1 tahun seksualnya rendah dibandingkan dengan
sebanyak 26 orang (46,4%) dan wanita yang memiliki sedikit anak. Hal ini
penggunaan kontrasepsi pil ≥ 1 tahun dapat menimbulkan penolakan seksual karena
sebanyak 30 orang (53,6%). Dari hasil uji merasa takut dan cemas dalam mengulangi
statistik selanjutnya di peroleh nilai ρ trauma yang terjadi. Dalam hal ini juga wanita
=0,009, dengan demikian nilai ρ<a (0,05) yang memiliki banyak anak akan cenderung
hal ini dapat disimpulkan bahwa HA di mengalami penurunan seksual dikarenakan
terima dan H0 ditolak. yang berarti terdapat kelelahan dalam mengurus anak dan rumah
hubungan penggunaan kontrasepsi pil tangganya.
dalam penurunan seksual pasangan usia Penelitian ini sejalan dengan penelitian
subur di Puskesmas Kapasa Kota yang dilakukan oleh Aisyah (2015)
Makassar. menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi
hormonal mayoritas mengalami penurunan

43
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 1 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531
seksual dengan penggunaan kontrasepsi kemudian muncul rasa khawatir berlebihan
hormonal > 1 tahun. Hal ini disebabkan karena dan perasaan lelah (Savitri, 2011).
semakin lama akseptor menggunakan kb pil Teori disdeferensi sel dikemukakan oleh
dapat mengakibatkan penumpukan Cutler menyatakan bahwa semakin tua
progesteron di dalam tubuh. . Adanya organisme, sel-sel semakin jauh bergeser dari
penumpukan progesteron yang berlebihan tempat seharusnya. Akibatnya seluruh fungsi
akan meningkatkan kadar estrogen sehingga organisme terus menurun dan makin menurun
hormon testoteron tidak akan terbentuk yang dengan bertambahnya usia (Aziz, 2017).
mengakibatkan gairah seksual pada wanita Nusbaum & Other (2005) dalam Afiyanti
menurun. (2016) menyatakan bahwa perubahan yang
Penelitian ini juga sejalan dengan terjadi pada perempuan masa dewasa tengah
penelitian yang dilakukan oleh Zettira (2015) mulai memasuki masa perimenopaus
yang menyatakan bahwa penggunaan sehingga dapat terjadi penurunan kadar
kontrasepsi hormonal merupakan salah satu hormon estrogen yang menyebabkan masalah
faktor yang mempengaruhi kejadian pada elastisitas dan lubrikasi vagina. Kedua
penurunan seksual pada penggunaannya masalah ini dapat menyebabkan nyeri saat
karena kandungan hormon di dalamnya dapat berhubungan seksual yang berdampak pada
mempengaruhi fungsi fisiologis hormonal dari penurunan seksual.
seorang wanita. Penelitian yang dilakukan Berdasarkan hasil penelitian dan teori
oleh Damailia (2016) yang menyatakan bahwa yang telah dijabarkan maka peneliti berasumsi
ada hubungan antara lama pemakaian bahwa penurunan seksual dapat terjadi pada
kontrasepsi hormonal dengan penurunan pengguna metode kontrasepsi pil yang
seksual. Namun baik akseptor yang lama disebabkan karena kandungan hormon pada
maupun yang belum lama menggunakan komposisinya dan lebih berpengaruh terhadap
kontrasepsi hormonal mengalami penurunan lama penggunaan kontrasepsi pil ≥ 1 tahun. .
seksual. Jadi, dapat ditarik kesimpulan, yaitu adanya
Ningsi, dkk (2012) dalam penelitiannya hubungan antara lama penggunaan
menyatakan ada pengaruh penggunaan kontrasepsi pil dalam penurunan seksual.
kontrasepsi hormonal terhadap kejadian
penurunan seksual pada akseptor kb. Ada KESIMPULAN
pengaruh umur akseptor terhadap penurunan Kesimpulan dari penelitian ini adalah
seksualitas. Ada pengaruh signifikan antara ada hubungan penggunaan kontrasepsi pil
paritas terhadap kejadian penurunan seksual, dalam penurunan seksual di Puskesmas
di mana multipara lebih berpengaruh terhadap Kapasa Kota Makassar.
penurunan seksual akseptor kb pil
dibandingkan primipara. SARAN
Diagnostic and Statistical Manual of 1. Bagi Pengguna Akseptor KB Pil,
Mental Disorders IV (DSM-IV) menjabarkan Diharapkan akseptor kb dapat memilih alat
tentang salah satu penyebab terjadinya kontrasepsi yang tepat. Menanyakan
penurunan seksual adalah penggunaan kepada bidan atau tenaga kesehatan
kontrasepsi hormona. Pemberian hormon tentang macam-macam alat kontrasepsi
yang berasal dari luar tubuh seperti yang ada sebelum memilih alat kontrasepsi tertentu.
pada kontrasepsi hormonal baik estrogen Selalu memantau perubahan efek samping
maupun progesteron menyebabkan sehingga apabila ada kelainan dapat
peningkatan kadar hormon tersebut di dalam segera diatasi.
darah, yang akan dideteksi oleh hipofisis 2. Bagi Peneliti yang akan dating
anterior dan akan menimbulkan umpan balik Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
negatif dengan menurunkan sekresi hormon mengembangkan penelitian sehingga
FSH dan LH. Dalam jangka waktu tertentu dapat menggali lebih dalam lagi mengenai
tubuh dapat mengkompensasi dengan efek samping yang terjadi pada akseptor
meningkatnya sekresi estrogen agar tetap kb pil terutama dalam penurunan seksual.
dalam keadaan normal namun dalam jangka 3. Bagi Tenaga Kesehatan
waktu yang lama menyebabkan hilangnya Bidan diharapkan dapat memberikan
kompensasi tubuh dan menurunnya sekresi penyuluhan dan konseling mengenai
hormon terutama estrogen. berbagai macam efek samping kontrasepsi
Terlalu banyak tekanan akan hormonal pil khususnya dalam penurunan
menyebabkan seseorang menjadi stress, seksual.

44
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 1 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531
DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Y & Anggi Pratiwi. 2016. Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Kharisma Putra
Utama Offset.

Aziz, Safrudin. 2017. Pendidikan Seks Perspektif Terapi Sufistik bagi LGBT. Ernes CV. Ahmad Jaya Group

Jacobus, R. M., Maramis, F. R. R., & Mandangi, C. K. F. (n.d.). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Pada Akseptor KB di Desa Hunbia Kecamatan Tangulandang
Selatan Kabupaten Sitaro. 1–8.

Damailia, H. T., & Saadati, K. (n.d.). Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik DMPA (Depo Medroxyprogesterone
Acetate) Dengan Penurunan Libido Pada Akseptor KB DMPA. 7(2).

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 2016

Batlajery, Jomima, & Mardiana. (2015). Penggunaan Metode Kontrasepsi Suntikan DMPA Berhubungan dengan
Disfungsi Seksual Wanita Pada akseptor KB Suntik. Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, 2, 49–56.

Savitri, I., & Efendi, S. 2011. Kenali Stres. Jakarta: PT Balai Pustaka (Persero).

Sibagariang, Eva Ellya. 2016. Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi Revisi. Jakarta: Trans Info Media.

Ningsi, A., Seweng, A., & Amiruddin, R. (2012). Pengaruh Penggunaan Metode Kontrasepsi Suntikan DMPA
Terhadap Kejadian Disfungsi Seksual. JST Kesehatan, 2(1), 36–47.

Nursalam. 2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Zettira, Z., & Nisa, K. (2015). Analisis Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Disfungsi Seksual
pada Wanita Analysis of the Relationship of Hormonal Contraceptive Use in Women with Sexual
Dysfunction. 4, 103–108.

45
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 1 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531

Anda mungkin juga menyukai