Anda di halaman 1dari 22

Kolaborasi Penanganan

dan Identifikasi Tantangan


dalam Pemenuhan
Layanan Pendidikan bagi
ABK di Sekolah Inklusif
Novia Anggraeni, S. Pd, M. Sc
MITOS ATAU
FAKTA
Garis Besar Paparan
● Sinkronisasi perspektif dan persepsi guru
● Training dasar layanan pendidikan inklusif di sekolah
● Kolaborasi Guru Pendidikan Khusus dan Guru Kelas/Subyek
● Tantangan dan strategi penanganan
PERSPEKTIF DAN PERSEPSI GURU
● Kelas yang inklusif ≠ kelas dengan Anak Berkebutuhan Khusus
● Kelas yang inklusif = kelas dengan pembelajaran yang aksesibel untuk
SEMUA ANAK.
● Siapa yang memerlukan kebutuhan dukungan tambahan (additional support
needs)? (Anak atau Guru)
TRAINING DASAR LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF
DI SEKOLAH
● Demografi murid
● Profile murid yang membutuhkan layanan pendukung
● Gambaran umum sistem layanan pendidikan inklusif di sekolah
● Ketersediaan Guru Pendidikan Khusus → in-house / hired by parents
● Manajemen kelas inklusif
● Pengembangan Program Pembelajaran Individual (PPI)
● Perencanaan Universal Design for Learning (UDL)
DEMOGRAFI DAN PROFIL MURID
- Persentase anak berkebutuhan khusus yang dilayani di sekolah, khususnya
rasio per rombongan belajar.
- Profil murid yang mencakup: karakteristik, kemampuan, hambatan, dan apa
yang dapat dilakukan oleh guru untuk membantu anak. Hindari penggunaan
label dan diagnosis pada profil murid untuk menghindari stereotipisasi.
- Jumlah dan profil umum murid yang membutuhkan layanan pendukung
diketahui oleh SELURUH GURU di sekolah.
“Kolaborasi adalah kunci dalam inklusi.”
SIAPA “AKTOR” KUNCI DALAM LAYANAN
PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
DI SEKOLAH INKLUSIF?
GURU
PENDIDIKAN
KHUSUS
GURU
KELAS
ORANG
TUA

TEMAN
SEBAYA

PIMPINAN
SEKOLAH
MURID DENGAN
SPEKTRUM
AUTISME
GURU PENDIDIKAN KHUSUS / GURU PENDAMPING KHUSUS?

In-house Hired by parents

- Kolaborasi dengan guru kelas lebih mudah - Orang tua melakukan rekrutmen secara
dilakukan personal
- Guru pendidikan khusus memiliki - Guru pendidikan khusus, secara
wewenang dan akses yang setara administrasi bukan bagian dari tenaga
terhadap dokumen sekolah pendidik yang diatur oleh manajemen
- Standar kompetensi dan keahlian dijamin sekolah
oleh sekolah - Standar kompetensi dan keahlian akan
sangat beragam.
PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDU
UNIVERSAL DESIGN FOR LEARNING

UDL sebagai kerangka dalam proses


belajar mengajar yang memandu dan
mengakomodasi keragaman gaya belajar
murid. Terdapat 3 prinsip di dalam UDL:
representasi, aksi & ekspresi, dan
keterlibatan.
BAGAIMANA IMPLEMENTASI KOLABORASI ANTAR
GURU KELAS DAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS?
● Perencanaan
- Hasil asesmen
- PPI
- Akomodasi/modifikasi
- Penentuan standar/kriteria pencapaian
- Kelompok belajar
● Pelaksanaan
- Pendampingan
- Implementasi strategi umum dan khusus
● Evaluasi
- Kriteria ketuntasan
- Laporan hasil belajar
TANTANGAN DAN STRATEGI
PENANGANAN
Lingkungan belajar
Hambatan yg mungkin muncul: Strategi:
- Perisakan/perundungan - Menyediakan lingkungan belajar
yang aman untuk membangun
- Distraksi berlebihan kepercayaan diri anak.
terhadap sensori - Tidak menolerir perisakan dan
perundungan di lingkungan sekolah.
- Mengenalkan kepada SEMUA
MURID mengenai keragaman
individu.
- Menjalin kerja sama dengan orang
tua dalam mengimplementasikan
sekolah yang aksesibel dan inklusif
untuk SEMUA MURID.
- Class meeting
Interaksi sosial
Hambatan yg mungkin muncul:
Strategi:
- Anak mungkin terisolasi secara
sosial - Role play
- tuntutan sosial menimbulkan - Pemberian tugas berdasarkan
kecemasan kemampuan murid.
- kesulitan “membaca ruangan” - menggunakan waktu istirahat untuk
- berperilaku kurang/tidak sesuai mendorong interaksi sosial
- kesulitan menjalin pertemanan - buddy system
- menyinggung tanpa menyadari - berdiskusi mengenai jenis
- terlihat egosentris/tidak peka perasaan/emosi manusia
- kurang/tidak mampu merespon - memberikan pengajaran ttg intonasi
perasaan orang lain suara, ekspresi wajah, dan personal
space.
Komunikasi
Hambatan yg mungkin muncul: Strategi:
- penggunaan bahasa yang - Memberikan anak paparan dan stimulus
untuk berkomunikasi
cenderung formal dan kaku - Menyampaikan ekspektasi tugas secara
- intonasi bicara yang datar eksplisit
- Lakukan pengecekan pemahaman murid
- kesulitan memahami bentuk terhadap pesan/informasi yang
disampaikan; jangan berasumsi
komunikasi non-verbal
- Memberikan batasan terhadap pilihan;
- pemahaman bahasa sangat pilihan yang terlalu banyak dapat
mengakibatkan kebingungan
harafiah - Ajarkan anak cara melakukan turn-taking
dalam percakapan
- Apabila diperlukan, gunakan visualisasi
untuk mendukung pemahaman anak
Imajinasi dan rigiditas
Hambatan yg mungkin muncul: Strategi:
- tertarik kepada hal-hal yang - bekerja sama dengan orang tua,
kurang/tidak umum rekan guru, dan murid sebaya dalam
memastikan konsistensi dan
- terpaku pada aturan dan ekspektasi umum terhadap anak
rutinitas dengan spektrum autisme
- melibatkan ketertarikan khusus anak
- kemampuan yang terbatas dalam aktivitas pembelajaran
untuk bermain dan berpikir apabila memungkinkan
kreatif - Memberikan struktur aktivitas harian
melalui jadwal belajar dan ceklis
- penggunaan timer dan “reward
activity” saat belajar di kelas
Sensorineural
Hambatan yg mungkin muncul: Strategi:
- Mengonfirmasi kepada orang tua
- hiposensitivitas mengenai
- hipersensitivitas hipersensitivitas/hiposensitivitas yang
dimiliki anak.
- inkonsistensi dalam
- Mengurangi distraksi sensori anak
persepsi melalui rekayasa lingkungan belajar
- fokus terhadap detail, - Memberitahukan kepada anak terlebih
dahulu jika ada kegiatan yang mungkin
namun tidak menyeluruh memicu hipo/hipersensitivitas
- hiperleksia - Menolerir dan meluruskan pemahaman
anak saat melakukan kesalahan saat
- diet belajar.
- Ciptakan situasi belajar yang dapat
diprediksi, konsisten, dan reliabel.
Emosi
Hambatan yg mungkin muncul: Strategi:
- Mengonfirmasi kepada orang tua
- kesulitan mengekspresikan mengenai
apa yang dirasakan hipersensitivitas/hiposensitivitas yang
dimiliki anak.
- manajemen amarah
- Mengurangi distraksi sensori anak
- tantrum melalui rekayasa lingkungan belajar
- impulsivitas - Memberitahukan kepada anak terlebih
dahulu jika ada kegiatan yang mungkin
- agresivitas memicu hipo/hipersensitivitas
- terlalu pasif terhadap - Menolerir dan meluruskan pemahaman
anak saat melakukan kesalahan saat
stimulus-stimulus eksternal belajar.
- Ciptakan situasi belajar yang dapat
diprediksi, konsisten, dan reliabel.
Referensi
International Baccalaureate Organization. 2013. Meeting student learning diversity in the classroom. Geneva:
International Baccalaureate Organization

https://www.understood.org/articles/en/understanding-universal-design-for-learning
MARI BERDISKUSI!

Anda mungkin juga menyukai