PEMANASAN GLOBAL
Kurikulum Merdeka
1. IDENTITAS UMUM
Nama Penyusun : Putri Siti Rahma, S.Si.
Asal Instansi : SMA Islam Terpadu Al Kahfi
Tahun Penyusunan : 2022
Jenjang Sekolah : SMA
Kelas : X (Sepuluh)
Fase :E
Alokasi Waktu : 4 pertemuan (2 x 45 menit)
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
Kata Kunci :
a. Pemanasan global
b. Gas rumah kaca
c. Efek rumah kaca
4. KOMPETENSI AWAL
a. Peserta didik telah mempelajari metode ilmiah, melakukan penyelidikan,
mengumpulkan data, mengevaluasi, dan membuat laporan ilmiah
b. Peserta didik telah mempelajari materi bentuk-bentuk energi dan perubahannya
c. Peserta didik telah mempelajari materi tentang Hukum Kekekalan Energi
5. PEMAHAMAN BERMAKNA
Meskipun secara umum modul ajar ini dikembangkan untuk peserta didik regular, namun untuk
memfasilitasi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar maka dapat diberikan remedial
teaching pada waktu khusus dan untuk peserta didik yang berpencapaian tinggi dapat diberikan
pengayaan teaching.
9. MODA PEMBELAJARAN
Moda pembelajaran yang digunakan pada pertemuan hari ini adalah tatap muka
13. ASESMEN
a. Penilaian pemahaman sains dilakukan setelah proses pembelajaran melalui tes tertulis
b. Penilaian keterampilan proses dilakukan selama proses pembelajaran melalui penilaian
proyek dan penilaian laporan
c. Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran melalui penilaian observasi sikap dan
penilaian antar teman
PERTEMUAN 1
Pendahuluan
a. Guru menunjukkan berita-berita a. Peserta didik menyimpulkan 10 menit
tentang banjir rob yang terjadi fenomena yang terjadi berdasarkan
di beberapa daerah pesisir data-data yang ditimbulkan oleh
pantai Indonesia, data kenaikan pemanasan global.
permukaan laut, data kenaikan b. Beberapa perwakilan peserta didik
suhu permukaan Bumi, dan data menyampaikan kesimpulan yang
mencairnya es di berbagai telah dibuat sebelumnya.
tempat di permukaan Bumi.
pembelajaran.
Penutup
a. Guru memberikan apresiasi kepada a. Peserta didik menyampaikan ucapan 10 menit
peserta didik atas kerjanya selama terimakasih kepada guru atas
proses pembelajaran bimbingannya pada pembelajaran hari
b. Guru melakukan refleksi mengenai ini
pembelajaran yang telah dilakukan, b. Peserta didik menjawab salam dari
PERTEMUAN 2
Penutup
a. Guru bersama peserta didik a. Peserta didik menyampaikan ucapan 10 menit
melakukan refleksi mengenai terimakasih kepada guru atas
bimbingannya pada pembelajaran hari
PERTEMUAN 3 DAN 4
Pendahuluan
a. Guru menyampaikan tujuan a. Peserta didik menyimpulkan 10 menit
pembelajaran yang ingin dicapai fenomena yang terjadi berdasarkan
dalam materi solusi data-data yang ditimbulkan oleh
menanggulangi pemanasan global. pemanasan global.
b. Beberapa perawakilan peserta didik
menyampaikan kesimpulan yang
telah dibuat sebelumnya.
Materi : ………………………………………………………………………………
Puspaningsih, Ayuk R., Tjahjadarmawan, E., & Krisdianti, Niken R. 2021. Buku Panduan Guru
Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta Pusat : Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
23. GLOSARIUM
24. LAMPIRAN
a. Materi Ajar
b. Instrumen Penilaian Observasi Sikap (Lembar Penilaian Observasi Sikap dan Rubrik
Penilaian)
c. Instrumen Penilaian Antar Teman (Lembar Penilaian Sikap dan Rubrik Penilaian)
PEMANASAN GLOBAL
Kurikulum Merdeka
TAHUKAH KAMU ?
Bumi adalah habitat dan tempat tinggal untuk berbagai makhluk hidup yang ada di dunia,
termasuk manusia. Namun, semakin hari bumi semakin memanas akibat pemanasan global. Apakah
Sobat SMP sudah mengetahui apa itu pemanasan global.
Pemanasan global adalah suatu fenomena global yang dipicu oleh kegiatan manusia terutama
yang berkaitan dengan penggunaan bahan fosil dan kegiatan alih guna lahan. Kegiatan ini
menghasilkan gas-gas yang semakin lama semakin banyak jumlahnya di atmosfer, terutama gas
karbon dioksida (CO2) melalui proses yang disebut efek rumah kaca.
Efek rumah kaca (greenhouse effect) adalah sebuah istilah yang cukup erat kaitannya dengan
pemanasan global. Disebut dengan efek rumah kaca karena adanya peningkatan suhu bumi akibat
suhu panas yang terjebak di dalam atmosfer bumi. Prosesnya mirip seperti rumah kaca yang berfungsi
untuk menjaga kehangatan suhu tanaman di dalamnya. Peningkatan suhu dalam rumah kaca terjadi
karena adanya pantulan sinar matahari oleh benda-benda yang ada di dalam rumah kaca yang
terhalang oleh dinding kaca, maka udara panas tidak dapat keluar (greenhouse effect).
Di atas permukaan bumi, efek rumah kaca juga bisa terjadi. Hal ini dapat terjadi karena sebanyak
25% energi matahari yang masuk ke bumi dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25%
diserap awan, 45% diabsorpsi permukaan bumi, dan 5% lainnya dipantulkan kembali oleh permukaan
bumi.
Energi matahari yang telah diabsorpsi akan dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah
oleh awan dan juga permukaan bumi. Namun, energi yang dipantulkan tersebut bisa terhalang oleh
karbon dioksida (CO2) dan gas lainnya yang terdapat di atmosfer bumi. Banyaknya CO2 di udara
menjadi salah satu faktor terjadinya pemanasan global.
Sebenarnya zat CO2 dibutuhkan dan akan diserap oleh tumbuhan untuk melakukan proses
fotosintesis. Akan tetapi, karena semakin menipisnya hutan dan lahan hijau membuat kadar CO2 di
atmosfer tidak terkendali. Faktor pemanasan global lainnya adalah seperti gas industri, polusi bahan
bakar, dan gas metana yang dihasilkan dari sampah plastik.
Sumber : https://ditsmp.kemdikbud.go.id/pemanasan-global-dan-dampak-buruknya-bagi-kehidupan-
bumi/
Efek rumah kaca merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan bumi memiliki efek
seperti rumah kaca diatas dimana panas matahari terperangkap oleh atmosfer bumi. Gas-gas di
atmosfer seperti karbon dioksida (CO2) dapat menahan panas matahari sehingga panas matahari
terperangkap di dalam atmosfer bumi. Normalnya, pada siang hari matahari menyinari bumi
sehingga permukaan bumi menjadi hangat, dan pada malam hari permukaan bumi mendingin.
Akan tetapi, akibat adanya efek rumah kaca, sebagian panas yang harusnya dipantulkan
permukaan bumi diperangkap oleh gas-gas rumah kaca di atmosfer. Inilah mengapa bumi
menjadi semakin hangat dari tahun-ketahun.
Peningkatan gas rumah kaca di atmosfer dan perubahan efek rumah kaca disebabkan oleh
berbagai faktor. Mayoritas penyebabnya berasal dari kerusakan alam yang kita timbulkan. Berikut
ini beberapa penyebab peningkatan gas rumah kaca dan efek rumah kaca yang tidak optimal.
Hutan memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia di bumi. Tumbuhan dan pohon-pohon
mampu menyerap gas karbon dioksida yang ada di udara dan melepaskan oksigen melalui proses
fotosintensis. Akibatnya, hutan bermanfaat untuk menyediakan udara yang bersih. Satu pohon
dewasa dapat menyediakan kebutuhan oksigen bagi sekitar 2-10 orang per hari. Selain
menghasilkan udara yang segar, hutan juga berfungsi sebagai katalis untuk “mendinginkan bumi”
akibat pemanasan global. Namun sangat disayangkan, melihat pengaruh hutan yang sangat besar
bagi manusia masih banyak oknum yang melakukan penggundulan hutan. Karena penggundulan
hutan ini, secara otomatis gas CO2 semakin banyak di udara. Pohon yang ditebangi tanpa
menerapkan tebang pilih menjadikan jumlah pohon semakin menyusut. Pembukaan lahan, seperti
yang kita ketahui bahwa Indonesia memiliki penduduk dengan jumlah yang besar. Pembukaan
hutan ini tak jarang dijadikan sebagai lahan perumahan. Menghilangkan hutan dengan cara
pembukaan lahan dan tidak mencoba menanam pohon kembali setelah itu, akan sangat
berpengaruh terhadap suhu bumi dan mengakibatkan efek rumah kaca.
5. Limbah Peternakan
Limbah hasil peternakan seperti kotoran sapi, menghasilkan gas rumah kaca. Kandungan gas
yang dihasilkan adalah CO2 dan CH4 (metana). Limbah peternakan harus diolah dengan baik,
karena jika tidak diolah dengan baik dan dibiarkan secara terus-menerus akan menimbulkan
dampak efek rumah kaca yang dihasilkan.
7. Sampah Plastik
Berdasarkan beberapa sumber menyatakan bahwa sampah plastik di dunia telah mencapai angka
1.3 Miliar ton setiap tahunnya, dan menurut data World Bank angka ini akan terus meningkat dari
tahun ke tahun. Sampah plastik yang menumpuk di berbagai tempat di belahan dunia ini akan
mengeluarkan gas metana dan etilen ketika terkena paparan sinar matahari dan merusak.
Kandungan gas metana menempati posisi kedua faktor perusak lingkungan. Metana merupakan
salah satu gas rumah kaca yang bisa menangkap panas dalam atmosfer dan kemudian
dipancarkan selama kegiatan produksi batu bara, gas alam serta minyak bumi.
Pemanasan global bukan sebuah peristiwa yang biasa. Akan tetapi sebaliknya, fenomena ini
sangat memungkinkan menjadi sebuah fenomena yang menjadi awal kerusakan bumi ini, apabila
tidak segera kita benahi. Untuk itu, kita sebagai manusia harus tau dampak yang akan kita
rasakan jika fenomena ini terus menerus terjadi. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Perubahan Iklim
Beberapa tempat yang cenderung hangat akan menjadi lembab, karena ada lebih banyak air yang
menguap di lautan. Hal itu disebabkan oleh uap air yang merupakan gas pada rumah kaca,
sehingga keberadaannya akan menyebabkan meningkatnya efek insulasi pada atmosfer. Uap air
yang banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak. Kemudian akan menimbulkan
pantulan cahaya matahari kembali ke luar angkasa yang menyebabkan menurunnya proses
pemanasan. Kelembaban yang sangat tinggi akan meningkatkan curah hujan, badai yang semakin
kering, dan air akan lebih cepat menguap dari dalam tanah.
Perubahan tingginya rata-rata muka laut akan diukur dari daerah dengan lingkungan yang lebih
stabil, secara geologi. Lalu ketika atmosfer menghangat lapisan air laut juga akan ikut
menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tingginya permukaan air laut.
a. Perubahan iklim akan menyebabkan udara menjadi lebih hangat, yang akan berakibat
meningkatnya berbagai penyakit seperti alergi dan penyakit pernafasan.
b. Mudahnya seseorang terserang berbagai penyakit seperti DBM, malaria dan lain sebagainya.
c. Penyakit infeksi yang awalnya hanya menimpa hewan, kemungkinan besar juga akan
menimpa manusia.
d. Banyaknya korban yang berjatuhan akibat penyakit yang dipicu oleh cuaca yang panas.
Seperti Stress, serangan jantung, dehidrasi, stroke dan penyakit ginjal.
PENANGGULANGAN
PEMANASAN GLOBAL
Perkembangan dunia industri di berbagai negara terutama negara maju telah memberikan
manfaat dalam bidang perekonomian khususnya dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang
banyak. Namun, di sisi lain gas buangan hasil industri membuat temperatur bumi kian memanas.
Dampak Pemanasan global yang terjadi sudah disadari dan dirasakan oleh kita semua. Beberapa puluh
tahun lalu, sebagian masyarakat dunia berkumpul, duduk bersama dengan membawa data dan fakta
tentang pemanasan global, kemudian melakukan kesepakatan untuk menanggulangi /mengurangi
dampak pemanasan global.
Berikut ini hasil kesepakatan Dunia Internasional dalam upaya penanggulangan dampak
pemanasan global :
Pada tahun 1988, Badan PBB untuk lingkungan (United Nations Environment Programme) dan
organisasi meteorologi dunia (World Meteorology Organization) mendirikan sebuah panel antar
pemerintah untuk perubahan iklim yang dikenal dengan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate
Change) yang terdiri atas 300 lebih pakar perubahan iklim dari seluruh dunia. IPCC bersekretariat di
Jenewa (Swiss) dan bertemu satu tahun sekali di sebuah rapat pleno yang membahas tiga hal utama :
Pada tahun 1990 dan 1992, IPCC menyimpulkan bahwa penggandaan jumlah gas rumah kaca di
atmosfer mengarah pada konsekuensi serius bagi masalah sosial, ekonomi, dan sistem alam di dunia.
Selain itu, IPCC menyimpulkan bahwa emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia
juga memberikan kontribusi pada gas rumah kaca alami dan akan menyebabkan atmosfer bertambah
panas. IPCC memperkirakan penggandaan emisi gas rumah kaca akan menyebabkan pemanasan
global sebesar 1,5 – 4,5 derajat celcius.
Majelis umum PBB menanggapi seruan IPCC dengan secara resmi membentuk sebuah badan
negosiasi antar pemerintah, yaitu Intergovernmental Negotiating Commitee(INC) untuk
merundingkan sebuah konvensi mengenai perubahan iklim. Laporan IPCC terakhir tahun 2007 secara
garis besar terdiri dari :
1. Laporan Kelompok Kerja I dikeluarkan pada Februari 2007, menekankan bahwa manusia
adalah penyebab utama peningkatan gas rumah kaca (GRK) di lapisan udara
2. Laporan Kelompok Kerja II mengenai dampak dan adaptasi perubahan iklim dikeluarkan
awal April 2007, membeberkan perkiraan ancaman bencana di banyak negara apabila tidak
dilakukan upaya segera untuk mengurangi kegiatan yang dapat menyebabkan pemanasan
global
3. Laporan kelompok kerja III yang dikeluarkan Mei 2007 menganalisis proses pengurangan
emisi karbon yang sudah dan harus dilakukan, dan strategi adaptasi untuk bertahan terhadap
dampak perubahan iklim yang tidak bisa dihindari.
2. Protokol Kyoto
Protokol Kyoto diadopsi pada sesi ketiga Konferensi Pihak Konvensi (UNFCCC) pada 1997 di
Kyoto, Jepang. Semua pihak dalam UNFCCC dapat menanda tangani atau meratifikasi Protokol
Kyoto, sementara pihak luar tidak diperbolehkan. Negara-negara yang meratifikasi protokol ini
berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah kaca lainnya,
atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau menambah emisi gas-
gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan global. Jika sukses diberlakukan, Protokol
Kyoto diprediksi akan mengurangi rata-rata cuaca global antara 0,02 °C dan 0,28 °C pada tahun 2050.
“ Protokol Kyoto adalah sebuah persetujuan sah di mana negara-negara perindustrian akan
mengurangi emisi gas rumah kaca mereka secara kolektif sebesar 5,2% dibandingkan dengan tahun
1990 (namun yang perlu diperhatikan adalah jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah emisi pada
tahun 2010 tanpa protokol, target ini berarti pengurangan sebesar 29%). Tujuannya adalah untuk
mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca : karbon dioksida, metan, nitrous oxide, sulfur
heksafluorida, HFC, dan PFC yang dihitung sebagai rata-rata selama masa lima tahun antara 2008
– 2012. Targer nasional berkisar dari pengurangan 8% untuk Uni Eropa, 7% untuk AS, 6% untuk
Jepang, 0% untuk Rusia, dan penambahan yang diizinkan sebesar 8% untuk Australia dan 10% untuk
Islandia.” .
Asia Pacific Partnership on Clean Development and Climate (APPCDC) merupakan kerjasama
internasional yang bersifat sukarela antara Australia, Kanada, India, Jepang, Republik Rakyat Cina,
Korea Selatan yang mengumumkan pembentukannya pada tanggal 28 Juli 2005, Menteri Luar Negeri,
Lingkungan dan Energi dari negara-negara peserta sepakat untuk bekerja sama dalam pengembangan
dan transfer teknologi yang memungkinkan pengurangan emisi gas rumah kaca yang bersesuaian
dengan UNFCC dan perangkat internasional lainnya seperti Protokol Kyoto.
4. Protokol Montreal
Protokol Montreal adalah sebuah traktat internasional yang dirancang untuk melindungi lapisan ozon,
dengan meniadakan produksi sejumlah zat yang diyakini bertanggung jawab atas berkurangnya
lapisan ozon. Traktat ini berlaku sejak 1 Januari 1989. Traktat ini difokuskan pada beberapa kelompok
senyawa hidrokarbon, halogen, yang diyakini memainkan peran penting dalam penipisan lapisan
ozon. Semua zat tersebut memiliki klorin atau bromin.
Lalu, langkah nyata apa yang dapat kita lakukan dalam keseharian untuk mengurangi pemanasan
global ?
Gambar berikut ini menunjukkan keseharian yan dapat kita lakukan untuk mengurangi dampak
pemanasan global
Upaya-Upaya Penanggulangan Pemanasan Global; (a) Menghemat Listrik dengan mematikan lampu/peralatan
elektronik yang tidak perlu; (b) Gerakan Menanam Pohon; (c) Pelestarian Hutan
Tindakan yang lebih baik dalam mengatasi, mengurangi, dan mencegah pemanasan global adalah
dengan mengubah perilaku manusia. Karena pemahaman tentang pemanasan global yang ditanamkan
hari ini berdampak besar pada generasi mendatang. Berikut ini adalah beberapa upaya yang dapat
dilakukan dalam mengurangi pemanasan global, antara lain :
a. Hemat Listrik
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa gas rumah kaca itu didominasi dari karbondioksida (CO2).
Sebagian besar dari CO2 dihasilkan dari pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil. Dengan
demikian, jika kita berhemat listrik maka secara tidak langsung kita mengurangi kadar CO2 di
atmosfer. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menghemat listrik antara lain : matikan peralatan
listrik jika sudah tidak digunakan, menggunakan barang elektronik yang low watt (daya listrik
rendah), matikan lampu pada saat tidur, mengoptimalkan sinar matahari pada siang hari sebagai
penerangan di dalam rumah, dan sebagainya.
b. Menanam Pohon
CO2 digunakan tanaman untuk berfotosintesis, maka penanaman pohon dalam jumlah banyak
akan menjadi solusi untuk mengurangi jumlah CO2 di atmosfer.
c. Melestarikan Hutan
Hutan memiliki banyak fungsi antara lain : sebagai paru-paru dunia yang menyuplai Oksigen,
sumber keanekaragaman hayati karena hutan merupakan tempat hidup berbagai jenis flora dan fauna,
sumber cadangan air, dan sebagainya. Fungsi hutan begitu penting terutama dalam mengurangi
dampak pemanasan global. Oleh sebab itu, kita perlu menjaga dan melestarikan hutan. Pengalihan
fungsi hutan untuk lahan produktif seperti perkebunan kelapa sawit, lahan pertanian harus dilakukan
dengan bijak dan memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian. Membuka lahan produktif dengan cara
membakar hutan dapat mengakibatkan dampak lingkungan yang serius. Oleh sebab itu, pemerintah
perlu membuat kebijakan yang jelas dan tegas mengenai kelestarian lingkungan hidup. Pelaku
pembakaran hutan harus ditindak tegas dengan hukuman yang berat agar pelakunya jera karena akibat
perbuatan mereka berdampak pada kehidupan orang banyak.
Upaya-Upaya Penanggulangan Pemanasan Global (d) Mengurangi penggunaan mobil dengan beralih ke
transportasi umum; (e) Gas Freon yang digunakan pada mesin pendingin penggunaannya sudah mulai
dikurangi; (f) Energi Surya sebagai salah satu energi alternatif yang dapat menggantikan energi berbahan
bakar fosil.
Mobil sebagai penyumbang sumber CO2 terbesar di perkotaan, juga perlu diantisipasi dengan
mengubah perilaku orang. Penggunaan mobil pribadi menjadi penyumbang CO2 terbesar bila tidak
ada pengaturan penggunaan mobil pribadi dengan baik. Selain itu, pengecekan rutin uji emisi
kendaraan bermotor dapat meminimalisir jumlah gas buangan CO2. Mesin kendaraan yang tidak
dirawat dengan baik akan menyebabkan pembakaran pada mesin menjadi tidak sempurna. Akibatnya
performa kendaraan bermotor menjadi kurang baik, terlebih lagi gas buangan hasil pembakaran
menjadi lebih banyak.
Penggunaan bahan perusak ozon seperti yang biasa digunakan pada bahan pelarut dan pembersih,
alat pendingin (kulkas dan AC), hair spray, semprotan nyamuk, dan sebagainya secara berlebihan
menyebabkan bolongnya lapisan ozon sehingga menimbulkan terjadinya pemanasan global.
Penggunaan bahan perusak ozon dapat dikurangi dengan beberapa cara antara lain : mengurangi
penggunaan AC atau memilih produk elektronik pendingin yang bebas freon, mengurangi penggunaan
hair spray, penyemprot cat ataupun semprotan nyamuk yang berbahan aerosol.
Selama ini sebagian besar energi listrik kita dihasilkan dari pembakaran batubara ataupun minyak
bumi yang menghasilkan gas rumah kaca. Penggunaan energi terbaharui dengan memanfaatkan
tenaga air, angin, dan panas bumi dapat mengurangi produksi CO2 yang dilepas ke udara. Energi
nuklir juga dapat menjadi sebuah energi alternatif untuk mengurangi pemanasan global meskipun
masih kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya.
Masih banyak hal-hal kecil yang dapat kita lakukan untuk mengurangi pemanasan global yaitu :
mengurangi penggunaan tissue dengan menggunakan sapu tangan, menggunakan kertas secara efisien
dan lain-lain. Semakin banyak penggunaan tissue dan kertas, berarti semakin banyak pohon yang
ditebang untuk membuat bahan bakunya sehingga hutan semakin gundul.
DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, Ayuk R., Tjahjadarmawan, E., & Krisdianti, Niken R. 2021. Buku Panduan Guru
Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta Pusat : Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/efek%20rumah%20kaca-
%20BPSMG/materi1.html [diakses pada 27-10-2022]
https://lindungihutan.com/blog/efek-rumah-kaca/ [diakses pada 27-10-2022]
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Dampak%20Pemanasan%20Global-
BPSMG/materi2.html [diakses pada 27-10-2022]
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Pemanasan%20Global-ns/Topik-
3.html [diakses pada 27-10-2022]
Kelas : ………………….
Materi : Energi ALternatif
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku aktif, mandiri, kerjasama dan
bertanggungjawab
Aspek Penilaian
Aktif Mandir Kerjasam Tanggung
No. Nama Siswa Total Nilai
i a jawab
Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
dst
Keterangan :
Kolom aspek penilaian diisi dengan skor 1 – 4 sesuai dengan indikator pada rubrik penilaian
Kelas : ………………………………………………
Petunjuk : Berilah tanda checklist (V) untuk jawaban yang paling sesuai dengan temanmu