PENINGKATAN KETRAMPILAN
PEMBUATAN JURNAL KHUSUS AKUNTANSI KEUANGAN
BAGI SISWA SMK HARNASTO INSTITUT KELAS X AKL
PADA TAHUN AJARAN 2021/2022
DENGAN METODE PEMBELAJARAN
TEAM GAMES TOURNAMENT
==================================================================
BAB I
PENDAHULUAN
==================================================================
Dari hasil Penilaian Tengah Semester Ganjil TA 2021/2022, sebagian besar siswa tidak
mampu mengerjakan soal tentang pembuatan jurnal khusus akuntansi pada perusahaan jasa
dan dagang. Padahal ketrampilan membuat jurnal khusus akuntansi tersebut merupakan salah
satu ketrampilan utama yang harus dimiliki siswa SMK Program Studi Akuntansi Lembaga
dan Keuangan.
Agar siswa kelak dapat bersaing di dunia kerja maka siswa minimal harus mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) sebesar 75. Padahal berdasarkan hasil Penilaian Tengah
Semester Ganjil TA 2021/2022, siswa kelas X AKL di SMKS Harnasto Instiut hanya hanya
mampu mencapai nilai 55. Ini berarti ada kesenjangan antara kemampuan nyata siswa dengan
KKM.
Adanya kesenjangan antara nilai riil yang dicapai siswa dengan KKM, menuntut tenaga
pendidik untuk mengevaluasi kembali seluruh proses belajar-mengajar. Salah satunya adalah
mengevaluasi metode pembelajarannya.
Banyak ahli yang mengatakan bahwa pencapai siswa dalam belajar terkait erat dengn metode
pembelajaran yang digunakan. Hasil belajar siswa merupakan salah satu tujuan dari proses
pembelajaran di sekolah. Djamarah dan Zain (2010) menyebutkan bahwa kedudukan metode
adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran dan juga sebagai alat
untuk mencapai tujuan.
Pupuh dan Sobry S (2010) berpendapat semakin tepat metode yang digunakan oleh guru
dalam mengajar, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran. Roestiyah
(1989) mengatakan guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif
Itu berarti kegagalan siswa kelas X Program Studi Akuntansi dan Lembaga Keuangan di
SMKS Harnasto Institut mencapai KKM salah satunya disebabkan oleh metode pembelajaran
yang kurang tepat. Metode yang dipakai selama ini yaitu ceramah dan tanya-jawab, besar
kemungkinan tidak cocok diterapkan dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa
membuat jurnal khusus akuntansi di perusahaan dagang dan jasa. Ini berarti perlu ada
penerapan metode pembelajaran baru yang tepat.
BAB II
LANDASAN TEORI
=================================================================
Hasil belajar siswa merupakan salah satu tujuan dari proses pembelajaran di sekolah,
untuk itu seorang guru perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta
dipraktekkan pada saat mengajar. Untuk menghasilkan prestasi (hasil) belajar siswa yang
tinggi, guru dituntut untuk mendidik dan mengajar siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran di kelas. Djamarah dan Zain
(2010) menyebutkan bahwa kedudukan metode adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik,
sebagai strategi pengajaran dan juga sebagai alat untuk mencapai tujuan
Roestiyah (1989) mengatakan guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat
belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Sebagai seorang
tenaga pendidikan guru harus dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana
belajar yang menyenangkan, untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas,
seorang guru membutuhkan metode pembelajaran yang baik pula, yang mampu memberikan
dampak positif terhadap hasil belajar siswa, sehingga dibutuhkan kemampuan guru dalam
menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Semakin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan (Surakhmad 1990).
Dapat dikatakan bahwa adanya hasil belajar siswa yang tinggi dan berkualitas, dapat
dihasilkan dari proses pembelajaran yang berkualitas, untuk menghasilkan proses
pembelajaran yang berkualitas seorang tenaga pendidik membutuhkan kemampuan dalam
menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam
kelas,ketidaksesuaian metode pembelajaran yang diterapkan dapat menurunkan kualitas
proses pembelajaran itu sendiri, dengan demikian maka perbaikan dan peningkatan hasil
belajar siswa di sekolah dapat dilaksanakan dengan adanya penggunaan metode pembelajaran
yang tepat oleh guru, dengan demikan dalam penelitian ini ingin mengetahui dan
Sementara Suryobroto (1997) metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam
proses pembelajaran, siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan
pelajarannya masing-masing. Sehingga dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara
berfikir dan sifat ilmiah. Pada metode belajar diskusi memberikan banyak manfaat bagi
siswa. Alipandie (1984) mengatakan bahwa dengan metode belajar diskusi suasana kelas
menjadi hidup, adanya partisipasi siswa lebih meningkat, sehingga dapat meningkatkan
prestasi individu, kritis dalam berfikir, tekun dan sabar.
Secara keseluruhan metode pembelajaran akan memberikan berbagai manfaat bagi guru dan
siswa di sekolah, guru sangat dituntut untuk mampu dalam menggunakan metode
pembelajaran, banyaknya metode pembelajaran yang dikuasai dan dimiliki seorang guru akan
mempermudah dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran itu sendiri, hal ini didasari
pada rumusan metode pembelajaran itu sendiri. Metode pembelajaran mengacu pada
tujuantujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran
dan pengelolaan kelas (Arends, 1997).
Ada banyak pendapat dari para ahli mengenai pengertian atau definisi dari model
pembelajaran. Menurut Kurniawan (2007:42), Model pembelajaran adalah prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Sedangkan Winataputra (2005:78), mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka
konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa model-model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
lebih menekankan pada penerapannya di kelas sehingga model-model pembelajaran dapat
digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam
mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa..
Di beberapa kasus uji coba, metode ini berhasil meningkatkan ketertarikan siswa tentang
suatu hal dengan cara yang menyenangkan (Ahmadi. A., Prastya, 2005). Metode ini juga
berhasil menumbuhkan proses saling berbagi di antara anggota group dan antara grup siswa.
Dalam TGT setiap siswa ditempatkan dalam satu kelompok yang terdiri dari 4 sampai 6
orang yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Menurut Saco (2006:62), TGT adalah
pembelajaran dimana siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim
lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa
dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-6 siswa yang memiliki kemampuan,
melibatkan siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan yang di dalamnya
terdapat diskusi kelompok, game dan diakhiri suatu tournament.
Kelebihan Model Pembelajaran TGT Menurut Slavin dalam Mahmuddin (2008), melaporkan
beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian
belajar siswa yang secara inplisit mengemukakan:
Misalnya membuat soal untuk setiap meja tournamen, dan guru harus tau urutan akademis
siswa dari yang tertinggi hingga terendah. Sedangkan menurut Suarjana (2000:10) Kelebihan
dari model pembelajaran TGT adalah :
1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
2. Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
3. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam
4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
6. Motivasi belajar lebih tinggi
7. Hasil belajar lebih baik
8. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
Misalnya membuat soal untuk setiap meja tournamen, dan guru harus tahu urutan akademis
siswa dari yang tertinggi hingga terendah. Sedangkan menurut Suarjana (2000:10) Kelebihan
dari model pembelajaran TGT adalah :
1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
2. Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
3. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam
4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
6. Motivasi belajar lebih tinggi
7. Hasil belajar lebih baik
8. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
1. Penyajian kelas
Pada tahap ini, guru menyajikan garis besar materi dengan model ceramah maupun diskusi di
depan kelas sebelum kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok.
2. Kelompok
Setelah guru menyampaikan garis besar materi di depan kelas, kemudian siswa
dikelompokkan menjadi beberapa yang beranggotakan 4–6 orang dengan kemampuan
masing-masing anggotanya yang beragam.
3. Game
Setelah kelompok terbentuk, siswa diberikan beberapa soal untuk dikerjakan dan
didiskusikan dalam kelompoknya. Di sini, siswa yang telah memahami materi harus
memberikan penjelasan kepada teman mereka yang sekiranya masih belum paham sebelum
mereka bertanya kepada guru. Kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusi mereka di depan kelas.
4. Turnamen
Setelah tahap game selesai, masing-masing kelompok menyiapkan anggotanya untuk
bertanding dalam satu turnamen dengan anggota dari kelompok lainnya yang kemampuannya
setara. Satu kelompok hanya mengirimkan satu anggota untuk bertanding dalam turnamen
tersebut. Dalam turnamen, setiap siswa berkompetisi dengan siswa lainnya untuk
mendapatkan skor sebanyak mungkin. Di sini, mereka akan dihadapkan dengan beberapa soal
yang harus dikerjakan secara individu sesuai dengan waktu dan peraturan yang sudah
dientukan sebelumnya.
5. Pemberian skor
Setelah semua anggota berkompetisi dalam turnamen dan mendapatkan skor, guru
mengakumulasikan skor tersebut sesuai dengan kelompok mereka masing-masing.
6. Pemberian penghargaan
Setelah skor diakumulasikan, guru kemudian memberikan penghargaan kepada masing-
masing kelompok sesuai dengan skor yang mereka peroleh. Menurut Peneliti langkah-
langkah penggunaan model kooperatif tipe TGT adalah: Membentuk Tim/kelompok,
Melaksanakan Game (permainan), Melaksanakan Tournament dan Rekognisi tim
(penghargaan tim). Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rerata skor kelompok.
Kerangka berpikir yang dgunakan dalam penelitian ini adalah keberhasilan siswa
meningkatkan suatu ketrampilan tertentu dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang
digunakan. Semakin tepat metode pembelajaran ynag digunakan maka semakin baik
ketrampilan siswanya.
Penggunaan metode ceramah yang digunakan selama ini ternyata tidak tepat. Hal ini terlihat
dari rendahnya ketrampilan siswa dalam menyusun jurnal khusus akuntansi di perusahaan
dagang dan jasa (hasil Penilaian Tengah Semester Ganjil Tahun Ajaran 2021/2022).
Sedangkan dari hasil beberapa penelitian ternyata metode Team Games Tournament
merupakan salah satu metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan ketrampilan
siswa di suatu bidang tertentu.
Berangkat dari keberhasilan uji coba penggunaan metode Team Games Tournament maka
penelitian ini ingin melihat seberapa jauh metode ini efektif meningkatkan ketrampilan siswa
kelas X AKL di SMKS Harnasto Institut dalam membuat jurnal khusus akuntansi perusahaan
dagang dan jasa. Metode ini diterapkan selama semester ganjil tahun ajaran 2021/2022.
BAB III
METODE PENELITIAN
=================================================================
Waktu penelitian ini adalah selama 2 bulan di semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 yaitu
mulai bulan Nopember hingga Desember 2021. Dipilihnya waktu ini adalah agar penggunaan
Metode Team Games Tournament dapat dibuktikan efektivitasnya dalam meningkatkan
ketrampilan siswa membuat jurnal khusus akuntansi di perusahaan dagang dan jasa, saat
Penilaian Akhir Semester Ganjil
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X bidang studi Akuntansi dan Keangan Lembaga
SMKS Harnasto Institut.
Sumber data yang digunakan di sini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari:
Hasil Penilaian Akhir Semester Ganjil Tahun Ajaran 2021/2022 yang akan
dilaksanakan di bulan Desember 2021.
Hasil post test setiap selesai melakukan Team Games Tournament (setiap siklus).
Hasil observasi proses pelaksanaan Team Games Tournament dari guru pendamping.
Hasil observasi proses pelaksanaan Team Games Tournament dari guru sejawat.
Hasil Focus Group Discussion tentang proses siswa membuat jurnal khusus akuntansi
di perusahaan dagang dan jasa, seperti:kesuliatan-kesulitan dalam melaksanakan
Team Games Tournament dan tentang kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam
proses pembuatan jurnal khusus akuntansi di perusahaan dagang dan jasa.
Hasil wawancara mendalam (in-depth interview) ke siswa kelas X bidang studi
Akuntansi dan Keangan Lembaga SMKS Harnasto Institut tentang kesuliatan-
kesulitan dalam melaksanakan Team Games Tournament dan tentang kesulitan-
kesulitan yang dialami siswa dalam proses pembuatan jurnal khusus akuntansi di
perusahaan dagang dan jasa.
Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari hasil kajian pustaka yang terkait.
10 | P r o p o s a l P T K V e r o n i k a D i n a W u l a n d a r i
3.4. TEKNIK DAN ALAT PENGUM[PULAN DATA
Validasi Teoritik:
Validasi teoritik dilakukan dengan membandingkan hasil penelitian ini dengan hasil
penelitian lain yang sejenis dan dengan teori-teori yang terkait.
Validasi empirik:
Validasi empirik dilakukan dengan melakukan triangulasi kesesuaian antara hasil test
(post test di setiap siklus dan Penilaian Akhir Semester Ganjil) dengan hasil wawacara
(wawncara mendalam dan Focus Group Discussion) serta dengan hasil observasi
Indikator kinerja yang digunakan di sini adalah nilai ketrampilan pembuatan jurnal khusus
akuntansi akntansi di perusahaan dagang dan jasa minimal 75.
Pelaksanaan prosedur penelitian diawali dengan pelaksanaa metode Team Game Tournament (lihat
gambar 3.1). Pada saat pelaksanaan Team Game Tournament, dilakukan:
11 | P r o p o s a l P T K V e r o n i k a D i n a W u l a n d a r i
Bila hasil post test nya di bawah nilai sebelum PTK yaitu di bawah 55 maka PTK dihentikan
karena terbukti metode Team Game Tournament tidak berhasil meningkatkan ketrampilan
siswa.
Bila hasil post test nya sama atau lebih dari KKM (75) maka PTK selesai karena terbukti
metode Team Game Tournament berhasil meningkatkan ketrampilan siswa.
Bila hasil post test nya di bawah nilai sebelum PTK yaitu di atas 55 (meningkat) tetapi masih
di bawah KKM maka PTK disempurnakan di siklus berikutnya (siklus 2).
3. Point 2 diulangi terus hingga nilainya sama atau lebih dari KKM (75).
4. Di setiap akhir siklus dianalisis kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan di siklus tersebut
untuk masukkan di siklus berikutnya.
5. Semua proses dan hasilnya direkam untuk menarik kesimpulan dari penelitian ini.
12 | P r o p o s a l P T K V e r o n i k a D i n a W u l a n d a r i
================================================================
DAFTAR PUSTAKA
================================================================
Ahmadi. A., Prastya, J. T. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia
Airasian, Peter and Gay L. R. (2008). Educational research: Competence for analysis an
application. New Jersey: Merrill Prentice Hall.
Dimyati dan Mujiono, (1996). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djamarah, S.B dan Zain. A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Kerlinger, Fred N. (2010). Asas-asas Penelitian. Jakarta: MTD Training.
Kusuma. A.A., (2013). Pengaruh Pemberian Tugas, Metode Pembelajaran Dan Kinerja Guru
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sma N 1 Sapuran Wonosobo. OIKONOMIA. Vol. 2
No. 3 (2013). 219-224
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah Nunally, J.C (1978). Psychometric Theory. New York: McGraw-Hll
Book.
Pupuh Faturrohman & Sobry M. S. (2010). Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman
Konsep Umum & Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama
Shaughnessy J.J. and Zechmeister E.B., Zechmeister, J.S. (2000). The Research Methods in
Psychology. Chicago: McGraw-Hill
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
13 | P r o p o s a l P T K V e r o n i k a D i n a W u l a n d a r i
Suliyanto. (2005). Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
Surakhmad, W. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung:
Tarsito.
Suryastuti. Rr. H. (2013). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kinerja Guru Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas X Mata Pelajaran IPS di SMK Tamtama Prembun
Kebumen. OIKONOMIA. Vol.2 No.2 (2013). 79-84
Yulaelawati, Ella. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran. Filosofi, Teori dan Aplikasi.
Bandung: Pakar Raya.
14 | P r o p o s a l P T K V e r o n i k a D i n a W u l a n d a r i